Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all 6222 articles
Browse latest View live

Valthirian Arc: Red Covenant Tembus Steam Greenlight dan Capai Hampir 25% Target Dana

$
0
0

Proyek Kickstarter besutan Agate Studio, Valthirian Arc: Red Covenant, baru-baru ini berhasil menembus Steam Greenlight dan mendapat status Greenlit dari komunitas tersebut. Dengan begitu, ketika game ini berhasil mendapatkan dana dan dirilis nanti, kamu akan bisa mendapatkannya di Steam.

Keberhasilan mendapatkan status Greenlit tentunya akan menjadi faktor pendukung dari suksesnya kampanye Kickstarter dari iterasi Valthirian Arc ketiga ini. Saat artikel ini ditulis, Agate Studio sudah berhasil mengumpulkan hampir 25 persen dari total dana yang dibutuhkan dalam waktu kurang lebih seminggu, yaitu sebesar $9.394 (sekitar Rp127 juta)

Valthirian Arc: Red Covenant sendiri menggabungkan genre simulasi dengan RPG. Kamu harus mengatur sekolah sedemikian rupa sehingga murid yang dihasilkan mampu menjalankan tugas dengan baik dan akhirnya berhasil membantu kerajaan. Di lain pihak, terdapat fitur percabangan cerita dan juga ending yang dipengaruhi pilihan-pilihan kamu di dalam game.

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 6 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 5 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 4 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 3 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 2 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 1 Valthirian Arc Red Covenant - Screenshot 7

Selain gameplay dan cerita yang lebih mendalam, Agate Studio juga akan merombak aspek visual dari Valthirian Arc. Mereka akan membuat game ini dengan gaya 2,5D yang menggabungkan lingkungan 3D dengan karakter 2D.

Dari segi produksi efek audio, Valthirian Arc: Red Covenant memiliki tim yang sudah terbukti jitu. Mereka adalah Agate Simfonia, tim yang juga menggarap audio dari Celestian Tales: Old North dan telah mendapatkan berbagai penghargaan.

Proyek Valthirian Arc: Red Covenant berjalan mulai hari ini, 13 Oktober 2015, hingga tanggal 12 November 2015. Dana yang ditargetkan adalah $40.000 (sekitar Rp540 juta). Bagi kamu yang ingin membantu kampanye Valthirian Arc: Red Covenant, langsung saja kunjungi laman Kickstarter pada widget di samping.

Steam Greenlight Link: Valthirian Arc: Red Covenant

The post Valthirian Arc: Red Covenant Tembus Steam Greenlight dan Capai Hampir 25% Target Dana appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Seperempat JAM Dragon Quest Heroes – Dragon Quest yang Bukan Turn-Based RPG

$
0
0

Yang pertama kali muncul di kepala saya ketika mendengarkan judul Dragon Quest adalah kumpulan monster Slime atau turn-based RPG dengan cerita seru. Kedua hal tersebut sepertinya bisa kembali ditemukan dalam Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below, hanya saja minus elemen turn-based RPG. Sebagai gantinya, kamu akan menemukan gameplay action satu lawan seribu ala Dynasty Warriors.

Seperti yang saya tulis di atas, kalau kamu cukup familiar dengan seri Warriors, seharusnya kamu tidak perlu banyak pengenalan mengenai gameplay dari game ini. Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight akan diisi permainan aksi cepat dengan kombinasi serangan yang keren, tapi juga digabung dengan beberapa elemen RPG.

Dragon Quest Heroes | Screenshot1

Sebagai contoh, akan ada sistem MP dalam game ini sehingga beberapa jurus harus dikerahkan menggunakan MP. Bagi pemain yang benar-benar baru, akan tersedia kendali sederhana yang membuat permainan menjadi sangat mudah diakses. Meski demikian, secara keseluruhan kamu akan tetap menemukan gameplay ala Dynasty Warriors yang cukup mudah dikuasai. Serangan bisa dikerahkan dengan beberapa kombinasi tombol dan kombinasi tersebut bisa disambung terus menerus dengan cukup mudah.

Meski terkesan mudah, saya tidak bisa seratus persen yakin bahwa game ini akan tetap memiliki tingkat kesulitan serendah itu karena saya baru mencobanya selama lima belas menit. Sepertinya masih ada fitur kustomisasi, skill, pertarungan melawan bos, serta pergantian karakter yang belum saya sentuh. Namun, kami akan membahas hal tersebut dalam ulasan yang lebih lengkap di artikel review nanti.

Dragon Quest Heroes | Screenshot2

Untuk urusan visual, nampaknya tidak ada masalah dalam Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below. Tampilan visual yang disajikan masih terasa seperti sebuah seri Dragon Quest, lengkap dengan desain karakter yang khas dari Akira Toriyama.

Secara teknis, game ini juga berjalan dengan cukup mulus seperti layaknya One Piece: Pirate Warriors 3. Kalau kamu penasaran, kamu bisa cek sendiri lima belas menit pertama dari Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below (fuhh, capek nulisnya)lewat video di bagian atas artikel.


Seperti biasa, klik tombol subscribe di atas untuk bisa menikmati konten video terbaru dari Tech in Asia Games. Jangan lupa juga klik like dan share video ini ke semua teman-temanmu. Sampai ketemu di video selanjutnya!

The post Seperempat JAM Dragon Quest Heroes – Dragon Quest yang Bukan Turn-Based RPG appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Dengan Suntikan Investasi Baru, Printerous Siap Melakukan Ekspansi ke Singapura

$
0
0

Beberapa waktu lalu kami sempat membahas tentang Printerous yang meluncurkan layanan art marketplace bernama Printerous Shop. Hari ini (20/10), Printerous mengumumkan telah memperoleh putaran investasi (angel round) yang tidak disebutkan jumlahnya dari tiga investor, yaitu Steven Christian dari KLN Network, Tahir bersaudara pemilik Mayapada Group, dan RMKB Ventures.

Pendanaan ini merupakan putaran investasi pertama yang diperoleh Printerous, setelah beroperasi secara bootstrap selama dua tahun. Printerous dibentuk oleh Kevin Osmond pada tahun 2012. Kevin sendiri adalah seorang serial entrepreneur. Sebelum mendirikan Printerous, ia sempat terlibat membentuk sejumlah startup seperti FIMELA, Hemat, Tiket, dan WEEKEND.INC.

Printerous 3s

Kevin Osmond (tengah)

Bertepatan dengan pengumuman berita investasi ini, Kevin Osmond selaku Founder dan CEO juga mengumumkan bahwa Printerous akan siap melakukan ekspansi ke negara kedua yaitu Singapura.

Saat ini Printerous memiliki dua layanan utama. Pertama adalah Create yang memungkinkan siapa saja untuk mencetak photo-book, business card, merchandises, gadget case, pillow, dan framed art. Dalam waktu dekat, Kevin mengungkapkan bahwa Printerous akan meluncurkan sejumlah opsi produk lainnya.

Printerous

Kedua adalah Shop, sebuah art marketplace yang memungkinkan pengguna membeli hasil karya artis-artis Indonesia dalam berbagai bentuk seperti gadget case, pillow, dan framed art. Hal menarik dari art marketplace ini adalah para artis bisa menyesuaikan sendiri harga jual dari karya mereka.

Saya pribadi telah sempat mencoba membeli sebuah t-shirt dari Printerous. Barang yang dibeli akan kita terima dalam waktu 7 hari, setelah kita melakukan transfer pembelian produk tersebut. Konsumen juga mendapat keuntungan berupa ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia dan garansi 100 persen apabila konsumen menerima barang cacat.

Printerous bukan satu-satunya pemain di ranah printing tanah air. Beberapa startup lain yang menjadi kompetitor langsung dan tidak langsung dari Printerous adalah Pictologi, Rupawa, UTess.me, dan Tees.

Baca juga: Printerous Luncurkan Art Marketplace Printerous Shop

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Dengan Suntikan Investasi Baru, Printerous Siap Melakukan Ekspansi ke Singapura appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Bagaimana Strategi Qerja Menghadirkan Transparansi untuk Bursa Kerja di Indonesia?

$
0
0

Bagi kamu yang mengamati ranah startup di Indonesia, dan kebetulan merupakan seorang pekerja, mungkin sudah familier dengan situs bernama Qerja. Situs ini memungkinkan penggunanya membagikan informasi seputar tempat kerja, gaji, dan review peran mereka di sebuah perusahaan.

Dengan review yang diberikan tersebut, para pencari kerja bisa mencari tahu bagaimana kondisi dan kesejahteraan kerja di perusahaan tertentu. Selain untuk pencari kerja, Qerja juga memungkinkan perusahaan menemukan karyawan yang berbakat melalui platform ini.

Memang tidak mudah untuk mengorek informasi-informasi yang bisa dibilang bersifat sensitif tersebut. Namun, dengan platformnya, Qerja berhasil meyakinkan para penggunanya. Cara tersebut memberikan transparansi dalam dunia kerja, yang selama ini masih sulit ditemukan oleh para pencari kerja. Tentunya, dengan tetap melindungi privasi dan kerahasiaan pengguna Qerja yang memberikan informasi di web tersebut.

Startup yang mendapatkan pendanaan seri A dari Softbank hanya dalam delapan bulan setelah berdiri ini memiliki visi untuk meningkatkan tingkat kepuasan karyawan Indonesia terhadap tempat kerja masing-masing, karena hal tersebut berkaitan erat dengan kebahagiaan karyawan. Maka, informasi yang diberikan bertujuan untuk membantu karyawan menemukan pekerjaan yang lebih baik lagi untuk mereka.

Bagaimana cara Qerja meyakinkan orang-orang untuk berbagi informasi yang terbilang sensitif tersebut? Sepenting apakah kejujuran dan keterbukaan yang membuat Qerja dapat memberikan informasi yang transparan dalam bursa kerja di Indonesia?

Veronika Linardi, CEO sekaligus Co-Founder Qerja akan menjawabnya di Main Stage konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, dengan mengangkat topik: Honesty is the Best Policy: How Qerja Made the Indonesian Job Market Transparent.

