Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all 6222 articles
Browse latest View live

Spotted, Aplikasi Kencan Asal Jerman Coba Bantu Anak Muda di Indonesia Mendapatkan “Kesempatan Kedua”

$
0
0

Setelah beberapa waktu lalu ada Gather, aplikasi kencan asal Silicon Valley buatan oleh Jim Yang — dan rekannya Min Gyu Kang — pria kelahiran Surabaya. Kali ini ada Spotted, sebuah aplikasi kencan online asal Jerman yang resmi diluncurkan di Indonesia. Lalu apa saja perbedaan dan kelebihan dari aplikasi ini?

Aplikasi ini menggunakan metode yang mereka sebut dengan Hyper-Local. Misalnya kamu secara tidak sengaja bertemu seseorang — lawan jenis kamu — di suatu tempat seperti cafe, mal, atau bahkan di kendaraan umum, tetapi kamu lupa atau ragu-ragu ketika ingin berkenalan dengannya. Dengan Spotted, kamu bisa mendapat “kesempatan kedua” untuk bertemu lagi dengan orang tersebut. Akan tetapi hal itu hanya bisa terjadi apabila orang tersebut memiliki akun Facebook dan menggunakan aplikasi ini.

Menariknya Spotted juga memiliki fitur Loves Notes yang memungkinkan pengguna mengirim “surat cinta” berupa pesan singkat secara anonim, untuk mencari tahu apakah orang tersebut benar-benar mengagumi dan menyukai kamu.

Metode serupa juga kurang lebih diterapkan oleh Gather, yang sudah sempat kami ulas beberapa waktu lalu. Serta Happn, aplikasi kencan online yang menghubungkan kamu dengan orang-orang yang sempat berpapasan dengan kamu.

Mengingat baru resmi diluncurkan di Indonesia, belum ada informasi detail mengenai berapa pengguna aplikasi ini. Akan tetapi menurut laporan TechCrunch, di Eropa, Spotted memiliki sekitar 1 juta pengguna dengan 300 pengguna terdaftar setiap harinya.

Spotted merupakan startup asal Jerman yang baru-baru ini menerima investasi Seri A sebesar $14,5 juta (sekitar Rp196 miliar). Aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 oleh Tung Nguyen. Ide awal dari aplikasi ini muncul saat Tung masih berada di bangku kuliah. Ia terinspirasi dari kontak mata sesama anak muda, yang tak lain merupakan salah satu elemen inti dari komunikasi.

App Info
SPOTTED - Share the Love
Spotted -  Oct 09, 2015
Genre:  Social
Size:   Varies with device
Installs:   100,000 - 500,000
Gratis

Download

Baca juga: Gather, Aplikasi Kencan Online Asal Amerika Serikat Mendarat di Indonesia

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Spotted, Aplikasi Kencan Asal Jerman Coba Bantu Anak Muda di Indonesia Mendapatkan “Kesempatan Kedua” appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Harga Aplikasi di Apple App Store Indonesia Akan Segera Naik!

$
0
0

Apple mengumumkan akan segera menaikkan harga aplikasi yang dijual di App Store beberapa negara, termasuk Indonesia. Kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang lokal negara-negara yang terdampak terhadap dolar Amerika Serikat. Penyesuaian ini akan diberlakukan pada harga aplikasi maupun IAP di dalamnya paling lambat besok (10/14) malam hari.

Melalui pemberitahuan yang dikirimkan Apple kepada para pengguna App Store melalui email, mereka menyatakan akan segera melakukan penyesuaian harga di tiga negara, yaitu Australia, Swedia, dan Indonesia. Tidak disebutkan berapa besar kenaikan yang akan mereka berlakukan. Yang pasti, harga dasar sebesar Rp12.000 (ekuivalen dengan $0,99) akan meningkat.

App Store Top Paid Apps | Screenshot

Berbagai harga di sini akan mengalami kenaikan

Kenaikan ini juga akan berimpak pada fitur berlangganan yang ada di dalam aplikasi. Apple akan mengirimkan email pemberitahuan kepada para pengguna fitur berlangganan perihal kenaikan biaya tanpa memutus akses pengguna terhadap layanan yang digunakan. Kebijakan ini berbeda dari praktek Apple sebelumnya yang memutus akses pengguna terhadap layanan dan meminta untuk berlangganan ulang dengan biaya baru.

Tidak disebutkan secara jelas apakah kenaikan ini hanya akan terjadi di App Store atau termasuk iTunes secara keseluruhan. Apabila skema harga ini juga diterapkan pada iTunes, maka kemungkinan harga lagu, album, maupun biaya berlangganan Apple Music juga akan naik seiring dengan kenaikan harga aplikasi.

The post Harga Aplikasi di Apple App Store Indonesia Akan Segera Naik! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review FIFA 16 vs. PES 2016 – Pragmatis vs. Dinamis

$
0
0

Pro Evolution Soccer dan FIFA, kedua seri ini sudah “saling melengkapi” semenjak saya masih duduk di Sekolah Dasar. Waktu itu, FIFA 98: Road to World Cup menjadi game sepak bola dengan grafis 3D pertama yang saya mainkan, sepaket dengan PC bekas yang ayah saya beli.

FIFA pun menjadi game sepak bola idola saya. Masih teringat saat saya membeli FIFA 2000 untuk PlayStation, menambah koleksi game keluaran EA Sports seperti NBA yang juga saya gandrungi saat itu. Rasanya tidak ada game sepak bola lain di dunia ini yang sekeren FIFA, hingga teman-teman saya mengenalkan dia…

Winning Eleven saat itu saya lihat sebagai game yang inferior dibandingkan FIFA, setidaknya untuk kesan pertama. Grafis yang dihadirkan kalah dibandingkan dengan FIFA yang saat itu pemainnya terlihat lebih realistis dan besar. Winning Eleven masih menghadirkan pemain yang terlihat kotak-kotak.

FIFA 16 | Screenshot 1

FIFA 16

Tetapi, setelah mencobanya, saya pun menelan ludah sendiri dan menyukai Winning Eleven dibandingkan FIFA. Sebabnya? Gameplay yang lebih seru dan tentunya pengaruh lingkungan.

Belasan tahun kemudian, Winning Eleven dan lanjutannya Pro Evolution Soccer (PES) terus berjaya (setidaknya di hati saya). Namun, beberapa tahun belakangan harus diakui FIFA mendominasi baik dari segi grafis, gameplay, hingga fitur-fitur lainnya, walaupun tahun lalu keduanya cukup seimbang. Yah, FIFA sedikit di atas lah.

Lalu siapakah yang berhasil menarik hati saya pada edisi kali ini? Apakah PES 2016 dengan Fox Engine yang mampu menghasilkan game spionase canggih seperti Metal Gear Solid V: The Phantom Pain? Ataukah FIFA 16 yang memiliki segudang lisensi eksklusif dan juga update konten yang selalu terkini? Inilah penilaian saya.

Permainan Taktis Defensif Melawan Dinamis Atraktif

Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 1

Saat saya memainkan kedua game ini, terasa betul perbedaan gaya permainan yang dirasakan. Ketika saya bermain FIFA 16, sulit sekali rasanya untuk mencetak gol. Hal ini sebenarnya juga saya rasakan ketika memainkan FIFA 15 lalu.

Dua faktor yang menurut saya paling menentukan yaitu kesigapan kiper dan kesulitan membuat tembakan bagus di FIFA 16. Untuk melakukan tembakan ke gawang, di sini kamu harus menahan tombol tembakan cukup lama dan mengarahkannya dengan benar.

Terlalu sebentar, maka bola terlalu lemah dan dengan mudah diambil kiper. Mengarahkan terlalu “bersemangat” (terkadang saya cukup geregetan menekan tombol arah), maka bola akan melebar. Butuh waktu yang cukup lama agar gauge power tembakan cukup penuh sebelum akhirnya diambil atau diblok lawan.

