Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all 6222 articles
Browse latest View live

Mahasiswa, Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah

$
0
0

Usia muda bukan penghalang untuk membangun suatu bisnis, terlebih di bidang startup teknologi. Justru inilah saat yang tepat untuk memulai entrepreneurship. Hal tersebut dikemukakan oleh Tony Antonio, Rektor di Universitas Ciputra pada sesi diskusi bertema ‘Can Universities Help Students Become Founders?’ hari ini (11/11) di Student Stage, Tech in Asia Jakarta 2015.

Ada beberapa tip yang bisa dicontek untuk membentuk mahasiswa yang siap membangun sebuah startup. Selain Tony, dihadirkan pula Karyana Hutomo, Head of Binus Incubator sebagai pembicara. Berikut ulasannya:

Kuliah bukan hanya mengejar nilai

Tony mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang gagal karena menganggap perkuliahan hanya sebatas mengejar nilai bagus. Padahal menurutnya, situasi pembelajaran di kampus seharusnya dapat membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih matang dan berpengalaman.

Menurut Karyana, telah banyak universitas yang menyediakan kurikulum entrepreneurship untuk memberi pengetahuan lebih di bidang wirausaha. “Dari pelatihan bisnis yang disediakan, mahasiswa akan mendapat inspirasi untuk menentukan ide bisnis dan strategi yang tepat untuk menjalankannya,” tambahnya.

Jangan takut gagal, takutlah tidak mencoba hal baru

Meski membangun bisnis bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tapi bukan menjadi alasan untuk tidak terjun mencobanya. Dengan mencoba berbagai metode, mahasiswa jadi mengetahui strategi tepat untuk bisnis model yang dipilihnya.

Kemudian, dari pengalaman yang membentuk mahasiswa di kampus, akan tercipta pemikiran untuk lebih kreatif melihat peluang yang dibutuhkan pasar. Dari hal ini, menurut Karyana, akan mengarahkan pada motivasi positif mahasiswa untuk mengejar cita-cita.

Pahami makna startup, bukan malah scale-up

Melihat banyaknya nama besar startup di tanah air memang membuat banyak masyarakat dengan mudahnya mendirikan bisnis dan meraup keuntungan. Padahal untuk memulai startup, menurut keduanya, bukan hanya perkara mendapat popularitas dan keuntungan. “Banyak yang harus dikorbankan founder untuk membuat startup yang dijalankan bisa terus beroperasi,” ujar Tony.

Kebanyakan pengalaman dari para founder dalam menjalankan startup tidak langsung mengacu pada nilai scale-up secara terburu-buru, melainkan memecahkan masalah yang dibutuhkan oleh mayoritas pasar.

Mindset harus tetap terbuka

Pola pikir sejak usia muda dapat menambah nilai positif dalam membangun bisnis. Cara yang tepat untuk membuka mindset positif adalah dengan banyak membaca buku dan informasi yang berkaitan dengan entrepreneurship, serta aktif datang ke berbagai seminar. Selain itu, para mahasiswa juga dapat banyak mengenal tokoh di dunia startup dan bertanya apa saja kepada mereka.

“Setiap kampus juga seharusnya memiliki sebuah pelatihan khusus di setiap minggunya agar mahasiswa benar-benar mengerti alur membangun bisnis,” tandas Tony.

Jalani sesuai passion

Dalam menentukan ide bisnis, seharusnya mahasiswa bisa memilih sesuai dengan yang disukai. Melalui hal tersebut, mahasiswa akan semakin termotivasi mengembangkan passion menjadi hal yang menguntungkan. Selanjutnya mahasiswa bisa terus mencoba hal lainnya di bidang yang telah ditekuni dengan perkembangan.

Terakhir, pesan dari Tony dan Karyana mengatakan bahwa modal yang didapat dari universitas bisa membentuk pribadi mahasiswa untuk mampu menjalankan bisnis ke depannya.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Mahasiswa, Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu dengan 12 Tip ini

$
0
0

Search Engine Optimization (SEO) merupakan sebuah istilah penting ketika kita berbicara mengenai dunia digital. Sebuah brand akan lebih mudah ditemukan jika brand tersebut mempunyai presence di dunia digital yang kuat. Dalam hal ini lah SEO dapat membantu para brand. Dengan SEO yang kuat, konten berkualitas yang telah susah payah kamu buat tidak akan hilang di dalam lautan web yang sangat luas dan dapat muncul dalam daftar pencarian Google.

Untuk itu, dalam Marketing Stage Tech in Asia Jakarta 2015, kami mengundang Dan Clarke, Founder dan CEO Disruptient untuk berbicara mengenai strategi SEO yang bisa kamu terapkan pada startup yang sedang kamu bangun.

Disruptient adalah SEO dan digital agency ternama yang berpusat di Singapura dan mempunyai portofolio klien yang tersebar mulai dari Asia hingga ke Timur Tengah. Dengan pengalaman Dan Clarke yang mempunyai rentang lebih dari satu dekade di ranah ini; serta klien ternama seperti Nissan, Adidas, dan Zalora, Dan tentunya sangat kompeten dalam menjelaskan semua hal tentang ranah strategi SEO.

Baca juga: Dagelan berbagi rahasia sukses di media sosial

Dan membuka keynote-nya dengan menjelaskan apa itu SEO serta bagaimana kamu bisa menguasai SEO dengan menggunakan 12 tip dasar yang sederhana. Hal pertama yang ia jelaskan adalah SEO sebagai penggerak utama traffic organik ke dalam situs yang kamu miliki. Traffic organik tersebut sangat berpengaruh terutama pada tampilan iklan targeted dalam situs kamu, serta menghindari klik iklan yang tidak disengaja – dalam hal ini iklan yang tidak relevan dengan pengguna.

Selain menjelaskan tentang SEO, Dan juga sedikit bercerita tentang SEM atau Search Engine Marketing. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa SEM memang mempunyai keuntungan tersendiri seperti kepastian muncul di laman pertama pencarian Google ketika memilih sebuah keyword. Namun semua itu bukannya tanpa pengorbanan. Kamu harus melakukan optimisasi khusus untuk pencarian keyword yang efektif serta yang paling penting, cara ini tidaklah gratis, bahkan membutuhkan biaya yang sangat besar. Dan menjelaskan bahwa SEM tidaklah sehat bagi brand kamu dalam jangka waktu panjang.

SERP klasik vs SERP modern

SERP atau Search Engine Results Page kini sudah berubah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. SERP klasik bisa menampilkan 10 hasil dalam satu laman hasil pencarian sementara SERP modern bisa menampilkan kurang dari 10 hasil namun dengan informasi yang lebih lengkap. SERP modern lebih mengutamakan kualitas informasi alih-alih ketepatan keyword, hal ini juga didasari fakta bahwa Google saat ini lebih bertindak sebagai sebuah mesin penjawab daripada mesin pencari.

Dan kemudian menjelaskan bahwa faktor mobile merupakan unsur yang sangat penting bagi SEO saat ini. Kini, pencarian lebih banyak dilakukan melalui mobile. Oleh karena itu, Google memperbarui algoritma pencarian mereka dan lebih mengutamakan situs yang mobile-friendly. Selain itu, kecepatan membuka sebuah situs adalah faktor penentu lainnya dalam meraih posisi utama di dalam SERP.

Bagaimana cara kamu menguasai SEO?

“Bangun situs kamu untuk pengguna, bukan untuk mesin pencari,” ungkap Dan.

Dan mengkategorikan 12 tip ini dalam 3 peraturan sederhana:

Hacking the code

1. Indexing

Kendalikan bagaimana cara Google mengindeks situs kamu. Untuk melakukan hal ini, kamu dapat memberitahu Google agar tidak menyalin laman ke server mereka dengan menggunakan tag “NOINDEX”. Selain itu, kamu dapat menggunakan file “robots.txt” dan “sitemap.xml”.

Hal ini sangat membantu dalam menyaring laman apa saja yang ingin kamu tampilkan dalam Google. Jadi, kamu bisa menghilangkan laman percobaan kamu, ketika katakanlah dulu kamu sedang mengembangkan situs, atau laman-laman khusus yang tidak ingin kamu publikasikan ke Google.

2. Aksesibilitas

Google mempunyai kesulitan dalam menjalankan Client Side Script seperti JavaScript. Jadi, hindari penggunaan JavaScript yang berlebihan. Selain itu, pastikan konten kamu berada di dalam source code sehingga ketika JavaScript tidak bisa di-load, pengguna masih bisa membaca konten kamu.

3. Kecepatan situs

Seperti yang sebelumnya disebutkan, situs responsif dengan kecepatan loading akan mempunyai prioritas tinggi dalam hasil pencarian. Selain itu, Google dapat memberi penalti pada situs-situs yang tidak mobile-friendly dengan menurunkan peringkat situs kamu.

Content is King

4. Konten berkualitas tinggi

Optimasi konten adalah kekuatan utama SEO. Kini, Google mengevaluasi sebuah laman situs berdasarkan kualitas konten yang mereka tawarkan bagi pengguna. Kembali lagi, Google ingin hasil pencarian mereka membantu pengguna mendapatkan informasi yang mereka cari.

5. Keyword

Penggunaan keyword merupakan bagian penting dari SEO. Satu peraturan utama adalah cari keyword yang sering dicari oleh pasar alih-alih keyword yang ingin kamu dorong kepada pengguna kamu.

6. Struktur konten

Tulislah konten dengan kualitas editorial tinggi. Usahakan konten di dalam sebuah laman mempunyai minimal jumlah 350 kata dengan jumlah maksimal 1.500 kata. Jika terlalu banyak konten berulang-ulang atau konten yang kurang “berisi”, Google dapat menganggap bahwa situs kamu adalah spam dan bisa memberi kamu penalti.

7. Page elements

Poin ini adalah poin teknis dalam optimisasi SEO. Ketika kamu membangun sebuah situs, pastikan masing-masing URL mempunyai tag HTML seperti Title Tag, Description tag, Header, dan Content. Sebagai tambahan, kamu bisa memasukkan canonical tag dan OG tag atau opengraph untuk mengaitkan laman dengan akun sosial media yang kamu miliki.

8. Kepadatan keyword

Gunakan keyword sewajarnya. Dan menjelaskan bahwa kamu tidak bisa menjejalkan keyword ke dalam sebuah konten dan berharap laman konten tersebut akan mendapat peringkat pertama dalam SERP. Gunakan rasio keyword yang tepat dan sekali lagi Dan menjelaskan bahwa pentingnya menulis konten dengan tujuan utama memberi informasi pada pengguna alih-alih menulis konten dengan tujuan meningkatkan SEO.

9. Duplikasi konten

Satu konten harus mempunyai satu URL. Jika kamu memiliki konten serupa seperti katakanlah sebuah situs e-commerce dengan berbagai produk serupa, kamu dapat menggunakan canonical tags yang bertindak sebagai penunjuk URL jika kamu mempunyai laman dengan konten yang sama.

Getting Linked-in

10. Bangun tautan ke dalam

Link dari situs luar bisa dibilang sebagai sebuah vote bagi situs kita di mata Google. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting karena metrik lain bisa dipalsukan, namun penggunaan link ini tidak mudah bahkan mustahil untuk dipalsukan. Link dari situs yang mempunyai ranking tinggi memberi gambaran relevansi dan pentingnya situs kamu.

11. Sumber link

Tidak semua situs mempunyai nilai link yang sama. Situs dengan reputasi tinggi memiliki “nilai link” yang lebih bagus. Dan mengatakan bahwa jika kamu mendapatkan sedikit link dari sumber yang berkualitas, itu lebih bagus daripada mendapatkan banyak link dari situs yang tidak berkualitas. Selain itu, kamu harus selalu memantau link yang masuk ke dalam situs kamu dan memberi tanda kepada Google bahwa kamu tidak ada sangkut paut dengan link-link tersebut.

