Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all 6222 articles
Browse latest View live

Merasa Beruntung? Monster Roller Hadirkan Elemen Kasino di dalam Pertarungannya

$
0
0

Kamu merasa beruntung? Mungkin game buatan Boomzap Entertainment ini cocok untuk mengujinya. Sesuai dengan judulnya, Monster Roller akan membawa kamu ke dalam pertarungan monster diiringi putaran mesin slot yang menguji keberuntungan. Game ini telah rilis dalam versi beta dan kamu bisa menjadi testernya sekarang juga.

Monster Roller akan mengajakmu memelihara monster dan bertarung dengan mereka, mulai dari mengeramnya dari wujud telur hingga membantunya tumbuh berevolusi menjadi monster yang lebih kuat. Monster-monster ini bisa digunakan untuk bertarung melawan monster milik pemain lain ataupun monster liar yang berkeliaran. Terdapat total enam monster yang bisa kamu gunakan di dalam formasi pertarungan dengan tiga di depan dan tiga di belakang.

Monster Roller | Screenshot 1

Monster yang bertarung hanyalah tiga yang berada di depan, sedangkan yang di belakang akan masuk ketika salah satu monster mati atau saat ditukar untuk mengubah strategi. Hal ini juga berlaku dengan lawan yang memiliki maksimal enam monster atau kurang.

Dalam pertarungan, kamu cukup memutar mesin slot yang ada di layar. Kamu bisa menghentikan putaran mesin tersebut atau membiarkannya berhenti sendiri. Aksi dari para monster akan mengikuti hasil dari mesin slot.

Jika semuanya ditentukan oleh hasil mesin slot, tentunya game ini menjadi kurang seru karena kurangnya unsur strategi. Oleh sebab itu, terdapat dua pilihan jenis aksi yang bisa kamu tentukan, yaitu aksi serangan dan aksi spesial. Masing-masing pilihan ini berbeda sesuai dengan jenis monsternya.

Monster Roller | Screenshot 2

Dari menu yang ada, sepertinya Boomzap Entertainment ingin membuat Monster Roller sebagai game yang mengedepankan unsur PvP dengan ditampilkan menjadi yang pertama di menu utama. Di mode PvP, kamu dapat membuat taruhan dan mendapatkan hadiah sesuai dengan besar taruhan tersebut. Terdapat pula petualangan solo yang menghadapkan kamu dengan monster-monster liar.

Monster Roller baru saja mendapatkan penghargaan Game of The Year di acara ESGS Indie Arena 2015. Game ini rencananya akan dirilis secara penuh pada kuartal pertama tahun 2016.

Registrasi Tester Beta: Monster Roller

The post Merasa Beruntung? Monster Roller Hadirkan Elemen Kasino di dalam Pertarungannya appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Kuisaku, Game Trivia Menarik Persembahan Kreator Klompencapir

$
0
0

Permainan kuis tebak-tebakan adalah salah satu dari sekian jenis game trivia yang cukup digandrungi masyarakat Indonesia. Ada banyak game semacam ini yang seringkali dimainkan oleh orang di sekitar saya, dan tampaknya tahun ini akan ada game berjudul Kuisaku yang turut meramaikan daftar pilihan game trivia mereka.

SLAB Games merupakan developer di balik nama game Kuisaku. Kreator dari Klompencapir ini menghadirkan permainan kuis tebak-tebakan dengan kategori pertanyaan mulai dari sejarah, geografi, sepak bola, film, hingga perkembangan selebriti dalam negeri.

Sama seperti game trivia lainnya, di sini kamu akan menguji wawasan dengan jalan menantang teman yang tersambung di jaringan media sosial Facebook. Kamu sendiri bahkan bisa menjalani permainan multiplayer Kuisaku secara real time dengan koneksi sambungan internet yang dimilikinya.

Kuisaku | screenshot

Desain antarmuka Kuisaku sendiri sangatlah familier sehingga saya rasa mudah dipahami oleh mereka yang sering memainkan game semacam ini. Setiap kali pertanyaan muncul, kamu diberikan waktu sepuluh detik untuk memilih satu di antara empat jawaban yang ada. Bila benar, skor kamu akan bertambah dan kemungkinan kamu untuk mengalahkan teman kamu semakin besar.

Secara keseluruhan, apa yang coba dihadirkan SLAB Games lewat Kuisaku merupakan sesuatu yang menarik untuk para penggemar game trivia. Meski awalnya saya mendapati beberapa crash yang mengganggu impresi bermain Kuisaku, pada akhirnya game ini berhasil menunjukkan potensinya sebagai salah satu game lokal yang cukup atraktif untuk kamu mainkan minggu ini.

Apakah menurut kamu game lokal yang satu ini akan berhasil menggantikan game trivia lainnya yang berada dalam smartphone kamu minggu ini? Silakan berkomentar.

App Info
Kuisaku
SLAB -  Nov 09, 2015
Genre:  Trivia
Size:   7.0M
Installs:   5 - 10
Gratis

Download

The post Kuisaku, Game Trivia Menarik Persembahan Kreator Klompencapir appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Die with Glory – Platformer Nonlinear dengan Kisah Latar Mirip Valkyrie Profile

$
0
0

Sebagai sebuah perusahaan konsultan dan penyedia layanan di bidang teknologi, usaha perdana dari Cloud Castle ke ranah game lewat Die with Glory terlihat sangat serius. Mereka mengembangkan sebuah game platformer secara in-house dengan latar dunia mitologi Viking yang dikemas dalam arahan grafis 2D layaknya film kartun. Bila semua berjalan lancar, Die with Glory rencananya akan dirilis untuk PC dan mobile pada akhir tahun 2015.

Kamu akan berperan sebagai Sigurd the Red, seorang kesatria dari bangsa Viking yang berusaha menuju Valhalla. Untuk mencapai tempat impian para kesatria Viking tersebut, ia harus mengikuti peperangan, melewati rintangan, hingga berhadapan dengan monster dengan besar mencapai puluhan kali lipat dari badannya.

Sebagai penggemar dari seri game Telltale, para developer Cloud Castle sangat menyukai desain penyampaian cerita nonlinear dengan percabangan kisah di sana-sini. Mereka mengklaim akan menghadirkan mekanisme serupa pada game platformer Die with Glory, dengan pengambilan keputusan yang benar-benar dapat mengubah hasil di akhir cerita secara signifikan.

Hal ini tentunya berpotensi menghadirkan keunikan pada kisah yang sudah cukup sering digunakan. Bila kamu masih ingat, cerita tentang kesatria Viking menuju Valhalla juga dapat ditemukan pada Valkyrie Profile yang dikembangkan oleh Square Enix, atau game action Jotun yang baru-baru ini dimainkan oleh Fahmi.

Masih belum jelas berapa harga yang akan dipatok untuk Die with Glory saat dirilis nanti. Cloud Castle baru berencana untuk menyediakannya di PC pada bulan ini, lalu disusul iOS serta Android pada Desember 2015. Bila kamu masih penasaran dengan detail Die with Glory, kamu bisa mengeceknya pada situs resmi developer di bawah.

Apakah menurutmu percabangan cerita sebagai salah satu fitur andalan Die  with Glory cukup untuk membedakannya dari game dengan kisah serupa? Atau kamu merasa sudah merasa jenuh dengan kisah mitologi Viking? Sampaikan pendapatmu di bawah ya.

Situs Resmi: Die with Glory

The post Die with Glory – Platformer Nonlinear dengan Kisah Latar Mirip Valkyrie Profile appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 10 November 2015

$
0
0

Semua Hal yang Kamu Lewatkan pada Fallout 3 bila Belum Pernah Memainkannya (WARNING: SPOILER!)

Iqbal Kurniawan – Dalam rangka memeriahkan perilisan Fallout 4 hari ini, channel YouTube Nerdist merangkum semua hal penting yang ada di iterasi sebelumnya, Fallout 3. Walau cerita di prekuel tersebut tidak berkaitan secara langsung, namun tentunya mampu membantu kamu untuk memahami jagad Fallout yang sudah hancur akibat perang nuklir.

Fallout 4 Akan Hadirkan World Building, Pip Boy Baru, Beserta Senjata dan Power Armor yang Bisa Dimodifikasi


Sambut Perilisan Rise of the Tomb Raider, Square Enix Berikan Diskon 60% pada Lara Croft GO

Lara Croft GO Review | Screenshot 1

Iqbal Kurniawan – Square Enix memberikan potongan harga sebesar enam puluh persen terhadap Lara Croft GO dalam rangka memeriahkan perilisan game terbaru Tomb Raider di console Xbox. Kini kamu dapat mengunduh Lara Croft GO di iOS dan Android, masing-masing seharga Rp23.000 dan Rp30.749. Penawaran tersebut hanya berlaku hari ini.

Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle


Iklan Star Wars: Battlefront Ini Membuat Saya Tidak Sabar untuk Menghilang Juga

Arya W. Wibowo – Star Wars: Battlefront akan hadir seminggu lagi pada tanggal 17 November 2015 dan iklan ini mungkin mencerminkan apa yang akan dilakukan para penggemarnya saat game ini diluncurkan nanti. Di sini kamu akan melihat orang-orang yang menghilang seketika dan masuk ke dalam dunia Star Wars.