Berbeda dengan PES 2016, ketika kamu sudah berada pada posisi bagus di depan gawang, maka hampir pasti kamu akan mencetak gol (kecuali kamu panik). Di sini justru gauge power tembakan sangat cepat terisi dan jika kamu terlalu lama menekan tombolnya, bola akan melayang ke atas atau melebar.

FIFA 16 | Screenshot 2

FIFA 16

Kiper pun rasanya tidak terlalu sigap dalam menghalau tembakan jika dibandingkan dengan PES 2015. Bahkan di posisi yang rasanya sudah saya jaga dengan baik pun lawan masih bisa mencetak gol. Mungkin Konami ingin membuat pemainnya mencetak gol lebih banyak, atau melakukan pertahanan lebih baik.

Dari segi pergerakan pemain, kedua game memiliki kualitas yang setara. PES 2016 dan FIFA 16 memiliki physics engine yang sangat baik dan realistis, walaupun dengan gaya yang berbeda. Meskipun setara, kredit mesti lebih diberikan kepada PES, karena peningkatan yang terasa lebih signifikan dibandingkan FIFA.

Perubahan yang signifikan dari FIFA 16 adalah adanya fitur driven ground pass untuk melakukan operan datar dengan cepat. Operan ini memungkinkan pemain membangun serangan lebih cepat dan mematikan, terutama dari serangan balik.

Siapa yang menang di aspek gameplay? Video game sepak bola adalah sebuah simulasi yang berdurasi lebih pendek dari permainan sembilan puluh menit pada sepak bola asli. Dengan waktu yang lebih terbatas, tentunya ada hal yang harus disesuaikan agar pemain bisa menikmatinya.

Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 2

PES 2016

FIFA 16 saya rasa dibuat terlalu realistis sehingga justru membuat pemain, layaknya olahraga aslinya, kesulitan untuk mencetak gol hanya dalam waktu belasan menit. Hasilnya? Permainan terasa membosankan dan terkadang membuat frustrasi.

PES 2016 sendiri membuat game menjadi lebih simpel dan penuh aksi, layaknya menonton highlight pertandingan sepak bola. Karena ini, saya memenangkan PES 2016 untuk aspek gameplay.

Oh iya, honorable mention harus saya berikan kepada fitur sepak bola wanita di FIFA 16 yang justru memiliki gameplay yang lebih saya nikmati dibandingkan versi prianya. Sayang, kamu hanya bisa menikmatinya di pertandingan persahabatan dan turnamen kecil.

PES MyClub dan FIFA Ultimate Team, Serasa Bermain Game Mobile

FIFA 16 | Screenshot 3 Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 3

Dilihat dari apa yang mereka promosikan, tampaknya PES 2016 dan FIFA 16 menjagokan masing-masing fitur ini. PES MyClub dan FIFA Ultimate Team adalah sebuah mode game di mana kamu akan membuat tim terbaik.

Lucunya, ketika saya memainkan kedua mode ini, saya merasa seperti memainkan game mobile, terutama dengan fitur cara mendapatkan pemain yang seperti mesin undian. Apalagi dengan adanya dua jenis mata uang yang tersedia (IAP?).

Kesan realistis malah menjadi semakin jauh di sini dan saya pun tidak perlu waktu lama untuk keluar dari kedua mode ini. Lebih baik memainkan Career Mode (FIFA 16) atau Master League (PES 2016) saja sekalian daripada main di mode ini.

Tidak ada yang menang di sini tentunya.

Pengalaman Online yang Berbeda walaupun Koneksi Sama

Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 4 FIFA 16 | Screenshot 4

Ketika bermain online, PES 2016 dan FIFA 16 memberikan perbedaan kecil namun sangat signifikan. Ya, perbedaan kecil itu ada dalam bentuk mili sekon yang sangat mempengaruhi pengalaman bermain.

Setelah dua sampai tiga kali bermain mode online, saya dapat menyimpulkan bahwa FIFA 16 memiliki koneksi yang lebih stabil daripada PES 2016. Untuk urusan server, EA bisa dibilang lebih unggul daripada Konami.

Saya sering mengalami respons kontrol yang sangat terlambat di PES 2016, membuat saya tidak bisa bermain dengan cepat. Gerakan saya pun menjadi terbaca dengan mudah oleh lawan, begitu juga pertahanan yang sering kacau balau.

Jadi, untuk permainan online, FIFA 16 adalah pemenangnya.

Fitur Tambahan, Gimmick, dan Lainnya

FIFA 16 | Screenshot 5 Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 5

Sudah jelas, PES secara umum sangat kalah dari segi lisensi ketimbang FIFA. Hal ini sudah menjadi hal yang ditemukan sejak pertama kali PES muncul. Yang membuatnya populer adalah kemampuan para modder yang mengutak-atiknya di zaman Winning Eleven dulu dan kini PES versi PC yang memiliki banyak patch.

Di console, tidak banyak yang bisa kamu lakukan selain mengeditnya sendiri. Pekerjaan rumah yang melelahkan dan hanya saya lakukan terhadap tim favorit saya saja, itu pun sekadar mengganti namanya.

Di lain pihak, EA bak diva melenggang dengan berbagai lisensi eksklusif dari FIFA. Semua, sekali lagi, semua klub yang ada di liga seluruh dunia mungkin bisa saja dimasukkan oleh EA jika ia mau. Mereka juga memiliki fitur update otomatis yang akan mengubah susunan pemain sesuai transfer atau bahkan formasi di pertandingan terakhir.

Secara pencatatan statistik, FIFA 16 juga tampak lebih mendetail. Di Career Mode individu (ekuivalen dengan Become A Legend di PES 2016) contohnya, kamu akan ditantang untuk melakukan berbagai kegiatan mendetail di setiap pertandingan, seperti key pass (operan penting), tembakan ke arah gawang, dan sebagainya. Indikator kamu bermain bagus pun lebih jelas, walaupun sebenarnya saya lebih betah bermain Become A Legend di PES 2016 karena kembali lagi ke gameplay.

Untuk kategori ini, fan PES pastinya tidak akan pernah puas dan cemburu akan fasilitas yang dimiliki FIFA. Dan hingga ada kejadian drastis yang mengubah kekuatan lisensi milik EA, pemenang sudah jelas selalu ada di pihak FIFA.

Kesimpulan: Kamu Mau Serius atau Fun?

FIFA 16 | Screenshot 6 Pro Evolution Soccer 2016 | Screenshot 6

Bagi kamu yang mendewakan lisensi, update pemain yang aktual, serta simulasi sepak bola yang lebih realistis, maka FIFA 16 jelas akan menjadi pilihan kamu. Akan tetapi, kamu harus rela frustrasi akan kerasnya kehidupan sepak bola di sini. Skor kaca mata 0-0 atau miskinnya gol akan menjadi makanan sehari-hari (kecuali kamu sangat jago tentunya).

PES 2016 di lain pihak membawa keindahan di permainan yang memang seharusnya indah ini. Sebagaimana Winning Eleven kita nikmati dulu, yaitu dimainkan bersama teman-teman, di sinilah PES 2016 berjaya. Rekan-rekan Tech In Asia yang memainkan PES 2016 bersama saya pun mengakui bahwa PES 2016 lebih seru untuk dimainkan bersama.

Saya tidak mengatakan bahwa PES 2016 tidak bisa dinikmati jika dimainkan sendiri. Contohnya adalah mode Become A Legend yang mampu membuat saya tidur larut selama dua hari berturut-turut di hari kerja.