12. Paid Link

Membeli link adalah hal paling tabu untuk dilakukan. Dan tidak merekomendasikan hal ini. Namun jika memang harus dilakukan dalam bentuk advertorial atau lainnya, pastikan kamu memberi tag “NOFOLLOW” pada link tersebut.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu dengan 12 Tip ini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ini Dia Hal-hal Baru yang Menambah Keseruan Tech in Asia Jakarta 2015. Ada Apa Saja?

$
0
0

Setelah persiapan yang kami lakukan dalam beberapa bulan ke belakang, akhirnya pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.35 WIB di Balai Kartini, konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 resmi dibuka.

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dibuka di area Main Stage dengan opening speech dari Ming Hao Teoh, Head of Business Development Tech in Asia Indonesia. Lalu, langsung dilanjutkan dengan sesi keynote dimulai dari CTO Amazon Dr. Werner Vogels.

Seperti yang kami janjikan sebelumnya, akan banyak hal baru yang kami hadirkan di Tech in Asia Jakarta 2015. Venue yang baru, desain ruangan yang berbeda dari sebelumnya, konsep yang baru, dan expertise stage yang baru kami hadirkan di sini. Tidak hanya serius dan melulu tentang teknologi. Di sini, kamu juga bisa bersenang-senang, tapi tetap mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.

Baca juga: 10 Startup Menarik di Hari Pertama Bootstrap Alley Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015

Mau tahu seperti apa serunya? Buat kamu yang belum bisa hadir di Tech in Asia Jakarta 2015, ini dia foto-foto hal-hal baru yang kami hadirkan di Tech in Asia Jakarta 2015.

Expertise stage yang semuanya terisi penuh!

TIAGallery-85

Suasana di dalam area Student Stage

Student Stage, area yang kami hadirkan khusus untuk para mahasiswa, pada hari pertama ini dihadiri oleh lebih dari 400 mahasiswa dari berbagai kampus.

#TIAJKT2015 - Day1_9497

Antrian menuju area Marketing Stage

Bagi para marketers, tentunya Marketing Stage menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu. Stage ini menjadi salah satu favorit pengunjung konferensi, terlihat dari panjangnya antrian menuju stage.

#TIAJKT2015 - Day1_9852

Pengunjung yang membludak di depan Developer Stage

Tech in Asia Jakarta 2015 juga menjadi ajang berkumpulnya para tech savvy dan developer. Maka, tidak heran jika Developer Stage dipenuhi oleh begitu banyak peserta.

Prasmanan membosankan? Kami hadirkan Food Street!

IMG_8267

Antrian di Food Street

Sejumlah foodtrucks dan foodstalls yang hadir di Tech in Asia Jakarta 2015 menyelamatkan perut para peserta yang kelaparan. Tinggal tukar food coupon, lalu pilih saja makanan dan minuman apa yang kamu mau.

Spot warna-warni untuk beristirahat

IMG_8258

Bean Bag area yang disponsori oleh Doku

Setelah mengitari Balai Kartini yang luas dan memasuki stage serta Bootstrap Alley, di sini tempatnya kamu rehat dan ngobrol santai dengan peserta lainnya.

IMG_8253

Aktivitas bersenang-senang lainnya: Human Foosball

Networking dengan cara yang seru? Coba saja sambil main human foosball. Work hard, play hard.

Aplikasi yang informatif

tiajkt15-conference-app-576x1024

Karena terlalu banyak kertas tidak praktis dan tidak ramah lingkungan, di aplikasi Tech in Asia Jakarta 2015, semua informasi bisa kamu dapatkan di aplikasi ini.

Untuk pertama kalinya, kamu bisa menyaksikan konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 melalui live streaming

Kalau melihat foto-foto tadi belum cukup buat kamu, kamu bisa menyaksikan Tech in Asia Jakarta 2015 melalui live streaming yang bisa kamu saksikan di tautan berikut ini:

live-streaming

Mau tahu lebih banyak keseruan apa saja yang hadir di Tech in Asia Jakarta 2015? Ikuti terus informasinya di situs kami dan lihat juga hashtag #tiajkt2015 di media sosial kamu.

(Diedit oleh Lina Noviandari dan Pradipta Nugrahanto)

The post Ini Dia Hal-hal Baru yang Menambah Keseruan Tech in Asia Jakarta 2015. Ada Apa Saja? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia

$
0
0

Developer Stage merupakan wahana baru yang kami hadirkan untuk pertama kali di Tech in Asia Jakarta 2015. Developer bisa dibilang merupakan salah satu kunci utama pada sebuah startup. Akan tetapi, merekrut developer menjadi tantangan tersendiri di Indonesia. Selain karena persediaan yang minim, kualitas developer di Indonesia juga masih diragukan.

Demi menjawab tantangan tersebut, pada Developer Stage kami telah mengundang Ken Ratri Iswari, Founder dan CEO dari Geek Hunter, konsultan perekrutan IT asal Bandung.

Sebelum mendirikan Geek Hunter. Ken sempat bekerja di P&G sebagai sales person setelah lulus dari ITB pada tahun 2010. Tidak mau berhenti sampai di situ, ia kemudian bergabung dengan Shell sebagai Hiring Manager untuk wilayah Asia Pasifik. Kemudian, ia bergabung di sebuah startup teknologi asal Denmark yang berbasis di Bali, yaitu Liv.it.

Saat bekerja di sana ia menemukan bahwa merekrut talenta IT sangat susah. Ken kemudian melakukan sejumlah interview dengan berbagai perusahaan teknologi, untuk mencari tahu mengapa mereka kesulitan merekrut talenta di Indonesia. Dari hasil interview tersebut, terdapat dua masalah yang dimiliki oleh programmer di Indonesia.

Pertama, kemampuan teknis developer di Indonesia yang masih kurang. Banyak dari mereka kurang mengikuti perkembangan teknologi, sehingga tertinggal dibandingkan developer-developer luar. Kedua adalah masalah mentalitas. Programmer di Indonesia banyak yang kurang percaya diri dengan kemampuan mereka.

Lalu bagaimana solusinya?

Ken mengungkapkan ada tiga solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas developer di Indonesia.

Pertama adalah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasalnya kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Apalagi kurikulum tersebut baru bisa diperbarui setiap tahun ajaran baru. Maka akan lebih baik apabila pemerintah menerapkan mata pelajaran pemrograman dari awal.

Kedua adalah meningkatkan ekosistem developer di Indonesia melalui meetup, menyediakan mentor-mentor yang mau mengarahkan komunitas tersebut, serta berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi.

Ketiga adalah meningkatkan kemampuan komunikasi para developer-developer tersebut. Karena berdasarkan pengalaman Ken, beberapa developer bahkan gagal memperoleh pekerjaan karena kemampuan bahasa Inggris mereka yang kurang.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Masa Depan Pembayaran Indonesia, Ada di Kartu Kredit atau Bitcoin?

$
0
0

Pembayaran tanpa kas selalu menjadi masalah utama dalam industri e-commerce di Indonesia. Meskipun penggunaan kartu kredit atau pembayaran alternatif lainnya sudah semakin umum, jumlahnya jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengguna uang kas serta bank transfer tradisional.

Membicarakan tentang masalah yang begitu mendasar ini, Tech in Asia mengundang Ryu Kawano Suliawan dari VeriTrans dan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia untuk berbicara di acara Tech in Asia Jakarta 2015.

Moderator acara, Leighton Cosseboom dari Tech in Asia, membuka dengan pertanyaan paling umum untuk topik ini tentang masalah paling utama untuk urusan pembayaran di Indonesia. Ryu Kawano mengatakan bahwa masalah utama jelas terletak pada kecilnya jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia.

Baca Juga: Kumpulan Startup Fintech di Indonesia

E-commerce pada negara maju tidak perlu pusing-pusing memikirkan soal bagaimana pelanggan membayar karena memang jumlah pengguna kartu kredit yang begitu tinggi. Tapi hal ini jelas berlawanan arah dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Sedangkan Oscar mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya lebih parah lagi. Menurutnya, tidak hanya pengguna kartu kredit di Indonesia yang cukup sedikit, tapi negara ini juga tidak memiliki pengguna bank yang cukup. Masih banyak orang yang lebih memilih untuk menyimpan uang secara tradisional di rumah masing-masing.

Bukan Mata Uang, tetapi Metode Transaksi

TIA Jakarta 2015 VeriTrans Bitcoing | Photo

Di sinilah menurut Oscar di mana bitcoin bisa bersinar. Meskipun cara umum untuk menukar bitcoin adalah menggunakan akun bank, tetapi bitcoin juga mendukung transaksi peer-to-peer ataupun transaksi yang dimotori oleh komunitas.

Pembicaraan lebih dalam mengenai bitcoin juga membuka pertanyaan yang lebih dasar lagi, “apa itu bitcoin?” Mudahnya Oscar memberikan perumpamaan bahwa bitcoin adalah bank milikmu sendiri yang terletak di smartphone, laptop, atau gadget apapun yang kamu gunakan untuk login. Kelebihan dari bitcoin adalah betapa transparannya metode transaksi ini dan betapa instannya transaksi yang bisa dilakukan.

Meskipun memiliki banyak kelebihan, bitcoin punya beberapa kekurangan, mulai dari betapa sulitnya menjelaskan konsep bitcoin ke masyarakat umum, sampai ke fakta bahwa bitcoin tidak akan bisa menjadi mata uang dan hanya sebatas menjadi cara membayar saja. “Bitcoin memiliki nilai yang sangat tidak stabil, hal ini membuatnya mustahil untuk menjadi mata uang,” ujar Ryu Kawano dari VeriTrans.

Tapi bitcoin jelas tetap memiliki tempat yang spesial, mengingat semakin banyak perusahaan besar yang menerima pembayaran menggunakan bitcoin. Bahkan sebuah hotel bintang lima di Bali telah menerima pembayaran menggunakan metode ini.

Masa Depan Pembayaran

Satu hal menarik yang diungkapkan oleh Ryu Kawano adalah kartu kredit tidak begitu signifikan dalam perkembangan e-commerce di Indonesia. Alasannya adalah karena bank di negara ini sangat mendukung perkembangan e-commerce dengan menyediakan berbagai cara pembayaran alternatif. Hal ini dibuktikan dari bagaimana mudahnya melakukan pembayaran melalui bank untuk berbagai toko online besar di Indonesia.

Tapi apakah apa yang kita miliki sekarang sudah cukup? Tentu tidak, pembayaran yang lebih praktis, efisien, mudah dimengerti, dan aman jelas sangat dibutuhkan.

Apakah VeriTrans dengan 850 partnernya atau Bitcoin Indonesia yang telah memiliki 88.000 pengguna bisa menjadi masa depan paling efektif? Atau mungkin beberapa startup seperti Doku dan startup fintech lainnya bisa menjadi pengganti?

Menurut Kawano, yang dia anggap sebagai calon masa depan solusi transaksi di Indonesia, dan tentunya menjadi saingan utama dari VeriTrans, saat ini belum muncul. Solusi tersebut mungkin saja saat ini tengah digodok oleh orang tidak dikenal di kamarnya sendiri, dengan cara kerja yang sama sekali belum kita bayangkan.

Bagaimana wujudnya masa depan pembayaran tersebut? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Masa Depan Pembayaran Indonesia, Ada di Kartu Kredit atau Bitcoin? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Startup atau Korporat, Manakah yang Sebaiknya Dipilih Sebagai Pekerjaan Pertama?

$
0
0

Memilih pekerjaan pertama biasanya menjadi sebuah momok yang mengerikan ketika seseorang lulus dari perguruan tinggi. Apalagi jika kamu memiliki minat berkarier bersama startup atau bahkan justru mendirikannya.

Menjawab kegalauan ini, Tech in Asia Jakarta 2015 menghadirkan Tesong Kim (Founder dan CEO dari VIP Plaza) dan Faustine Tan (Co-Founder, Indonesia & Malaysia MD dari HotelQuickly) dalam sebuah talk show bertajuk First Job: Startup or Corporate.