Twitch Berlakukan Two Factor Authentication Sebagai Pengaman Akun Penggunanya

Twitch | Logo

Arya W. Wibowo – Demi menjaga keamanan dan privasi penggunanya dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, Twitch memberlakukan Two Factor Authentication yang bisa diaktifkan secara opsional. Prosedur ini mengharuskan kamu masuk dengan kode tambahan yang akan dikirim ke nomor telepon selular yang dituju sehingga walaupun ada orang yang berhasil menembus password Twitch milikmu, ia tetap tidak bisa masuk tanpa nomor khusus tersebut.


Lihat Bagaimana Conan O’Brien Terobsesi Dengan Pesona Pantatnya Dalam Video Clueless Gamer: Fallout 4

Risky Maulana – Seperti biasa, di saat ada game baru sedang dirilis, komedian sekaligus pembawa acara talkshow Conan O’brien selalu diberi kesempatan untuk memainkannya secara serampangan lewat segmen video Clueless Gamer.

Berhubung saat ini Fallout 4 sedang menjadi bahan perbincangan hangat, otomatis tak ada hal lain yang ingin penggemar Conan lihat selain melihatnya bermain game sandbox adventure keluaran Bethesda tersebut. Lewat video berdurasi hampir delapan menit di atas, kamu bisa melihat bagaimana karakter Conan berbuat ulah di atas reruntuhan kota Boston yang masih utuh di saat perang nuklir.


Inilah yang Terjadi Bila Fan Serial Assassin’s Creed Berseteru Mendebatkan Siapa Jagoan Paling Kuat di Game Mereka

Risky Maulana – Berawal dari jatuhnya Assassin Kenway di saat melakukan Leap of Faith, video di atas ini kemudian berubah dari perdebatan kecil menjadi aksi pertarungan dengan koreografi yang apik dan berdarah-darah. Saya pikir para penggemar Assassin’s Creed wajib menonton video ini.


Ini Bukan Katamari, Ini Fatamari

Mohammad Fahmi – Oke ini jelas tidak berhubungan dengan video game secara langsung. Tapi hari ini saluran YouTube tentang makanan super haram, Epic Meal Time, baru saja mengunggah sebuah video yang terinspirasi dari Katamari Damacy, yaitu membuat hal yang gila dengan menggunakan bola. Langsung saja cek video di atas.


Cek Video Klip untuk Musik Rise of the Tomb Raider di Sini

Mohammad Fahmi – Sepertinya judul di atas sudah sangat deskriptif ya. Saksikanlah musik dari Karen O dengan Lara Croft sebagai binta klipnya.


Lihat para Remaja Dibuat Kagum dengan Super Mario Maker

Mohammad Fahmi – Bagaimana jadinya kalau para remaja menjajal level-level terunik dari Super Mari0 Maker? Banyak kejadian konyol tentunya.

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 10 November 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ikuti Serunya Tech in Asia Jakarta 2015 Secara Online di Sini

$
0
0

(Update 11 November: Kami menambahkan informasi mengenai live streaming konferensi Tech in Asia Jakarta 2015)

Tahun ini kami menerima respon yang sangat luar biasa dari para orang yang ingin menghadiri Tech in Asia Jakarta 2015. Rekor baru telah terpecahkan dan kami sangat senang. Namun kami juga menyadari bahwa ada banyak orang yang berhalangan datang dengan berbagai alasan. Itu mengapa kami telah bekerja keras untuk menghadirkan beberapa cara bagi kamu untuk tetap mengikuti Tech in Asia Jakarta 2015.

Ini lah 4 cara untuk mengikuti Tech in Asia Jakarta 2015 tanpa harus meninggalkan kursi kamu (dan juga tanpa biaya!).

1. Tech in Asia Jakarta 2015 bisa kamu ikuti secara LIVE STREAMING!

Kamu yang ingin tahu seperti apa konferensi Tech in Asia Jakarta tapi berhalangan hadir dapat menikmati layanan terbaru kami yaitu live streaming.

Catatan: Hanya stage utama saja yang bisa dilihat melalui live streaming.

2. #TIAJKT2015

Di media sosial manapun kamu berada, kamu bisa menemukan berbagai hal tentang konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dengan mudah. Gunakan hashtag #TIAJKT2015 untuk mencari post yang berkaitan dengan konferensi Tech in Asia Jakarta 2015.

Saat kamu memposting foto selfie, foto venue, tweet tentang konferensi, dan berbagai hal lainnya tentang konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, gunakan hashtag #TIAJKT2015. Tunjukkan eksistensi kamu di media sosial Tech in Asia Jakarta 2015!

3. Informasi dan liputan yang lengkap

Tech in Asia Jakarta 2015 sudah menyiapkan banyak “pasukan” dari tim editorial dan kontributor yang siap menyajikan berita terhangat seputar Tech in Asia Jakarta 2015.

4. Tempat eksis paling pas: media sosial!

Kami akan melakukan live tweet (@TechinAsia_ID), memajang foto-foto seru di Instagram @techinasia_id, dan update penting di Facebook Fanpage Tech in Asia ID. Pastikan kamu follow akun sosial kami untuk mendapatkan update terbaru.

Adakah 1 tempat untuk menikmati Live Streaming, liputan terbaru dan Live Tweet ini?

Kami senang kamu bertanya. Ya kami punya! Semua yang kamu perlu ikuti mengenai Tech in Asia Jakarta 2015 dapat kamu akses dalam 1 halaman yang praktis. Klik saja tautan di bawah ini dan voila!

live-event-button 2


Tidak puas cuma melihat keseruan konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 secara online? Kamu masih bisa mendapatkan tiket konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dan menjadi bagian acara konferensi tech startup terbesar di Indonesia ini.

button-tia-jkt-conf-ticket

Sampai jumpa di Tech in Asia Jakarta 2015!

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto & Hendri Salim)

The post Ikuti Serunya Tech in Asia Jakarta 2015 Secara Online di Sini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Eminem Ikut Terjun ke Dunia Game Mobile Melalui Shady Wars

$
0
0

Pelantun rap tenar dari Amerika Serikat, Eminem, kini membintangi sebuah game mobile berjudul Shady Wars. Game yang dikembangkan atas kerja sama label rekaman miliknya bersama dengan developer Music Powered Games menggunakan musik rap sebagai bagian dari inti gameplay. Kabar lebih baiknya lagi, Shady Wars sudah bisa kamu unduh sekarang juga di Apple App Store maupun Google Play Store secara cuma-cuma.

Shady Wars terasa spesial dibandingkan dengan game mobile lain yang sama-sama menghadirkan selebriti tenar. Kehadiran Eminem di sini bukan hanya sebagai pemanis, namun keahliannya melantunkan lirik lagu dengan cepat benar-benar dimasukkan ke inti gameplay yang merupakan perpaduan unsur arcade dan game rhythm.

Shady Wars | Screenshot 1

Pemain akan mengendalikan seorang karakter untuk menangkap berbagai objek yang berjatuhan dari langit. Objek-objek tersebut memiliki bermacam bentuk, mulai dari kata-kata yang diambil dari lirik hingga benda yang sesuai dengan lagu yang sedang diputar. Karakter tersebut dapat diarahkan bergerak ke kanan dan kiri untuk menangkap objek-objek di setiap level.

Selain menangkap objek, kamu juga akan menghadapi tantangan lain di setiap level. Terdapat musuh yang harus kamu tembak, koin-koin yang bisa dikoleksi, hingga benda-benda berbahaya yang harus kamu hindari. Koin tersebut berguna untuk membuka berbagai fitur baru maupun karakter tambahan di dalam game.

Shady Wars | Screenshot 2

Walau hanya dikemas dalam tampilan grafis 2D yang jauh dari kesan mewah, penggemar Eminem akan sangat dimanjakan dalam Shady Wars. Pemain berkesempatan untuk memainkan Eminem beserta beberapa artis dari label rekaman miliknya melalui delapan lagu asli dari sang pemusik rap yang dimasukkan ke game ini.

Apakah kamu termasuk penggemar genre musik rap? Bagaimana pendapatmu dengan terobosan yang dilakukan Eminem melalui Shady Wars? Sampaikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ya.

App Info
Shady Wars
Music Powered Games, LLC -  Nov 06, 2015
Genre:  Music
Size:   27M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

The post Eminem Ikut Terjun ke Dunia Game Mobile Melalui Shady Wars appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Own Games Soft Launch Agent Dodge di GDG Prime 2015 dengan Mengadakan Kontes Mini

$
0
0

Pada perhelatan GDG Prime 2015 lalu, Own Games melakukan soft launch dari game terbaru mereka, Agent Dodge. Di salah satu acara developer game Indonesia terbesar ini, mereka juga mengadakan kontes mini untuk menarik para pengunjung.

Agent Dodge adalah game endless yang mengajak kamu untuk menghindari berbagai berbagai jebakan dan proyektil yang mengarah kepadamu. Game ini merupakan game pertama milik Own Games yang menggunakan grafis bergaya voxel.

Agent Dodge | Screenshot

Kontrolnya cukup simpel, kamu cukup melakukan swipe ke arah yang diinginkan dan Agent Dodge akan bergerak sesuai dengan arah tersebut. Yang perlu kamu perhatikan adalah arah dari swipe yang kamu lakukan, karena arena Agent Dodge memiliki posisi yang diagonal.

Layaknya Crossy Road, game ini juga memiliki berbagai karakter yang bisa dibuka dengan koin. Karakter-karakter cukup beragam, mulai dari binatang, Tako dan kawan-kawannya, sampai makhluk halus seperti pocong.