Sebelum mendirikan Qerja, Veronika mendirikan Linardi Associates, sebuah agensi rekrutmen yang membantu ratusan perusahaan nasional dan multinasional untuk menemukan tenaga kerja terbaik. Kemampuan Veronika dalam dunia rekrutmen ini membuat Linardi Associates memiliki citra yang baik di mata para klien-kliennya, bahkan yang memiliki nama besar.

Selain Veronika Linardi, masih banyak pembicara lain yang akan mengisi Main Stage di Tech in Asia Jakarta 2015 dan akan menghadirkan berbagai wawasan bermanfaat. Masih banyak lagi stage lainnya yang juga bisa kamu hadiri, yakni FinTech, Marketing, Developer, Mobile, hingga Student Stage di konferensi yang akan diadakan pada tanggal 11 hingga 12 November ini.

button-tia-jkt-conf-ticket

Klik tautan di atas untuk mendapatkan tiket. Kamu juga masih bisa mendapatkan diskon 15 persen untuk tiket konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 dengan memasukkan kode tiajkt15. Diskon ini hanya berlaku sampai tanggal 25 Oktober. Jangan sampai kamu melewatkan harga spesial dari kami!

Untuk informasi lebih lanjut seputar jadwal acara dan kegiatan-kegiatan di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, kamu bisa menemukannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Bagaimana Strategi Qerja Menghadirkan Transparansi untuk Bursa Kerja di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Joox Ramaikan Pasar Aplikasi Streaming Musik Gratis!

$
0
0

Gencarnya Apple Music menginvasi layanan streaming musik di dunia ternyata tidak menyurutkan minat pelaku startup untuk menceburkan diri ke ranah ini. Salah satunya adalah Joox, yang hari ini (20/10) meluncurkan layanan mereka di Indonesia. Lalu apa saja yang menjadi keunggulan layanan streaming musik ini?

Hadirkan sensasi karaoke

Tentu kamu penasaran apa yang menjadi fitur unggulan dari Joox. Manager Konten Joox Indonesia, Girindra Prabowo, mengatakan bahwa layanan streaming musik ini mengusung fitur layaknya mesin karaoke dengan nama Lyrics.

Terkadang pengguna lupa lirik lagu yang tengah mereka dengarkan. Dengan Lyrics, setiap kata akan di-highlight sesuai dengan pengucapan solois atau band-nya.

Joox sendiri diklaim memiliki konten jutaan lagu yang terus di-update secara berkala. “Untuk jumlah persisnya rasanya sulit untuk dihitung. Yang pasti hampir semua genre dari mulai musik mainstream, indie, sampai musik tradisional dan lagu daerah ada di dalamnya,” lanjut Girindra.

Joox-Demo-MusicStreaming-2

Terkait kualitas audio, Girindra mengatakan Joox memiliki berbagai opsi kualitas. “Karena Indonesia koneksi internetnya masih belum stabil, maka ada empat pilihan audio yang bisa didengarkan. Paling tinggi adalah kualitas HD dengan ukuran file sampai 10 MB,” paparnya.

Selain itu, cukup banyak fitur yang diusung Joox. Mulai dari Offline Play, ketika internet sedang tidak bersahabat namun kamu ingin mendengarkan musik, Timer yang dirancang agar aplikasi akan secara otomatis tertutup ketika pengguna tidur, sampai Radio, yang berisi playlist hasil kurasi para profesional di industri musik tanah air. Konten-konten lain yang telah dikurasi juga bisa kamu temukan melalui fitur Professional Editor’s Pick.

Uniknya, meski Joox adalah sebuah layanan streaming, kamu juga bisa menggunakannya sebagai music player. “Semua file musik yang ada di perangkat kamu akan masuk ke Joox bila kamu memilihnya sebagai music player,” lanjut Girindra.

Invasi ke negara ketiga

Sebelumnya, aplikasi besutan Tencent ini hadir terlebih dahulu di Hong Kong dan Malaysia. Menurut Director of Business Development Tencent, ada alasan tersendiri mengapa pihaknya cukup pede membawa Joox ke Indonesia.

Di dua negara tersebut, label lokal maupun internasional memberikan dukungan, dan di Indonesia label seperti Universal Music, Warner Music, Musica Studio, dan Trinity Production, terbilang antusias dalam menyambut hadirnya Joox di Indonesia. Kami yakin bisa memberikan pengalaman menikmati musik yang berkualitas dengan legal dan aman.

Selain kerja sama dengan sejumlah label rekaman dan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), para musisi juga mendapat kemudahan jika ingin karya mereka bisa dinikmati melalui Joox. “Tidak harus dengan label yang bekerja sama dengan Joox. Siapa pun bisa mengirim langsung karyanya,” tutur Girindra.

Terkait monetisasi, Joox menggunakan sistem freemium. “Harga untuk menggunakan fitur ini adalah Rp49.000 per bulan,” jelas Yovanita Cicilia selaku Chief Marketing Officer, MNC Tencent. Sayangnya, pihaknya tidak membocorkan bagaimana detail sistem kerja sama yang mereka lakukan bersama label dan musisi. “Pastinya kami menawarkan solusi yang sama-sama menarik dan menguntungkan,” tandasnya.

Kamu bisa mencoba layanan Joox melalui tautan berikut:

App Info
JOOX Music
Tencent Mobility Limited -  Oct 18, 2015
Genre:  Music & Audio
Size:   14M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

Baca Juga: Guvera Buka-bukaan Soal Streaming Musik di Indonesia

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Joox Ramaikan Pasar Aplikasi Streaming Musik Gratis! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Jadi Alternatif Layanan Pembuatan Situs untuk UKM, Boomer Marketing Gandeng Operator Tri

$
0
0

Di tengah banyaknya startup lokal dengan layanan pembuatan situs bagi UKM, perusahaan asal Amerika Serikat, Boomer Marketing masuki pasar Indonesia. Arun Gadiraju, Chairman & CEO Boomer pada acara peluncuran hari ini (20/10) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan internet di dalam negeri menjadi alasan mereka memboyong bisnis ini.

Gandeng operator telekomunikasi lokal

Dalam memasarkan produk, Boomer menggandeng Tri, operator layanan telekomunikasi. Dolly Susanto, Chief Sales & Marketing Officer Tri menambahkan bahwa target utama adalah pengusaha di daerah yang ingin memasarkan produk secara online.

Meski aplikasi Boomer dapat diunduh secara langsung untuk platform Android dan iOS bagi semua operator, pengguna Tri memiliki kemudahan pemotongan pulsa untuk fitur tambahan.

Produk utama dapat dinikmati secara gratis, namun untuk fitur-fitur tambahan dikenakan biaya
mulai dari Rp11.000 per item fitur.

Meski kerja sama yang terjalin dengan Tri sudah disepakati untuk jangka waktu yang lama, Arun menambahkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan operator lainnya.

Kesiapan bersaing dengan kompetitor lokal

Beberapa nama lainnya yang juga membantu UKM dalam memasarkan produk adalah Kurawal asal Malang dan CyberLabs asal Bandung. Menanggapi keberadaan kompetitor lokal ini tidak membuat Boomer gentar.

Arun berkomentar bahwa ada tiga keutamaan utama yang mereka tawarkan, yakni harga yang lebih bersaing dan dapat langsung memotong pulsa. Fitur unggulan lainnya adalah proses yang praktis hanya melalui aplikasi tanpa perlu repot melakukan maintenance. Terakhir, Boomer memiliki layanan chat dan telepon interaktif langsung dari aplikasi.

Baca juga: LokaMedia, Aplikasi Direktori Bisnis Lokal yang Berfokus Pada UMKM [REVIEW]
Dibandingkan dengan startup dengan layanan sejenis lainnya, memang Boomer menawarkan sistem pemotongan pulsa yang tidak dimiliki kompetitornya. Namun, untuk ukuran harga, pemain lokal lainnya juga menawarkan harga yang kompetitif dibandingkan Boomer.

Contohnya CyberLabs asal Bandung, menawarkan paket Atom untuk aplikasi Android dan situs bagi UKM dengan biaya Rp1 juta per tahun. Sedangkan Boomer menawarkan paket berbayar mulai dari $4 per bulan (sekitar Rp650.000 per tahun).

screenshot aplikasi boomer marketing

Tentunya para pemain lokal harus bersaing dengan Boomer agar tidak kehilangan nama di negeri sendiri. Dan di lain sisi, Boomer dapat dengan mudah meraih pasar dengan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan.

Lakukan penjajakan ke berbagai daerah

Hingga akhir tahun mendatang, Arun menargetkan sekitar 20.000 UKM dan startup menggunakan Boomer. Untuk mencapai angka tersebut, mereka berencana untuk melakukan roadshow ke berbagai daerah dalam waktu dekat.

Kota yang akan dituju antara lain, menurut Arun adalah Bali dan Medan. Boomer juga telah menggandeng sejumlah partner untuk bekerja sama di berbagai kota.

App Info
Boomer Marketing
BrandPier Inc -  Oct 15, 2015
Genre:  Business
Size:   14M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Jadi Alternatif Layanan Pembuatan Situs untuk UKM, Boomer Marketing Gandeng Operator Tri appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Humble Mobile Bundle Edisi Kemco Hadirkan Lebih dari Enam RPG Berkualitas

$
0
0

Ahh… Humble Mobile Bundle, terus terang sudah beberapa kali ini saya melewatkan penawaran bundel game Android terbaru karena banyaknya penawaran game menarik lainnya di luar sana.

Mengawali pertengahan Oktober ini, saya akui Humble Bundle memiliki penawaran menarik yang keberadaannya sayang untuk dilewatkan para penggemar JRPG mobile di luar sana. Kali ini dengan menggaet penerbit JRPG mobile terkenal seperti Kemco, Humble Bundle menawarkan lebih dari enam judul game spesial yang bisa kamu dapatkan melalui Humble Mobile Bundle Kemco.

Masih sama seperti alur pembelian Humble Mobile Bundle sebelumnya, di sini kamu bisa mendapatkan beberapa game Android dengan bederma secara sukarela, minimal $1 atau sekitar Rp14.000. Untuk Humble Mobile Bundle Kemco sendiri, kamu bisa mendapatkan tiga game seperti Eve of the Genesis HD, Symphony of the Origin, dan Eclipse of Illusion yang tergabung dalam penawaran minimum.