PES 2016 bagi saya memenuhi tujuan sebuah video game olahraga dibuat, yaitu membuat pemainnya bisa menjadi bintang. Hal yang tidak sulit dicapai di dunia nyata. FIFA 16 tentunya akan tetap menjadi pilihan bagi fan beratnya, namun PES 2016 hadir sebagai penyegar untuk para pemain netral dan membuat penggemar setianya merasa seperti “kembali ke habitatnya”.

PenilaianPES 2016FIFA 16
GameplayCepat, indah, menyenangkan"Terlalu" realistis, membuat permainan membosankan
GrafisKalah di tekstur wajah pemainTekstur wajah lebih manusiawi dan mirip pemain asli
Multiplayer OnlineBeberapa mili sekon di belakang FIFALancar jaya
MyClub Vs. Ultimate TeamKeduanya sama sajaTidak menarik
Lisensi, Gimmick, dan Fitur LainKalah jauh tentunyaDimanjakan lisensi penuh dari FIFA
KesimpulanUntuk kamu yang ingin menikmati permainan indah dan cepat, PES jawabannyaMendewakan lisensi dan kemudahan update pemain? Pilih FIFA

FIFA 16

Origin Link: FIFA 16, $69,9 (sekitar Rp950.000)

PlayStation Store Link (Asia): FIFA 16, Rp758.000

Xbox Store Link: FIFA 16, $59,9 (sekitar Rp810.000)

PES 2016

Amazon Link (Multiplatform): Pro Evolution Soccer 2016

The post Review FIFA 16 vs. PES 2016 – Pragmatis vs. Dinamis appeared first on Tech in Asia Indonesia.

9Apps dan UC Web Adakan Kompetisi bagi Para Developer Aplikasi Android

$
0
0

Setiap tahunnya, Indonesia memiliki sebuah momen untuk mengenang perjuangan para pahlawan, yang biasa diperingati pada tanggal 10 November. Rakyat Indonesia mengingat apa yang pahlawan lakukan untuk membuat bangsa ini lebih maju, yaitu merdeka dari penjajahan saat itu. Perjuangan tersebut sebenarnya belum selesai karena bangsa kita tetap harus berjuang membuat Indonesia lebih baik lagi. Bedanya, bukan bambu runcing yang perlu kita gunakan saat ini.

Sekarang, perkembangan internet sudah begitu pesat. Sudah semakin banyak orang menjadikan smartphone sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari mereka. Banyak aplikasi buatan para pengembang lokal yang patut dibanggakan juga meramaikan fitur di smartphone. Dan di era teknologi ini, generasi muda dapat menjadi “pahlawan” dengan menciptakan aplikasi yang mempunyai dampak positif bagi negara ini.

UC Web, sebuah perusahaan mobile internet, ingin mendukung momen tersebut dengan membuka kesempatan bagi para pengembang aplikasi lokal melalui toko aplikasinya yaitu 9Apps. Melalui toko tersebut, pengembang aplikasi bisa memperkenalkan aplikasi lokal untuk Android yang mereka miliki melalui kompetisi yang bertajuk 9 Aplikasi Pemuda Pemudi.

Kompetisi 9 Aplikasi Pemuda Pemudi ini menyediakan hadiah berupa akses pasar ke jutaan pengguna 9Apps di seluruh dunia. Dari seluruh pendaftar, 9Apps akan memilih 9 aplikasi yang paling banyak diunduh.

Dua aplikasi terbaik yang menjadi pemenang akan dipilih langsung oleh juri dari kompetisi ini, dan berkesempatan mendapat hadiah menarik berupa 2 Macbook Pro dan tiket konferensi Tech in Asia Jakarta 2015. Kesembilan aplikasi terbaik juga akan ditampilkan dalam ajang konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 yang diselenggarakan pada 11 dan 12 November mendatang.

9 Aplikasi Pemuda Pemudi sendiri adalah kompetisi yang terbuka bagi developer muda di Indonesia. 9Apps yang bekerjasama dengan UC Browser, Tech in Asia, dan JalanTikus ingin membantu para pengembang aplikasi untuk memperkenalkan produknya sehingga dapat dinikmati oleh jutaan orang dan menjadi solusi di kehidupan sehari-hari.

Bagi para pengembang aplikasi mobile yang ingin mengikuti kompetisi ini, berikut adalah syarat dan ketentuannya:

  • Mengirimkan apk karya kamu
  • Sertakan deskripsi atau alasan kenapa aplikasi kamu bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik
  • Cantumkan biodata diri (Nama, Nomor Telepon, E-mail, Alamat, Nomor KTP/SIM)
  • Kirim ke 9Apps_Competition@9apps.com

Pendaftaran kompetisi ini dimulai dari tanggal 9 Oktober 2015 dan ditutup tanggal 6 November 2015 pada pukul 23.59 WIB. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 9 November 2015.

9Apps dan Tech in Asia juga akan mengadakan meetup bagi para pengembang aplikasi mobile di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 2015. Kedua perusahaan akan bertemu langsung dan berbagi inspirasi, serta tip dan trik yang tentunya berguna bagi para pengembang aplikasi yang ingin mengembangkan karya mereka.

Untuk mendaftarkan aplikasi dan mendapatkan info lebih lanjut mengenai kompetisi 9 Aplikasi Pemuda Pemudi, kamu bisa membaca tautan ini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post 9Apps dan UC Web Adakan Kompetisi bagi Para Developer Aplikasi Android appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Lirik Potensi Pertambangan, Bigalia Masuki Ranah Marketplace Alat Berat

$
0
0

Tren e-commerce dan marketplace memang sudah menjamur sejak beberapa tahun belakangan. Dari banyak pemain yang sudah ada, sebagian besar mereka mencoba memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen, mulai dari kebutuhan rumah tangga, fashion, hingga makanan. Kini, ada satu pemain baru yang mencoba memasuki kategori yang belum umum: alat berat di sektor pertambangan dan industri lainnya. Startup e-commerce tersebut bernama Bigalia.

Indra Rukasyah, Noerahmadie, dan Putry Yuli merupakan co-founder di balik berdirinya startup asal Jakarta tersebut. Mereka bertiga merupakan teman sejak masa sekolah. Di Bigalia, Indra bertugas sebagai marketing dan pengembangan bisnis; Adi di sisi teknis; dan Putry memangku tanggung jawab desain website dan promosi.

Terbentur kebijakan pemerintah

Sebagai orang yang telah berpengalaman di bidang pertambangan dan alat berat, Indra mengatakan bahwa ada lima sektor utama yang mendukung perekonomian sebuah bangsa, yakni pertambangan, konstruksi, perhutanan, agrobisnis, dan jasa penyewaan alat di kategori tersebut. Melihat belum adanya marketplace di ranah tersebut, maka ia optimis Bigalia dapat menggali keuntungan.

Bagaimanapun, meski tampak menjanjikan, bisnis di sektor ini kian melemah sejak adanya peraturan dari pemerintah di tahun 2014. Peraturan tersebut melarang ekspor bahan mineral dan tambang yang masih mentah. Bahan diharuskan diolah mencapai kadar konsentrat tertentu menggunakan smelter – semacam alat yang dibutuhkan untuk mengolah barang tambang.

Kebijakan tersebut memukul banyak industri, terutama minyak bumi dan batu bara hingga membuat beberapa vendor gulung tikar. Dari semua faktor hambatan tersebut, Indra mengaku tetap optimis pada sektor konstruksi, terlebih saat ini di dalam negeri sedang gencar dilakukan pembangunan di berbagai wilayah.

Hingga saat ini tersedia sekitar 11 kategori alat berat di Bigalia, yakni Excavator, Dozer, Dump Truck, Tractor, dan lainnya. Berdasarkan pengamatan saya melalui situs Bigalia, kurang lebih terdapat 150 produk yang dijual atau disewakan.