Agent Dodge Mini Contest | Photo

Para pemenang mini kontes Agent Dodge

Pada GDG Prime 2015 sendiri Own Games berhasil menarik lebih dari lima puluh peserta yang mengikuti kontes mini Agent Dodge ini. Peserta yang berpartisipasi ditantang untuk memainkan Agent Dodge di booth Own Games dan mereka yang mendapatkan high score teratas diberi hadiah berupa bantal Tako.

Soft launch dari Agent Dodge dalam beberapa hari ini baru tersedia untuk Indonesia saja dan akan diluncurkan di Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Asia Tenggara pada hari Kamis, 12 November 2015 besok. Sudah siap menghindari segalanya? Langsung saja unduh Agent Dodge melalui tautan di bawah ini!

App Info
Agent Dodge
Own Games -  Nov 10, 2015
Genre:  Action
Size:   34M
Installs:   100 - 500
Gratis

Download

Sudahkah kamu mencoba game ini? Bagaimana kesanmu ketika memainkannya? Sampaikan komentarmu di bawah.

The post Own Games Soft Launch Agent Dodge di GDG Prime 2015 dengan Mengadakan Kontes Mini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Akankah Local Market Besutan Facebook Menjadi Mimpi Buruk Bagi Carousell dan Tokopedia?

$
0
0

Demi meraih “pengguna ke-2 miliar,” Facebook terus mengeksplorasi semua kemungkinan. Meski semua pencapaiannya tidak ada yang menandingi, raksasa media sosial ini harus terus tumbuh.

Layanan ini harus terus menarik pengguna, atau bila tidak akan berakhir menjadi bintang yang pelan-pelan meredup dan akhirnya tenggelam dalam kegelapan.

Ehm, analogi di atas memang terdengar sangat dramatis

Ini adalah teka-teki yang tengah dihadapi Facebook. Jika kamu adalah sebuah produk media sosial paling banyak digunakan di planet bumi, ke mana lagi kamu harus ekspansi (terlebih, NASA belum menemukan tanda-tanda kehidupan di Mars maupun Pluto)?

Kamu harus semakin memperlebar pasar dengan melakukan diversifikasi layanan; tentunya juga harus memberikan alasan kepada pengguna untuk terus menggunakan layanan kamu; dengan menarik pengguna yang sebelumnya tidak mau menggunakan produk kamu.

Layanan jual beli lokal

Setelah memamerkan produk teranyarnya Slideshow, akhir pekan lalu dan menunjukkan kemajuan pada Free Basics (sebelumnya dikenal sebagai Internet.org), langkah besar Facebook selanjutnya untuk menangkap audiens (dan pendapatan iklan) menjadi lebih jelas.

TechCrunch melaporkan beberapa pengguna Facebook menemukan adanya fitur baru di aplikasi untuk iPhone yang mereka gunakan. Fitur tersebut dinamai Local Market.

facebook-local-market-screenshot

Dari penampakannya, Local Maket rasanya akan menjadi marketplace peer-to-peer (P2P) yang terintegrasi dalam aplikasi mobile ataupun web Facebook. Pengguna dapat mencari berbagai kategori barang untuk dibeli, atau mengunggah daftar produk mereka sendiri untuk dijual. Kategorinya terdiri dari pakaian, peralatan rumah tangga, elektronik, mainan, produk kecantikan, hingga barang antik.

E-commerce P2P ini telah berjalan selama beberapa waktu dalam Facebook. Banyak pengguna yang memanfaatkan kelebihan fungsi grupnya untuk membangun komunitas dari aktivitas jual beli berbagai barang, terutama (walau tidak terbatas) di negara berkembang.

Perusahaan ini juga telah mengintegrasikan fitur seperti tombol Buy di beberapa grup untuk memfasilitasi proses jual-belinya. Maka masuk akal jika langkah berikutnya adalah marketplace yang sesungguhnya.

Mengganggu para “pengganggu”

Namun, visi Facebook bukan tanpa rintangan. Di banyak negara, di mana Facebook akan menggelontorkan layanannya, sudah duluan ada startup e-commerce yang telah mengenali peluang yang ada.

Di Asia Tenggara, marketplace(P2P) bisa dibilang melimpah. Mulai dari Carousell di Singapura hingga Tokopedia dan Bukalapak di Indonesia, bisnis dan komunitas online- telah terbentuk dari konsep yang menjembatani individu penjual dan pembeli, bahkan UKM dengan pelanggannya.

Kapan pun (atau jika) fitur Local Market nantinya diluncurkan, mereka akan membidik pasar yang sudah ada sebelumnya. Seperti juga yang terjadi di sejumlah layanan Facebook, perusahaan Amerika Serikat akan memanfaatkan basis penggunanya yang masif untuk membungkam kompetisi. Bahkan, ada pengguna di negara seperti Indonesia dan Myanmar yang menganggap Facebook sebagai internet dalam arti sesungguhnya.

Meski para pengguna dan penjual tidak akan dipaksa memilih satu marketplace dibandingkan yang lainnya, Facebook memiliki keunggulan yang membuatnya selalu memenangkan kompetisi selama ini: ia adalah tempat di mana orang-orang berada.

Baca juga: Startup Asal Singapura Carousell dapatkan Investasi USD 6 juta untuk Ekspansi ke Indonesia

Jadi, alasan yang membuat kamu enggan pindah ke media sosial lain tampaknya akan menjadi kunci kenapa kamu akan menggunakan Local Market dalam proses jual beli online. Jika kamu menyadari di dalam sistemnya ada basis pengguna yang siap dipakai, yang jaraknya hanya terpaut satu notifikasi saja, tentu ini yang akan kamu pilih.

Penolakan yang sia-sia

Keuntungan perusahaan lokal adalah sudah lebih dulu ada. Tokopedia didirikan pada 2009, Bukalapak pada 2011. Carousell, walau bisa dibilang sebagai pendatang baru yang didirikan pada 2012, telah melakukan ekspansi keluar dari Singapura ke Malaysia, Indonesia, dan Taiwan.

Mereka diberkati waktu yang cukup lama untuk menyempurnakan produknya, mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan menyediakan solusi atas kebutuhan mereka, serta mengatasi masalah-masalah yang ada.

Mereka juga punya pengguna loyal yang telah membangun komunitas. Carousell misalnya, baru saja mengumumkan kehadiran platform web-nya. Kini pengguna dapat menggunakan desktop atau laptop untuk menjual dan membeli barang, seperti bisa mereka lakukan dengan aplikasinya (fakta menarik lainnya, platform ini menggunakan teknologi ReactJS yang dikembangkan dan dibuat open source oleh Facebook).

Carousell-Infographic

Carousell mengumumkan memikiki 27 daftar barang, telah menjual delapan juta barang lewat platformnya, dan telah meraih 140 juta web page view. Menurut Similiar Web, per 10 November 2015, Carousell menduduki peringkat ke-20 dari situs yang paling digunakan tiap bulan di Singapura, sedangkan Tokopedia dan Bukalapak masing-masing berada di ranking 30 dan 44 di Indonesia. Bagi perusahaan lain, ini adalah pencapaian yang luar biasa. Tapi tidak bagi Facebook.

Melihat grup jual beli di Facebook terbukti populer, kemungkinan besar Local Market juga akan bernasib sama. Dengan asumsi layanan ini menawarkan pengalaman yang superior, maka Facebook punya kesempatan memangsa porsi besar pasar dengan sekali gigit. Di sisi lain, marketplace-marketplace yang sudah ada perlu melihat jika dan bagaimana mereka bisa bekerja bersama dengan Facebook, alih-alih menjadi pesaingnya.

Carousell mengadopsi pendekatan wait-and-see, karena mereka fokus dengan apa yang sedang mereka lakukan. “Kami yakin kompetisi adalah validasi bahwa masalah yang coba kami pecahkan ternyata benar-benar berarti, yang sesuai dengan kebutuhan banyak orang di seluruh dunia,” komentar perusahaan kepada Tech in Asia.

“Fokus kami adalah terus memoles aplikasi dan platform web kami sehingga bisa melayani kebutuhan komunitas dengan lebih baik lagi. Kami juga fokus menghadirkan Carousell ke lebih banyak pasar demi memenuhi misi kami – ‘Untuk menginspirasi dunia agar mulai menjual’,”

Bagaimana kamu melihat peluang marketplace P2P lokal jika Facebook merangsek ke pasar ini? Lebih baik menjadi pesaing atau berkolaborasi?

(Diterjemahkan oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto; sumber gambar GOIABA – Johannes Fuchs, infografis oleh Carousell)

The post Akankah Local Market Besutan Facebook Menjadi Mimpi Buruk Bagi Carousell dan Tokopedia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Umumkan Kesepakatan Kerja Sama, Baidu dan Convergence Ventures Siap dukung Startup Teknologi di Indonesia

$
0
0

Perusahaan mesin pencarian Baidu hari ini (11/11) mengumumkan kesepakatan kerja sama dengan Convergence Ventures. Kerja sama ini mencakup pendanaan dan dukungan strategis bagi startup dari Convergence Ventures. Kesepakatan ini sendiri juga merupakan bagian dari program Baidu Indonesia Grow Local Go Global (GLGG).

Program GLGG dimulai sejak September 2015 lalu yang bertujuan untuk mengembangkan ranah industri kreatif di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang mereka berikan adalah dengan membuka akses untuk memasarkan produk mereka di Cina.

Convergence Ventures nantinya akan memberikan banyak insight untuk mengembangkan ekosistem teknologi di Indonesia. Sedangkan Baidu Indonesia nantinya akan menyediakan SDM untuk marketing, dukungan teknologi, dan juga investasi bagi startup lokal.