Humble Bundle Kemco | screenshot

Bila kamu menginginkan lebih dari itu, kamu bisa membeli penawaran “Pay More than Average” yang saat tulisan ini dibuat dipatok seharga $5.90 (sekitar Rp84.000). Lewat penawaran ini kamu bisa mendapatkan RPG Kemco seperti Silver Nornir, Fortuna Magus, Legend of Ixtona, berikut game tambahan lainnya yang akan mereka sertakan dalam waktu dekat.

Jadi tunggu apa lagi? Bila kebetulan saat ini kamu memiliki dana berlebih untuk membeli game Android terbaru, kamu bisa menambah koleksimu dengan penawaran Humble Mobile Bundle Kemco ini selama persediaan masih ada.

Situs Web: Humble Mobile Bundle Kemco

The post Humble Mobile Bundle Edisi Kemco Hadirkan Lebih dari Enam RPG Berkualitas appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Kojima Resmi Meninggalkan Konami dan Baru Boleh Bergabung ke Perusahaan Lain Desember Nanti

$
0
0

Update – 16 Oktober 2015 18:15

Seakan-akan tidak puas jika masalah ini selesai begitu saja, Konami menyanggah laporan bahwa Kojima telah keluar dari perusahaan tersebut. Sanggahan ini mereka sampaikan melalui situs Tokyo Sports sambil menambahkan bahwa Kojima saat ini hanya sedang liburan.

Sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, siapa yang perlu dipercaya di sini, Konami atau The New Yorker? Sekadar informasi saja, The New Yorker adalah sebuah media besar yang tidak akan main-main dengan berita yang mereka publikasikan. Penulis dari berita tersebut, Simon Parkin, adalah jurnalis game yang sudah cukup senior dan dikenal akan kredibilitas yang tinggi.

Melalui Twitter, Parkin juga mengunggah foto perpisahan Kojima yang didapat dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Sedangkan perwakilan Konami mengatakan kalau mereka tidak tahu-menahu tentang foto tersebut.

Jadi, sebenarnya kapan Konami mau memberikan penjelasan yang terang atas rentetan kebingungan yang telah mereka sebarkan ke industri game tahun ini? Hanya Tuhan dan Konami yang tahu.

Sumber: Tokyo Sports via Kotaku


Artikel Asli – 20 Oktober 2015 16:55

Akhirnya nasib Hideo Kojima dengan Konami yang menjadi kontroversi video game utama tahun 2015 ini terungkap juga. Situs The New Yorker melaporkan bahwa pada tanggal 9 Oktober 2015 lalu, di bekas kantor Kojima Productions diadakan pesta perpisahan untuk Hideo Kojima. Pesta perpisahan tersebut menjadi kali terakhirnya Kojima terdaftar sebagai anggota Konami setelah bergabung dengan perusahaan ini sejak tahun 1986 lalu.

Selain itu, dikabarkan juga bahwa Kojima terikat kontrak dengan Konami yang melarangnya untuk segera pindah ke perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama dengan Konami (perjanjian ini dikenal dengan istilah non-compete clause) sampai dengan Desember 2015. Jadi bisa dipastikan Kojima masih belum akan kembali terjun ke industri game sampai akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Setelah itu, entah ke mana Kojima akan pergi. Mungkin saja dia akan bergabung ke tim yang lebih besar seperti Sony (apalagi kebetulan PlayStation Experience diadakan bulan Desember, bisa jadi waktu yang tepat untuk mengumumkan Kojima bergabung ke perusahaan itu), atau kemungkinan paling besar adalah Kojima mengikuti jejak Keiji Inafune dan Yu Suzuki kemudian membangun tim sendiri yang kemudian meluncurkan kampanye melalui Kickstarter.

Hideo Kojima & Guillermo del Toro | Photo

Misteri kontroversi Konami dan Kojima sendiri sudah dimulai dari Maret 2015. Akibat pecahnya hubungan antara kedua oknum ini, nama Kojima pun dicabut dari branding game Metal Gear Solid. Hal ini juga menyebabkan salah satu horor paling menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir, Silent Hills, dibatalkan perilisannya.

Masih belum ada pernyataan resmi dari Konami dan Kojima mengenai retaknya hubungan mereka. Tapi dari apa yang dikabarkan The New Yorker, besar kemungkinan rumor yang telah tersebar dari beberapa waktu lalu benar adanya.

Rumor yang dimaksud adalah isu bahwa Konami hanya akan mengembangkan seri PES saja, sisanya adalah game mobile dan pachinko

Untuk sekarang, mari kita biarkan dulu Hideo Kojima menikmati “liburan” sampai akhir tahun nanti. Setelah itu, saya jelas sangat berharap Kojima, Junji Ito, dan Guillermo del Toro kembali bergabung untuk membuat sebuah game horor paling luar biasa yang pernah ada.

Sumber: The New Yorker

The post [Update] Kojima Resmi Meninggalkan Konami dan Baru Boleh Bergabung ke Perusahaan Lain Desember Nanti appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Rangkuman Berita Game Hari Ini – 20 Oktober 2015

$
0
0

League of Legends Versi Jepang Akan Dimeriahkan Bermacam Pengisi Suara Anime Terkenal

Risky Maulana – Yep, seperti video yang kamu lihat di atas, sejumlah karakter dari League of Legends untuk server Jepang akan disulih suarakan beberapa seiyuu terkenal seperti Uesaka Sumire (Kantai Collection), Fujiwara Keiji (Captain Hannes dari Attack on Titan), Aoi Yuki dari Yo-Kai Watch, dan lain-lain.

Fitur ini tentunya hanya akan tersedia di server League of Legends versi Jepang saja, jadi seandainya kamu berminat menikmati serunya permainan MOBA ini dalam bahasa Jepang, maka tak ada pilihan lain selain menyeberang ke server negara tersebut.


September Lalu Adalah Bulan Paling Menguntungkan Sepanjang Masa bagi PlayStation Store

PS Store | Screenshot

Arya W. Wibowo – PlayStation Store menyatakan bahwa pada bulan September 2015 lalu merupakan bulan yang paling mendatangkan penjualan sejauh ini. Hal ini menandakan bahwa tren pemain untuk membeli game via online semakin meningkat, dengan angka peningkatan 15 hingga 20 persen pada bulan September.

Sumber: VentureBeat


Jumlah Penjualan PlayStation Kembali Kalahkan Xbox One di September 2015

Migrasi ke playstation 4 | Featured

Arya W. Wibowo – Lagi-lagi dari PlayStation, pihak Sony menyatakan bahwa bulan September lalu PS4 kembali berhasil melampaui penjualan dari Xbox One dan juga Wii U. Dengan hasil tersebut, PS4 hanya kalah pada bulan April dalam persaingan penjualan dengan console lainnya.

Sebuah tren yang bagus menuju musim liburan pada bulan Desember nanti, yang dipersiapkan oleh Sony dengan memotong harga PS4 sebanyak Rp1 juta menjadi Rp5,9 juta untuk versi 500 GB dan Rp6,6 juta untuk versi 1 TB.

Sumber: IGN


Update Terbaru Alphabear Menghadirkan Kemampuan Bermain Offline

Alphabear | Featured

Iqbal Kurniawan – Game puzzle tentang menyusun kata dalam bahasa Inggris dengan beruang-beruang lucu, Alphabear, kini bisa dimainkan secara offline. Developer Spry Fox menghadirkan kemampuan ini pada update versi 1.11.00 yang baru-baru ini dirilis di Android dan iOS. Dengan fitur ini, inti permainan Alphabear bisa dinikmati tanpa mengkhawatirkan sinyal internet lagi.

App Info
Alphabear
Spry Fox LLC -  Jul 10, 2015
Genre:  Puzzle
Size:   37M
Installs:   10,000 - 50,000
Gratis

Download

Crystal Dynamics Mengunggah Lagu-Lagu Soundtrack Lara Croft GO untuk Diunduh secara Gratis

Lara Croft GO Review | Featured

Iqbal Kurniawan – Lagu-lagu latar yang menenangkan di Lara Croft GO kini bisa diunduh secara cuma-cuma dari SoundCloud. Developer Crystal Dynamics sendiri yang mengunggah kumpulan lagu tersebut untuk dinikmati seluruh penggemar Lara Croft di seluruh dunia. Kamu bisa mengunduhnya melalui tautan di bawah ini.

Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle

SoundCloud.com: Lara Croft GO – OST


SEGA Mendaftarkan Trademark Game Baru dari Seri Valkyria?

Valkyria Chronicles | Screenshot (1)

Mohammad Fahmi – Dilaporkan oleh Hachima Kikou, SEGA dikatakan baru mendaftarkan trademark tanpa keterangan apapun bernama Aoki Kakumei no Valkyria atau yang bisa juga diterjemahkan sebagai Valkyria of the Blue Revolution. Apakah ini sekuel dari Valkyria Chronicles?

Sumber: Hachima Kikou via Siliconera


Video Napak Tilas Assassin’s Creed Rogue

Mohammad Fahmi – Ubisoft melanjutkan seri napak tilas mereka untuk menyambut Assassin’s Creed Syndicate yang akan rilis minggu ini. Game yang terakhir dibahas tentunya adalah game paling baru dari Assassin’s Creed yaitu Assassin’s Creed Chronicles China Assassin’s Creed Rogue. Tanpa panjang lebar, langsung saja cek video di atas.

Review Assassin’s Creed: Rogue – Selingan yang Menyenangkan

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 20 Oktober 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Gameloft Indonesia Resmi Membuka Akses Beriklan kepada Ratusan Juta Penggemar Setia Mereka

$
0
0

Kehadiran iklan pada sebuah game sering kali dianggap sebagai pengganggu kenikmatan bermain. Namun, apabila iklan yang ditampilkan merupakan hal relevan bagi pemainnya, bisa jadi iklan tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Hal inilah yang ingin ditawarkan oleh Gameloft melalui solusi advertising pada puluhan game karya mereka.

Bertempat di Hotel Ritz Carlton (20/10), Jakarta, Gameloft Indonesia secara resmi meluncurkan layanan Gameloft Advertising Solutions yang menawarkan akses ke ratusan jutaan gamer setia mereka di seluruh dunia. Layanan ini akan memungkinkan para pengiklan yang bekerja sama untuk melakukan promosi secara masif namun tepat sasaran dan efektif.