Empat model bisnis untuk monetisasi

Tim Bigalia mengaku bahwa sejak beberapa bulan beroperasi, mereka belum mengumpulkan pundi-pundi rupiah karena masih berfokus menjaring pengguna. Saat ini, situs Bigalia juga masih dalam versi beta dan baru akan diluncurkan secara resmi dalam beberapa waktu mendatang.

Terkait monetisasi, Indra menjabarkan empat strategi yang dimiliki Bigalia. Pertama adalah Digital Ads dengan memajang iklan promosi di berbagai media sosial, newsletter, dan situs.

bigalia marketplace alat berat indonesia

Lalu terdapat Commission Fee atau komisi sebesar tiga persen dari harga jual sebuah alat. Bigalia sendiri memudahkan konsumen untuk pengaturan leasing dalam pembelian alat berat.

Selanjutnya adalah dengan Premium Membership, para penjual bisa mendapat pengurangan komisi menjadi dua persen dan mendapat badge menjadi trusted seller. Biasanya tahap ini akan diambil bagi para penjual yang sering melakukan transaksi di Bigalia.

Baca juga: Printerous Luncurkan Art Marketplace Printerous Shop

Dan yang terakhir adalah Business Partnership. Melalui strategi ini, Bigalia coba melakukan pendekatan terhadap para vendor alat berat skala besar untuk menggunakan situs sebagai lahan promosi mereka. Menurut Indra, keempat cara ini akan aktif dilakukan setelah Bigalia resmi diluncurkan.

Masih butuh suntikan dana segar

Untuk melancarkan strategi mereka, Indra menuturkan bahwa pihaknya tengah berupaya mencari dana segar sebesar $200.000 (sekitar Rp2,7 miliar) hingga $300.000 (sekitar Rp4 miliar). Sejauh ini, seluruh biaya operasional Bigalia masih secara bootstrap dari para co-founder.

Ia menargetkan bahwa dana tersebut juga dapat digunakan untuk menambah jumlah tim Bigalia, memperbaiki sistem, dan upaya marketing yang lebih luas. Selain itu, mereka juga sedang mencoba membangun sistem logistik untuk sektor alat berat melalui mitra dengan beberapa pihak.

Sektor alat berat memang masih belum umum menggunakan sistem online. Rata-rata para vendor di industri ini masih mengandalkan sistem offline sebagai sarana penjualan karena dianggap lebih terjamin, mengingat besarnya biaya transaksi yang dilakukan untuk sebuah alat.

Bagaimanapun, ranah maya untuk sektor ini juga telah diisi oleh beberapa pihak, seperti KlikUT yang merupakan “perpanjangan tangan” wadah promosi dari perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia, United Tractors.

(Diedit oleh Lina Noviandari; Sumber gambar)

The post Lirik Potensi Pertambangan, Bigalia Masuki Ranah Marketplace Alat Berat appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] Agate Studio dari Bandung Telah Meluncurkan Proyek Kickstarter Valthirian Arc: Red Covenant!

$
0
0

Update – 13 Oktober 2015

Proyek Kickstarter pertama dari Agate Studio, Valthirian Arc: Red Covenant, baru saja diluncurkan! Sejalan dengan itu, Agate akan memulai kampanye Greenlight dari game tersebut di Steam pada hari ini juga.

Proyek Valthirian Arc: Red Covenant berjalan mulai hari ini, 13 Oktober 2015, hingga tanggal 12 November 2015. Dana yang ditargetkan adalah $40.000 (sekitar Rp540 juta). Bagi kamu yang ingin membantu kampanye Valthirian Arc: Red Covenant ini, sebarkan melalui Thunderclap atau langsung menuju laman Kickstarter pada widget di samping.

Thunderclap Link: Valthirian Arc: Red Covenant

Steam Greenlight Link: Valthirian Arc: Red Covenant


Artikel Asli – 1 Oktober 2015

Developer game asal Bandung, Agate Studio, baru saja mengumumkan akan membawa game terbaru mereka yang berjudul Valthirian Arc: Red Covenant ke Kickstarter. Proyek ini akan diluncurkan pada 13 Oktober 2015 dengan target dana $40.000 (sekitar Rp588 juta).

Menurut Andrew Pratomo, salah satu developer yang terlibat di sini, diadakannya proyek Kickstarter ini adalah karena dorongan fan Valthirian Arc, “Semenjak perilisan Valthirian Arc II, kami mendapatkan banyak permintaan dari para fan untuk mengembangkan game ini dalam skala yang lebih besar dan memperkenalkannya kepada audiens yang lebih luas. Kickstarter merupakan sarana yang tepat untuk memenuhi kedua hal tersebut.”

Valthirian Arc: Red Covenant masih akan membawa kamu memerankan seorang kepala sekolah untuk melatih berbagai jenis profesi yang bertugas melindungi kerajaan. Kamu akan terlibat dalam perebutan tahta di Kerajaan Valthiria, sementara akan ada pihak ketiga yang mencuri kesempatan untuk mengganggu kedamaian kerajaan tersebut.

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 1

Game ini menggabungkan simulasi dengan RPG. Kamu harus mengatur sekolah sedemikian rupa sehingga murid yang dihasilkan mampu menjalankan tugas dengan baik dan akhirnya berhasil membantu kerajaan. Di lain pihak, terdapat fitur percabangan cerita dan juga ending yang dipengaruhi pilihan-pilihan kamu di dalam game.

Selain gameplay dan cerita yang lebih mendalam, Agate Studio juga akan merombak aspek visual dari Valthirian Arc. Mereka akan membuat game ini dengan gaya 2,5D yang menggabungkan lingkungan 3D dengan karakter 2D.

Valthirian Arc: Red Covenant rencananya akan dirilis tahun depan, tepatnya pada Oktober 2016. Untuk mendukung publikasinya, game ini juga akan dikampanyekan di Steam Greenlight.

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 2

Kebetulan proyek Kickstarter milik Agate Studio ini beririsan dengan proyek Kickstarter Infectonator: Survivors milik Toge Productions yang akan diluncurkan pada pertengahan atau akhir Oktober menjelang PAX Australia. Namun, Agate Studio mengatakan tidak akan terjadi persaingan karena perbedaan target audiens yang cukup signifikan.

Tentunya kita berharap proyek ini berhasil dan semakin menaikkan pamor industri game Indonesia di mata dunia. Sambil menanti Valthirian Arc: Red Covenant diluncurkan di Kickstarter, kamu bisa melihat gambar-gambar yang ada di bawah (dan di atas juga) ini terlebih dahulu.

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 3

Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 4 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 6 Valthirian Arc Red Covenant | Screenshot 5

The post [Update] Agate Studio dari Bandung Telah Meluncurkan Proyek Kickstarter Valthirian Arc: Red Covenant! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ternyata, Backend Juga Perlu Scaling. Cari Tahu Caranya di TIA Dev Talk: Road to Developer Stage – Tech in Asia Jakarta 2015!

$
0
0

Saat pertama kali mendirikan startup, seringkali founder lebih fokus memperbanyak pengguna atau membuat traksi yang bagus terlebih dahulu. Namun, terkadang ada satu hal yang terlupakan dari segi teknis: mengembangkan backend.

Ketika jumlah pengguna atau traksi semakin bertambah, tentunya diperlukan kapasitas backend yang lebih besar untuk mendukung performa produk. Jadi, saat mendirikan startup, sebaiknya sudah dipikirkan juga seperti apa strategi untuk memperbesar backend. Jangan hanya menciptakan backend untuk saat ini saja, tapi juga sudah memikirkan seperti apa ke depannya.