Terkait dukungan terhadap startup, kedua pihak berencana menyediakan co-working space. “Convergence Ventures memiliki banyak pengalaman di ranah startup Indonesia,” jelas Direktur Baidu Indonesia, Bao Jianlei, dalam press release yang Tech in Asia terima.

Sejumlah startup yang pernah mendapat pendanaan dari Convergence Ventures di antaranya adalah Qraved, Female Daily, Indotrading, YesBoss, dan Adskom. Adrian Li selaku Founder dan Managing Partner Convergence Ventures sendiri mengatakan senang dengan terjalinnya kesepakatan ini. “Dukungan kuat dari Baidu akan menjadi keuntungan tersendiri bagi ekosistem startup, termasuk di dalamnya developer aplikasi dengan jangkauan pasar yang lebih luas,” jelasnya.

Baca juga: Gandeng Kominfo dan Bekraf, Baidu Luncurkan Program Pengembangan Ekonomi dan Ekosistem Teknologi

Bagaimana menurut kamu, apa yang diharapkan dari terjalinnya kesepakatan dua pelaku di ranah teknologi ini? Sampaikan melalui kolom komentar di bawah.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Umumkan Kesepakatan Kerja Sama, Baidu dan Convergence Ventures Siap dukung Startup Teknologi di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bhinneka Peroleh Investasi Rp300 Miliar dari Ideosource, Siap Melakukan IPO

$
0
0

Situs e-commerce O2O (online-to-offline) Bhinneka, yang menjual berbagai produk elektronik, hari ini (11/11) mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi sebesar $22 juta (sekitar Rp300 miliar) dari venture capital lokal Ideosource. Dana segar tersebut akan mereka gunakan untuk meningkatkan upaya pemasaran, dan menjadi pemain dominan dengan menyediakan lebih banyak produk.

Putaran investasi ini merupakan dana terbesar yang pernah dikeluarkan oleh Ideosource hingga sekarang. Alasan utama mengapa Ideosource berani memberikan investasi sebesar itu adalah karena “Bhinneka mempunyai reputasi dan merek yang kuat di Indonesia sebagai situs e-commerce O2O (online-to-offline)[…],” ungkap Andi S. Boediman selaku Managing Partner dari Ideosource.

Bersamaan dengan investasi tersebut, beberapa orang dari Ideosource akan bergabung dalam jajaran eksekutif di Bhinneka. Andi S. Boediman dan Edward Ismawan dari Ideosource akan bergabung sebagai eksekutif di bagian marketing dan business development. Betti Alisjahbana (mantan President Director di IBM Indonesia), Christian Van Schoote (mantan Director di Central Retail Corporation dan MAP Indonesia), dan Heriyadi Janwar (mantan Senior Product Marketing Manager di Microsoft) juga akan bergabung dengan Bhinneka sebagai chairman, COO, dan vp corporate sales.

Investasi dan jajaran eksekutif tersebut akan membantu Bhinneka mencapai visi terbesarnya, yaitu menjadi situs e-commerce pertama di Indonesia yang berhasil melakukan penawaran saham ke publik atau IPO.

Baca juga:Kumpulan Situs E-commerce yang Bisa Anda Jadikan Pilihan untuk Membeli Gadget

Salah satu e-commerce tertua di Indonesia

Membahas tentang Bhinneka, perusahaan ini sebenarnya telah berdiri dari tahun 1993 sebagai distributor produk-produk arsitektur. Kemudian baru resmi meluncurkan versi online dan menjual produk-produk elektronik pada tahun 1999. Jadi bisa dibilang situs Bhinneka telah berdiri kurang lebih selama 16 tahun sejak masa krisis moneter melanda tahun 1999 silam.

Saat itu situs Bhinneka masih berupa katalog karena pada tahun 90’an infrastruktur internet dan ekosistem jual beli online masih sangat jarang. Sebagai salah satu pelopor bisnis online, Bhinneka mendapat waktu yang tepat untuk memulai dan mendapat rekomendasi dari mulut ke mulut. “Sehingga sampai sekarang kunjungan trafik organik ke Bhinneka mencapai angka 90 persen dibandingkan traffic berbayar,” ungkap Hendrik Tio, CEO Bhinneka kepada Tech in Asia.

Jumlah transaksi e-commerce di Indonesia yang masih sangat rendah dan juga ritel elektronik yang semakin menurun, menjadi potensi yang besar bagi Bhinneka. “Indonesia memiliki pasar ritel offline yang rendah. Kurangnya penetrasi offline tersebut berarti menjadi potensi yang besar bagi saluran bisnis online. Dan cara terbaik untuk memperkenalkan kebiasaan belanja online adalah melalui O2O, atau menggabungkan pengalaman belanja online maupun offline” ungkap Andi.

Hingga sekarang Bhinneka telah memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Sebagai perusahaan yang telah berdiri belasan tahun, jumlah pegawai Bhinneka bahkan telah mencapai lebih dari 600 orang. Namun, bukan berarti Bhinneka berhenti sampai di situ. Perusahaan ini masih merekrut sumber daya manusia terbaik untuk mengisi posisi pengembangan teknologi dan marketing.

Dengan jumlah investasi tersebut, maka Bhinneka akan bersaing dengan situs-situs e-commerce lain yang juga memperoleh dana investasi yang tinggi. Seperti Tokopedia, BukaLapak, JD yang baru masuk ke Indonesia, dan juga Lazada.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Bhinneka Peroleh Investasi Rp300 Miliar dari Ideosource, Siap Melakukan IPO appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kantongi Investasi $1 Juta, Layanan Paket Travel Online Tripvisto Perluas Jangkauan Pasar

$
0
0

Situs penyedia paket perjalanan domestik dan internasional, Tripvisto, hari ini (11/11) mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri A senilai $1 juta (sekitar Rp13,6 miliar) yang dipimpin oleh Gobi Partners.

Melalui press release yang Tech in Asia terima, CEO Tripvisto, Sumartok, mengatakan bahwa putaran pendanaan kali ini akan digunakan untuk meningkatkan produk yang ditawarkan, memperkerjakan talenta baru, dan memperbaiki layanan Tripvisto. Ia menambahkan:

Tripvisto akan menambah jajaran layanan domestik dan internasional dengan menambah destinasi. Selain itu, untuk semakin memperkuat posisi di pasar, tim akan fokus mengembangkan teknologi dan pemasaran inbound yang paling sesuai.

Gobi Partners sendiri juga telah berinvestasi di salah satu startup travel Tuniu di negara asalnya, Cina. Managing Partner Gobi Partners, Thomas G. Tsao, berharap bisa menerapkan strategi yang sama untuk Tripvisto. Ia menambahkan, “Dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan demografis dan ekonomi Indonesia, kami percaya bahwa Tripvisto akan menyediakan paket tur fantastis bagi lebih banyak wisatawan di Indonesia.”

Hingga November 2015, Tripvisto menawarkan paket ke lebih dari 50 negara tujuan dan 157 kota di seluruh dunia. Selain itu, startup ini juga mengklaim telah mencatat pertumbuhan pendapatan bulanan sebesar sepuluh kali lipat selama tahun lalu. Diakui Sumartok, destinasi luar negeri paling populer di situs ini adalah Thailand; sementara di dalam negeri, daerah Lombok, Komodo, dan Bromo menarik minat paling tinggi bagi pengguna.

Menurut angka resmi pemerintah, pada 2014, Indonesia menyumbang 10 juta wisatawan ke luar negeri dan lebih 120 juta wisatawan domestik. Negara ini juga diperkirakan akan mengalami kenaikan demografi kelas menengah pada tahun 2020 dengan perkiraan total 70 juta jiwa. Angka tersebut juga dipercaya akan menambah pendapatan bagi penyedia layanan pariwisata seperti Tripvisto.

Sebagai tambahan informasi, Tripvisto didirikan pada bulan Agustus 2014 dengan tujuan untuk menyediakan layanan pariwisata terbaik dengan harga kompetitif bagi wisatawan domestik. Sebelumnya, Tripvisto mendapat pendanaan dari East Ventures1 pada November 2014.

Baca juga: Kumpulan Startup Penyedia Paket Travel di Indonesia
Di ranah startup layanan travel, Tripvisto berhadapan dengan banyak nama, di antaranya adalah YukTravel, Gogonesia, dan EzyTravel.

(Diedit oleh Lina Noviandari)


East Ventures menanamkan investasi di Tripvisto dan Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk informasi lebih lanjut.

The post Kantongi Investasi $1 Juta, Layanan Paket Travel Online Tripvisto Perluas Jangkauan Pasar appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Strategi yang Tepat untuk Memenangkan Pasar Muslim di Indonesia

$
0
0

Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia memiliki peluang bisnis yang sangat besar. Banyak sektor yang menggiurkan di negara ini, salah satunya adalah sektor muslim.

Di gelaran konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 yang dimulai hari ini (11/11)CEO & Founder situs e-commerce fashion muslim HijUp, Diajeng Lestari dan Group CMO Moxy, Shannon Kalayanamitr, berbagi tip untuk memenangkan pasar tersebut. Berikut ulasannya:

Kenali pasar dengan baik

Hal pertama yang harus diketahui sebelum memasuki pasar Indonesia adalah mengenali demografisnya, baik dari penduduk, lokasi, dan kebutuhan pasar. Diajeng dan Shannon melihat pasar dalam negeri kini didominasi oleh kelas menengah. “Oleh karena itu, penetrasi pasar dapat dilakukan dengan menawarkan produk dengan harga terjangkau dan tetap menarik bagi konsumen,” tutur Diajeng.

