Kembali lagi dengan dosis ilustrasi lokal berkualitas mingguan Games in Asia, Artistalk! Untuk minggu ini saya berkesempatan untuk mengobrol singkat dengan Brigitta Rena dari Mojiken Studio. Sebagai artis 2D, Rena bersama dengan rekannya yaitu Elwin bekerja sama dalam mengembangkan visual novel bertema Majapahit berjudul Tikta Kavya serta berbagai game lainnya besutan Mojiken.
Kira-kira bagaimanakah Rena memulai karirnya sebagai seorang artis di bidang game? Tanpa panjang lebar lagi cek langsung pembicaraan singkat di bawah ini.
Halo Rena, bisa cerita sedikit tentang siapa kamu ke para pembaca?
Nama saya Brigitta Rena Estidianti, saya sering dipanggil macam-macam oleh teman-teman saya, namun Rena adalah panggilan yang paling normal :). Anak kedua dari tiga bersaudara yang sering diisengi oleh kakak dan adik. Saat ini sedang membangun Mojiken Studio bersama teman-teman sebagai artis 2D.
Bisa cerita bagaimana kamu bisa jadi seorang ilustrator profesional? Apakah memang sudah hobi dari kecil?
Semasa sekolah saya bukan orang yang suka belajar dan menghafal, tapi lebih tertarik ke kegiatan olahraga, seni, dan sastra. Karenanya ketika di kelas saya sering melakukan pelarian dengan menulis cerita maupun puisi, yang nantinya karakter buatan saya dalam cerita tersebut sering saya visualisasikan sendiri.
Saat itu mungkin seperti yang dialami teman-teman ilustrator lainnya, karena kebiasaan menggambar saya, saya sering dimintai tolong untuk menggambar oleh teman-teman satu sekolah. Entah itu sekedar gambar acak untuk pembatas binder maupun gambar wajah teman. Seringnya teman-teman wanita saya minta digambar bersama pacar mereka untuk kado dan saya dibayar dengan traktiran di kantin pada saat itu, hahaha. Saat itu saya sedikit sadar bahwa dari menggambar saya bisa mendapatkan pemasukan juga walaupun tidak besar.
Saya baru benar-benar memutuskan ingin menjadi profesional adalah ketika masuk jurusan DKV dan mendapat banyak pandangan soal industri desain dan ilustrasi. Sejak saat itu saya mulai menggarap macam-macam proyek komisi.
Bagaimana kamu bisa terjun ke industri game?
Awalnya game juga termasuk persinggahan iseng saya karena penasaran dengan proses pembuatan game. Sejak kecil saya sudah familiar dengan video game, terutama karena terpengaruh ayah dan kakak laki-laki saya yang juga seorang gamer. Namun pada saat itu saya tidak tahu pasti apakah bisa mencari penghasilan dari sana atau tidak.
Ketika kuliah saya lihat di kampus bahwa Elven Games yang saat itu masih berkantor di sebelah kampus saya sedang mencari lowongan artis. Dari situ saya pikir tidak ada salahnya mencoba melamar. Itulah kisah awal saya bisa tergabung dalam studio game.
Boleh tahu game apa saja yang pernah kamu kerjakan, dan apa yang paling berkesan sejauh ini?
Kamikaze Cat adalah game yang saya kerjakan ketika masih berada di Elven Games, sekaligus merupakan proyek pertama saya. Saat itu saya menggambar aset karakter, artwork, dan sebagian background dalam game. Setelah itu ada beberapa proyek komisi dari luar seperti pengerjaan UI (user interface) untuk game Dragon Gem Saga, dan promotional art untuk game Minimon.
Yang berkesan tentu saja yang dikerjakan bersama teman-teman Mojiken Studio seperti Tikta Kavya sampai game sesimpel hasil Global Game Jam kemarin, Wes Mari Ngene Lapo. Karena di seluruh game tersebut saya benar-benar merasakan proses pembuatan game secara sepenuhnya, bukan hanya sebagian saja. :D
Selain video game, biasanya kamu mengerjakan ilustrasi untuk media apa lagi?
Saya orang yang mudah bosan, karena itu tidak jarang saya bereksperimen akan banyak hal untuk menghadapi kebosanan itu. Pernah mencoba untuk melukis di sepatu kanvas, kaos, dan tote bag. Pernah juga menggambar mural di tembok kamar sendiri, hahaha. Saya juga pernah coba-coba ingin membuat brand stationery walau akhirnya hanya berakhir dengan membuat label stiker yang dijual di sekolah adik. Kalau proyek klien sendiri saya pernah menggarap visual identity, karikatur muka, ilustrasi untuk buku anak-anak, ilustrasi editorial, dan berbagai video promosi.
Biasanya apa yang menjadi inspirasi kamu dalam mengerjakan karya-karyamu? Apakah dari lingkungan atau murni berkhayal?
Gabungan dari keduanya. Saya merasa berkarya adalah kesempatan saya untuk curhat dengan elegan tentang keadaan lingkungan di sekitar saya, apa yang sedang saya sukai, apa yang saya harapkan, dan sebagainya. Namun ketika dapat proyek klien yang sudah jelas tema, referensi, dan tenggat waktunya, waktu mengerjakannya saya biasa melakukan mood booster dengan mencari playlist lagu yang cocok untuk karya tersebut dan minum kopi hangat.
Punya ilustrator favorit?
Punya, banyak sekali! Terutama karena saya tidak bisa terpaku pada satu gaya gambar saja, saya punya beberapa artis idola yang kelihatannya beda sekali gaya gambarnya satu sama lain. Tapi mereka kurang lebih mempengaruhi gaya gambar saya sampai saat ini. Contohnya seperti Kazuya Minekura, Yone Kazuki, loish, Juuhanna, Stanley Lau, Cara Carmina, Alina Chau, dan Geninne.
Demikianlah perbincangan singkat saya dengan Mbak Rena dari Mojiken Studio. Kalau kamu punya saran, komentar, atau pertanyaan tentang Artistalk, Mojiken, atau Mbak Rena sendiri langsung utarakan saja di kolom komentar di bawah. Jangan lupa juga kunjungi tautan-tautan berikut untuk melihat karya-karya Mbak Rena lainnya yang tidak sempat dimasukkan ke artikel ini. Sampai jumpa minggu depan.
Deviant Art: CrystalPoem
Kreavi: Brigitta Rena
Tumblr: Crystal Nyam
[Artistalk] adalah artikel mingguan di Games in Asia yang membahas mengenai para artis 2D ataupun artis 3D dari Indonesia yang bekerja di bidang video game. Jika kamu punya kritik atau saran untuk artikel ini, silahkan hubungi fahmi@gamesinasia.com atau melalui @fahmihasni
p.s.: Jika kamu tertarik untuk mengetahui tentang behind the scene pengembangan game lokal selain dari sudut pandang artist, cek juga seri artikel Devtalk di Games in Asia IDPost [Artistalk] Percobaan Terjun Ke Profesi Penuh Potensi – Wawancara Dengan Brigitta Rena Dari Mojiken Studio muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.