Untuk itu, developer perlu mengetahui strategi backend scale up yang tepat. Dan strategi penting tersebut akan dibahas di TIA Dev Talk: Road to Developer Stage – Tech in Asia Jakarta 2015.

Tech in Asia akan menggelar secara rutin TIA Dev Talk setiap bulannya. Pada helatan perdana ini, kami gelar dalam rangka menyambut konferensi Tech in Asia 2015 pada bulan November mendatang. Di kesempatan ini, kami mengajak para developer sebagai media untuk memperkenalkan Developer Stage yang akan hadir di helatan tahunan tersebut.

Dengan mengangkat tema “Strategy to Scale-Up Your Back End”, TIA Dev Talk menghadirkan pembicara-pembicara yang berpengalaman di bidangnya untuk membagikan beragam strategi yang perlu diambil untuk melakukan backend scale up dalam menghadapi ledakan pengguna atau traksi.

Catat tanggal dan tempat TIA Dev Talk: Road to Developer Stage – Tech in Asia Jakarta 2015!

Hari/Tanggal: Kamis, 15 Oktober 2015
Waktu: 18.30 – 21.00 WIB
Topik: Strategy to Scale-Up Your Back End
Lokasi: D.LAB by SMDV – Jalan Riau No. 1 Jakarta, DKI Jakarta 10350

Pembicara:

Hadi S - Software Engineer, Bukalapak
Hadi Saloko
Hadi Saloko saat ini menjadi Software Developer di situs e-commerce BukaLapak. Lulusan Institut Teknologi Bandung ini sebelumnya pernah menjadi programmer di Asesmatikaedu, assesment software untuk siswa SD.

IMG_20150930_153602 (1)
Deden Fathurahman
Lead Engineer di Setipe ini sudah memiliki pengalaman selama 11 tahun sebagai developer di berbagai perusahaan, di antaranya Qeon Interactive, Asia Quattro Net, dan Bank Negara Indonesia.

TIA Dev Talk: Road to Developer Stage – Tech in Asia Jakarta 2015 ini diadakan secara gratis. Untuk menghadiri acara ini, kamu cukup mendaftarkan diri kamu di tautan berikut ini:

Eventbrite - TIA Dev Talk: Road to Developer Stage - Tech in Asia Jakarta 2015

Partner:

smdv

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Ternyata, Backend Juga Perlu Scaling. Cari Tahu Caranya di TIA Dev Talk: Road to Developer Stage – Tech in Asia Jakarta 2015! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

[Update] 10 Game Android Gratis yang Bisa Kamu Mainkan Secara Offline (Part III), Kini dengan Video!

$
0
0

Update – 13 Oktober 2015

Iqbal Kurniawan – Sekarang kamu bisa menonton video di atas untuk menyimak sepuluh game Android offline rekomendasi kami pada artikel ini! Cek juga kumpulan game Android offline lainnya di sini dan di sini ya.


Artikel Asli – 9 Juni 2015

Saya bisa membayangkan betapa pedihnya perasaan kamu di saat ingin bermain game ternyata sisa kuota internet kamu tidak mencukupi untuk kebutuhan game mobile yang belakangan semakin membutuhkan sambungan internet secara konstan.

Tak jarang dalam mengulas sebuah game saya juga sering menjumpai pertanyaan yang sama dari para pembaca, apakah game tersebut harus online atau tidak. Sehingga saya rasa inilah saat yang tepat untuk menghadirkan daftar kumpulan game offline kembali kepada para pembaca Tech In Asia. Jadi inilah dia, sepuluh game Android yang bisa kamu mainkan secara offline edisi tahun 2015. Enjoy!


Slayin

Slayin | screenshot

Slayin adalah game yang memiliki kemiripan gameplay dengan action RPG minimalis berjudul Drancia. Entah apakah developer PixelLicker terinspirasi dengan Drancia atau tidak, yang jelas keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuat Slayin maupun Drancia bisa dengan mudah dibedakan. Untuk urusan polesan grafis dan presentasi permainan, jelas Slayin lah yang paling menarik untuk diunggulkan.

Sama seperti Drancia, di sini kamu dibawa ke dalam aksi pertarungan dengan leveling karakter ala RPG yang sangat sederhana. Di sini kamu hanya perlu mondar-mandir ke kiri dan ke kanan untuk melibas semua musuh dengan ujung pedangmu atau serangan sihir, tergantung dari karakter yang kamu pilih. Seiring makin tinggi level permainan kamu, lawan yang dihadapi  juga akan menjadi semakin sulit dan bos yang kamu lawan juga semakin beraneka ragam bentuknya. Mulai dari minotaur, harpy, naga, bahkan dewa kematian itu sendiri.


Swinging Stupendo

Swinging Stupendo | screenshot

Swinging Stupendo merupakan satu dari sekian banyak game arcade sederhana yang terlahir mengikuti jejak Flappy Bird sebagai game sulit yang digemari banyak orang. Dalam game ini, kamu bermain sebagai pria flamboyan yang digambarkan bak seorang binaragawan sirkus di abad ke-17. Tujuanmu berayun dalam game ini adalah mencapai rekor jarak terjauh kamu sebelum tersengat kumparan listrik yang membuatmu harus berayun kembali dari awal.

Yep, sama seperti game arcade yang mengandalkan refleksi jari lainnya, permainan Swinging Stupendo bisa dibilang sangat simpel dan lumayan adiktif. Saya yakin kamu akan betah menjalani permainan Swinging Stupendo yang sulit, kemudian memamerkan seberapa jauh skor yang telah kamu peroleh ke hadapan teman-teman sebayamu.

Swinging Stupendo – Sensasi Berayun Ala Permainan Flappy Bird Yang Bikin Geregetan


Crossy Road

Crossy Road | screenshot

Membuat daftar game offline rasanya belum lengkap seandainya saya tidak menyertakan game buatan Hipster Whale yang begitu fenomenal ini. Bagaimana tidak? Dengan gameplay yang sangat simpel, ditambah banyaknya jumlah variasi karakter berikut bermacam efek yang mereka hasilkan membuat game ini begitu menggoda untuk kamu pasang meskipun kamu mungkin sekarang sudah jarang sekali aktif bermain Crossy Road seperti dulu (sayang bila karakter yang sudah susah payah kita kumpulkan kemudian dihapus).

Hal yang membuat Crossy Road begitu menarik adalah kesederhanaan gameplay serta kemurahan hati Hipster Whale dalam memberikan semua konten game ini kepada para pemain tanpa perlu membayar sepeserpun. Imbasnya, bila kamu bermain secara offline, kamu tidak bisa mendapatkan bonus koin yang bisa kamu peroleh dengan menyaksikan video iklan. Walaupun begitu, kita tetap bisa bermain dan berjuang memecahkan rekor terbaik kita baik itu dengan maupun tanpa sambungan internet sama sekali.

Review Crossy Road – Lihat Akibatnya Kalau Menyeberang Jalan Sembarangan!


Ambition of the Slimes

Ambition of the Slime | screenshot

Buat kamu yang ingin melatih kemampuanmu berstrategi dalam sebuah permainan turn-based RPG secara offlinemaka game ini merupakan salah satu rekomendasi saya buat kamu. Ambition of the Slimes sendiri mengisahkan ambisi kaum slime untuk menjadi monster paling berbahaya setelah bosan selalu menjadi yang teraniaya di setiap game bertema fantasi.

Jika kamu pernah memainkan RPG strategi seperti Final Fantasy Tactics, Tactics Ogre, Fire Emblem, dan lain-lain, saya yakin kamu sudah tidak asing lagi saat menjumpai pertempuran Ambition of the Slimes yang ditampilkan secara isometris. Berbeda dengan game yang saya sebutkan tadi, di sini kamu perlu berstrategi untuk mengambil alih pasukan musuh dengan cara merampas tubuh mereka lewat kemampuan pasukan lendir (slime) kamu. Menarik bukan?