Shannon menyarankan para pelaku bisnis untuk tidak hanya menilai pasar sebagai keuntungan yang besar saja. Karena pengguna biasanya tidak menyukai iklan yang terlalu menjual dan lebih memilih konten yang ditawarkan, pastikan pelaku bisnis menawarkan produk terbaik.

Branding yang tepat

Shannon sendiri menilai bahwa untuk memulai bisnis, harus dimulai dengan branding yang tepat dan kuat di setiap negara yang dituju. Tanyakan pada diri sendiri, ingin dikenal sebagai apa startup kamu?

Menurut Shannon, mengetahui branding secara menyeluruh dapat menaikkan kemungkinan mengembangkan bisnis di segala aspek dengan lebih mudah. Sehingga,

Turun ke “lapangan”

Shannon menilai bahwa untuk menemukan strategi marketing yang tepat, startup harus turun ke jalan dan bertanya pada penduduk lokal. Ketahui hal apa saja yang disukai dan tidak disukai, serta apa saja channel media sosial yang banyak digunakan oleh pengguna.

Temukan partner yang tepat

Terakhir, menurut Shannon, strategi lainnya yang harus dikuasai adalah menemukan partner extension yang berada di satu jalur dengan produk yang ditawarkan, terutama yang telah lama dikenal oleh masyarakat lokal. Kerja sama tersebut dapat mempermudah startup menjangkau pasar.

Baca juga: Ingin Beli Baju Lebaran? Berikut Kumpulan E-commerce Fashion Muslim Indonesia untuk Referensi Anda

Diajeng menilai bahwa pemilihan strategi dan riset yang berkelanjutan di pasar lokal dapat memperkecil risiko selama beroperasi. “HijUp juga dimulai dari nol dan belajar banyak di setiap prosesnya hingga dapat meraih pasar,” tutup Diajeng.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Strategi yang Tepat untuk Memenangkan Pasar Muslim di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

5 Insight Tentang Kondisi Ekosistem Startup Indonesia di tahun 2015

$
0
0

Seperti apa sih kondisi ekosistem startup Indonesia saat ini? Bagaimana cara terbaik mendapatkan talent berkualitas agar bisa berekspansi di Indonesia? Industri apa yang bisa berkembang ke depannya?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa kita dapatkan pada diskusi pertama di Tech in Asia Jakarta 2015 yang mengusung topik “Opportunity, Expansion, and Ecommerce: The Indonesian Market in 2015.”

Diskusi ini diisi oleh Andy Zain, Managing Director Mountain SEA Ventures, VC yang merupakan bagian dari Investment Holding Group yang berpusat di Zurich, Swiss; dan Andi S. Boediman, Co-Founder dan Managing Partner Ideosource, VC Indonesia yang fokus pada pendanaan tahap awal dan seri A.

Kondisi startup Indonesia di masa lalu dan masa kini

Diskusi dibuka dengan pertanyaan dari Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, mengenai perbandingan startup Indonesia di masa lalu dan masa kini, khususnya di pasar e-commerce.

Baik Andi Boediman dan Andy Zain sepakat bahwa e-commerce saat ini sudah terlalu padat bila dibandingkan dengan empat atau lima tahun lalu. Ini merupakan sebuah tantangan besar yang perlu dihadapi siapa pun yang hendak masuk, khususnya dari segi pendanaan. Tentu diperlukan dana yang tak sedikit untuk melawan pemain-pemain besar sudah lebih dulu ada seperti Tokopedia dan Lazada.

Namun di sisi lain, peluang di Indonesia juga masih besar. Pertama, dibandingkan negara-negara maju yang e-commerce-nya sudah mencapai 20 persen pengeluaran retail, di Indonesia angka ini baru mencapai sekitar 2 persen. Ini menandakan potensi pasar e-commerce yang luas kedepannya.

Kedua, saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak perusahaan yang bisa mendukung ekosistem e-commerce, misalnya dari sisi logistik, pembayaran, dan keamanan. Industri dalam satu ekosistem ini tentunya juga akan ikut tumbuh bersama e-commerce di masa depan.

Dua peluang ini, lanjut Andi Boediman, bisa didapatkan bila kita mau berinvestasi dan memberikan dedikasi besar terhadap apa yang kita bangun.

Investor tak lagi hanya memberikan pendanaan

Negara-negara yang ekosistem startup-nya sudah maju seperti Amerika Serikat dan Cina pernah mengalami masa saat investasi tiba-tiba melonjak tinggi, yang kemudian mendorong lahirnya startup besar. Di Indonesia, lonjakan itu baru terjadi hari ini.

Lonjakan di Indonesia hari ini dimotori oleh datangnya investor gelombang kedua. Investor gelombang pertama datang sekitar 4 atau 5 tahun lalu, namun kebanyakan hanya menanam modal dan tidak memberikan apa pun ke founder selain dana. Andy Zain menyebut bahwa mereka bukanlah “the real investor”.

Baca juga: Industri Teknologi Asia akan Memasuki Zaman Keemasan

Di gelombang kedua, investor yang datang kebanyakan adalah muka-muka baru yang fokus tidak hanya untuk berinvestasi dan mengharapkan return, tetapi juga membantu pengembangan kualitas founder dan startup binaannya. Mountain SEA, misalnya, memberikan pelatihan dan pendidikan bahkan fasilitas untuk founder agar bisa bekerja di kantornya.

Menghadapi perubahan fokus investor ini, Andi Boediman menyarankan founder untuk memilih investor dengan hati-hati. Founder tidak boleh lagi hanya memikirkan uang, tetapi juga harus mulai memikirkan dukungan apa lagi yang bisa diberikan VC kepada tim mereka agar bisnis yang dibangun bisa maju lebih cepat.

Talent berkualitas dari industri lain mulai pindah ke industri IT

Dari segi kuantitas, Andi Boediman mengungkapkan bahwa saat ini, jumlah founder berkualitas di Indonesia semakin bertambah. Salah satunya berkat semakin besarnya exposure yang diberikan media terhadap startup di Indonesia.

Dari segi kualitas, Andi Boediman menyatakan bahwa kualitas founder dan developer di Indonesia bisa setingkat dengan mereka yang ada di Silicon Valley, meski jumlahnya memang tidak sebanyak di sana.

Pertambahan jumlah founder berkualitas ini dimotori juga oleh pertumbuhan industri IT di Indonesia. Ini mendorong talent berkualitas dari industri lain, seperti perbankan dan manufaktur, untuk pindah ke industri IT.

Kualitas founder lebih menentukan kesuksesan dibandingkan kualitas business model

Menanggapi salah satu pertanyaan soal mana yang lebih penting antara kualitas founder dan kualitas business model, Andi Boediman berpendapat bahwa ia lebih mementingkan kualitas founder.

Hal ini disebabkan karena business model dapat dikembangkan dengan mudah. Selain itu, sebagus apa pun diciptakan, business model memang seringkali harus berubah, misalnya saat diketahui bahwa ternyata pasar belum siap menerima model tersebut.

Tidak demikian halnya dengan kualitas founder yang sulit diubah. Kualitas di sini tidak hanya dari sisi skill, tetapi juga komitmen dan dedikasi. Andi Boediman menegaskan bahwa ia hanya mau bekerja sama dengan founder yang memberikan 100 persen tenaganya dan tidak menjadikan startup miliknya proyek sampingan.

Menurut Andi, founder yang berkualitas adalah salah satu faktor utama keberhasilan startup. Dengan founder yang berkualitas, semua sisi bisnis dapat berkembang dan diperbaiki dengan cepat, sehingga kemungkinan startup untuk sukses juga menjadi lebih besar.

Perekrutan talent perlu dilakukan secara serius

Andi Boediman menekankan bahwa proses perekrutan talent merupakan sesuatu yang harus diseriusi. Ia bahkan memilih untuk melakukannya sendiri, misalnya dengan melakukan pencarian di LinkedIn atau bahkan datang mencari langsung ke kampus-kampus dan sekolah.

Ada satu tip yang diberikannya untuk mencari developer. Dibandingkan datang ke kampus besar, Andi Boediman lebih suka datang ke kota-kota terpencil dan mencari SMK di sana.

Ia akan mengadakan kompetisi dan mencari yang terbaik, kemudian membawa dan melatih mereka di Jakarta. Selain mendapatkan talent yang lebih loyal, kita juga berkontribusi mengembangkan ekosistem startup ke daerah di luar Jakarta.

Baca juga: Indonesia Sebagai Pasar Teknologi Hebat di Masa Depan

Andy Zain mengungkapkan cara lain. Ia menyarankan VC atau founder untuk berkontribusi terlebih dahulu ke komunitas-komunitas IT dan startup untuk bisa menarik talent terbaik.

Ia mencontohkan bahwa timnya mengadakan berbagai acara seperti Mobile Monday. Lewat komunitas, Andy Zain berharap bisa mendapatkan banyak koneksi yang bisa membawanya ke talent terbaik dari industri IT maupun non-IT.


Bagaimana, setelah mendapatkan insight dari Andy Zain dan Andi S. Boediman, siapkah kamu mengambil kesempatan di tahun depan?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post 5 Insight Tentang Kondisi Ekosistem Startup Indonesia di tahun 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Perkembangan Internet of Things di Indonesia?