Menurut Tesong dan Faustine, kedua jalan tersebut adalah pilihan yang baik, tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bekerja di startup  memberikan kamu kesempatan untuk berkembang dengan leluasa dan mendapatkan akses langsung kepada manajemen puncak, sedangkan korporat memiliki jenjang karier yang lebih pasti namun kamu akan sulit untuk berhubungan langsung dengan manajemen teratas.

Startup juga memungkinkan kamu untuk  mencoba berbagai hal dan menemukan passion kamu di mana. Kamu bisa bereksperimen dengan berbagai posisi jika berada di sebuah startup. Berbeda dengan bekerja di korporat yang hanya memungkinkan kamu mengerjakan hal yang berhubungan dengan divisi yang kamu masuki saja.

Seperti yang dikatakan oleh Faustine:

Startup will help you find your passion.

Dari segi intensitas kerja, Tesong dan Faustine mengatakan jangan berharap kamu bisa bersantai-santai jika bekerja di startup. Di sebuah startup, setiap anggota merupakan bagian penting yang jika tak bekerja dengan baik maka pengaruhnya akan terasa di seluruh tubuh startup tersebut.

Ini bukan berarti kamu akan bisa bersantai-santai juga jika bekerja di perusahaan korporat, tetapi pengaruh kinerjamu di startup memiliki dampak yang besar terhadap tim, positif maupun negatif. Jadi jika kamu memilih hidup yang relatif lebih santai, startup mungkin bukan pilihan yang baik.

Pengalaman Lebih Berharga dari IPK

Tesong sendiri sebelum mendirikan VIP Plaza bekerja terlebih dahulu di Rakuten, sebuah portal belanja online asal Jepang yang kini telah berekspansi ke Indonesia. Saat ditanya kenapa ia memilih untuk bekerja di korporat lebih dulu daripada membangun startup miliknya sendiri, dengan jujur Tesong mengatakan,”Because I don’t have any idea at first!”

Meski begitu, Tesong mengatakan ia ingin mendapatkan sesuatu dari pekerjaannya di Rakuten dengan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya untuk startup yang akan dia dirikan nanti (setelah mendapat ide tentunya). Dengan gigih ia berusaha untuk mendekati jajaran top Rakuten divisi global. Hasilnya? Ia pun berhasil mendirikan startup yang sekarang berisi dua ratus karyawan ini.

Faustine sendiri memiliki pengalaman bekerja sejak di bangku kuliah. Ia merasa ilmu yang telah ia timba sewaktu kuliah tidak diterapkan dengan baik. Ia ingin langsung menerapkannya dengan bekerja di perusahaan dan hasilnya pun ia rasakan dalam bentuk pengalaman berharga.

Pengalaman ini, yang juga disetujui oleh Tesong, menurut Faustine lebih berharga daripada IPK. Sebagai tambahan, Tesong dan Faustine juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah melihat IPK seseorang ketika melamar.

Bagaimana dengan kamu, apakah kamu akan langsung terjun ke dunia startup atau masuk ke dunia korporat terlebuh dahulu?

Baca juga: Zaman Keemasan Para Freelancer: Semakin Banyak Perusahaan Besar Menggunakan Jasa Freelance


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Startup atau Korporat, Manakah yang Sebaiknya Dipilih Sebagai Pekerjaan Pertama? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Tip Bagaimana Merancang Aplikasi Mobile yang Menarik dengan Free Basics

$
0
0

Setelah penggantian nama salah satu layanan Facebook, Internet.org menjadi Free Basics, proyek miliaran untuk memberikan akses internet gratis ini memberi kesempatan lebih terbuka bagi para developer aplikasi maupun penyedia layanan internet lainnya. Kini mereka dapat memasukkan aplikasinya langsung melalui layanan ini.

Turut hadir dalam perhelatan Tech in Asia Jakarta 2015 hari pertama di panggung Developer Stage, Lead Internet.org Content Partnership Facebook Southeast Asia Jackie Chang berbagi tip bagaimana para pengembang dapat merancang situs mobile pada Free Basics.

Aplikasi maupun situs mobile Free Basics memungkinkan semua orang untuk mengakses layanan internet secara gratis, mulai dari informasi, edukasi, sampai dengan konten untuk para wanita. Sekarang ini Internet.org dan Free Basics telah tersedia di 29 negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan di Mongolia yang baru saja diluncurkan.

Free Basics menargetkan semua pengguna ponsel, baik smartphone maupun feature phone. Sifat yang mengakomodasi berbagai jenis perangkat ini membuat layanan web mobile merupakan hal terpenting saat mengembangkan aplikasi pada Free Basics. Sebagai panduan, Jackie Chang mengemukakan tiga hal utama yang perlu diingat, yaitu efisiensi data, spesifikasi teknis, dan kepatuhan terhadap peraturan lokal.

Dalam membangun sebuah aplikasi, developer harus memiliki aplikasi mobile yang memerlukan konsumsi data rendah. Spesifikasi teknis juga menentukan, seperti dukungan terhadap Javascript, iFrame, atau Flash, dan mengabaikan penggunaan komponen data berat seperti VoIP, video, atau transfer file. Pastikan juga aplikasi mobile kamu sudah sesuai dengan hukum lokal yang berlaku.

Baca Juga: Facebook Luncurkan Platform Internet.org bagi Developer sebagai Jawaban Atas Net Neutrality

Selanjutnya, pastikan kalau telah melalui proses modifikasi lebih dulu dalam mempersiapkan aplikasi mobile di Free Basics, lalu buatlah sesuatu yang baru. Terakhir, menurut Jackie, setiap produk harus berfokus pada desain produk. Facebook memiliki tiga prinsip dasar dalam mendesain produknya. Namun yang pasti, inti dari ketiga ini mengacu pada pengalaman pengguna yang baik.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan dan Pradipta Nugrahanto)

The post Tip Bagaimana Merancang Aplikasi Mobile yang Menarik dengan Free Basics appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015

$
0
0

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 mulai diselenggarakan hari ini, 11 November. Sebanyak lebih dari 4.000 peserta hadir di acara akbar startup dan teknologi ini. Dan berikut adalah highlight hari pertama penyelenggaraannya:

CTO Amazon menjelaskan bagaimana cloud bisa membantu startup

CTO Amazon Werner Vogels
Keynote dari CTO Amazon, Dr. Werner Vogels, membuka rangkaian acara hari pertama konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Menurut Werner, ada empat tugas utama yang harus dijalankan founder startup. Salah satunya adalah memiliki visi produk yang jelas. “Sebagai seorang founder startup, pastikan kamu berfokus pada produk dan melayani konsumenmu dengan baik,” tegasnya.

Produk yang baik, menurut Werner, memenuhi empat kriteria yakni secure, reliable, scalable, dan memiliki performa yang bagus. Untuk mewujudkan itu semua, produk memerlukan sistem yang simple, dan cloud bisa membantu.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Peluang dan tantangan pasar Indonesia di 2015

Investor
Diskusi tentang topik ini dibawakan oleh Managing Director Mountain SEA Ventures, Andy Zain dan Managing Partner Ideosource, Andi Boediman. Keduanya sepakat bahwa e-commerce saat ini sudah terlalu padat bila dibandingkan dengan empat atau lima tahun lalu. Meskipun demikian, peluangnya masih sangat besar. Dibandingkan negara-negara maju yang e-commerce-nya sudah mencapai 20 persen pengeluaran retail, di Indonesia angka ini baru mencapai sekitar 2 persen.

Indonesia kini memasuki gelombang investor kedua. Pada gelombang ini, investor yang datang kebanyakan adalah muka-muka baru yang fokus tidak hanya untuk berinvestasi dan mengharapkan return, tetapi juga membantu pengembangan kualitas founder dan startup binaannya. Mountain SEA, misalnya, memberikan pelatihan dan pendidikan bahkan fasilitas untuk founder agar bisa bekerja di kantornya.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Internet of Things (IoT) di Indonesia

Internet-of-Things-1
Founder dan CEO dari CI-Agriculture, Regi Wahyu, mengungkapkan tiga elemen yang dapat mendorong perkembangan teknologi IoT. Pertama adalah Sensor dan Actuator, dua alat itu berfungsi sebagai penyedia informasi digital. Kedua adalah Connectivity yaitu jaringan kabel maupun nirkabel yang bertanggung jawab sebagai penghubung antara satu benda dengan benda lainnya. Ketiga adalah People dan Process, yang menjadi pengguna akhir yang akan memproses dan menghubungkan elemen pertama dengan elemen kedua.

Ketiga elemen tersebut secara tidak langsung akan mendorong perkembangan big data yang menampung dan memproses berbagai data yang berasal dari tiga elemen tersebut. Beberapa ahli bahkan telah melakukan proyek bahwa pada tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 212 miliar perangkat yang telah terhubung. Selain itu nantinya juga akan ada 30 miliar lebih sensor-sensor yang akan terhubung ke jaringan.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Strategi Redmart menguasai ranah delivery bahan makanan di Asia Tenggara

RedMart-Featured-Image
Setelah berhasil menancapkan taring di negara asalnya, layanan delivery bahan makanan asal Singapura Redmart berencana melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. CEO Redmart, Roger Egan, mengungkap beberapa strategi perusahaannya untuk menguasai pasar di kawasan ini.

Strategi pertama adalah menerapkan konsep hybrid dengan menggabungkan marketplace (bekerja sama dengan supermarket atau toko bahan makanan) dan warehouse (menyediakan bahan makanan sendiri). Kedua adalah menciptakan budaya kerja, serta merekrut dan mempertahankan talent terbaik. Ketiga adalah berekspansi ke negara-negara potensial seperti Hong Kong dan Indonesia.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Celebrities turn entrepreneurs

TIAJKT2015-AliceNorin-8Wood
Alice Norin merupakan salah satu selebriti di Indonesia yang mulai terjun ke ranah startup. Alice mendirikan situs e-commerce fashion bernama 8Wood. Ia menceritakan bagaimana perjalanannya terjun di ranah entrepreuneurship.

Setelah sebelumnya sempat gagal di bisnis telekomunikasi, Alice dan suaminya, Alvin Yudhapatria, mencoba untuk terjun menggeluti bisnis lain di bidang fashion. Alice yang kebetulan memiliki selera dan passion yang cukup tinggi di bidang tersebut saat itu memanfaatkan follower Instagram miliknya untuk dikonversi menjadi konsumen.

Semenjak tahun 2013 lalu, Alice pun mendirikan 8Wood yang pada bulan Mei 2015 mendapatkan pendanaan tahap awal dari Ideosource.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Peran teknologi membentuk masa depan media

Dalam sesi keenam di Main Stage Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini, Maria Ressa, seorang jurnalis dan entrepreneur asal Filipina, membagi pengalamannya saat mendirikan Rappler. Ia juga memaparkan bagaimana teknologi, khususnya media sosial, dapat mendorong perubahan sosial dengan lebih cepat dan efektif dibandingkan media tradisional.

Rappler sendiri adalah sebuah perusahaan startup media yang berpengaruh di Filipina. Perusahaan ini didirikan tahun 2012 oleh Maria, yang juga pernah bekerja sebagai seorang jurnalis senior di CNN. Maria mendapatkan pendanaan awal dari rekan-rekannya sesama jurnalis.

Berkat media sosial, Rappler berkembang sangat cepat dan dalam waktu kurang dari tiga tahun, Rappler telah mencapai break-even untuk investasinya.

Ikuti cerita lengkapnya di sini.

Masa depan ranah pembayaran di Indonesia

TIA Jakarta 2015 VeriTrans Bitcoin Indonesia | Featured
Ryu Kawano Suliawan dari Veritrans dan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia berbicara tentang masalah yang begitu mendasar ini.

Ryu Kawano mengatakan bahwa masalah utama jelas terletak pada kecilnya jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia.