Ambition Of The Slimes – Ketika Monster Jeli Sudah Bosan Menjadi Selalu Yang Terkalahkan


Bonbon Cakery

Bonbon Cakery | screenshot

Mengatur sebuah toko kue dengan grafis pixelated yang menjadi ciri khas setiap game keluaran Kairosoft merupakan hal yang sayang untuk kamu lewatkan, apalagi kita juga bisa melanjutkan progres permainannya secara offline. Sama seperti game simulasi bisnis Kairosoft lainnya, di Bonbon Cakery Kairosoft masih memberi gameplay simulasi yang lumayan kompleks, tanpa membuatmu terintimidasi dengan statistik dan infografis penjualan yang membingungkan.

Hal utama yang menjadikan permainan Bonbon Cakery terasa begitu menarik adalah kemampuan kita dalam membuat kue terlezat yang pernah ada. Di sini kamu diberikan pilihan untuk bereksperimen dengan beberapa pilihan bahan baku yang disediakan, lalu mengkombinasikannya agar menjadi kue yang pas dari segi tekstur, aroma, dan rasa. Cocok sekali untuk kamu mainkan menjelang bulan puasa.

Mari Ciptakan Kue Paling Lezat Sejagat Di Game Terbaru Kairosoft, Bonbon Cakery


Ghost Battle 2

Ghost Battle 2 | screenshot 1

Game line defense buatan developer lokal satu ini menyajikan gameplay yang biasa, namun dengan tema hantu Indonesia yang membuatmu geleng-geleng kepala. Sesuai judulnya, Ghost Battle 2 membawamu ke dalam konflik pertempuran para hantu lokal melawan hantu dari negara lain.  Untuk plot permainannya sendiri, di Ghost Battle 2 kamu bertugas menjaga pohon keramat yang sedang menjadi incaran para hantu dan monster luar negeri. Satu-satunya cara untuk menghentikan invasi hantu tadi adalah menghancurkan kastil musuh yang terletak di ujung kanan level, dan jika kamu sukses, maka permainan berlanjut menuju level berikutnya.

Dengan penampilan dari sederet hantu lokal seperti pocong, suster ngesot, tuyul, dan lainnya, Ghost Battle 2 menjadi pilihanmu untuk game line defense yang bisa kamu mainkan seacara offline, di saat game sejenisnya mengharuskanmu online agar bisa memainkannya.

Impresi Ghost Battle 2 – Bantu Hantu Lokal Mengalahkan Invasi Hantu Luar Negeri di Game Line Defense Ini


Lara Croft Relic Run

Lara Croft Relic Run | screenshot 1

Yup, spinoff dari Tomb Raider yang merupakan kandidat game endless run terbaik di tahun 2015 ini bisa juga kamu mainkan secara offline. Apa yang membuat Lara Croft: Relic Run begitu menarik adalah presentasi permainannya yang sangat terpoles dengan baik. Selain menghadapi susunan level yang terus menantang refleks jarimu dalam bermain, game ini juga dilengkapi berbagai animasi dan variasi gameplay yang tak hanya mengandalkan proses berlari saja. Kamu juga akan menembaki musuh, mengendarai motor, berseluncur di reruntuhan gua, menyusuri bukit curam dengan tali, dan lain-lain.

Dengan bermain secara offline, kamu memang akan melewatkan fitur sosial seperti berkirim kutukan dengan pemain lain yang terhubung akun pertemanan Facebook milikmu. Walau demikian, sebagian besar porsi petualangan Lara Croft untungnya tetap masih bisa kamu nikmati tanpa perlu tersambung dengan internet, sehingga cukup membantu dalam menghemat kuota internet yang kamu miliki.

Review Lara Croft: Relic Run – Bukti Bahwa Spin-Off Tomb Raider Berpadu Aksi Temple Run Bukanlah Ide Buruk


Pixel Dungeon

Pixel Dungeon | screenshot

Nah, ini dia satu-satunya game Android yang wajib hukumnya untuk masuk ke dalam daftar game offline pilihan saya. RPG roguelike klasik ini merupakan pengembangan engine game open source yang dikerjakan programmer tunggal Watabou dan terinspirasi game klasik seperti BrogueMenariknya lagi, ada banyak sekali variasi Pixel Dungeon yang bisa kamu mainkan secara offline di luar sana. Mulai dari Pixel Dungeon Shattered, Loot Dungeon, Pixel Dungeon Remix, dan Easy Pixel Dungeon yang sedikit lebih mudah untuk kita mainkan.

Secara garis besar, permainan di setiap seri Pixel Dungeon sebenarnya semuanya sama, hanya dibedakan dengan tampilan karakter dan visual dungeon yang cukup variatif.  Labirin yang ada di sini diacak oleh komputer untuk menampung semangatmu  dalam menjelajahi setiap senti lantai dungeon yang disediakan.

Tidak ada jalan cerita ataupun cutscene menarik yang melatarbelakangi alasanmu menuruni dungeon tersebut. Yang ada hanyalah kamu akan belajar banyak dari “kematian” karaktermu sebelumnya dan mengulangi petualangan lagi guna menjawab rasa penasaran sejauh mana kamu bisa bertahan melalui lantai dungeon yang semakin berbahaya ini.

Review Shattered Pixel Dungeon – Perombakan Kecil Dari Pixel Dungeon Untuk Membuatmu Mati Berulang-Ulang Minggu Ini


Magic Touch Wizard For Hire

Magic Touch | screenshot

Bila kamu menyukai aktivitas menggambar, sulit rasanya saya untuk tidak merekomendasikan Magic Touch Wizard For Hire sebagai game sekaligus pelatih jarimu agar mahir menggambar secara cepat. Seperti ulasan saya sebelumnya, game ini menempatkan kamu (dan juga jarimu) sebagai penjaga benteng yang diserbu pasukan robot dari langit. Untuk menggagalkan upaya mereka, kamu harus menggambar motif yang diperlihatkan di layar, agar balon yang mendaratkan mereka pecah dan membuatnya jatuh berdebam ke tanah.

Tak hanya itu saja, kamu bahkan bisa menggambar beberapa motif sihir keren yang akan membantumu menghalau kedatangan mereka. Mulai dari sambaran petir, dinding api, penghenti waktu, dan lain sebagainya.

Review Magic Touch: Wizard For Hire – Simsalabim Gambar Apa … Plop! Plop! Plop!


Semua Game Rilisan Ketchapp

Ketchapp game | screenshot

Setidaknya untuk saat ini, Kethcapp bisa dibilang merupakan rajanya penerbit game offline. Mengapa demikian? Karena penerbit satu ini selalu saja merilis game puzzle dan arcade sederhana di setiap bulannya. Ada banyak sekali game keluaran Ketchapp yang akan memakan ruang daftar ini bila saya menyebutkan semuanya satu-satu. Mulai dari Skyward yang membuatmu ingat desain level Monument Valley, ZigZag, Jelly Jump, hingga Dont Touch the Spikes yang sulit bukan main, dan masih banyak lagi lainnya.

Meskipun terkadang kualitas dari game yang mereka publikasikan cenderung naik turun, setidaknya konsistensi Ketchapp dalam merilis game offline patut untuk saya apresiasikan ke dalam daftar yang saya buat. Wajar rasanya bila tahun ini menyebut game offline, saya selalu teringat dengan penerbit game satu ini dan mengecek game apalagi yang mereka keluarkan untuk bulan ini.