$
0
0

Indonesia tidak hanya memiliki potensi yang besar di dalam sektor e-commerce dan platform pembayaran. Salah satu sektor lain yang sedang berkembang di tanah air adalah Internet of Things (IoT), yang memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari di lingkungan perkotaan maupun pedesaan. Pada sesi ketiga hari pertama Tech in Asia Jakarta 2015, kami menghadirkan Regi Wahyu, selaku Founder dan CEO dari CI-Agriculture.

CI-Agriculture merupakan salah satu startup yang memanfaatkan teknologi Internet of Things dalam bidang agrikultur, untuk membantu para petani mengelola sawah mereka dengan lebih baik.

Regi mengawali presentasinya dengan bercerita tentang seorang wanita yang mengalami kecelakaan, yang menyebabkan lehernya patah dan membuat sebagian besar badannya tidak berfungsi. Tapi untungnya otak wanita tersebut masih berjalan normal. Dengan bantuan IoT, wanita tersebut mengikuti sebuah terapi khusus yang akhirnya dapat membantu wanita tersebut berjalan kembali.

Tidak hanya di dalam kehidupan sehari-hari, peran serta teknologi juga telah membantu berbagai proyek eksplorasi luar angkasa. Salah satunya adalah sebuah printer 3D (tiga dimensi)  Zero Gravity, atau tidak memiliki gravitasi sama sekali. Teknologi ini memungkinkan printer tersebut bisa digerakkan dan digunakan dengan lebih mudah di luar angkasa. Perangkat tersebut dikembangkan oleh Made in Space dan hingga sekarang masih digunakan oleh NASA.

Selain untuk keperluan luar angkasa, printer 3D juga mulai digunakan untuk penelitian tubuh manusia dengan melakukan replikasi organ-organ tubuh manusia. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang itu adalah Cambrian Economy, yang melakukan penelitian dan mengembangkan teknologi printing menggunakan laser yang dapat mereplikasi DNA manusia.

Baca juga: Dampak Internet of Things bagi Berbagai Industri Global (INFOGRAFIS)

Meneropong masa depan teknologi Internet of Things

Regi mengungkapkan bahwa terdapat tiga elemen yang dapat mendorong perkembangan teknologi IoT. Pertama adalah Sensor yang merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur benda-benda fisik, dan Actuator adalah sebuah alat yang bertanggung jawab untuk menggerakkan sebuah sistem. Dua alat itu berfungsi sebagai penyedia informasi digital.

Kedua adalah Connectivity yaitu jaringan kabel maupun nirkbel yang bertanggung jawab sebagai penghubung antara satu benda dengan benda lainnya. Ketiga adalah People dan Process, yang menjadi pengguna akhir yang akan memproses dan menghubungkan elemen pertama dengan elemen kedua.

Ketiga elemen tersebut secara tidak langsung akan mendorong perkembangan big data yang menampung dan memproses berbagai data yang berasal dari tiga elemen tersebut. Beberapa ahli bahkan telah melakukan proyek bahwa pada tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 212 miliar perangkat yang telah terhubung. Selain itu nantinya juga akan ada 30 miliar lebih sensor-sensor yang akan terhubung ke jaringan.

Dari negara maju, kini mulai ke negara berkembang

Inovasi teknologi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan Cina terbilang pesat. Hal itu bisa terjadi salah satunya karena dukungan komunitas dan ekosistem. Misalnya di Amerika Serikat ada TechShop, sebuah tempat yang menyediakan ruang bagi para penggiat IoT melakukan eksperimen dan eksplorasi. Tempat tersebut menyediakan alat-alat yang sangat lengkap sehingga bisa menghasilkan produk dasar dengan lebih cepat. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Maker space sekarang tidak hanya terdapat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, tapi juga sudah mulai adai di Indonesia dan tentunya membantu ekosistem Internet of Things,” ungkap Regi. Beberapa makerspace bahkan telah berkembang di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bogor.

Sejumlah startup teknologi di Indonesia juga telah bermain di ranah Internet of Things. Salah satunya adalah Cubeacon yang memanfaatkan teknologi iBeacon sebagai sarana marketing. Startup asal Surabaya ini telah melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk menerapkan teknologi IoT dalam skala yang lebih besar.

Beralih ke kota kembang Bandung ada eFishery, produsen alat pemberi pakan ikan. Berawal dari ide sederhana di sebuah tambak ikan, kini telah berkembang pesat. Beberapa waktu lalu eFishery juga telah memperoleh investasi Pre-Seri A. Apakah kamu semakin tertarik dengan teknologi ini?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Bagaimana Perkembangan Internet of Things di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud

$
0
0

Banyak startup baru yang langsung tumbuh menjadi besar. Namun, untuk menjadi besar, sebuah startup tidak mesti berinvestasi pada server konvensional yang mahal. Hari ini (11/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, Chief Technology Officer (CTO) Amazon, Dr. Werner Vogels, berbicara tentang bagaimana cloud dapat memberikan efisiensi dari segi waktu, biaya, dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan infrastruktur konvensional.

“Nama-nama besar di ranah startup tumbuh dengan cloud. Lihat saja Airbnb. Untuk perusahaan yang menangani ratusan booking tiap harinya, mereka hanya punya lima orang tenaga IT,” jelas Werner.

Baca Juga: Kumpulan Situs Penyedia Cloud Hosting Lokal untuk Startup

Menurut Werner, ada empat tugas utama pendiri startup, yaitu menentukan visi produk, model bisnis, eksekusi dengan cepat, dan merekrut orang-orang yang tepat. Namun, bagi CTO, ada lima tugas tambahan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu soal isu keamanan, menjaga keandalan produk dan layanan, skalabilitas, performa, sembari mencapai itu semua dengan biaya yang efisien.

Simpelnya Cloud computing

Jika dibandingkan dengan infrastruktur konvensional, di mana perusahaan harus berinvestasi membeli server, data center, network device, database, storage, dan lain sebagainya, cloud computing mengizinkan perusahaan membangun infrastrutur yang sama dengan biaya yang relatif lebih rendah.

TIA Jakarta 2015 Werner Vogels Amazon | Featured

“Sekarang, semuanya serba programmable. Lagipula, pelanggan tidak peduli dengan server yang kamu gunakan, mereka lebih peduli dengan aplikasi yang kamu bangun,” tambah Werner.

Dijelaskan oleh Werner, ini sejalan dengan Hukum Gall yang menyebutkan bahwa sistem yang rumit berkembang dari sistem yang simpel. Apabila dari awal sistem yang dibangun sudah rumit, peluang kegagalannya cenderung lebih besar. Sebaliknya, jika sistem yang rumit merupakan hasil perkembangan dari sistem yang simpel, kesempatan suksesnya akan lebih tinggi.

Dengan begitu, pendiri startup, khususnya CTO, tidak perlu pusing dengan bagian teknis ini. Cukup outsource saja ke penyedia layanan cloud. Mereka pun bisa fokus mewujudkan visi perusahaan dan membangun aplikasi atau layanan yang sesuai kebutuhan penggunanya.

Bangkitnya application container

Dalam presentasinya, Werner juga menyampaikan salah satu teknologi cloud yang sedang tren saat ini, yaitu aplikasi berbasis container. Teknologi ini membuat pengembangan dan penambahan fitur pada aplikasi, baik yang berbasis web maupun mobile, menjadi lebih mudah.

Proses development dan deployment aplikasi dengan containers memang menjadi mudah dan simpel. Akan tetapi, ada cara yang lebih mudah lagi, yaitu menggunakan AWS Lambda. Dengan menggunakan layanan cloud computing (komputasi awan) milik Amazon ini, kamu cuma perlu menentukan fungsi yang dikehendaki, meletakkannya di cloud, menentukan kapan dan apa yang akan menjadi trigger fungsi tersebut, dan biarkan ini bekerja dengan sendirinya.

“Bahkan kamu tidak perlu memikirkan skalabilitas,” kata Werner.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi Hasni)

The post Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Game yang Dipamerkan di Tech in Asia Jakarta 2015 Ini Beri Solusi Kesehatan untuk para Lanjut Usia

$
0
0

Di antara banyaknya booth di Tech In Asia Jakarta 2015 hari ini, ada satu yang berhasil menarik perhatian saya. Sebuah booth dari Nanyang Technological University (NTU) membawa game unik menggunakan aksesoris Xbox Kinect sebagai alat bantunya. Proyek ini dibuat oleh Research Centre of Excellence in Active Living for Elderly (LILY).

Ping Ping Pang Pang, begitu judul game tersebut. Seperti namanya, game ini mengambil gameplay dasar dari olahraga tenis meja. Ping Ping Pang Pang mengajak pemain untuk memukul bola yang mengarah kepadanya. Tantangannya adalah terdapat dua bola berbeda warna dan kamu hanya boleh memukul bola dengan warna yang telah ditentukan.

Game ini bertujuan sebagai alat bantu bagi orang lanjut usia untuk berolahraga secara ringan dan melatih kemampuan kognitif mereka. Olahraga didapat melalui gerakan memukul bola, sedangkan pelatihan kemampuan kognitif didapat dari memperhatikan warna yang benar untuk dipukul.

LILY | Photo

Tak hanya Ping Ping Pang Pang, LILY juga memiliki peralatan lain dengan fungsi sebagai alat terapi (yang tidak dipamerkan di sini). Contohnya adalah Basketball Genius yang berfungsi untuk alat terapi penderita stroke, Rain of Petals yang digunakan untuk melatih memori dan alat monitor kesehatan, serta Pumpkin Garden yang berfungsi sebagai alat deteksi penyakit Parkinson.