E-commerce pada negara maju tidak perlu pusing-pusing memikirkan soal bagaimana pelanggan membayar karena memang jumlah pengguna kartu kredit yang begitu tinggi. Tapi hal ini jelas berlawanan arah dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Sedangkan Oscar mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya lebih parah lagi. Menurutnya, tidak hanya pengguna kartu kredit di Indonesia yang cukup sedikit, tapi negara ini juga tidak memiliki pengguna bank yang cukup. Masih banyak orang yang lebih memilih untuk menyimpan uang secara tradisional di rumah masing-masing.

Qerja

Sebelum break, CEO Qerja, Veronika Linardi, mengisi sesi fireside chat tentang transparansi kerja. Menurut Veronika, transparansi merupakan hal krusial untuk lebih hati-hati menentukan keputusan bagi calon pekerja. Sedangkan untuk internal perusahaan, transparansi ini bisa hal yang bisa memotivasi karyawan untuk memberikan performa yang lebih baik. Veronika sendiri mengaku mendorong karyawannya untuk transparan berbagi tentang informasi gajii kepada teman kerjanya.

Ekspansi Rocket Internet

Rocket Internet terbilang cukup sukses menjalankan operasinya di negara-negara Asia Tenggara. Kini, perusahaan venture builder tersebut ingin merambah negara yang lebih tricky seperti Myanmar, Bangladesh, dan Pakistan. Di sini, Co-CEO APAGIC Rocket Internet, Hanno Stegmann, membagi sejumlah strateginya berekspansi ke pasar tersebut. Salah satunya adalah mengimitasi atau menerapkan hal yang telah terbukti di negara-negara operasinya.

Hanno sendiri mengatakan bahwa salah satu alasan kesuksesan Rocket Internet adalah menjadi yang pertama memasuki pasar. Menurutnya, dengan menjadi yang pertama, perusahaannya bisa memahami konsumen lebih dulu dibanding kompetitor. Hingga saat ini sudah ada 17 startup portfolio di kawasan Asia Pasifik.

Masa depan ekonomi digital di mata Menteri Perdagangan RI

Sesi terakhir di hari pertama konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dibawakan oleh Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong. Menurut beliau, mobile, media sosial, dan drone bisa menjadi tren teknologi potensial di Indonesia di masa depan. Ia juga mengemukakan bagaimana kesalahan dan kegagalan merupakan hal yang dirayakan, karena keduanya memberikan pelajaran untuk perbaikan di kemudian hari. Indonesia dinilai perlu memiliki semangat seperti itu, tentunya tanpa meninggalkan budaya dan keunikan negara ini.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Simak seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Highlight Hari Pertama Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Cek Perjalanan Tech in Asia Games ke GDG Prime 2015 dalam Video Ini!

$
0
0

Halo pembaca dan penonton setia Tech in Asia Games! Apa kamu adalah salah satu orang yang tidak sempat ke GDG Prime 2015? Penasaran dengan apa saja yang ada dalam acara tersebut? Kami dari Tech in Asia Games akan membawamu (secara virtual dan secara asal-asalan) ke acara GDG Prime 2015 yang berlangsung pada 7 November 2015 lalu di Telkom University, Bandung.

Simak juga laporan kami tentang GDG Prime 2015 di sini!

Kamu bisa lihat seperti apa keanehan yang kami lakukan sebelum dan saat acara tersebut berlangsung. Mulai dari delusi Fahmi yang berlebihan, hingga stan Tech in Asia yang cukup … menarik. Ah sudahlah, simak saja video di atas kalau kamu penasaran dengan apa yang terjadi pada hari Sabtu lalu. Selain yang aneh-aneh, kita juga memperlihatkan seperti apa acara GDG Prime 2015 itu sebenarnya kok.


Oh iya, kalau kamu suka dengan video ini, jangan lupa untuk klik like dan bagikan video ini ke teman-temanmu. Jangan lupa juga untuk klik tombol subscribe di atas untuk konten video menarik (dan aneh) lainnya dari Tech in Asia Games. Sampai ketemu di video selanjutnya!

The post Cek Perjalanan Tech in Asia Games ke GDG Prime 2015 dalam Video Ini! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Go! Go! Nippon! 2015 – Terbang Kembali Menjemput Pujaan Hati

$
0
0

Kalau kamu pembaca setia situs ini sejak masih bernama Games in Asia, mungkin kamu pernah membaca ulasan Go! Go! Nippon! yang dulu saya buat. Go! Go! Nippon! adalah visual novel yang unik karena kamu bisa menggunakannya sebagai panduan untuk wisata ke Jepang. Game ini juga punya cerita yang menghibur, dan merupakan salah visual novel favorit saya.

Baru-baru ini MangaGamer merilis DLC ekspansi untuk Go! Go! Nippon! berjudul Go! Go! Nippon! 2015. DLC ini menjanjikan perombakan besar-besaran mulai dari pembaharuan engine, penambahan skenario, dan lain-lain. Seperti apa isi DLC ini, dan apakah layak untuk dibeli? Simak ulasannya di bawah.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 1

Kilas Balik Kenangan

Sebelum membahas tentang DLC ini, mari kita segarkan kembali ingatan kita tentang Go! Go! Nippon! Game ini bercerita tentang kamu, seorang pemuda yang baru pergi ke Jepang untuk pertama kali. Kamu akan berlibur selama seminggu di sana, dan selama itu kamu akan tinggal di rumah dua gadis bernama Makoto dan Akira yang kamu kenal dari internet.

Selagi di Jepang, kamu akan berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata populer bersama Makoto dan Akira sebagai guide. Waktu yang kamu habiskan di Jepang memang singkat, namun penuh dengan kejadian-kejadian berkesan. Bahkan kalau kamu beruntung kamu mungkin akan menemukan cinta di negeri sakura. Jodoh tidak bisa ditebak, bukan?

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 2

Cerita seperti ini memang sangat klise, tapi cukup menghibur. Lagipula pasti banyak di antara kita yang pernah mengkhayalkan hal serupa (hayo ngaku). Go! Go! Nippon! akan mengantarmu ke dalam sebuah fantasi, sekaligus juga memberi berbagai informasi menarik tentang dunia nyata.

Bukan DLC Biasa

Saya cukup terkejut karena ternyata Go! Go! Nippon! 2015 tidak hanya berisi konten tambahan. DLC ini juga mencakup seluruh skenario Go! Go! Nippon! orisinal yang telah dirombak dengan engine dan fitur-fitur baru. Artinya kamu boleh memainkan DLC ini meskipun belum pernah memainkan Go! Go! Nippon! orisinal. Ini bukan ekspansi, ini remake!

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 3

Kalau kamu mengharap sebuah sekuel mungkin kamu agak kecewa mendengar hal ini. Jangan khawatir, meskipun bukan sekuel tapi konten di dalamnya sangat banyak dan menarik untuk dimainkan. MangaGamer menjanjikan skenario yang 75 persen lebih panjang dari game aslinya, tapi setelah memainkannya saya merasa ceritanya jadi dua kali lipat lebih panjang. Bahkan mungkin lebih!

Go! Go! Nippon! 2015 kini menggunakan engine baru bernama E-mote Engine. Engine ini membuat tampilan sprite karakter tidak lagi hanya berupa gambar diam biasa, melainkan beranimasi. Makoto dan Akira kini tampil semakin imut dengan bahasa tubuh serta ekspresi wajah yang lebih beraneka ragam.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 4

Kalau di dalam game, gambarnya bergerak lo.

DLC ini juga memiliki pilihan pengaturan yang lebih banyak daripada Go! Go! Nippon! asli. Selain bahasa Jepang dan bahasa Inggris, kini kamu bisa menampilkan subtitle dalam tulisan romaji. Tampilan kotak teks bisa kita atur transparansinya, dan nama mata uang bisa kita ganti sesuka hati. Kamu bahkan bisa memasukkan angka desimal ke dalam kurs, misalnya memasukkan nilai 1 Rupiah = 0,01 Yen.

Dobel Makoto, Dobel Akira

Berhubung zaman telah berubah, cerita dan latar belakang di Go! Go! Nippon! 2015 juga ikut mengalami sedikit perubahan. Baik kamu, Makoto, maupun Akira kini memiliki smartphone, dan beberapa lokasi wisata mendapat update agar sesuai dengan kondisi aslinya. Bila kamu pernah memainkan Go! Go! Nippon! orisinal, perbedaannya akan terasa.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 5

Hal paling menyenangkan dari DLC ini tentu saja tambahan skenario yang diberikan. Kalau di Go! Go! Nippon! asli kamu hanya bisa mengunjungi enam lokasi wisata (ditambah Kyoto dan lokasi ending), di sini kamu bisa mengunjungi sebelas tempat. Beberapa lokasi baru ini misalnya Roppongi yang terkenal sebagai distrik elit, serta Tokyo Skytree yang baru berdiri di tahun 2012.

Dengan banyaknya skenario tambahan yang diberikan, kita jadi bisa memahami kepribadian Makoto dan Akira lebih dalam. Kamu akan melihat berbagai sifat mereka yang sebelumnya tidak tampak di permukaan. Beberapa di antaranya cukup mengejutkan lo! Pada akhirnya saya malah jadi lebih menyukai Makoto ketimbang Akira, beda dengan ketika memainkan Go! Go! Nippon! orisinal dulu.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 6

Selain lokasi wisata baru, DLC ini juga menawarkan pilihan dialog yang lebih banyak. Kamu bisa mendapatkan event khusus bila memenuhi kondisi tertentu, dan ini nantinya akan berpengaruh pada ending. Ada empat ending yang bisa kamu dapatkan, jadi kamu bisa memainkannya berulang-ulang tanpa cepat bosan.

Hidangan Ekstra

Fitur-fitur ekstra dari Go! Go! Nippon! seperti Sightseeing Album, Scene Replay, dan CG Gallery muncul kembali di sini. Tentu saja kali ini dengan konten yang lebih banyak. Terdapat 25 ilustrasi yang bisa kamu buka di CG Gallery, jauh lebih banyak dari Go! Go! Nippon! orisinal yang hanya punya sepuluh.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 7

Sightseeing Album kini memiliki informasi yang lebih mendetail. Kamu tidak hanya bisa membaca sejarah tiap lokasi, tapi juga akan mendapat penjelasan tentang istilah-istilah yang berkaitan. Bahkan tersedia informasi jalur kereta yang bisa kamu gunakan kalau kamu pergi ke Jepang sungguhan suatu saat!

Berencana pergi ke Jepang? Panduan dari Iqbal ini bisa membantumu untuk merencanakan anggaran!

Sayangnya ada sedikit hal teknis yang membuat saya agak kecewa. Pertama adalah resolusi layar. Game ini sudah mendukung resolusi layar lebar, tapi gambarnya akan terlihat agak buram bila dimainkan di resolusi di atas 1280×720 piksel. Selain itu teks dialog terkadang memiliki typo, tapi sepertinya ini masih bisa dimaafkan.

Go! Go! Nippon! 2015 | Screenshot 8

Kesimpulan

Go! Go! Nippon! 2015 adalah ekspansi yang sangat memuaskan untuk para penggemar. Cerita di dalamnya masih tetap klise, tapi penyampaiannya yang jujur dan tidak dibuat-buat menjadikannya semakin berkesan. Makoto dan Akira kini tampil lebih menawan, dan waktu yang kita habiskan bersama mereka akan terus lekat dalam ingatan.

Kalau kamu suka visual novel, penggemar kebudayaan Jepang, atau punya impian untuk pergi ke Jepang tapi belum terwujud, Go! Go! Nippon! 2015 adalah game yang cocok untuk kamu mainkan. Jangan lupa, untuk memainkan DLC ini kamu harus membeli dulu Go! Go! Nippon! versi orisinal. Kamu juga bisa membeli paket Go Go Nippon 2015 Deluxe Edition untuk membeli keduanya dengan harga yang lebih murah.