Gameloft Advertising Solutions | Photo - 1

Asphalt 8: Airborne merupakan salah satu karya yang telah didukung Gameloft Advertising Solutions

Solusi beriklan ini dibangun sendiri oleh Gameloft secara in-house pada puluhan game inti mereka dengan ratusan juta pengguna aktif setiap bulannya. Terlebih lagi, Gameloft mengklaim memiliki bermacam tool untuk membuat iklan yang ditayangkan tepat sasaran dengan kemampuan targeted advertising berdasarkan demografi, lokasi, jenis perangkat yang digunakan, hingga preferensi dari setiap gamer.

Bermacam skema dapat dipilih calon pengiklan untuk meraih impak yang diinginkan. Gameloft menyediakan berbagai skema seperti tampilan banner pada layar, tayangan video di dalam game, menghadirkan mini game yang dapat disesuaikan dengan produk yang ingin dipromosikan, serta skema lainnya. Semuanya didesain dengan memprioritaskan pengalaman bermain para gamer dan meminimalkan gangguan permainan yang mungkin ditimbulkan.

Gameloft Advertising Solutions | Photo - 2

Head of Sales & Country Manager Gameloft Indonesia, Samuel Lim

Walaupun layanan mobile advertising seperti ini bukanlah hal baru, Gameloft mengklaim bahwa layanan yang mereka tawarkan memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor lain dengan layanan serupa. Iklan yang ditampilkan melalui Gameloft Advertising Solutions menempati lokasi premium di dalam game yang tidak terdapat pada layanan lain. Selain itu, mereka juga menjamin transparansi hasil dan keamanan data yang diperoleh maupun digunakan pengiklan.

“Kami (Gameloft, red) telah dipercaya oleh berbagai merek terkenal di seluruh dunia sebagai partner dalam kampanye promosi. Kami yakin dapat membantu para partner di Indonesia mencapai target audiens secara efektif melalui Gameloft Advertising Solutions,” ujar Head of Sales & Country Manager Gameloft Indonesia, Samuel Lim.

The post Gameloft Indonesia Resmi Membuka Akses Beriklan kepada Ratusan Juta Penggemar Setia Mereka appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Game of Dice – Bosan dengan LINE Get Rich? Kamu Bisa Coba Spin-Off Monopoly yang Satu Ini

$
0
0

Permainan Monopoly memang begitu familier bagi masyarakat Indonesia, sampai-sampai ketika saya sedang bermain board game selain Monopoly, orang awam tetap saja menyebut game tersebut “mirip Monopoly“. Begitu juga ketika saya harus menjelaskan apa itu board game kepada mereka, nama Monopoly pasti menjadi referensi pertama saya.

Walaupun sudah berumur lebih dari seabad, Monopoly masih tetap populer dan menelurkan beberapa spin-off yang terinspirasi dari game asal Amerika Serikat itu. Salah satu contohnya adalah LINE Get Rich (atau Modoo Marble di PC) yang tentunya sudah familier bagi kamu walaupun tidak pernah memainkannya. Kini Game of Dice juga datang dengan menghadirkan gameplay yang mirip tapi tak sama.

Game kreasi Joycity ini memodifikasi gameplay Monopoly lebih jauh lagi dari yang dilakukan LINE Get Rich, dengan memasukkan elemen collectible card game (CCG) di dalamnya. Tak hanya mengandalkan keberuntungan semata dari lemparan dadu, di sini kamu bisa menggunakan kartu (bukan kartu kesempatan dan dana umum) untuk memenangkan permainan.

Game of Dice | Screenshot 1

Game of Dice merupakan game multiplayer online yang tentunya membutuhkan koneksi internet. Kamu akan mengadu strategi dengan pemain lain dari Asia secara real-time.

Di awal, kamu memiliki tiga kartu yang bisa dipilih setiap kali kamu akan melempar dadu. Kartu ini memiliki efek spesial, mulai dari menempatkan kamu secara acak di kotak tertentu, melipatgandakan harga sewa daerahmu, membuat dadu selanjutnya pasti double, dan lain-lain. Di lain pihak, lawan juga bisa melakukan hal yang sama.

Menyeimbangkan elemen CCG yang membuat game ini lebih rumit, di Game of Dice ada beberapa hal yang disederhanakan. Salah satunya adalah kamu tidak perlu repot-repot membeli tanah. Cukup dengan berdiri di atas suatu tanah atau daerah, kamu sudah menjadi pemiliknya (jika belum diambil pemain lain tentunya). Setelah itu, kamu sudah bisa menarik sewa dari pemain malang yang sampai di daerahmu.

Game of Dice | Screenshot 2

Game of Dice juga dilokalisasi oleh Joycity dengan menggunakan bahasa Indonesia, walaupun hal ini malah membuat saya cukup bingung dengan petunjuknya. Translasi yang diberikan masih agak kaku, walaupun secara umum masih lebih baik dari translasi beberapa game lain.

Jadi, bagi kamu yang sudah bosan dengan LINE Get Rich atau ingin bermain game sejenisnya tanpa “mengganggu” temanmu, Game of Dice menurut saya adalah pilihan yang solid. Butuh beberapa waktu untuk mempelajari gameplay game ini karena masalah translasi, namun sebenarnya cukup simpel setelah kamu menguasainya.

App Info
Game of Dice
JOYCITY Corp. -  Oct 15, 2015
Genre:  Board
Size:   65M
Installs:   50,000 - 100,000
Gratis

Download

The post Game of Dice – Bosan dengan LINE Get Rich? Kamu Bisa Coba Spin-Off Monopoly yang Satu Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Buku Bold: Memahami dan Menciptakan Teknologi Eksponensial

$
0
0

Dinosaurus punah karena Bumi dihantam asteroid—kita tahu itu. Yang mungkin belum kita tahu adalah: kepunahan itu akan terjadi lagi. Hanya di sini, yang punah adalah perusahaan-perusahaan besar yang lamban bergerak, sementara asteroidnya adalah teknologi yang disebut sebagai “teknologi eksponensial”.

Pertumbuhan teknologi eksponensial biasanya terlihat lambat di awal, namun ada masa saat ia tumbuh secara mengejutkan dan berkali-kali lipat dari nilai sebelumnya hingga akhirnya menghancurkan bisnis perusahaan-perusahaan yang dulu menganggapnya remeh.

Lewat buku berjudul Bold: How to Go Big, Create Wealth and Impact the World, Peter H. Diamandis dan Steve Kotler memperingatkan kita untuk selalu bergerak mencari kesempatan dalam industri atau teknologi yang berpotensi berkembang secara eksponensial, dan menghadapi tantangan-tantangan di dalamnya dengan metode yang sudah terbukti efektivitasnya.

Tentang penulis

Peter H. Diamandis merupakan Founder X-Prize Foundation dan Co-Founder Singularity University. Ia juga adalah seorang entrepreneur, fisikawan, dan pencinta ruang angkasa. Selain Bold, ia menulis buku best seller lain berjudul Abundance, juga bersama Steve Kotler.

Steve Kotler sendiri merupakan seorang jurnalis, entrepreneur, dan penulis yang banyak menciptakan artikel untuk The New York Times dan Wired.

Muncul dalam enam tahap

Teknologi eksponensial diibaratkan sebagai asteroid yang siap menghantam mereka  yang lamban.

Teknologi eksponensial diibaratkan sebagai asteroid yang siap menghantam mereka yang lamban.

Teknologi eksponensial tidak timbul begitu saja, tetapi terjadi setelah sebuah teknologi melewati enam tahap perkembangan yang disebut sebagai 6D: Digitalization, Disruption, Deception, Demonetization, Dematerialization, dan Democratization.

  • Digitalization: tahap pertama adalah terjadinya digitalisasi. Contoh nyata di Indonesia adalah digitalisasi pemesanan ojek — dari yang tadinya harus manual, kini bisa menggunakan handphone. Semua hal yang bisa didigitalkan memiliki potensi untuk menyebar dengan cepat, dan karenanya juga memiliki potensi untuk menjadi teknologi eksponensial.
  • Disruption: tahap selanjutnya, teknologi tersebut berkembang dan mulai mendobrak teknologi yang sudah ada. Contohnya hari ini adalah cryptocurrency. Mata uang ini mungkin masih jauh dari penerimaan massal, tetapi sudah mulai digunakan untuk menggantikan sistem keuangan tradisional.
  • Deception: Pada tahap ini, teknologi sudah menggebrak dan mulai berkembang. Tapi meski perkembangannya cepat, nilai keseluruhan masih terlihat kecil dan tidak signifikan sehingga diabaikan khususnya oleh perusahaan-perusahaan besar. Contoh nyatanya adalah tenaga surya. Meski penggunaannya tumbuh pesat, saat ini penggunaan tenaga surya sangat kecil dibandingkan sumber energi lain. Tenaga surya berpotensi menjadi teknologi potensial di masa depan.
  • Demonetization: Di tahap ini, teknologi yang canggih dan maju menyebabkan beberapa komponen di dalamnya terdemonetisasi—menjadi gratis dan bisa digunakan siapa saja. Contoh nyata yang sedang terjadi adalah demonetisasi sistem operasi. Hari ini baik Windows maupun MacOS diberikan secara cuma-cuma kepada setiap pengguna.
  • Dematerialization: Pada tahap ini, teknologi eksponensial akan menggantikan beberapa teknologi lain yang sejenis. Sebagai contoh, saat ini smartphone telah menggantikan fungsi MP3 player, radio, kamera, buku, bahkan senter.
  • Democratization: Ini adalah tahap terakhir dari teknologi eksponensial. Pada tahap ini, teknologi tersebut sudah diadaptasi secara massal. Hal yang tadinya mewah, sudah menjadi hal biasa dan dimiliki setiap orang. Contohnya adalah handphone. Kurang dari 20 tahun lalu, hanya orang kaya yang memiliki handphone. Saat ini, penetrasi handphone di Indonesia sudah mencapai lebih dari 100 persen.

Baca juga: 10 Buku Tentang Startup dan Entrepreneur yang Harus Saya Baca Tahun 2015

Menciptakan dan mengembangkan teknologi eksponensial

Hal lain yang dapat dipetik dari buku ini adalah ide tentang bagaimana mencari dan mengembangkan teknologi eksponensial. Salah satu metode untuk menciptakan ide adalah dengan menggunakan teknik yang disebut sebagai “skunkworks”.