Serangkaian karya di atas membuktikan bahwa game bisa berguna di luar fungsinya sebagai media hiburan. Di sini, game juga bisa menjadi alat bantu di bidang medis. Pasien pun merasa senang ketika melakukannya karena terapi berubah bentuk menjadi sebuah permainan.

Baca juga: Telkom Mencoba Peruntungan Memasuki Ranah Kesehatan dengan Mendirikan UDoctor

Saat ini hasil karya LILY sudah dipakai di berbagai pusat rehabilitasi Singapura. Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang proyek ini, kamu dapat mengunjungi situs LILY yang tersedia di bawah.

Apakah menurutmu cara ini efektif untuk memerangi berbagai penyakit ketika lanjut usia Sampaikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ya.

Situs Resmi: LILY


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Game yang Dipamerkan di Tech in Asia Jakarta 2015 Ini Beri Solusi Kesehatan untuk para Lanjut Usia appeared first on Tech in Asia Indonesia.

CEO Rappler: Bagaimana Teknologi Bisa Membentuk Masa Depan Media

$
0
0

Dalam sesi keenam di Main Stage Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini, Maria Ressa, seorang jurnalis dan entrepreneur asal Filipina, membagi pengalamannya saat mendirikan Rappler. Ia juga memaparkan bagaimana teknologi, khususnya media sosial, dapat mendorong perubahan sosial dengan lebih cepat dan efektif dibandingkan media tradisional.

Rappler sendiri adalah sebuah perusahaan startup media yang berpengaruh di Filipina. Perusahaan ini didirikan tahun 2012 oleh Maria yang pada saat itu mendapatkan pendanaan awal dari rekan-rekannya sesama jurnalis.

Berkat media sosial, Rappler berkembang sangat cepat dan dalam waktu kurang dari tiga tahun, Rappler telah mencapai break-even untuk investasinya.

Teknologi menciptakan pertumbuhan eksponensial

Sebagai pembuka, Maria mengungkapkan bahwa alasannya mendirikan Rappler adalah ikut berkontribusi bagi dunia. Ia memang bisa melakukannya lewat media tradisional, namun ia merasa pertumbuhan media tradisional bersifat linear sehingga membutuhkan waktu untuknya sebelum dapat melakukan perubahan.

Maria meyakini bahwa dengan teknologi, ia dapat menciptakan pertumbuhan eksponensial. Lewat teknologi dan dunia virtual, sebuah ide dapat tersebar dengan cepat dan menjangkau lebih banyak orang, memungkinkan perubahan untuk terjadi.

Baca juga: Memahami Konten Viral Media Sosial bagi Sebuah Brand
Maria mengambil gerakan “Million People March” sebagai contohnya. Gerakan ini hanya berawal dari sebuah post di Facebook yang kemudian mendorong orang untuk bergerak memprotes kebijakan pemerintah soal dana pork barrel.

Tanpa banyak koordinasi, belasan ribu orang turun ke jalan dan melakukan demonstrasi di pusat kota Manila. Di saat yang sama, hashtag #MillionPeopleMarch and #ScrapPork menjadi trending topic di Twitter Filipina, menandakan banyaknya orang yang memantau aktivitas tersebut. Menanggapi protes besar tersebut, pemerintah Filipina akhirnya memutuskan untuk membatalkan anggaran mereka.

Tanpa teknologi, protes ini memang masih mungkin terjadi. Tetapi dengan teknologi, impact tersebut tercipta dengan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan dengan media tradisional.

Menggerakkan emosi untuk mendorong perubahan sosial

Maria mengungkapkan bahwa Rappler mampu menggerakkan orang untuk mencegah terorisme, mengurangi kemiskinan, dan korupsi dengan menggunakan emosi.

Emosi sendiri, menurut Maria, merupakan hal yang paling menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu. 80 persen keputusan yang kita pilih dibuat berdasarkan emosi, bukan pemikiran rasional.

Di masa lalu, emosi menyebar secara fisik. Saat kita tersenyum berbahagia, ada 54 persen kemungkinan orang yang melihatnya juga akan ikut merasa bahagia, begitu pula dengan emosi lain seperti kesedihan dan kemarahan.

Baca juga: 5 Kiat Memaksimalkan Media Sosial untuk Pertumbuhan Startup Anda
Saat ini, emosi tersebut disampaikan dalam bentuk tweet atau post Facebook, yang kemudian menyebar lewat jejaring sosial seseorang. Tentu ini menyebabkan penyebaran emosi terjadi secara eksponensial.

Emosi yang paling mudah menyebar, menurut Maria, adalah emosi marah, sementara yang kedua tercepat adalah inspirasi.

Maria mengambil contoh bagaimana sebuah hashtag #saveMaryJane mengubah keputusan krusial. Saat itu, Indonesia sudah terlihat hampir pasti akan menghukum mati pekerja asal Filipina, Mary Jane, karena kedapatan membawa Narkoba.

Sekitar satu minggu sebelum Mary Jane dihukum mati, tim dari Change.org mendatangi Maria untuk meminta bantuan mempopulerkan hashtag tersebut, berharap bisa menggerakkan banyak orang untuk menentang hukuman mati yang diberikan.

Maria awalnya tidak percaya bahwa itu bisa mengubah keadaan. Jarak eksekusi hanya tinggal enam hari lagi. Namun Maria mempersilakan mereka untuk melanjutkan apa yang mereka rencanakan dan mendukung mereka.

Tak disangka, beberapa menit sebelum eksekusi dilakukan, hukuman mati untuk Mary Jane ditunda. Ini terjadi setelah rakyat Filipina menekan pemerintahnya untuk menemukan bukti baru secara cepat – dikompori oleh hashtag #saveMaryJane yang populer baik di Filipina maupun Indonesia ketika itu.

Saran untuk startup di Indonesia

Maria menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara paling penting di Asia Tenggara, “Jika Indonesia bersin, maka negara Asia Tenggara lainnya akan tertular.” Karena itu, perubahan dan kebaikan yang kita lakukan di Indonesia berpotensi menyebar ke negara lain. “Karakteristik orang Filipina dan Indonesia hampir sama, yang beda hanya bahasa saja,” ungkapnya.

Maria menyarankan bagi para entrepreneur di Indonesia yang ingin menciptakan peruabahan untuk bisa menciptakan satu media independen seperti Rappler. Ia merasa Indonesia kekurangan dalam hal ini, khususnya terlihat saat penyelenggaraan Pemilu 2014 lalu yang mana hampir semua media tradisional condong ke salah satu pihak.

Untuk mereka yang masih muda, Maria menyarankan untuk lebih berani dan tetap berusaha memberikan yang terbaik. Mereka yang berusia 20-an masuk dalam kategori digital native, yang menurut Maria mengetahui apa yang tidak diketahui orang-orang yang lebih tua. Di sanalah mereka dapat berkontribusi.


Maria membuktikan bahwa sebuah bisnis ada tidak hanya untuk menciptakan uang, tetapi juga untuk melakukan perubahan sosial yang semakin dimudahkan dengan adanya teknologi dan media sosial. Siapkah kamu membangun bisnis seperti Rappler?


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar: Ryomaandres)

The post CEO Rappler: Bagaimana Teknologi Bisa Membentuk Masa Depan Media appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Strategi Meraih Pasar Lewat Twitter dengan Lebih dari Sekadar “Berkicau” 140 Karakter

$
0
0

Penggunaan smartphone semakin menjamur di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Maraknya media sosial juga mendorong orang cenderung memakai lebih dari satu perangkat mobile. Berkaca dari kondisi ini, tak mengherankan bila kesempatan bagi para marketer terbuka lebar.

Dalam acara Tech in Asia Jakarta 2015 hari ini (11/11), Roy Simangunsong yang baru September lalu menduduki kursi panas sebaga Head business of Twitter Indonesia turut berbagi strategi bagaimana cara meraih pasar menggunakan produk situs microblogging berlogo burung tersebut.

The Power of Now

Pengelola sebuah brand harus bisa mencari tahu apa yang tengah hangat terjadi di sekitar pengguna. Sebagai contoh, di Indonesia seringkali meraih trending topic ketika menyangkut berbagai selebrasi di hari istimewa seperti peringatan Hari Kemerdekaan atau saat memasuki bulan suci Ramadan. Dengan menggunakan bahasa terkait humanisme serta bantuan hashtag (#) pemilik brand juga bisa mengoptimalkan para pengguna Twitter.

Jangan hanya bermain kata

Jika kita berbicara mengenai media sosial Twitter hari ini, tentunya bukan lagi hanya memanfaatkan penulisan sepanjang 140 karakter. Sekarang ini setiap orang bisa menggunakan video live, GIF, hingga video pendek tentang brand mereka.

Akses video pada perangkat mobile juga berkembang sangat cepat, terbukti dengan 40 persen pengguna Twitter mengunggah video di akun mereka. Bukan video berdurasi panjang, tetapi video pendek saja sebagai bagian untuk menarik para audiens serta follower mereka.

Setiap brand juga bisa menggunakan video untuk membuat sebuah campaign yang potensial. Banyak merek besar seperti XL Axiata juga sempat meng upload iklan mereka melalui Twitter.