The post Review Go! Go! Nippon! 2015 – Terbang Kembali Menjemput Pujaan Hati appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia

$
0
0

Sejumlah pendanaan diumumkan di hari pertama (11/11) gelaran konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Golden Gate Ventures menjadi salah satu VC yang mengumumkan investasinya di sejumlah startup, tiga di antaranya berasal dari Indonesia. Siapa saja mereka?

Alodokter

Alodokter
Setelah menerima pendanaan tahap awal yang dipimpin oleh Fenox Venture Capital pada bulan April lalu, portal informasi kesehatan Alodokter kembali memperoleh pendanaan. Didirikan pada Juli 2014, Alodokter mengklaim telah menjaring 1,4 juta unique visitor dan 10 dokter yang akan menjawab berbagai pertanyaan dari pengguna yang masuk ke platform mereka.

Ruma

Ruma
Ruma yang merupakan singkatan dari Rekan Usaha Mikro Anda, adalah perusahaan yang memperkenalkan sistem bisnis berbasis teknologi pada pengusaha mikro. Beberapa jenis bisnis yang ditawarkan pada pengusaha mikro adalah layanan berbasis transaksi seperti penjualan pulsa, layanan pembayaran tagihan, serta layanan keuangan.

Startup yang berdiri pada 2009 ini telah memiliki sekitar 30.000 agen dan 60.000 member terdaftar, serta melayani 50 cabang di wilayah Jawa dan Bali. Sebelumnya Ruma telah memperoleh pendanaan dari Golden Gate Ventures, Unitus Impact, dan Omidyar Network.

Indotrading

Indotrading
Indotrading merupakan platform yang dapat membantu usaha kecil dan menengah mempromosikan produk mereka dengan mendirikan toko online. Ada jutaan pebisnis di tanah air, namun banyak dari mereka tidak memiliki situs sendiri. Sementara itu, pebisnis yang memiliki situs sendiri tidak mampu menjaring banyak pengunjung. Di sinilah Indotrading berperan untuk membantu para pebisnis mendirikan toko online dan mendorong banyak pengunjung.

Pada Maret lalu startup ini telah memperoleh pendanaan seri A sebesar $1,5 juta (sekitar Rp20,35 miliar) dari Rebright Partners, GMO Venture Partners, Golden Gate Ventures, Aucfan, OPT SEA, dan Convergence Ventures.

Menurut situsnya, Indotrading telah berhasil menjaring 20.000 pedagang, 150.000 produk, serta 2 juta pengunjung bulanan. Pada Maret lalu startup ini memiliki 45 karyawan yang beroperasi di Jakarta, Surabaya, dan Medan.


Kami telah menghubungi Golden Gate Ventures terkait detail pendanaan yang dikucurkannya. Dan akan memberikan update setelah memperoleh informasi terbaru.

Selain tiga startup Indonesia tersebut, VC ini juga mengumumkan investasi baru di startup asal Thailand Claim-Di (aplikasi mobile yang menghubungkan pengguna dengan pihak asurasi kendaraan), startup asal Malaysia GoQuo (solusi e-commerce untuk pesawat dan perusahaan penerbangan), dan startup yang berbasis di Thailand dan Singapura Stamp (penyedia alat otentikasi multi-factor).

Pada bulan Juli lalu, Golden Gate Ventures sendiri memang berhasil mengumpulkan dana $50 Juta (sekitar Rp678,62 miliar) untuk agresif berinvestasi di Asia Tenggara.

Baca juga: Peroleh Dana $50 Juta, Golden Gate Ventures Semakin Agresif Berinvestasi untuk Startup di Asia Tenggara

Sumber: Tech in Asia


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Simak seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; sumber gambar: Money Mix)

The post Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Simulasi Peperangan yang Realistis, This War of Mine, Telah Dirilis di Tablet dan Smartphone iOS dan Android

$
0
0

Update – 12 November 2015

Arya W. Wibowo – Kabar gembira bagi kamu para pengguna smartphone. Setelah merilis This War of Mine di tablet Android dan iOS, akhirnya 11bitStudio menyediakan game perang dengan sudut pandang rakyat sipil ini di perangkat smartphone.

Update ini sudah berlaku di Google Play Store dan Apple App Store. Cek apakah smartphone milikmu kompatibel dengan This War of Mine versi mobile melalui tautan di bawah ini.

App Info
This War of Mine
11 bit studios -  Nov 11, 2015
Genre:  Simulation
Size:  N/A
Installs:   5,000 - 10,000
69,000

Download


Artikel Asli – 5 Juni 2015

Kabar baik bagi kamu yang belum sempat memainkan game simulasi peperangan, This War of Mine. Pasalnya game yang dibuat oleh developer 11 Bit Studios ini, akan dirilis untuk tablet iOS dan Android pada bulan Juli mendatang.

Bagi kamu yang belum pernah mendengar atau bermain This War of Mine, maka jangan berharap kamu akan berperan sebagai tentara yang terus menembaki musuh seperti di Call of Duty. This War of Mine justru adalah salah satu game perang unik di mana kamu bermain dalam sudut pandang penduduk sipil. Tugasmu adalah untuk bertahan hidup di tengah ganasnya peperangan yang ada.

Kamu akan mendapatkan sebuah rumah untuk berlindung. Pada siang hari kamu akan melakukan berbagai aktivitas harian seperti memasak, makan, tidur, mendengarkan radio, membuat peralatan, senjata, dan sebagainya. Sementara pada malam hari, kamu diminta untuk mencari sumber daya seperti kayu bakar, peluru, bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan untuk bertahan hidup lainnya.

This War of Mine | Screenshot 1

Kamu dapat melakukan aktivitas seperti makan dan tidur pada pagi hari di tempat tinggalmu.

This War of Mine | Screenshot 2

Pada malam hari kamu mencari sumber daya untuk bertahan hidup. Di dalam pencarianmu kamu dapat menemukan sebuah kejadian yang memintamu untuk memilih keputusan sulit.

Di dalam This War of Mine, kamu tidak hanya memainkan satu orang karakter melainkan beberapa karakter yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Sepanjang permainan kamu juga akan menemukan berbagai kejadian di mana kamu diminta untuk membuat keputusan sulit yang akan mempengaruhi mental karaktermu. This War of Mine memiliki grafis dan suasana yang gelap dan mencekam, namun bukan dalam arti horor, melainkan kengerian yang ditimbulkan dari peperangan.

This War of Mine sendiri terinspirasi kisah nyata penduduk Bosnia yang mencoba bertahan hidup ketika Pengepungan Sarajevo, di masa Perang Bosnia, terjadi. Game ini berhasil memenangkan beberapa penghargaan atas cerita dan penggambaran situasi perang yang tidak biasa di dalam sebuah game. Bagi kamu yang belum pernah mencoba This War of Mine di PC lewat Steam, maka kamu dapat menunggu versi tablet iOS dan Android bulan depan.


Sumber: Pocket Gamer

The post [Update] Simulasi Peperangan yang Realistis, This War of Mine, Telah Dirilis di Tablet dan Smartphone iOS dan Android appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Cerita Seru di Hari Pertama Tech in Asia Jakarta 2015

$
0
0

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 tahun ini kami adakan dengan konsep baru yang lebih besar, menarik, dan konten yang variatif. Tujuannya, apa lagi kalau bukan untuk memberikan value yang lebih bagi semua yang hadir pada acara ini.

Kami harap, dengan pengaplikasian konsep baru ini, para peserta bisa mendapatkan pengalaman berbeda, selain tentunya bisa bekerja sambil bersenang-senang. Di Tech in Asia Jakarta 2015, kami ingin kamu pulang dengan senyuman lebar, ide-ide baru, dan tentunya, relasi serta peluang baru. Kesemuanya dikemas dalam paket aktivitas yang menyenangkan.

Apa saja sih hal-hal seru di hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015 yang cuma bisa kamu lihat di sini? Yuk kita lihat!

Selfie: bahasa pemersatu kedua setelah bahasa Inggris

IMG_9034 IMG_9029 IMG_9036 IMG_7934 IMG_7936

Materi yang disampaikan, beragam obrolan, pitching, bahkan penjelasan dan pertanyaan seputar acara kebanyakan disampaikan menggunakan bahasa Inggris, bahasa universal yang dapat membuat banyak orang saling memahami maksud satu sama lain.

Lalu apa bahasa keduanya? Selfie. Buktinya, peserta konferensi yang mungkin belum mengenal satu sama lain, serta para pembicara, semuanya kompak berkumpul di belakang kamera begitu layar smartphone diangkat di hadapan wajah.

Makin akrab dengan kopi dalam genggaman

#TIAJKT2015 - Day1_1138 #TIAJKT2015 - Day1_1307

Saat kamu memasuki Bootstrap Alley, di jam-jam tertentu, kamu akan mencium aroma kopi yang kuat. Rasanya, seperti kamu memasuki kedai kopi. Tenang, kamu tidak salah masuk. Di Bootstrap Alley, kopi adalah bintang utama di beberapa booth. 

Di booth milik Doku, kamu bisa melihat dua barista meramu kopi dan menyajikan gelas-gelas kopi hangat gratis bagi para pengunjung yang melewati booth Doku. GrabTaxi juga tidak mau kalah. Sebotol kopi dingin siap hadir di tangan kamu secara gratis saat kamu mendatangi booth mereka.

Tidak cuma itu saja, kopi-kopi enak dari mesin kopi yang dipersembahkan oleh Otten di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, ikut mengembalikan fokus dan menyegarkan pikiran kamu. Di beberapa meja yang tersebar di Bootstrap Alley, peserta konferensi juga bisa ngemil biskuit Marie untuk mengganjal perut.

Peserta termuda Tech in Asia Jakarta 2015

20151112092111

Hai! Anak dalam foto di atas adalah Andre Christoga, developer muda berusia 11 tahun yang menjadi peserta termuda konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Andre mempelajari programming dari usia 10 tahun, dan banyak mengerjakan bagian front-end. Andre yang hadir ke Balai Kartini ditemani dengan sang kakak dan Ibundanya, merasa senang bisa hadir di sini dan menyaksikan startup-startup di Bootstrap Alley serta mendapatkan pelajaran dari pembicara-pembicara seminar. So glad to see you here, boy!

Spotted celeb: Christian Sugiono

IMG_8127

Yah, sepertinya kami tidak perlu bicara lebih banyak lagi. Tidak hanya kaum hawa yang heboh saat CEO MBDC media sekaligus aktor dan model ini muncul dan berkeliling di sekitar Bootstrap Alley. Kaum adam juga ikut mengelilingi Christian Sugiono yang menghadiri konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 di hari pertama. Mau mencuri ilmunya mungkin?


Nah, itu tadi keseruan yang ada di hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015. Di hari kedua ini, ada cerita seru apa lagi? Bagi kamu yang sudah mendapatkan tiket Tech in Asia Jakarta 2015, kami tunggu foto-foto dan post narsis kamu di media sosial! Jangan lupa mention @techinasiaid di Twitter atau Instagram dan sertakan hashtag #tiajkt2015.

Di hari terakhir Indonesia’s ultimate tech conference ini, pembicara yang hadir tidak kalah keren. Di antaranya ada CEO Go-Jek (Nadiem Makarim), CEO Touchten (Anton Soeharyo), Alexander Rusli (Presiden Direktur & CEO Indosat), serta masih banyak lagi.

Kamu belum bisa menghadiri Tech in Asia Jakarta 2015? Ambil posisi nyaman, siapkan secangkir kopi dan camilan, lalu saksikan live streaming konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 di hari kedua ini melalui layar gadget kamu. Langsung saja klik tautan di bawah ini. Enjoy the show and let’s join the hype!

live-event-button 2

The post Cerita Seru di Hari Pertama Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Inilah 7 Finalis Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015

$
0
0

Salah satu momen penting di Tech in Asia Jakarta 2015 adalah kompetisi pitching Arena. Kompetisi pitching ini menampilkan deretan startup menarik dan potensial yang menanggulangi masalah dengan strategi yang unik dan eksekusi menarik di kawasan Asia.