Teknik ini awalnya digunakan oleh tim di Lockheed pada masa Perang Dunia II. Kala itu, teknologi pesawat AS kalah jauh dibandingkan teknologi yang dimiliki angkatan udara Jerman. Mereka diminta mengembangkan teknologi pesawat yang lebih canggih dari Jerman dalam waktu cepat — dan yang dipertaruhkan adalah nyawa jutaan orang.

Tim Lockheed berhasil menciptakan pesawat ini hanya dalam waktu kurang dari 4 bulan dengan teknik skunkworks.

Tim Lockheed berhasil menciptakan pesawat ini hanya dalam waktu kurang dari 4 bulan dengan teknik skunkworks.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membentuk tim kecil (kurang dari 20 orang) yang terdiri dari ilmuwan-ilmuwan terbaik di kelasnya, menempatkan mereka dalam satu tempat terpencil yang jauh dari birokrasi perusahaan, dan memberikan mereka kekuatan penuh untuk mencoba serta bereksperimen. Hasilnya, hanya dalam 143 hari mereka bisa menciptakan sebuah pesawat terbang yang menjadi pesawat tempur jet pertama Amerika Serikat.

Teknik mengumpulkan orang terbaik dalam tim kecil, memfokuskan mereka pada inovasi, kemudian membebaskan mereka dari birokrasi telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar termasuk Apple. Steve Jobs membentuk divisi khusus inovasi saat ia menciptakan Machintos pertamanya, dan hasil kesuksesan tim tersebut dapat kita rasakan hingga hari ini.

Agar dapat berhasil, skunkworks membutuhkan beberapa persyaratan:

  • Ide dan tujuan besar yang mampu menginspirasi.
  • Isolasi, memberikan ruang kebebasan besar tanpa intervensi.
  • Umpan balik yang cepat. Tim skunkworks perlu diberikan keleluasaan untuk gagal dan mencoba-coba, dan diberikan umpan balik berupa masukan atau kritik dengan cepat agar mereka bisa segera memperbaikinya.
  • Intrinsic reward. Skunkworks harus bekerja untuk sesuatu yang lebih besar daripada uang. Anggota yang terdapat di dalamnya harus memiliki mimpi untuk dapat menciptakan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Baca juga: Hobi Membaca Buku? Coba Pesan Buku Favoritmu melalui 5 Startup Berikut

Untuk pencipta inovasi

Sebagai kesimpulan, Bold merupakan sebuah buku yang dapat memberikan insight baru dalam penciptaaan inovasi. Penulisnya mampu mendefinisikan konsep-konsep dengan baik dan menggambarkannya secara terperinci lewat kasus nyata. Buku ini relevan untuk kita yang memiliki mimpi besar untuk mengubah dunia.

(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar pertama: NASA, sumber gambar kedua: U.S. Air Force)

The post Review Buku Bold: Memahami dan Menciptakan Teknologi Eksponensial appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Islam: Peluang yang Belum Dimanfaatkan di Ranah Teknologi

$
0
0

Muslim mewakili hampir seperempat populasi dunia. Sebuah penelitian terbaru dari Deloitte mengatakan jika Asia menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 1,05 miliar Muslim, atau sekitar 62 persen dari total populasi Muslim global. Karena peluang tersebut, kini sudah mulai muncul startup islami yang bisa kita jumpai di Asia.

Di bulan Juli, startup e-commerce pakaian Muslim HijUp telah mendapatkan putaran kedua pendanaan tahap awal sebesar 7 digit dari Fenox VC, 500 Startups, dan Emtek. Startup lokal lain seperti Blossom Finance menawarkan pembiayaan mikro Islam di Indonesia dengan menggunakan bitcoin. Trip on Halal, sebuah panduan perjalanan bagi pencinta kuliner Muslim, baru-baru ini memasuki MaGIC accelerator. Di awal tahun ini, Dustin Craun, Founder dan Executive Editor media berbasis agama Ummah Wide, membagikan daftar 11 startup Muslim paling inovatif.

Namun, perusahan-perusahaan ini hanya mewakili puncak gunung es dari apa yang disebut ekonomi digital Muslim yang akan terjadi di masa depan.

Menurut laporan dari Thompson Reuters dan DinarStandard, ekonomi digital global bernilai sekitar $1,9 miliar (sekitar Rp26 triliun) pada tahun 2014, yang berasal dari e-commerce dan iklan digital. Muslim mewakili basis konsumen yang makin penting. Nilai konsumen Muslim di ranah ekonomi digital global diperkirakan mencapai $107 miliar (sekitar Rp1,46 kuadriliun) di tahun 2014. Angka tersebut diproyeksikan akan meningkat hingga di atas $277 miliar (sekitar Rp3,73 kuadriliun) pada enam tahun mendatang.

Namun, industri ini memiliki beberapa batasan untuk dipilah-pilah sebelum era revolusi digital Islam akhirnya mengambil peran di Asia. Ini merupakan tantangan unik yang tidak dihadapi para founder yang kebetulan Muslim, melainkan bisnis yang menargetkan Muslim atau mencoba menerapkan konsep ini ke dalam DNA perusahaannya.

islam untapped hijup

 

Investor berhati-hati

Startup apa pun yang ingin sukses perlu menjadi bagian dari sebuah ekosistem yang dihuni para investor aktif. Bagaimanapun, startup teknologi berbasis Islam akan mengalami sedikit kesulitan, karena banyak investor barat yang tidak mengerti agama Islam. Ketidakpahaman ini membuat mereka sangat berhati-hati [untuk berinvestasi].

Lagi pula, data mengenai peluang global bagi teknologi berbasis islami terbilang masih kurang. Selain itu, dilihat dari catatan yang pernah ada, entrepreneur digital yang terjun ke ranah ini terbilang mengalami kesulitan menggalang dana dari VC di negara-negara yang masuk dalam Organisation of Islamic Cooperation.

Fazil Irwan Sorn, Kepala World Islamic Economic Forum Youth Network Initiative baru-baru ini membantu mengadakan sebuah acara di Kuala Lumpur yang menghadirkan startup Muslim dan investor global secara bersama-sama. Fazil percaya struktur dukungan saat ini tidak dapat membantu startup teknologi islami untuk beranjak dari ideasi ke pendanaan tahap awal dan seri A.

“Hanya ketika mereka mencapai seri A, VC baru mau datang dan berkata: ‘Oke sekarang kalian sudah siap, saya dapat mendanai kalian’,” kata Fazil kepada media.

Ia menambahkan, “Masalah terbesar di ranah Muslim adalah kurangnya keterbukaan, dan yang kedua, kurangnya pilihan ekonomi […] ranah Muslim tidaklah miskin, kami sebenarnya memiliki beberapa orang terkaya di dunia, tapi uang mereka tidak benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat. Uang itu tidak kembali ke masyarakatnya. Uang itu pergi ke pasar barat, tempat mereka menginvestasikan uang dalam jumlah yang besar dan hal-hal semacam itu.”

islam untapped masjid

Pengiklan perlu dididik

Para ahli telah memperingatkan founder startup islami untuk tidak bergantung pada iklan sebagai model penghasilannya. Meski aturan ini juga bisa diterapkan pada sebagian besar startup, tampaknya aturan ini lebih tepat ditujukan bagi startup islami. Beberapa orang mengatakan jika pengiklan mainstream seringkali terhalang persepsi negatif mengenai konsumen Muslim, dan tidak tahu cara terbaik melakukan upaya marketing pada kelompok tersebut.

Agen branding islami Ogilvy Noor mengatakan, “Tak ada keraguan bahwa [konsumen Muslim] bisa menjadi segmen yang sensitif untuk didekati. Tapi jika didekati dengan pengetahuan yang cukup dan empati untuk konsumen Muslim serta nilai-nilai yang mereka pegang, kami percaya potensi hasil yang didapatkan bernilai lebih dari risiko yang diambil.”

Dari perspektif segmentasi, perusahaan tersebut mengatakan bahwa tantangan yang kini dihadapi para brand adalah mencoba tidak mengasingkan konsumen Muslim tradisional yang akan tetap menjadi landasan masyarakat, sembari meningkatkan engagement dengan komunitas Muslim muda.4

Pasar yang terfragmentasi dan pemerintahan yang tidak stabil

Membangun produk teknologi untuk konsumen Muslim global juga menjadi visi yang sulit karena masyarakat dan negara yang berbeda memiliki kekhasan yang berbeda pula. Perbedaan negara dan pemerintahan diiringi oleh perbedaan bahasa, keragaman nuansa budaya, perbedaan kedudukan ekonomi sosial, dan perbedaan derajat ketaatan kepada agama.

Indonesia, sebagai contohnya, adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Indonesia juga termasuk yang paling moderat dalam praktik agama. “Kurang dari 10 persen produk keuangan di Indonesia adalah syariah meskipun 90 persen penduduknya Muslim. Ini sebuah masalah, namun bagi sebuah startup, ini sebuah kesempatan,” kata Matthew Martin, Founder Blossom Finance.

Menurutnya, bagaimanapun, masih banyak rintangan lain yang perlu diatasi di pasar negara berkembang dengan mayoritas Muslim. “Korupsi dan keadilan sosial merupakan hambatan di negara-negara dengan mayoritas Muslim,” katanya. “Ambil Pakistan sebagai contoh – di sana terdapat populasi Muslim yang besar, tapi kurangnya keamanan dan aturan hukum menjadi kekhawatiran nyata bagi entrepreuner dan investor.

islam untapped halal food

Apakah generasi Muslim masa kini bersatu dalam cara yang tidak dilakukan orang tua mereka?

Terlepas dari semua elemen yang mungkin menghalangi seseorang mendirikan startup islami, peluang pasarnya sudah cukup matang untuk dimanfaatkan, dan tampaknya ada titik terang untuk generasi Muslim millenial.