The post [Update] 10 Game Android Gratis yang Bisa Kamu Mainkan Secara Offline (Part III), Kini dengan Video! appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Kreator Angry Birds dan Penyanyi Shakira Bekerja Sama Mengembangkan Love Rocks

$
0
0

Developer game mobile AAA Rovio bekerja sama dengan penyanyi pop kelahiran Kolombia, Shakira, untuk mengembangkan game baru berjudul Love Rocks. Game ini akan mengusung genre puzzle dengan sistem yang mirip dengan match-3. Rovio berencana untuk merilis Love Rocks di Android dan iOS sebagai game free-to-play pada tanggal 15 Oktober nanti.

Kabar kehadiran game ini pertama kali terendus saat Rovio mengunggah video teaser yang menampilkan Shakira di kantor Rovio. Seperti yang dikabarkan Arya pada 9 Oktober lalu, video penuh dengan unsur humor tersebut memperlihatkan Shakira yang sedang mengembangkan game bersama dengan para staf Rovio.

Love Rocks | Screenshot

Rovio kemudian menindaklanjutinya dengan merilis kabar lebih lanjut di blog resmi miliknya. Mereka menyebutkan bahwa Love Rocks akan menampilkan mekanisme puzzle drop-3 yang telah dikembangkan selama dua tahun. Pemain juga akan ditemani dengan musik-musik bersemangat yang dinyanyikan Shakira selama permainan.

Love Rocks akan menghadirkan lebih dari 150 level pada saat dirilis nanti. Rovio juga menghadirkan fitur multiplayer yang memungkinkan pemain membandingkan perolehan skor miliknya dengan semua pemain di seluruh dunia. Shakira sendiri disebut-sebut akan ikut bermain game ini dan kamu bisa mencoba mengalahkan skor perolehannya.

Apakah kamu sudah memainkan Angry Birds 2, iterasi terbaru dari serial game yang membuat Rovio melejit sebagai developer?

Kamu yang tertarik untuk memainkan game ini bisa melakukan pre-register di Google Play melalui tautan di bawah ini. Pemain yang telah mendaftar akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan album musik Shakira pada saat Love Rocks resmi dirilis.

Google Play Store Link: Love Rocks

The post Kreator Angry Birds dan Penyanyi Shakira Bekerja Sama Mengembangkan Love Rocks appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ingin Lacak Keberadaan Buah Hati? Smartwatch Evercoss J1 Bisa Dicoba! (REVIEW)

$
0
0

Smartwatch memang umumnya banyak digunakan oleh orang dewasa. Namun Evercoss J1 mencoba menjamah pasar yang terbilang masih jarang dimasuki vendor lainnya, anak-anak. Mungkin kamu bertanya-tanya, seberapa perlu anak menggunakan perangkat pintar? Langsung saja kita simak bahasan lengkapnya dalam review berikut.

Mirip jam tangan anak kebanyakan

Melihat desain yang diusung, nyaris hampir tidak kentara bila Evercoss J1 merupakan smartwatch. Desain dengan warna-warni ceria jelas menunjukkan bila jam tangan ini diperuntukkan bagi balita sampai anak kelas 1 atau 2 SD. Unit review yang diterima Tech in Asia sendiri berwarna merah muda. Tentu saja ini sedikit mempersempit cakupan ruang penggunanya.

Evercoss J1 | Photo 1

J1 hadir dengan material plastik dan strap berbahan karet. Pemilihan bahan ini mungkin dikarenakan produknya yang ditujukan untuk anak-anak. Penggunaan kombinasi dua bahan ini membuat jam tangan ini ringan. Diameter jam yang cukup besar membuat tampilan display jam mudah dibaca, namun juga rasanya akan kurang cocok ketika digunakan anak yang bertangan mungil.

Evercoss J1 | Photo 2

Dengan layar monokrom, rasanya cukup sulit membuat anak tertarik dengan jam ini. Meski begitu, boleh jadi ada beberapa pertimbangan khusus sebelum Evercoss meluncurkan J1. Beberapa opsi yang paling mungkin adalah daya tahan baterai yang lebih panjang, dan tentunya pemangkasan harga dari unitnya sendiri.

Membuat orang tua tenang

Bila kebanyakan smartwatch dirancang untuk memberikan notifikasi dari smartphone yang dipakai penggunanya, J1 justru lebih cocok menjadi alat yang membuat orang tua tenang saat sang anak bermain di luar rumah atau mungkin saat bepergian ke tempat yang ramai dikunjungi orang.

Evercoss J1 | Photo 4

Tidak seperti smartwatch lain yang menggunakan fitur Bluetooth untuk konektivitasnya, J1 menggunakan kartu SIM sendiri. Fungsi dari kartu SIM ini adalah untuk mengirim data, pesan singkat, dan juga GPS untuk memantau keberadaan anak ketika mereka bermain di luar rumah dan jauh dari pengawasan orang tua.

Evercoss J1 | Photo 3

Tentu saja, untuk bisa mengaktifkan fitur pemantau ini, kamu harus menggunakan aplikasi WeCare. Fitur yang tak kalah berguna dari aplikasi ini adalah mengetahui lokasi yang sebelumnya dikunjungi anak (tracking). Lokasi anak juga bisa diketahui secara real-time selama J1 yang dikenakan tidak kehabisan daya baterai atau hilang sinyal.

J1 dilengkapi dengan speaker dan mic, fungsinya adalah untuk menerima dan melakukan panggilan telepon. Hal ini hanya bisa dilakukan ke nomor yang terhubung melalui aplikasi WeCare. Masih merasa kurang aman? Coba fitur Listen. Sesuai namanya kamu bisa mendengar suara di sekitaran J1. Semisal terdengar suara-suara mencurigakan di sekitar anak, maka orang tua bisa melakukan tindakan preventif.

Cocok untuk siapa?

Dari sederetan fitur yang tersedia pada J1, tentu pertanyaan paling pentingnya adalah siapa yang cocok mengenakan jam tangan pintar ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan membelinya. Pertama, penggunaan kartu SIM pada jam tangan berarti hampir semua fungsi yang disebutkan di atas tergantung pada sinyal. Saat sinyal hilang, berarti kamu tidak bisa melakukan pantauan.

Kedua, sebagai perangkat wearable, berarti orang tua harus rajin mengisi ulang baterai J1. Dalam pengujian baterai J1 memang bisa bertahan lebih dari 1 hari. Namun perlu dicatat bila kondisi ini terjadi saat sinyal stabil. Bila sinyal naik turun, besar kemungkinan kamu harus lebih sering melakukan charging.

Ketiga, build quality dari perangkat yang dipakai anak seharusnya lebih kuat dari perangkat yang ditujukan untuk orang dewasa. Bagaimanapun, anak-anak bisa saja melakukan aktivitas yang membuat smartwatch ini cepat rusak, semisal ketika mereka bermain-main dan jamnya terjatuh, atau secara tidak sengaja terkena air.

Terlepas dari itu semua, bila kamu adalah orang tua muda yang peka teknologi, atau orang yang peduli dengan keselamatan anggota keluarga, maka tidak ada salahnya membeli jam tangan seharga sekitar Rp800.000 ini.

The post Ingin Lacak Keberadaan Buah Hati? Smartwatch Evercoss J1 Bisa Dicoba! (REVIEW) appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Rangkuman Berita Game Hari Ini – 13 Oktober 2015

$
0
0

Beginilah Jadinya bila Mempercayakan Komposisi Pasukan di Clash of Clans pada Siri

Iqbal Kurniawan – NickatNyte melakukan eksperimen dengan Siri ketika bermain Clash of Clans. Penetapan komposisi pasukan untuk menyerang klan lawan dilakukan dengan meminta Siri untuk memilih nomor secara acak. Ia kemudian mengikuti nomor yang dipilih Siri untuk menentukan pasukan maupun spell yang akan digunakan. Apakah ia berhasil memenangkan pertempuran dengan cara ini? Simak pada video di atas.