Seperti halnya pada konferensi kami sebelumnya, ratusan startup mendaftar kompetisi pitching ini, sehingga rasanya cukup sulit untuk memilih yang terbaik di antara mereka. Namun kini kami sudah memilih tujuh finalis yang akan bertanding pada hari kedua gelaran Tech in Asia Jakarta 2015. Para finalis berhak membawa hadiah uang tunai $10.000 (Rp136,17 juta). Berikut adalah daftar finalis kompetisi Arena Jakarta 2015:

YesBoss

yesboss

Layanan ini mengklaim diri sebagai asisten pribadi virtual yang “akan membantu segala kebutuhan kamu”. YesBoss merupakan layanan berbasis SMS yang akan membantu memberikan jawaban dari segala kebutuhan kamu. Startup yang mengkombinasikan teknologi asisten modern dengan cara tradisional.

YesBoss telah meraih pendanaan sebesar enam digit pada bulan Oktober lalu. Pihak YesBoss mengklaim bahwa dalam waktu kurang dari satu tahun operasionalnya, mereka berhasil menjaring 20.000 pengguna terdaftar dengan peningkatan jumlah pengguna 90 persen dari bulan ke bulan.

A Better Florist

A Better Florist-Screenshot

Salah satu hadiah tanda cinta paling populer di dunia adalah bunga. Oleh karenanya, banyak orang yang memesan bunga untuk diberikan pada orang tercinta. Sayangnya banyak layanan pengantaran yang sering tidak tepat waktu, dan tidak memberikan bunga kualitas terbaik.

A Better Florist mencoba hadir sebagai jawaban dari permasalahan itu. Cukup dengan mengunjungi situs mereka, kamu hanya perlu memilih bunga dan akan dirangkai seperti apa. Kamu juga bisa menentukan tanggal dan waktu pengiriman, serta menambahkan catatan kecil.

Oh ya, untuk membuatnya lebih personal, layanan ini memberikan kartu ucapan dengan tulisan tangan. Bahkan setelah bunga sampai di tangan penerima, pengirim akan mengambil foto.

U-Hop

U-Hop Screenshot

Semenjak adanya layanan booking transportasi seperti Uber dan GrabCar untuk kendaraan roda empat, seharusnya kondisi jalanan menjadi lebih lengang karena orang bisa memilih untuk memarkir kendaraanya di garasi. Namun pada kenyataannya, jalanan tetap saja macet. Bagaimana tidak, mobil berkapasitas empat orang hanya diisi satu orang.

Startup asal Filipina U-Hop mencoba menjawab kebutuhan itu. Sama seperti layanan booking transportasi lainnya, kamu bisa melakukan pemesanan dengan menggunakan aplikasi maupun web. Bedanya adalah mobil yang digunakan merupakan shuttle dengan kapasitas 12 penumpang.

KoreaBuys

KoreaBuys_Screenshot

Demam Korea memang sudah lama melanda masyarakat di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. KoreaBuys adalah situs yang memungkinkan masyarakat Asia membeli berbagai produk asal Korea, khususnya Korea Selatan.

Ada banyak ragam produk yang tersedia di sini, khususnya item-item yang berhubungan dengan fashion dan produk kecantikan. Setelah sempat menemui hambatan terkait pengiriman produk dari Korea, startup ini mulai mengganti strategi pengiriman barang dengan menggunakan ruang penyimpanan yang lokasinya dekat dengan konsumen.

LunchClick

LunchClick-Screenshot

Jenuh memakai aplikasi kencan online yang berujung penipuan atau hal-hal mengesalkan lainnya? LunchClick mencoba memberikan alternatif. Semua Profile yang ada di dalamnya telah melalui verifikasi yang dilakukan manusia untuk meminimalisir adanya akun palsu atau hal-hal lain yang merugikan.

Aplikasi asal Singapura ini juga ditujukan untuk kamu yang ingin menciptakan hubungan yang serius, bukan sekadar mencari “selingan”. Uniknya lagi, tidak ada fitur chat di dalam aplikasi ini. Ketika kamu berhasil “match”, maka opsi yang ada berikutnya adalah kencan. Menyenangkan bukan, karena kamu akan mendapat sebuah kepastian, bukan sekadar harapan.

Q&Me

Q&Me Screenshot

Apakah kamu termasuk salah satu orang yang kerap diminta mengisi survei tapi malas melakukannya? Mungkin lain halnya jika setelah mengisi survei kamu mendapatkan imbalan yang menggiurkan. Q&Me adalah startup yang memberikan imbalan senilai $0,1 (sekitar Rp1.300) dari setiap survei yang diisi.

Nantinya mereka bisa menukarkan uang itu menjadi pulsa. Tak hanya berhenti di sana, ada hadiah tambahan bila beruntung. Startup asal Vietnam ini berencana untuk melakukan ekspansi ke Thailand dan Indonesia.

SpaceMarket

SpaceMarket-Screenshot

Biila kamu mencari tempat tinggal dari seseorang yang jarang memakai apartemennya, maka Airbnb adalah jawabannya. Namun bagaimana bila yang kamu cari adalah stadion baseball atau sebuah pura untuk keperluan khusus?

SpaceMarket adalah jawaban dari kebutuhan tersebut. Saat ini layanan mereka memang baru tersedia di Tokyo dan beberapa lokasi lainnya. Oh ya, kamu juga bisa mencari “venue bergerak” seperti kereta api atau bahkan yacht.

Baca juga:Inilah 5 Startup yang Berhasil Lolos di Ideabox Batch III Bootcamp


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 6 dan 7 Mei. Baca semua artikel Startup Arena di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Inilah 7 Finalis Kompetisi Pitching Arena Tech in Asia Jakarta 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa?

$
0
0

500 Startups merupakan perusahaan VC asal Amerika Serikat yang aktif berinvestasi secara global, termasuk di sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Indonesia. Beberapa startup ternama Indonesia yang telah mendapat kucuran dana investasinya antara lain Bukalapak, Kudo, Malesbanget, dan Qraved. Hari ini (12/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, Managing Partner 500 Startups, Khailee Ng, membeberkan apa saja yang telah dan akan mereka lakukan di masa depan.

500 Startups bisa dibilang sebagai investor seed stage paling aktif di dunia. Selama lima tahun, perusahaan VC ini telah berinvestasi pada sedikitnya 1.200 startup di 50 negara. Perjalanan di Asia Tenggara dimulai pada 2013, berbarengan dengan bergabungnya Khailee. Ketika itu, 500 Startups masuk dengan nama yang unik, 500 Durians, membawa dana sebesar $10 juta (sekitar Rp135 miliar).

Baca juga: Bagaimana “Pertaruhan” Investasi 500 Startups di Asia Tenggara?
Dalam hal memilih startup untuk diinvestasi, VC ini bisa dibilang menerapkan strategi yang tergolong tidak biasa. Mereka tidak menempatkan semua dananya pada satu perusahaan raksasa yang berpotensi menjadi unicorn, tetapi juga startup centaur dan pony. Centaur adalah perusahaan senilai $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun) atau lebih, sedangkan pony adalah perusahaan yang bernilai kurang dari $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun).

Dalam perjalanannya bertemu dengan banyak pendiri startup di Asia Tenggara, Khailee menyadari ada sesuatu yang salah. Ada banyak entrepreneur yang berpotensi, tetapi mereka tidak punya akses ke tiga hal penting: uang untuk membangun perusahaannya, pengetahuan untuk menghabiskan uang itu dengan baik, dan jaringan berisi pihak-pihak yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang. Karena itu, ia berambisi mengatasi isu tersebut lewat pendanaan-pendanaan yang akan terus dikucurkan di masa depan.

Seperti apa perjalanan 500 Startups selama dua tahun terakhir, dan apa langkah berikut yang akan ditempuh oleh Khailee?

100 startup dalam waktu dua tahun

Dua tahun tergolong waktu yang singkat. Namun, 500 Startups benar-benar memaksimalkan waktu yang ada untuk bertemu dengan banyak startup potensial di Asia Tenggara. Menurut Khailee, dalam kurun waktu tersebut, perusahaannya telah mendanai 100 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.

Ada 18 perusahaan di bidang SaaS, sebelas e-commerce, tujuh marketplace, dan sisanya di bidang on-demand service, media, lead gen, app, dan hardware. Sebanyak 29 perusahaan berasal dari Malaysia, 20 Singapura, 20 Indonesia, sepuluh Thailand, delapan Filipina, lima Vietnam, satu Myanmar, dan tujuh perusahaan internasional yang beroperasi di Asia Tenggara.

Ada fakta menarik dari data yang dipresentasikan oleh Khailee. Sebanyak 11 dari 20 perusahaan pertama yang didanai berhasil meraih pendanaan seri A kurang dari satu tahun. Beberapa di antaranya GrabTaxi, BukaLapak, dan Carousell. Dari 50 perusahaan pertama, 52 persen di antaranya sukses mendapatkan pendanaan yang lebih besar setelah putaran pendanaan tahap awal.

Khailee menyebutkan, dari sejumlah startup-startup yang terbukti sukses, semua memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu model bisnis yang telah teruji, produknya menyasar pasar yang tepat, dan terus menunjukkan pertumbuhan.

Langkah di masa depan

Belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil dilakukan selama dua tahun ini, Khailee telah meramu rencana perusahaannya untuk tahun 2016. Rencana tersebut terbagi menjadi lima tahap, yaitu Pre-Deal, Deal, 1 Week Later, Start Spending, dan Next Raise.

Sebelum masuk ke tahap Deal, 500 Startups akan menyuplai dokumen legal yang dibutuhkan, baik untuk equity dan note financing, di semua negara. Semua proses berlangsung secara transparan.

“Registrasinya bisa dilakukan secara online, karena kami ingin memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya,” tutur Khailee.

Satu minggu setelah tahap Deal, para startup akan diberikan dana sebesar $250 ribu (sekitar Rp3,4 miliar) untuk belanja kebutuhan layanan yang diperlukan, seperti AWS, Softlayer, Google, Paypal, dan sebagainya. Pada periode itu, sambil menyusun KPI dan merencanakan bujet serta rekrutmen, startup juga didampingi dalam proses publikasi dan membuka hubungan dengan media.

Dalam tahap Start Spending, startup diberikan kesempatan untuk pelatihan dan konsultasi dengan ahli yang didatangkan langsung dari Silicon Valley. Dalam periode ini, 500 Startups akan melakukan matchmaking dengan korporat yang dapat membantu. Terakhir, pada tahap Next Raise, startup akan dikirim ke sesi khusus yang memungkinkan mereka pitching untuk pendanaan berikutnya.

“Ini akan kami replikasikan ke semua microfund kami di seluruh penjuru dunia,” tutup Khailee.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa? appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Masa Depan Touchten dan Industri Game di Indonesia, Sebuah Kisah Tentang Karma dan Mendirikan Startup

$
0
0

Sebagai salah satu dari media teknologi yang paling berkembang, tentunya video game juga kebagian jatah di panggung utama acara Tech in Asia Jakarta 2015. Mewakili industri ini, hadir Anton Soeharyo dari Touchten Games sebagai pembicara dengan Tim Wee dari IndieGames.com.

Di kesempatan ini, Anton menceritakan tentang sejarah berdirinya Touchten yang dimulai pada tahun 2009, bersama dengan adiknya, Rokimas Soeharyo sebagai COO, dan sepupunya, Dede Indrapurna sebagai CTO.

Uang Saku yang Menjadi “Seed Funding

Touchten dimulai dari uang saku sebesar $1.000 yang tiba-tiba diberikan kepada Anton dan Roki dari ayah mereka. Bukannya menggunakan uang saku ini untuk berfoya-foya dan menyesalinya beberapa minggu kemudian, adik-kakak ini malah menggunakannya untuk membeli MacBook, mengajak sepupu mereka untuk bergabung, dan mulai mengembangkan sebuah game berjudul Sushi Chain untuk iOS.