Para ahli mengatakan salah satu tren menarik untuk dilihat yaitu kemunculan pasar Muslim millenial global yang bisa ditargetkan sebagai sebuah kesatuan masyarakat. Inilah demografis yang sedang tumbuh di internet, memiliki nuansa yang unik, dan bertindak sebagai sebuah pasar konsumen tunggal. Orang lain mungkin akan berargumen ada banyak perbedaan di ranah Muslim untuk melihatnya sebagai satu kesatuan, sebuah entitas yang menyeluruh.

Terlepas dari itu, Matthew menawarkan sebuah nasihat untuk entrepreuner muda yang berfokus mendirikan startup islami. “Bangunlah sesuatu yang mengagumkan yang dapat berdiri tanpa branding Islam,” katanya. “Dunia dipenuhi pilihan dan produk yang bersaing mendapatkan perhatian. [Bangunlah sesuatu yang] halal, tapi lebih dari itu — bangunlah produk terbaik di luar sana.”

Baca juga: Bagaimana Cara Meraih Konsumen Muslim (#Startup Asia Preview)

(Diterjemahkan oleh Mohamad Rizky Allawy dan diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar: 134)

The post Islam: Peluang yang Belum Dimanfaatkan di Ranah Teknologi appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Into the Dim – Petualangan Roguelike di iOS yang Bernuansa Game Boy

$
0
0

Sudah belasan tahun lalu lamanya saya memainkan Nintendo Game Boy klasik dengan layar monokromnya. Walau sudah selama itu pula saya tidak menyentuh console handheld perdana Nintendo tersebut, anehnya perangkat itulah yang pertama kali terlintas di benak saya ketika melihat cuplikan karya terbaru developer Happy Magenta di iOS berjudul Into the Dim.

Berbeda dengan karya-karya mereka sebelumnya, Into the Dim menampilkan grafis monokrom dengan palet warna hitam layaknya Game Boy klasik. Tidak ada warna-warna cerah seperti pada Fist of Fury maupun Downhill Riders, yang ada hanyalah palet warna hitam dengan gradasi abu-abu untuk memberikan efek kedalaman.

Into the Dim menghadirkan gameplay yang mengingatkan saya pada Chip’s Challenge. Kamu akan mengendalikan seorang bocah laki-laki dan anjing peliharaannya mengarungi dungeon sambil memecahkan puzzle dan melawan monster dalam mekanisme turn-based. Dunia dalam game ini juga tersusun dari rangkaian tile mirip dengan game karya Chuck Sommerville yang akhirnya mendapatkan sekuel setelah 25 tahun tersebut.

Into the Dim | Screenshot

Kamu akan ditantang dengan petualangan yang kental dengan elemen roguelike, di mana setiap musuh memiliki gaya serang maupun kekuatan sendiri serta berbagai jebakan yang telah menanti. Kamu dituntut untuk merencanakan setiap langkah yang akan diambil agar tidak terjebak dan bisa tetap menyelesaikan misi.

Belum banyak yang bisa diketahui dari Into the Dim saat ini selain dari kumpulan screenshot maupun keterangan sekilas dari developer. Happy Magenta sendiri saat ini masih mengembangkan Into the Dim dan belum menyebutkan perkiraan perilisannya. Kalau kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang game bernuansa klasik ini, kamu bisa mengunjungi tautan di bawah.

TIGSource.com: Into the Dim – Retro Turn-Based Roguelike (iOS)

The post Into the Dim – Petualangan Roguelike di iOS yang Bernuansa Game Boy appeared first on Tech in Asia Indonesia.

The Slimeking’s Tower, Twin Stick Shooter ala The Binding of Isaac dengan Grafis The Legend of Zelda

$
0
0

Siapa di antara kalian yang baru kali ini mendengar judul game The Legend of Zelda? Seandainya kamu mengikuti perkembangan industri game dengan baik, saya pikir kamu pasti sudah tidak asing dengan franchise game klasik Nintendo tersebut dan mengamati pengaruhnya terhadap game lain di masa sekarang.

The Slimeking’s Tower sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak game mobile yang terinspirasi kesan labirin dari serial game klasik The Legend of Zelda. Meski dilihat secara sekilas, game ini terlihat mirip dengan The Binding of Isaac. The Slimeking’s Tower setidaknya hadir dengan tampilan grafisnya yang retro serta kontrol touchscreen yang membuatnya terasa begitu nyaman untuk dimainkan di perangkat Android.

The Slimekings Tower | screenshot 1

Tujuanmu dalam The Slimeking’s Tower adalah bertualang menyusuri setiap jengkal menara monster lendir (slime) yang kerap menjadi bos kamu di setiap lantai. Lewat permainan twin stick shooter yang simpel, di game ini kamu akan menjelajah ruang labirin penuh jebakan dan menghadapi beragam monster jahat yang siap mengakhiri petualanganmu dalam sekejap.

Supaya permainan terasa lebih variatif, The Slimeking’s Tower menyediakan lebih dari ratusan item menarik yang bisa kamu dapatkan di setiap lantai dungeon. Selain manfaat positif yang akan membantumu menyelesaikan setiap lantaibeberapa item tersebut ada juga yang memberikan efek negatif seperti mengurangi perolehan koin, menambah damage musuh, dan lain sebagainya. Jadi, berhati-hatilah dalam mengambil peti yang tersebar di setiap lantai dungeon.

The Slimekings Tower | screenshot 2

Dari impresi saya pribadi, memang pada awalnya permainan The Slimeking’s Tower terkesan kurang begitu menantang karena minimnya jumlah musuh yang saya hadapi di beberapa level pertama. Namun begitu berhasil menyelesaikan tiga dungeon pertama, lambat laun tingkat kesulitan The Slimeking’s Tower mulai beranjak menantang apalagi setelah saya menjumpai varian monster baru yang belum pernah saya hadapi sebelumnya.

The Slimeking’s Tower sendiri saat ini bisa kamu unduh dan mainkan secara gratis tanpa ada embel-embel pembelian IAP apapun di dalamnya, jadi perkara apakah game ini bagimu cocok atau tidak, saya pikir tidak salahnya kamu untuk mencoba.

App Info
The Slimeking's Tower
RevampedPRO -  Sep 23, 2015
Genre:  Action
Size:   17M
Installs:   1,000 - 5,000
Gratis

Download

The post The Slimeking’s Tower, Twin Stick Shooter ala The Binding of Isaac dengan Grafis The Legend of Zelda appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Women in Tech & Entrepreneurship di Mata Dua Co-Head Go-Life

$
0
0

Diluncurkan awal Oktober lalu, Go-Life, layanan Go-Jek yang menyasar segmen gaya hidup dibilang telah menggebrak layanan kecantikan, wellness, dan hospitality konvensional. Dengan tiga layanan baru Go-Glam, Go-Massage, dan Go-Clean; Go-Life dikepalai oleh dua wanita yang sebelumnya berpengalaman sebagai consultant dan business analyst di McKinsey & Company.

Kemarin (20/10), kami berkesempatan mengadakan sesi Ask Me Anything (AMA) dengan dua Co-Head bernama Windy Natriavi dan Dayu Dara Permata tersebut. Beragam pertanyaan diajukan oleh para pembaca, mulai tentang operasi Go-Life hingga entrepreneurship. Dan melalui artikel ini, kami merangkum sejumlah pertanyaan terbaik dari sesi AMA ini.

(Catatan: Jawaban di bawah diambil langsung dari komentar Windy dan Dara dengan sedikit perubahan mengikuti standar penulisan Tech in Asia. Tidak ada jawaban yang diubah maknanya.)

Wanita di ranah startup

Menurut kalian, apa saja sih karakteristik wanita (yang jarang dimiliki pria) yang sangat diperlukan saat menjalankan startup atau bisnis?

Ada beberapa trait yang identik dengan wanita, di antaranya perhatian terhadap hal-hal secara mendetail, rasa kepekaan dan empati yang tinggi, dan nurturing-ability dalam memimpin.

Any advice untuk para wanita yang ingin terjun ke ranah entrepreneurship?

Saran saya bagi wanita yang saat ini tengah atau akan terjun ke ranah entrepreneurship ada tiga hal yang utama. Pertama, follow your passion and leverage your strength.

Jalankanlah usaha yang merupakan kombinasi dari apa yang kamu suka (passion) dan apa yang menjadi kekuatan (strength) kamu. Passion & strength penting agar semangat kamu tidak surut saat tantangan semakin sulit.

Kedua, think big but start small. Artinya, bangun visi yang besar, namun mulailah dengan skala kecil dan scale up setelah bisnis terbukti berhasil. Percayalah bahwa bisnis yang baik dan berkelanjutan akan bisa bertahan 5, 10, hingga ratusan tahun dan bisa meraih pasar global.

Ketiga, be assertive & confident. Percayalah bahwa kamu akan bisa memiliki pengaruh luas dan mampu memimpin.

Menurut kalian, seperti apa pengaruh wanita dalam industri tech business dan bagaimana kondisi women in tech atau girl in tech di Indonesia?

Kami percaya wanita bisa mencapai banyak hal di industri teknologi. Di skala global dan lokal, kita kini sering menjumpai startup teknologi baru dan berkembang yang dipimpin oleh wanita. Beberapa di antaranya adalah Sheryl Sandberg, Marissa Mayer, Susan Wojcicki, dan Meg Whitman.

Di skala lokal ada Catherine Hindra, Cynthia Tenggara, Diajeng Lestari, dan banyak lainnya. Wanita sudah semakin mampu dan berani menjadi pemimpin di industri teknologi dan kami berharap menjadi salah satunya! (Terjemahan)

Disebutkan di atas bahwa kalian ingin “building indonesia shared economy”, kenapa ingin membangun shared economy?

Kami ingin membangun shared economy karena ingin benar-benar membantu sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya wanita. Tercatat bahwa lebih dari 70 persen wanita yang bekerja memiliki pekerjaan di bidang informal dan shared service. Jadi kami ingin menciptakan peluang yang lebih baik untuk mereka.

Tentang entrepreneurship

Kenapa kalian ingin berkontribusi lewat bidang IT? Kenapa nggak, misalnya, lewat bidang keuangan atau konsultasi yang menjadi latar belakang kalian?

Sebenarnya apapun bidangnya, kami sangat terbuka untuk menggunakan bidang tersebut untuk mencapai tujuan kami membantu banyak orang. Kebetulan untuk saat ini, bidang IT adalah bidang yang bisa menjangkau orang seluas-luasnya dan scalable, sehingga itu merupakan salah satu bidang ilmu yang kita gunakan.