Bermain dengan emosi

Video yang menggambarkan emosi juga menarik untuk digunakan karena mampu menarik orang secara personal. Setelah mereka menyukainya, mereka akan mulai melakukan Retweet. Roy menuturkan:

Ketika sebuah tweet sudah disukai sampai di-retweet lebih dari 6 kali, ada potensi muncul follower baru yang akan membantu sebuah campaign.

Di akhir sesinya Roy menambahkan bila relevansi dengan pengakses konten juga merupakan hal yang penting. “Retweet baru akan terjadi ketika ada kecocokan antara apa yang dilihat dan dirasakan,” tandasnya.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Strategi Meraih Pasar Lewat Twitter dengan Lebih dari Sekadar “Berkicau” 140 Karakter appeared first on Tech in Asia Indonesia.

10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1)

$
0
0

Hari ini (11/11) merupakan hari pertama digelarnya konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Pada acara ini, sekitar 100 startup bootstrap dari seluruh Asia hadir untuk memperkenalkan produk atau layanan kepada investor, media, maupun perusahaan yang bisa menjadi mitra potensial mereka.

Berikut adalah sepuluh startup menarik yang kami temukan di Bootstrap Alley:

Fabrik+Ink

fabrik+ink startup

Fabrik+Ink merupakan co-working dan market space yang menyediakan berbagai barang-barang hiasan rumah, seperti bantal, seprai, dan kustom lampu. Para vendor di dalamnya dapat menggunakan berbagai desain grafis untuk diaplikasikan ke produk.

Qasico

qasico feature

Melalui Qasico, para klien dapat menentukan kustomisasi untuk Integrated Business Application (IBA) atau aplikasi dalam bisnis untuk memenangkan pasar. Berbagai sektor dalam bisnis dapat dikustomisasi, seperti shipping, warehouse, penjualan, procurement, dan lainnya.

PurelyB

purelyb startup layanan diet

Layanan asal Malaysia, PurelyB menawarkan berbagai solusi untuk menurunkan berat badan. Paket yang ditawarkan biasanya mulai dari 21 hari yang berisi smoothies, tip gerakan olahraga, dan bahan makanan yang dapat dikonsumsi selama berlangganan.

Zelos

aplikasi zelos job student platform

Platform Zelos memungkinkan pengguna untuk menemukan pekerjaan sesuai dengan biodata pengguna. Pengguna yang dituju Zelos adalah pelajar, mahasiswa, atau pemilik bisnis. Setelah pengguna mengisi informasi yang dibutuhkan, platform ini akan mencocokan informasi pengguna dengan lowongan yang tersedia.

Storial

startup storial novel gratis

Para kutu buku mungkin menyukai layanan dari Storial dengan banyaknya pilihan cerita yang disediakan. Layanan yang disediakan berupa berbagai buku digital dengan kategori seperti roman, komedi, dan misteri secara gratis. Pembaca juga tidak diharuskan melakukan pendaftaran dan pembayaran untuk menikmati layanannya.

AdaAcara

adaacara feature

Untuk mengakomodir informasi acara bagi para pelajar di universitas, AdaAcara menyediakan layanan tersebut. Berbagai acara yang ditujukan bagi mahasiswa, antara lain adalah seminar, kompetisi, dan lainnya yang berlokasi di seluruh Indonesia.

InfoDiskon

aplikasi infodiskon

Seperti namanya, InfoDiskon menyediakan layanan melalui aplikasi di platform Android. Tersedia empat kategori utama informasi diskon, yakni Apparels, Foods, Events, dan Exclusive. Setiap informasi di dalamnya diberikan update setiap minggunya sehingga pengguna tidak terlewat informasi diskon.

Tulungin

layanan startup tulungin

Terkadang menemukan vendor untuk memperbaiki peralatan rumah tangga, seperti AC, mesin cuci, dan kulkas bukan perkara yang mudah. Karenanya, Tulungin coba menjembatani kebutuhan tersebut. Pengguna dapat memilih layanan pemasangan, perbaikan, hingga pembersihan untuk ketiga alat tersebut. Layanan ini mengenakan biaya mulai dari Rp300.000 per jasa yang dilakukan.

Netika

netika indonesia

Berada di bawah naungan PT Netika Indonesia, Netika menyediakan layanan HR terintegrasi bagi berbagai kebutuhan bisnis. Empat layanan utama yang disediakan adalah Integrated Human Capital Management System, HR Consulting, Trainings and Workshops, serta IT system solutions.

Rabbit Learning

rabbit learning

Dengan aplikasi untuk platform iOS yang disediakan, Rabbit Learning memberi pengguna kemudahan untuk menyaring kebutuhan pendidikan bagi pelajar atau karyawan mengaksesnya melalui smartphone. Selain itu, layanan ini juga dapat membantu pengguna melakukan publishing karya yang dihasilkan.

Baca juga: Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud

Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post 10 Startup Menarik di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta 2015 (Day 1) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rencana Besar RedMart untuk Menjadi “Toko Serba Ada” di Asia Tenggara

$
0
0

Perkembangan layanan online pengiriman bahan makanan asal Singapura, RedMart, tampaknya sama sekali tidak terbendung. Sejak diluncurkan tahun 2012, RedMart sudah mengumpulkan para investor papan atas seperti Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Co-Founder Skype Toivo Annus, Softbank Capital dan banyak lainnya.

Baru-baru ini perusahaan e-commerce tersebut baru saja mendapatkan pendanaan enam juta dolar yang akan mereka gunakan untuk ekspansi secara regional. Sekarang, RedMart memperkerjakan sekitar 650 orang di Singapura.

Tech in Asia sudah meliput perkembangan RedMart sejak awal, tapi kami tidak tahan untuk mengundang Co-Founder dan CEO Roger Egan untuk hadir di Tech in Asia Jakarta 2015. Kita ingin menggali lebih banyak info dari mereka.

Apa yang begitu meyakinkan mengenai model bisnis RedMart? Apa strategi  mereka selanjutnya?

Gudang dan pasar

Roger menjelaskan bahwa RedMart berbeda dengan layanan pengiriman bahan makanan lainnya. Lihat Happyfresh sebagai contoh. RedMart mengirimkan bahan makanan dari gudang mereka sendiri, sedangkan Happyfresh bekerja sama dengan supermarket.

Bekerja sama dengan supermarket memang lebih praktis dalam urusan menyimpan barang, ucapnya. Namun secara jangka panjang, kemampuan untuk mengatur keseluruhan pengalaman pengguna adalah sesuatu yang penting. “Sebuah supermarket tidak akan pernah seefesien gudang sendiri.” jelas Roger.

RedMart sekarang menggunakan model hibrida. Kebanyakan dari produk mereka disimpan di gudang. Namun sejak Juli, RedMart bekerja sama dengan empat ratus toko khusus di Singapura. Kerja sama ini memperkaya jumlah barang yang bisa ditawarkan.

Dengan ini, RedMart meningkatkan jumlah produk mereka menjadi 30.000 jenis. “Supermarket pada umumnya mempunyai 10.000 sampai 12.000 produk saja,” ucap Roger.

Bagaimana cara bekerja di pesawat roket

Roger mengatakan bahwa perkembangan RedMart dalam beberapa tahun ke belakang seperti bekerja di sebuah roket.

Ia mengatakan bahwa sangat penting bagi dirinya untuk menciptakan sebuah budaya kerja yang bagus dan menjaga orang-orang terbaik. Salah satu tekniknya adalah memberikan sambutan kepada para pegawai baru. “Sejauh ini, hanya satu developer saja yang mengundurkan diri dan itu pun pada akhirnya kembali lagi,” aku Roger.

Sebuah perusahaan harus mau untuk berinvestasi kepada orang-orang terbaik. Salah satu akuisisi talenta terbesar bagi RedMart adalah mendapatkan COO mereka yang mempunyai dua belas tahun pengalaman kerja di Amazon. “Saya belajar sangat banyak darinya,” kata Roger. “Sekarang kami telah berkembang cukup besar untuk menarik talenta seperti dia.”

Rencana ekspansi

RedMart juga memberikan indikasi bahwa mereka sudah siap untuk berekspansi. Roger mengatakan bahwa target selanjutnya adalah Hong Kong. Ia tidak menyebutkan secara rinci tanggalnya, namun akan dilakukan di tahun 2016.

Namun tampaknya RedMart tidak sedang terburu-buru. Singapura sendiri memang masih besar “Singapura adalah pasar sebesar enam belas miliar dolar. Kamu bisa membangun perusahaan multimiliar, hanya untuk bahan makanan, di Singapura,” ungkapnya.

Walaupun begitu, Hong Kong tetap di depan mata. Sebuah pasar sebesar 23 miliar dolar untuk industri bahan makanan dan indonesia mungkin selanjutnya. “Saya pikir Indonesia dalam waktu sepuluh tahun ke depan bisa lebih besar dari pasar manapun di Asia Tenggara, namun Hong Kong untuk sekarang adalah pasar yang berada paling atas dalam urutan.”

Baca juga: HappyFresh Makin Agresif Berekspansi dan Luncurkan Platform Resep Makanan HappyRecipe

Lalu bagaimana dengan toko serba ada satunya? Ya, maksud kami adalah Amazon. Kami tidak akan kaget jika RedMart juga mencoba bergerak ke arah yang sama dengan mereka dan menawarkan lebih banyak lagi produk.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diterjemahkan oleh Hendri Salim dan diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Rencana Besar RedMart untuk Menjadi “Toko Serba Ada” di Asia Tenggara appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Viewing all 6222 articles
Browse latest View live