Cek sejarah lebih lengkap tentang Touchten melalui artikel berikut ini

Dalam satu tahun, Sushi Chain sukses mencapai angka 1,2 juta download.  Kesuksesan inilah yang menjadi pemicu dari Anton, Roki, dan Dede untuk mulai serius mengembangkan Touchten sampai menjadi sebesar sekarang.

Touchten | Office (1)

Tentunya bisa membuat game pertama yang begitu sukses bukan berasal dari keberuntungan semata. Untuk mewujudkan sebuah game yang sukses dengan bujet marketing yang amat sangat minim, Anton menggunakan trik pemanfaatan keyword dalam mencari konten di App Store, sesuatu yang menurutnya sangat terbantu berkat aplikasi-aplikasi seperti Search Man atau SensorTower.

Karma Selalu Bekerja

Kini, enam tahun setelah berdiri, Touchten telah menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia. Tidak hanya mengerjakan game sendiri, mereka bahkan bekerja sama juga dengan salah satu situs komedi terbesar di dunia, 9GAG.

Saat ditanya bagaimana Touchten bisa membangun kerja sama dengan 9GAG, Anton menjawabnya dengan nuansa penuh komedi. Semua dimulai ketika Ray Chan, founder dari 9GAG, berkunjung ke Indonesia untuk menjadi pembicara di sebuah acara yang kebetulan juga mengundang Anton sebagai pembicara lainnya. Ketika hendak mencari taksi untuk pulang ke hotelnya, Anton tanpa ragu langsung menawarkan Ray Chan untuk ikut naik ke mobilnya.

Redhead Redemption | Screenshot

Di perjalanan pulang itulah keduanya mulai saling mengenal lebih dekat, sampai membawa mereka ke pertemanan di Facebook. “Selama kurang lebih enam bulan kami menjalin pertemanan di Facebook, yah sebatas saling like untuk pos masing-masing,” canda Anton.

Baru setelah itu Ray Chan sendiri yang menawarkan Anton untuk bekerja sama membuat game. Semuanya berjalan otomatis dengan sendirinya, dan dimulai hanya dari sebuah aktivitas memberikan tebengan biasa.

Pendanaan yang baru mereka peroleh dari GREE awal tahun ini pun terwujud dari sesuatu yang tidak terduga. Semuanya dimulai dari sebuah ajakan seorang entrepreneur asal Jepang untuk bertemu karena dia mau belajar banyak dari Touchten yang waktu itu baru memperoleh pendanaan dari CyberAgent Ventures. Obrolan singkat itu berlanjut ke pertemanan di Facebook yang kemudian membawa sang entrepreneur berkunjung ke kantor Touchten setahun setelah pertemuan awal mereka.

GREE investasi Touchten

Dari orang inilah Anton dikenalkan dengan orang lain yang kemudian mengenalkannya kepada orang-orang dari GREE. Ketika mengobrol melalui Skype dengan perwakilan dari GREE, Anton tidak langsung menyerbu mereka dengan request untuk pendanaan, semuanya dia lakukan dengan natural, dan ketika betul-betul ditanya tentang apa yang bisa GREE bantu, barulah Anton menyebutkan bahwa mereka tengah mencari pendanaan.

Lagi-lagi semuanya dimulai dari aktivitas acak dengan niat baik. Seandainya Anton tidak pernah berminat untuk menerima ajakan untuk bertemu dan berbagi tentang pengalamannya, tentunya saat ini Touchten belum memiliki koneksi dengan GREE sama sekali. Sesuatu tindakan yang kita lakukan sekarang, bisa saja memiliki dampak begitu besar di kemudian hari.

Masa Depan Indonesia

Target Acquired | Boss Battle

Sebagai penutup, Tim Wee menanyakan apa gambaran Touchten mengenai dunia game di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Anton, ada kemungkinan besar dalam dua tahun ke depan Indonesia akan merasakan booming game mobile sukses seperti yang dialami Cina di tahun 2012.

Dunia game Indonesia yang tadinya dikuasai oleh game dengan jumlah download besar namun pemasukan kecil akan mulai disisihkan dengan sebuah game yang bisa memperoleh keuntungan sebesar satu juta dolar tiap bulannya dan membawa perubahan di industri game mobile lokal. Hal ini dialami Cina tiga tahun lalu, terjadi di Thailand setahun yang lalu, dan tidak menutup kemungkinan bisa segera terjadi juga di Indonesia.

Anton juga berpendapat bahwa VR akan menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar gimmick saja. VR bisa menjadi the next big thing, meskipun platform ini akan sedikit terhambat oleh tembok tinggi yaitu hardware spesifik yang harus dimiliki penggunanya.

Apakah prediksi Anton mengenai VR ini merupakan pesan tersirat tentang apa yang akan Touchten lakukan ke depannya? Untuk itu hanya Anton dan timnya yang tahu. Yang pasti, melihat bagaimana pengalaman yang telah dia lalui sejauh ini, Anton jelas tidak akan mengubah sifat humble yang telah membawa Touchten ke posisinya sekarang.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Masa Depan Touchten dan Industri Game di Indonesia, Sebuah Kisah Tentang Karma dan Mendirikan Startup appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review PixelJunk Shooter Ultimate – Puzzle Fisika dengan Aksi Tembak Menembak Seru

$
0
0

Kalau dihitung-hitung, rasanya game bergenre arcade puzzle adalah jenis game yang paling banyak saya mainkan sejauh ini. Oleh karena itu tidak mengherankan smartphone saya diisi oleh banyak game yang cukup memutar otak. Bagi saya, game puzzle seperti Cut The Rope memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dibandingkan dengan game kasual bergenre lain yang membuat saya selalu tertantang untuk menyelesaikan semua level yang ada.

Maka dari itu, saat diminta untuk mengulas game PixelJunk Shooter Ultimate, saya langsung menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Apakah PixelJunk Shooter Ultimate mampu memenuhi hasrat saya akan game puzzle yang seru? Mari simak ulasan saya di bawah ini.

Puzzle yang Kental

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 5

Di PixelJunk Shooter Ultimate, kamu akan mengendalikan sebuah pesawat yang dikirim untuk menyelamatkan para peneliti yang terjebak di berbagai lokasi berbahaya.Terdapat lima lokasi dengan jenis environment yang berbeda yang dibagi ke dalam beberapa level. Setiap level yang ada terbagi lagi ke dalam lima bagian yang harus kamu lewati.

Sejak level pertama, game PixelJunk Shooter Ultimate langsung mengingatkan saya pada game Where’s My Water yang memanfaatkan elemen fisika secara penuh. Kamu bisa melihat pergerakan lava, air, asap panas, dan sebagainya di sepanjang permainan PixelJunk Shooter Ultimate yang saya duga terinspirasi langsung dari game tentang buaya yang senang mandi itu.

Tipikal latar yang terdapat pada game puzzle sejenis dapat ditemukan di game ini. Setiap level memiliki rintangan yang akan semakin menantang seiring jalannya permainan. Contohnya, pada suatu titik kamu akan menyadari bahwa mencampurkan air ke dalam lava akan menciptakan batu yang bisa dihancurkan. Di level berikutnya kamu akan memanfaatkan pengetahuan baru ini untuk menyelesaikan teka-teki yang ada.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 4

Tapi, menurut saya hal yang paling menantang dari PixelJunk Shooter Ultimate bukanlah elemen puzzle itu sendiri, melaikan misi sampingan di mana kamu harus mengumpulkan batu permata di setiap level yang menurut saya merupakan elemen yang vital di game ini. Walaupun tantangan ini bersifat opsional, saya lebih bersemangat untuk mencari batu permata yang seringkali tersembunyi di tempat yang tidak terduga.

Penuh Aksi Shooter Menantang

Aneh rasanya jika game yang bertajuk PixelJunk Shooter Ultimate tidak menyisipkan aksi tembak menembak di dalamnya. Maka dari itu, game ini dikemas dengan aksi shooter yang sangat seru. Pesawatmu akan dilengkapi berbagai macam senjata untuk menghancurkan musuh, seperti dengan roket, roket kendali, sampai melakukan dash ke arah musuh.

Kamu akan menemui banyak sekali musuh yang bermacam-macam jenisnya. Mulai dari monster kecil yang berterbangan, monster yang bisa menembak roket, sampai bos yang berupa monster raksasa. Ya, di akhir tiap lokasi terdapat bos besar yang cukup sulit yang harus kamu kalahkan tidak hanya mengandalkan senjata, namun juga dengan akal.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 6

Tapi, jangan kaget karena sepanjang permainan, musuh bisa muncul tiba-tiba saat kamu lengah. Mereka juga seringkali tersembunyi di tempat yang tidak diduga. Hal ini kadang bisa membuat kamu frustrasi. Tetapi semakin lama kamu bermain, kamu akan semakin jeli memprediksi tempat-tempat munculnya musuh.

Kontrol Canggung

Salah satu hal yang sedikit mengganggu saya dalam PixelJunk Shooter Ultimate adalah kontrol kapal terbang yang sulit dikendalikan. Dengan kontrol keyboard, tingkat sensitifitas mouse yang tinggi seringkali membuat kapal terbang yang kamu kendalikan berputar-putar cepat yang membuat kendali menjadi sulit.

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 2

Lain lagi saat saya menggunakan controller Xbox. Penggunaan joystick untuk mengendalikan kapal terbang memang terasa lebih luwes, tetapi masalah muncul saat kamu harus mengarahkan tembakan kamu ke arah musuh yang rasanya sedikit lebih sulit ketimbang menggunakan mouse.

Dari kekurangan di atas, kamu bisa memilih antara mengorbankan kendali pesawat yang lebih baik dengan menggunakan controller atau tembak-menembak yang lebih mudah dengan menggunakan keyboard dan mouse. Kabar baiknya adalah, mempelajari kontrol PixelJunk Shooter Ultimate tidaklah sulit.

Kesimpulan

PixelJunk Shooter Ultimate | Screenshot 1

PixelJunk Shooter Ultimate adalah game puzzle penuh aksi tembak dengan pacing cepat yang melatih kamu untuk berfikir tenang dalam berbagai kondisi. Level yang didesain dengan sangat baik, AI monster yang cukup membuat kesal, ditambah bumbu elemen fisika menjadikan game PixelJunk Shooter Ultimate sebuah paket lengkap yang sangat saya rekomendasikan untuk para penggila game action puzzle.

Saya masih menuntut industri game untuk terus menelurkan game dengan ide yang segar dan inovatif. Dan PixelJunk Shooter Ultimate nampaknya adalah jawaban atas harapan saya ini.

PlayStation Store US: PixelJunk Shooter Ultimate, $14.99 (sekitar Rp200.000)

The post Review PixelJunk Shooter Ultimate – Puzzle Fisika dengan Aksi Tembak Menembak Seru appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Venture Capital Jepang Mendukung Perkembangan Eksosistem Teknologi di Indonesia?

$
0
0

Melalui rekanan terbatas, venture capital (VC) korporat, dan venture capital pribadi, para pemodal dari Jepang atau yang dikenal dengan istilah “Japanese Money”, telah mengucurkan dana mereka ke Indonesia selama tiga tahun belakangan.

Pada hari kedua konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11), kami menghadirkan tiga VC asal Jepang yang didampingi oleh Leighton Cosseboom dari Tech in Asia sebagai moderator, mereka berdiskusi tentang hubungan khusus antara ekosistem teknologi Indonesia dan Jepang.

Leighton memulai diskusi dengan menanyakan latar belakang ketiga investor tersebut. Taruhide Sato memang warga negara Jepang merupakan seorang entrepreneur yang sempat mendirikan BEENOS, grup inkubator perusahaan internet dan e-commerce di Jepang.

Perjalanannya berlanjut dengan mendirikan BEENEXT, VC asal Jepang yang kini cukup aktif di Indonesia. Salah satu startup yang telah mereka beri investasi adalah HappyFresh.

