App Annie, perusahaan penyedia analisis data layanan mobile di seluruh dunia, baru-baru ini memublikasikan laporan penggunaan aplikasi mobile pada kuartal pertama tahun 2015. Laporan tersebut memberikan beberapa informasi tentang penggunaan aplikasi oleh para pengguna smartphone di lima negara yang menjadi sampel, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, dan Korea Selatan. Salah satu bagian dari laporan tersebut memaparkan perilaku pengguna smartphone terhadap aplikasi game. Kesimpulannya? Pengguna smartphone di Asia lebih lama bermain game mobile dibandingkan benua lainnya.
Kesimpulan tersebut ditarik berdasarkan pengamatan berbagai aspek yang berkaitan dengan penggunaan aplikasi game di smartphone. Jepang dan Korea Selatan mengungguli tiga negara lain di berbagai aspek yang diteliti, mulai dari frekuensi bermain game, lama waktu bermain, hingga persentase pendapatan aplikasi game terhadap total pendapatan semua aplikasi di masing-masing negara tersebut. Hal ini tidaklah mengejutkan, sebab bermain game merupakan aktivitas terlama kedua dalam kategori pemakaian smartphone di dua negara Asia tersebut.
Lebih lanjut, App Annie memberikan beberapa detail menarik mengenai perilaku bermain game para pengguna smartphone Android di lima negara yang menjadi sampel. Jepang menempati posisi teratas dalam kriteria frekuensi dan lama bermain game, disusul kemudian oleh Korea Selatan. Rata-rata frekuensi dan lama sesi permainan tiap pengguna smartphone di Jepang setiap bulannya mencapai hampir empat kali lipat dibandingkan dengan pengguna di Amerika Serikat. Perbedaan tersebut menjadi semakin besar lagi apabila dibandingkan dengan pengguna Inggris yang menempati posisi terbawah pada kategori tersebut.
Frekuensi dan lama permainan tersebut berbanding lurus dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh Apple App Store maupun Google Play Store. Data kuartal pertama tahun 2015 yang dibagikan oleh App Annie mengonfirmasi tren selama ini bahwa game merupakan sumber pendapatan terbesar dari semua jenis aplikasi mobile. Game menghasilkan sedikitnya 70% dari total pendapatan gabungan kedua toko digital tersebut di Inggris walaupun para pengguna smartphone di sana relatif jarang bermain game. Porsi pendapatan ini menjadi semakin besar hingga mencapai sedikitnya 90% di Jepang dan Korea Selatan.
Berbagai game free-to-play tenar masih mendominasi posisi teratas aplikasi dengan pendapatan terbesar. Nama-nama besar seperti Clash of Clans, Candy Crush Saga, ataupun Crossy Road termasuk ke dalam jajaran sepuluh besar aplikasi dengan jumlah pemain aktif terbanyak di lima negara tersebut. Tidak dijelaskan berapa besar masing-masing judul meraup penghasilan, namun dengan jumlah pemain aktif yang sedemikian besar dapat merefleksikan laba mereka yang bisa mencapai ratusan juta dolar.
Dengan perilaku bermain game yang cukup timpang di antara para pengguna smartphone negara Timur dengan Barat, tidak mengherankan apabila beberapa pihak menganggap masa depan dunia gaming mobile ada di Asia. Tidak dapat dipungkiri, perilaku pengguna smartphone di Jepang dan Korea Selatan belum tentu sama dengan negara Asia lainnya. Namun apabila para developer bisa menguasai pasar Asia yang merupakan benua dengan jumlah penduduk terbanyak, bisa jadi peluang untuk mendominasi industri gaming mobile global semakin terbuka lebar.
Sumber: App Annie
The post Pengguna Smartphone Di Asia Bermain Game Mobile Lebih Lama Dibandingkan Benua Lain appeared first on Tech in Asia Indonesia.