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh seorang founder ketika mencari mitra untuk diajak bekerja sama di usaha yang masih terbilang baru?

Kalau dalam memilih partner, biasanya kami akan mencoba untuk memenuhi kriteria berikut ini:

  • Memastikan visi dan misi aligned: Kami cenderung tidak hanya melihat dari sisi keuntungan ekonomis, tapi kami juga ingin memastikan partner kami juga memiliki misi sosial sendiri. (Terjemahan)
  • Genuinely willing to help us and vice versa: Bagaimanapun juga, partnership adalah hubungan antara dua belah pihak, jadi memang harus “terasa” adanya keinginan untuk saling memajukan bisnis satu sama lain.
  • Clear benefits for us and our partners: Pastinya harus ada kecocokan antara apa yang ditawarkan dan apa yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, jadi walaupun kami sangat welcome terhadap seluruh pihak yang ingin kerja sama, kita juga cukup targeted dalam memilh partner. Begitu pula, bagi kami penting sekali untuk menjadikan tujuan partner kita tujuan bersama.

Hai Windy dan Dara bagaimana sih cara menemukan investor dan pitching ke investor dengan tepat?

Kalau dari observasi dan pengalaman kami, menemukan investor yang tepat biasanya melalui koneksi dan networking yang bersifat personal (jadi tidak hanya bertemu di suatu acara).
Kalau untuk cara pitching, banyak sekali _resource yang bisa dilihat di internet, tetapi pitching yang sukses biasanya (a) Mampu menguraikan masalah yang signifikan dan cukup besar (b) Menawarkan solusi yang meyakinkan untuk memecahkan masalah tersebut (c) Economically profitable and of course offers a certain percent of attractive returns.

Pendirian, tantangan, dan target GO-LIFE

Bagaimana kalian mencapai product/market fit dari GO-LIFE?

Di awal perumusan ide bisnis, kami lakukan market sizing, ease of implementation, dan social impact exposure untuk setiap layanan jasa yang memiliki potensi. Layanan jasa yang pertama kami luncurkan adalah jasa dengan market sizing, ease of implementation, dan social impact exposure tertinggi.

Bagaimana metode GO-LIFE untuk memvalidasi suatu ide/ fitur yang akan diimplementasi? Bisa di-share strateginya?
Cara kita untuk validasi produk/ide: Test it with potential customers 😉 Kita banyak mendengarkan dari konsumen, baik itu lewat twitter, offline, trend reading, dsb

Apa tantangan yang sedang dihadapi saat mengelola GO-LIFE?

Tantangan yang saat ini dihadapi adalah terkait 1) Merekrut tidak hanya orang terbaik tapi orang yang sesuai dengan kultur dan passionate memberikan dampak sosial 2) Membangun proses bisnis dengan kondisi dinamis 3) Menjaga permintaan dan persediaan di seluruh layanan tetap imbang.

Ke depannya, apakah ada layanan GO-LIFE yang lain selain GO-GLAM, GO-MASSAGE, & GO-CLEAN? Apakah fokusnya akan terus ke informal economy?

Dalam 3 bulan ke depan GO-LIFE akan meluncurkan kembali 2 layanan jasa baru yang pertama-tama bisa dinikmati oleh pelanggan di Jadebotabek. Dua layanan jasa ini akan memberdayakan penyedia sektor jasa dari ekonomi informal.

Seperti apa kalian melihat Go-Glam dalam 10 tahun ke depan? Apa ada target/roadmap Go-Glam yang bisa dibagi?

Harapan kami, GO-GLAM akan menjadi layanan kecantikan profesional on-demand nomor satu, memberdayakan lebih dari satu juta wanita, dan melayani lebih dari 50 juta pengguna di kota besar maupun kota satelit di Indonesia.

Baca juga: Nadiem Makarim Mengubah Go-Jek dari “Zombie” Menjadi Startup Paling Terkenal di Indonesia

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Women in Tech & Entrepreneurship di Mata Dua Co-Head Go-Life appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Setelah Pivot dan Miliki CEO Baru, Induk Perusahaan MindTalk Kini Fokus di Ranah Korporat

$
0
0

Pada Juli 2015 lalu, ramai beredar kabar tentang CEO baru dari PT Ansvia, setelah dinyatakan pivot beberapa bulan sebelumnya. Kini, perusahaan tersebut kembali memberikan kabar baru, yakni berfokus menyasar target B2B bagi korporat.

PT Ansvia sendiri memiliki beberapa layanan yakni Digaku, MindTalk, dan Sentigram. Sebelumnya, ketiga layanan ini ditujukan bagi konsumen dengan kategori media sosial. Namun karena tidak berhasil menarik pasar, perusahaan menarik diri dan mencoba mengembangkan strategi baru yang dinilai lebih jitu dan menguntungkan.

Targetkan perusahaan besar sebagai klien

Abang Edwin Syarif Agustin sebagai CEO PT Ansvia menyatakan bahwa ranah B2B masih belum banyak penghuni, sehingga lebih leluasa mengembangkan produk dan membidik pasar.

“Untuk menyasar konsumen secara langsung, seperti yang MindTalk dulu lakukan sebagai media sosial, sebuah startup akan memiliki banyak pesaing dan umur yang tidak panjang bila pasar yang dituju telah didominasi oleh produk asing,” tuturnya. Oleh karena itu, kini Ansvia berfokus pada Enterprise Social Network (ESN) bagi perusahaan besar.

Layanan ESN ini menyediakan platform bagi perusahaan untuk berkomunikasi internal dan sekaligus produktivitas. Singkatnya, melalui ESN tersebut, Ansvia mampu menangani urusan HR, payroll, hingga teknis. ESN yang disediakan dibagi dalam dua format, yakni platform dan modular product yang dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan korporat.

Baca juga: Zanada, Startup yang Menawarkan Solusi Pengelolaan Data Penjualan

Pengerjaan setiap proyek sendiri rata-rata menghabiskan waktu enam bulan. Edwin menambahkan bahwa waktunya bisa lebih cepat tergantung dari solusi yang dibutuhkan. Untuk tim, Ansvia memiliki sekitar 20 developer yang berlokasi di Yogyakarta, sedangkan tim di Jakarta belum dapat dipastikan karena masih dalam masa transisi perampingan setelah pivot.

Terganjal masalah edukasi pasar

CEO PT Ansvia, Abang Edwin Syarif Agustin

CEO PT Ansvia, Abang Edwin Syarif Agustin

Meski memiliki potensi besar, tantangan utama yang dihadapi Ansvia adalah edukasi pasar. “Kebanyakan klien justru tidak mengetahui pasti layanan solusi yang dibutuhkan, sehingga skema pendekatan dengan klien harus dimulai secara menyeluruh.”

Dengan tim tersebut, Ansvia telah berhasil menggaet PT Djarum dan Bank Central Asia (BCA) sebagai klien. Untuk BCA, hingga saat ini mereka masih dalam tahap penyelesaian proyek.

Edwin menargetkan tiap tahunnya dapat menangani sekitar empat perusahaan. Angka tersebut dinilai sudah membuat timnya kewalahan bila masalah yang dihadapi cukup rumit. Namun, ia enggan merinci besarnya keuntungan yang diraup dari tiap perusahaan.

Melalui pembaruan layanan yang dilakukan tersebut, Ansvia memiliki kompetitor besar dari luar, seperti Microsoft, IBM, dan Intel.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Setelah Pivot dan Miliki CEO Baru, Induk Perusahaan MindTalk Kini Fokus di Ranah Korporat appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Apakah Smartphone Mid-End HTC One A9 Bisa Menyelamatkan Perusahaan ini dari Keterpurukan?

$
0
0

Setelah resmi meluncurkan HTC One M9+ di Indonesia beberapa waktu lalu. Produsen smartphone asal Taiwan ini dini hari (21/10) tadi mengumumkan produk terbaru mereka HTC One A9. Berikut adalah spesifikasi dari smartphone tersebut dan perbandingannya dengan Nexus 5X dan Xiaomi Mi 4i.

 HTC One A9Nexus 5XXiaomi Mi 4i
HARGA$399 (sekitar Rp5,4 juta)$379 (sekitar Rp5,5 juta) (16 GB), $429 (sekitar Rp6,2 juta) (32 GB)Rp2,8 juta
DIMENSI145,8 x 70,8 x 7,3 mm147 x 72,6 x 7,9 mm138,1 x 69,6 x 7,8 mm
PROSESORQualcomm Snapdragon 617Qualcomm Snapdragon 808Qualcomm Snapdragon 615
GPUAdreno 405Adreno 418Adreno 405
RAM2 & 3 GB2 GB2 GB
KAPASITAS PENYIMPANAN16 & 32 GB16 & 32 GB16 & 32 GB
LAYAR5 inci, 1080 x 1920 piksel5,2 inci, 1080 x 1920 piksel5 inci, 1080 x 1920 piksel
KAMERA BELAKANG13 MP, 4128 x 3096 piksel, optical image stabilization, autofocus, dual-LED12 MP, laser autofocus, dual-LED13 MP, 4128 x 3096 piksel, optical image stabilization, autofocus, dual-LED
KAMERA DEPAN4 MP, 1080p5 MP5 MP
BATERAI2.150 mAh2.700 mAh3.120 mAh
SISTEM OPERASIAndroid 6.0 Marshmallow Android 6.0 MarshmallowMIUI 7, Android 5.1 Lollipop

Dilihat dari spesifikasinya, perangkat ini masuk dalam kategori kelas menengah atau mid-end. Terasa jelas dari prosesor yang digunakan HTC One A9 yaitu Snapdragon 617 yang memiliki 8 inti utama dengan kecepatan 1,5 Ghz; serta Adreno 405 sebagai pengolah grafis.

Dapur pacu yang digunakan One A9 tidak berbeda jauh dengan Xiaomi Mi 4i yang sedang saya gunakan, yaitu Snapdragon 615 dan Adreno 405. Kinerjanya cukup bagus untuk aktivitas sehari-hari. Akan tetapi tetap saja akan mengalami sedikit lag saat melakukan multitasking. Bahkan dibandingkan dengan Nexus 5X yang memiliki banderol harga serupa pun, prosesor One A9 masih jauh lebih rendah.