Kemudian ada Steven Venada orang Indonesia yang sempat tinggal dan bekerja di perusahaan keuangan di Jepang sebelum akhirnya bergabung dengan CyberAgent Ventures.

Yang terakhir adalah Teddy Himler, seorang pria asal Amerika Serikat, lulusan Universitas Harvard. Sebelumnya ia sempat bekerja di Goldman Sachs, perusahaan pemberi investasi asal Amerika Serikat. Saat ini ia bergabung dengan SoftBank untuk wilayah Asia dan India.

Tokopedia merupakan salah satu portofolio dari SoftBank di Indonesia. Selain itu SoftBank juga melakukan kerja sama dengan Indosat melalui SB-ISAT VC yang telah memberikan investasi ke startup lokal seperti Dealoka.

Baca juga: Golden Gate Ventures Tanamkan Investasi di Tiga Startup Indonesia

Mengapa Indonesia berpotensi untuk dilirik?

Jepang adalah negara maju, yang mana terdapat banyak perusahaan-perusahaan besar di sana. Taruhide mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di Jepang sudah biasa melakukan investasi di negara-negara lain.

Satu hal pasti mengapa Indonesia menjadi perhatian para investor adalah jumlah populasi besar, yang berarti bahwa potensi pasar sangat luas. Indonesia bahkan dipercaya akan menjadi seperti Cina dalam beberapa tahun ke depan, dengan jumlah pengguna internet dan daya beli tinggi.

Faktor lain yang menjadi alasan ketiga investor tersebut memilih Indonesia adalah negara ini memiliki banyak masalah yang perlu dipecahkan. Beragam hal umum seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi merupakan masalah besar yang hingga sekarang belum terselesaikan.

Investor atau VC merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam ekosistem startup teknologi, tak terkecuali di Indonesia. Mereka tidak hanya memberikan bantuan modal tapi juga dukungan terhadap startup yang mereka beri investasi.

Salah satu contohnya SoftBank dengan SB-Isat akan membantu startup melalui jaringan pengguna operator seluler Indosat yang mereka miliki. Sedangkan BEENEXT dan CyberAgent Ventures sebagai VC asal Jepang menawarkan jaringan yang luas di luar Indonesia. Kondisi ini tentunya juga memudahkan startup dalam melakukan ekspansi ke negara lain.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Bagaimana Venture Capital Jepang Mendukung Perkembangan Eksosistem Teknologi di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile

$
0
0

Pada hari kedua konferensi teknologi Tech in Asia Jakarta 2015, Strategic Partner Manager Google Singapura, Inge Wong, memberikan gambaran tentang demografi para pengguna platform mobile dan bagaimana para developer dapat melakukan monetisasi secara optimal. Ia juga menjabarkan bagaimana Google sebagai pencipta platform Android dapat membantu developer melalui produk AdMob dan Google Analytics.

AdMob merupakan platform layanan iklan ditampilkan di dalam aplikasi mobile. Developer dapat memasukkan API dari AdMob ke dalam karya mereka agar Google dapat menampilkan tayangan iklan di dalam aplikasi. Dengan demikian, pengiklan dapat mencapai target audiens yang disasar dan developer memperoleh pendapatan dari tayangan iklan.

Google Admob | Feature

Sebagai layanan iklan pada platform mobile, AdMob memiliki misi untuk mengoptimalkan manfaat yang didapat baik oleh pihak pengiklan maupun developer aplikasi tempat iklan ditayangkan. Ada tiga strategi iklan mobile yang ia bagikan untuk mencapai hal ini:

Realisasikan Potensi Maksimal dari Setiap Jenis Pengguna

Pengguna aplikasi mobile sangatlah bervariasi dengan potensi masing-masing. Beberapa jenis di antaranya antara lain:

  • Pengguna yang mau membeli IAP.
  • Pengguna yang bersedia melihat tayangan iklan.
  • Pengguna yang senang berbagi kepada orang lain.

Dengan keberagaman jenis pengguna, tentunya tayangan iklan tertentu belum tentu cocok untuk pengguna yang lain. Sebagai contoh, iklan yang mengajak pengguna untuk membeli IAP tidak akan berimpak positif bila ditayangkan pada pengguna yang hanya bersedia melihat tayangan iklan.

Kenali Demografis Pengguna

Menurut Inge, jumlah developer yang telah menggunakan alat analisis pengguna ternyata masih rendah. Data yang ia miliki menunjukkan baru 21 persen dari total developer telah menggunakan layanan ini. Padahal, pengenalan demografis pengguna merupakan hal krusial untuk terus memperbaiki aplikasi dan meningkatkan jumlah pengguna.

Google Analytics | Screenshot

Google menjembatani kebutuhan ini dengan layanan lain, yaitu Google Analytics yang terintregrasi dengan AdMob. Sinergi kedua layanan ini memungkinkan AdMob menyasar target audiens berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Google Analytics.

Dengan demikian, AdMob dapat menyesuaikan jenis iklan dengan perilaku para pengguna aplikasi secara otomatis. Tayangan iklan untuk membeli IAP hanya ditayangkan pada pengguna yang memiliki potensi membeli, iklan tentang berbagi kabar akan diberikan pada pengguna yang senang melakukan posting di media sosial, dan begitu seterusnya.

Maksimalisasi Pendapatan dari Berbagai Jenis Iklan

Pendapatan yang diperoleh dari iklan, atau dikenal dengan istilah ad yield, memiliki perbedaan tarif tergantung dari jenis iklan yang ditayangkan. Sebagai contoh, iklan berbentuk tayangan penuh pada layar perangkat memiliki tarif yang berbeda dengan tampilan banner.

Google Analytics | Screenshot 2

Selain perbedaan tarif pendapatan ini, perilaku pengguna juga memiliki peranan tidak kalah penting sebagai pengali total ad yield. Semakin besar jumlah pengguna yang melakukan interaksi dengan iklan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh developer.

Baca juga: Perusahaan Teknologi Iklan Jepang FreakOut Ingin Menjadi Solusi Native Ads di Indonesia dengan Platform Iklan Hike

AdMob telah didesain untuk optimalisasi ad yield dari developer. Dengan menampilkan jenis iklan yang sesuai kepada pengguna yang tepat, ad yield yang akan diperoleh developer juga akan semakin besar.

Dengan semua teknologi dan fitur pada kedua layanan ini, kedua produk Google di atas terdengar sebagai sebuah solusi yang menguntungkan semua pihak di dalamnya. Apakah menurut kamu AdMob dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan utama bagi developer? Sampaikan pendapatmu di bawah ya.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

3 Hal Terpenting yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Bitcoin

$
0
0

Mungkin kamu sudah pernah mendengar kata Bitcoin, namun apa sih arti Bitcoin itu? Apa bedanya Bitcoin dengan mata uang biasa dan kapan sebaiknya Bitcoin digunakan? Pertanyaan tersebut terjawab dalam diskusi pertama di Fintech Stage Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11) ini, yang diisi oleh Antony Lewis, CEO Open Trade Docs.

Antony Lewis sendiri sudah malang melintang di dunia fintech. Selama lebih dari sepuluh tahun, ia berbagi ide dan pengalaman soal mata uang digital ke berbagai komunitas Bitcoin.

Sebelumnya ia pernah menjadi Business Development Director itBit in Asia, Presiden The Association of Crypto-Currency Enterprises and Startups, Singapore (ACCESS). Saat ini, ia tengah fokus pada teknologi blockchain.

Transaksi lebih cepat ke mana saja di seluruh dunia

Antony menjelaskan bahwa keunggulan utama Bitcoin dibanding mata uang tradisional adalah kemudahan pengiriman ke mana pun di seluruh dunia. Manfaatnya akan sangat terasa di wilayah yang aturan transaksi perbankan internasionalnya masih rumit.

Antony mencontohkan bahwa ia pernah menginap di sebuah hotel di India. Saat hendak melakukan transfer menggunakan rekening banknya, ia diminta untuk mengisi data diri, termasuk nama lengkap, nama orang tua, alamat rumah dan lain-lain. Khawatir datanya di curi, ia akhirnya memilih menggunakan Bitcoin.

Kemampuan ini tentunya juga berlaku di negara-negara yang sedang mengalami konflik, saat operasi bank terhambat, atau bahkan tidak beroperasi sama sekali. Kelebihan lainnya adalah kita tidak perlu melakukan registrasi yang rumit seperti layaknya bank saat ingin menggunakan Bitcoin. Kita hanya perlu mengunduh programnya kemudian membuat Wallet dari sana.

Kita juga bisa menggunakan Bitcoin sebagai alternatif kartu kredit untuk membeli barang secara online. Ini tentunya menarik bagi mereka yang tidak memiliki akses ke kartu kredit, misalnya mahasiswa yang belum memiliki gaji tetap.

Keamanan lebih terjamin dengan biaya yang lebih murah

Selain membantu kecepatan transaksi, Bitcoin menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi khususnya di negara-negara yang memiliki infrastruktur finansial kurang stabil. Pada mata uang tradisional, ada saat-saat ketika sistem yang dimiliki bank down sehingga kita tidak dapat bertransaksi, misalnya karena kesalahan teknis atau karena regulasi pemerintah sehingga bank tidak dapat beroperasi maksimal (seperti di Yunani kemarin).

Baca juga: Kumpulan startup Bitcoin di Indonesia

Tidak demikian dengan Bitcoin. Karena sifatnya yang peer-to-peer, sistem Bitcoin tidak memiliki single point of failure, baik secara teknis maupun sistem. Ini membuat kita tak khawatir tidak dapat mengakses Wallet dan uang kita. Desentralisasi membuat Bitcoin menjadi aman.

Kelebihan lainnya adalah biaya transaksi yang cenderung murah, khususnya untuk transfer antarnegara. Posisi Bitcoin ada di antara layanan yang cepat tetapi mahal seperti transfer bank, dan layanan yang murah tetapi lambat seperti Western Union.

Transaksi dengan Bitcoin hanya memerlukan waktu sekitar satu atau dua hari dengan langkah sederhana. Pertama, bila belum memilikinya, kita membeli Bitcoin dengan mata uang lokal kita. Kemudian, kita kirimkan Bitcoin melalui Wallet. Setelah di transfer, si penerima bisa langsung menukarkan Bitcoin tersebut dengan mata uang lokalnya.

Sebagai alat tukar atau sebagai instrumen investasi?

Menjawab pertanyaan tentang apakah Bitcoin lebih cocok sebagai instrumen investasi atau sekadar alat transaksi, Antony mengungkapkan bahwa tidak ada yang utama dari keduanya. Semua tergantung pada kebutuhan pengguna Bitcoin tersebut.

Faktanya, keduanya bisa berjalan seiringan: semakin banyak yang bertransaksi dengan Bitcoin, semakin tinggi kenaikan harganya. Semakin tinggi kenaikan harganya, tentu semakin tinggi pula insentif untuk berinvestasi dengan Bitcoin.

Baca juga: Kondisi Bitcoin di Asia Tenggara

Namun memang, berinvestasi dengan Bitcoin berisiko tinggi karena sifat nilainya yang volatile (berubah dengan cepat). Pada puncaknya, Bitcoin pernah mencapai harga hingga $1.200 (sekitar Rp16 juta), namun sekarang hanya ada di angka $300 (sekitar Rp4 juta).

Tantangan lain yang disebutkan adalah masih buruknya user interface pada software Bitcoin. Antony menjawabnya dengan mengatakan bahwa Bitcoin memang masih “muda” sehingga user interface-nya juga belum terdesain dengan baik. Namun ia berharap dengan semakin banyaknya pengguna, akan ada startup yang terdorong untuk memperbaikinya.


Melihat banyaknya keunggulan Bitcoin, mungkin sudah saatnya kita bergerak ke era baru untuk menciptakan sistem finansial yang lebih aman, cepat, dan efisien dibandingkan sistem tradisional. Siapkah kamu?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post 3 Hal Terpenting yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Bitcoin appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Viewing all 6222 articles
Browse latest View live