Dari segi memori dan media penyimpanan, smartphone ini hadir dengan dua pilihan. RAM 2 GB dengan media penyimpanan 16 GB atau RAM 3 GB dengan kapasitas penyimpanan 32 GB. Apabila masih kurang, kamu masih bisa menambah media penyimpanan eksternal yang mampu membaca microSD dengan kapasitas hingga 200 GB.

Beralih ke sisi kamera. Dari awal, versi HTC One selalu mendapat tanggapan buruk karena menggunakan resolusi kamera yang rendah. Dengan perangkat ini, HTC tampaknya sadar bahwa kamera dengan resolusi tinggi lebih menarik perhatian konsumen.

HTC One A9 dilengkapi dengan kamera belakang 13 MP lengkap dengan dual-tone LED Flash. Sedangkan bagian depan masih menggunakan kamera sama dengan versi HTC lain, yaitu kamera 4 MP dengan teknologi ultrapixel. Kedua kamera tersebut mampu mengambil video dengan resolusi 1080p.

Salah satu bagian minus dari smartphone ini adalah kapasitas baterai yang hanya 2.150 mAh. Kapasitas tersebut mungkin lebih besar dari iPhone. Akan tetapi sangat kecil apabila dibandingkan dengan kapasitas rata-rata smartphone Android.

Bodi mirip iPhone, apakah meniru?

HTC iPhone The Verge

Perbandingan iPhone dengan HTC One A9. Sumber gambar dari The Verge.

Hal menarik dari HTC adalah, perusahaan ini bisa dibilang salah satu pionir smartphone Android berbahan metal. Bahkan HTC merupakan perusahaan pertama yang memproduksi smartphone menggunakan bahan plastik — tempat antena — yang merekat langsung di bodi metal.

Bagaimanapun, produk terbaru HTC kali ini bisa dibilang sangat mirip dengan iPhone 6. Mulai dari bahan sampai dengan lekukan bodi smartphone ini. Mungkin inilah yang membuat harga smartphone ini cukup tinggi, walaupun memiliki spesifikasi di kelas menengah.

Sensor sidik jari dari smartphone ini juga terletak di bagian tombol Home, berbeda dari sejumlah smartphone Android yang meletakkannya di belakang. Hal ini juga memaksa HTC untuk memindahkan lubang speaker ke bagian sisi bawah yang membuatnya semakin mirip dengan iPhone.

Berbicara tentang speaker, HTC memang terkenal dengan teknologi speaker BoomSound hasil kerja sama dengan produsen audio Beats. Sayangnya tanpa alasan yang jelas HTC tidak melengkapi teknologi itu dalam HTC One A9.

HTC akan mulai menjual perangkat ini dengan SIM-Unlock di Amerika Serikat dengan harga $399 untuk RAM 3 GB dengan kapasitas penyimpanan 32 GB. Harganya memang terdengar terjangkau. Akan tetapi untuk pasar global harganya dikabarkan akan merangkak tinggi.

Berbicara tentang HTC, perusahaan ini sempat mengalami masa kejayaan pada periode tahun 2008 sampai 2009. Akan tetapi mulai tahun 2010, HTC mulai kalah saing dengan Samsung yang memproduksi banyak jenis smartphone dari versi low-end sampai high-end.

Hingga beberapa tahun belakangan HTC juga kalah saing karena beberapa produksi smartphone mereka tidak tepat sasaran dan cenderung lebih mahal dibandingkan para kompetitornya. Misalnya HTC One versi pertama yang menggunakan kamera dengan resolusi 4 MP di saat smartphone lain sudah menggunakan resolusi kamera yang jauh lebih tinggi.

Baca juga: HTC dan Masa Kejayaannya yang Terlalu Dini dan Singkat [INFOGRAFIS]

Bagaimanapun dengan HTC One A9, HTC tampaknya mulai bangkit kembali dengan menawarkan produk berkelas pada pasar kelas menengah. Lalu bagaimana dengan kamu, apakah tertarik untuk meminang perangkat ini?

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Apakah Smartphone Mid-End HTC One A9 Bisa Menyelamatkan Perusahaan ini dari Keterpurukan? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ikuti Praregistrasi Blade Waltz dan Dapatkan Berbagai Hadiah dari Netmarble

$
0
0

Netmarble mengumumkan bahwa mereka telah membuka sesi praregistrasi dari action RPG terbaru mereka, Blade Waltz, mulai hari ini. Dengan mengikuti sesi praregistrasi ini, kamu akan mendapatkan berbagai hadiah dalam game selain menerima pemberitahuan paling awal ketika Blade Waltz rilis November nanti,.

Hadiah-hadiah tersebut berupa dua ratus Gem (mata uang dalam game) dan berbagai item seperti senjata dan kostum terbatas. Netmarble juga akan memberi pulsa kepada pemain beruntung yang menuliskan tentang Blade Waltz di media sosial dan juga hadiah ponsel kepada mereka yang memberikan like atau share di laman Facebook Blade Waltz.

Blade Waltz sendiri merupakan sebuah action RPG yang memungkinkan kamu mengendalikan tiga karakter, yaitu Starfell, Gordon, dan Ellie. Masing-masing karakter memiliki senjata berbeda berupa pedang, palu, dan pistol. Ketika bermain, kamu dapat menukar antara ketiga karakter tadi.

Blade Waltz | Screenshot 1 Blade Waltz | Screenshot 2 Blade Waltz | Screenshot 3 Blade Waltz | Screenshot 4 Blade Waltz | Screenshot 5

Terdapat berbagai mode yang tersedia, seperti Scenario, PVP, Boss Raid, dan Material Dungeon. Ya, tentunya Blade Blitz merupakan game yang membutuhkan koneksi internet untuk memainkannya, melihat fitur online yang cukup dominan di sini. Kamu juga bisa mengundang pemain lain dalam pertarunganmu.

Saya pribadi penasaran dengan bagaimana sistem pertukaran karakter ini. Apakah setiap karakter akan memiliki fungsi masing-masing dan mengharuskan saya memakai ketiganya secara bergiliran? Ataukah akan berat sebelah dengan satu karakter utama saja yang nyaman saya pakai? Hal itu akan terjawab saat game ini rilis bulan depan di iOS dan Android.

Situs Resmi: Blade Waltz

Facebook Page: Blade Waltz

The post Ikuti Praregistrasi Blade Waltz dan Dapatkan Berbagai Hadiah dari Netmarble appeared first on Tech in Asia Indonesia.

GrabSpeed, Cara GrabTaxi Memperkenalkan Layanan GrabCar dengan Supercar

$
0
0

Ada saja cara startup untuk mempromosikan layanannya. GrabTaxi misalnya, menghadirkan supercar untuk mempopulerkan layanan GrabCar. Kampanye bernama GrabSpeed ini memberikan kesempatan bagi pengguna aplikasi booking taksi tersebut untuk mencicipi sensasi naik mobil mewah Lamborghini.

Pada sesi press conference hari ini (21/10), GrabTaxi mengumumkan bahwa pada tanggal 24 sampai 25 Oktober, dan 31 Oktober sampai 1 November mendatang, mereka memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menjajal mobil mewah ini secara gratis! Regional Head of Communications GrabTaxi, Su Min, menuturkan bahwa pada kesempatan kali ini, akan ada 10 mobil Lamborghini yang siap melayani permintaan pelanggan.

GrabCar Lamborghini | Photo3

Ketika ditanya alasan GrabTaxi memberikan layanan ini secara gratis, Su Min mengatakan bahwa pihaknya ingin memberikan pengalaman berbeda kepada konsumen dan membuat mereka lebih bahagia. Cara menggunakan layanan ini juga mudah, karena kamu tidak perlu mengunduh aplikasi baru, melainkan cukup dengan melakukan swipe di bagian bawah layar saat masuk ke aplikasi dan memilih GrabSpeed, serta memasukkan kode promo GrabSpeed.

GrabCar Lamborghini | Photo1

Setelah melalui proses tersebut, bila kamu beruntung, maka kamu akan berkesempatan naik Lamborghini dari Senayan City-Jalan Asia Afrika, lalu berlanjut ke Jalan Jenderal Sudirman, melintasi Jembatan Semanggi, dan berakhir kembali di Senayan City. Selain itu, bagi kamu yang belum berkesempatan menaiki mobil mewah ini, GrabTaxi juga memberikan kesempatan untuk berfoto dan mengikuti kompetisi “GrabSpeed Spot and Snap”.

Meski gratis, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mencoba layanan ini. Pada tanggal yang telah disebutkan di atas, kamu bisa melakukan booking GrabSpeed dari jam 2 sampai 5 sore setiap harinya. “Kami menyediakan 5 mobil Lamborghini Galardo dan Avantador setiap minggunya. Total ada sepuluh mobil yang tersedia,” lanjut Su Min.

GrabCar Lamborghini | Photo4

Lebih lanjut ia menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan Persatuan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI) yang juga menggandeng Lamborghini Club Indonesia. “Selain mobil, kerja sama ini juga dalam menyediakan pengemudinya,” tuturnya lagi.

Sebelumnya, GrabTaxi pernah menggelar kampanye serupa di Singapura. Di Indonesia, layanan GrabCar bersaing ketat dengan Uber. Salah satu pembeda utamanya adalah sistem pembayaran Uber yang menggunakan kartu kredit, sementara GrabCar dengan uang tunai.

Saat ini layanan GrabCar di Indonesia juga masih berstatus beta. Terkait hal ini, Su Min mengatakan pihaknya masih ingin memperbaiki kualitas layanan mereka terlebih dahulu. “Untuk kapan pastinya kita meninggalkan beta memang masih belum bisa dipastikan,” tandasnya. Oh ya, kalau kalian penasaran dengan sensasi keseruan tim redaksi Tech in Asia dalam menjajal layanan ini, simak videonya yang akan tayang segera!

Baca juga: Perjalanan GrabTaxi Hingga Menjadi Startup Bernilai Miliaran Dolar (INFOGRAFIS)

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post GrabSpeed, Cara GrabTaxi Memperkenalkan Layanan GrabCar dengan Supercar appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Viewing all 6222 articles
Browse latest View live