Tak Mampu Menyewa Kate Upton sebagai Bintang Iklan, Developer Ini Mengedit Video Lain yang Menampilkan Selebriti Seksi Tersebut

Iqbal Kurniawan – Developer game puzzle Shuffle Islands memiliki ide nekat untuk mempromosikan karyanya. Tidak mampu menyewa Kate Upton yang membintangi iklan Game of War: Fire Age, ia kemudian mengedit iklan restoran waralaba Carl’s Jr yang sama-sama dibintangi oleh Kate Upton, menjadi seperti video di atas. Kamu bisa menonton video aslinya di sini.


Trailer Gameplay Terbaru dari Halo 5: Guardians Ini Akan Memompa Adrenalin Kamu!

Arya W. Wibowo – Setelah beberapa kali merilis video teaser yang menceritkan tentang latar belakang cerita dari Halo 5: Guardians, kini akhirnya kamu bisa melihat secuil gameplay yang disediakan di game eksklusif Xbox One ini. Diiringi lagu “Knights of Cydonia” dari Muse, aksi yang ada di sini akan membangkitkan semangatmu dan membuat tambah penasaran dengan Halo 5.


Talking Tom Berhasil Capai Jumlah Unduhan Tiga Miliar!

Talking Tom 3 Billion | Art

Arya W. Wibowo – Setelah lebih dari lima tahun dan lima belas aplikasi, Talking Tom dan teman-temannya berhasil meraup jumlah unduhan yang fantastis, yaitu tiga miliar. Seri ini memiliki 250 juta pengguna aktif bulanan yang tersebar di 230 negara dan daerah. Apakah kamu termasuk ke dalam salah satu dari 3 miliar pengunduhnya?


Ingin Tahu Rasanya “Kuliah” di PlayStation? Cek Video Ini

Mohammad Fahmi – Sony membuka semacam kegiatan magang untuk beberapa orang yang terpilih. Mereka diberikan kesempatan untuk bekerja di PlayStation mencakupi berbagai jenis pekerjaan. Mau tahu bagaimana pengalaman mereka magang di PlayStation? Cek saja video di atas. Oh, tentunya kegiatan ini hanya berlaku untuk Amerika Serikat. Kapan kira-kira ada di Indonesia ya?


Slender Tidak Lagi Menjadi Horor Akibat Ulah Jeruk dan Apel

Mohammad Fahmi – Saluran YouTube Annoying Orange betul-betul sukses menghilangkan rasa takut saya kepada Slender Man … yah setidaknya untuk sementara. Tahu kenapa? Semuanya karena video konyol di atas.


Kickstarter Allison Road Dibatalkan

Allison Road | Screenshot

Mohammad Fahmi – Penerus spiritual P.T., Allison Road, tidak jadi berusaha diwujudkan melalui Kickstarter. Sebagai alternatifnya, tim developer game ini akan bekerja sama dengan developer dan penerbit di balik seri Worms, Team17, untuk mewujudkan Allison Road menjadi nyata. Detail lebih lanjut bisa kamu cek melalui tautan Kickstarter di bawah.

Allison Road – Ketika P.T. Digabung dengan Five Nights at Freddy’s

Kickstarter: Allison Road

The post Rangkuman Berita Game Hari Ini – 13 Oktober 2015 appeared first on Tech in Asia Indonesia.

LINE Akan Merilis Dua RPG serta Bekerja Sama dengan JKT48 dalam Let’s Get Rich

$
0
0

Hari ini, LINE mengumumkan dua game terbarunya yang akan rilis masing-masing di akhir Oktober 2015 dan November 2015. Dua game tersebut adalah LINE WindSoul dan LINE Magic Tanker. Menariknya, kedua game yang baru saja dirilis oleh LINE ini bukanlah bergenre kasual seperti tradisi sebelumnya, melainkan bergenre RPG yang menargetkan pasar gamer midcore dan hardcore.

Dari informasi yang ada di trailer, LINE WindSouls tampak memiliki subgenre tower defense. Selain itu bisa diketahui juga bahwa game ini memiliki konsep dan cara bermain yang kurang lebih mirip dengan Magic Rush: Heroes. Sedangkan game yang rilis di bulan November mendatang, LINE Magic Tanker, mengusung cara bermain seperti Summoners War.

Tidak hanya dua judul game itu saja, LINE juga mengumumkan rilisnya LINE One Piece Treasure Cruise, dan LINE Touch. Selain itu, LINE juga mengumumkan update besar yang akan diterima oleh LINE Rangers.

LGR x JKT48

Bagi kamu penggemar LINE Let’s Get Rich, Selasa depan LINE akan memberikan fitur-fitur baru untuk game LINE yang paling banyak dimainkan oleh gamer mobile di Indonesia ini. Salah satunya adalah hadirnya JKT48 di dalam permainan.

LINE Lets Get Rich JKT48 | Featured

Kolaborasi ini dilakukan dengan tiga personil JKT48 yaitu Melody, Veranda, dan Haruka. Mereka akan muncul di dalam game sebagai kartu karakter yang dapat kamu mainkan.

Apa alasan LINE Game merilis lebih banyak RPG?

Adapun mengenai alasan LINE melebarkan sayapnya ke genre RPG adalah mereka ingin membuat pasar dan menciptakan potensi baru di Indonesia. Tidak sampai di situ saja, Kyung-Bo Nam selaku Head of Games, LINE Indonesia melanjutkan:

Menurut kami, gamer mobile di Indonesia masih terbatas di kalangan muda. Berbeda dengan Jepang dan Korea, rentang usia gamer di sana beragam dari kalangan muda hingga tua. Kami ingin Indonesia seperti itu, tidak hanya usia muda yang bermain game mobile.

Rasanya, LINE seperti keluar dari zona nyamannya dengan game kasual. Berbagai game populer LINE seperti LINE Pokopang, LINE Cookie Run, dan LINE Rangers memiliki stigma sebagai game yang sarat akan grinding dan IAP.

Mulai dari efek frustrasi atas grinding yang begitu menyita waktu, sampai ke notifikasi dan/atau undangan game LINE yang cukup mengganggu. Jangan lupakan juga timeline aplikasi LINE kamu yang penuh dengan high score dan achievement dari sesama pemain.

Line Rangers

Ini adalah game yang membuat saya menghabiskan berhari-hari di stage yang sama

Tiga alasan yang saya sebutkan di paragraf sebelumnya adalah mengapa saya berhenti bermain game LINE. Namun, mendengar kabar bahwa LINE akan merilis dua judul RPG baru di dua bulan mendatang, rasanya saya akan menimbang-nimbang kembali untuk kembali bermain

Bagaimana dengan kamu? Pernahkah merasakan hal yang sama seperti saya, apakah kamu akan kembali bermain game dari LINE lagi dengan adanya perubahan arah ini?

The post LINE Akan Merilis Dua RPG serta Bekerja Sama dengan JKT48 dalam Let’s Get Rich appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Seperti Apa Masa Depan Internet of Things di Indonesia? CEO CI Agriculture Akan Menjawabnya di Tech in Asia Jakarta 2015!

$
0
0

Internet of Things (IoT) saat ini tengah hangat menjadi perbincangan. Di Indonesia, IoT juga mulai akrab di tengah masyarakat dan banyak digunakan untuk membantu berbagai aktivitas di keseharian.

IoT yang secara mudah dijelaskan sebagai suatu teknologi yang dapat menghubungkan berbagai hal, baik secara fisik maupun virtual melalui internet, ternyata memiliki banyak fungsi yang sebelumnya mungkin belum pernah kita duga atau kita anggap mungkin terjadi. Padahal, banyak ranah yang bisa terbantu dengan hadirnya IoT ini.

Dengan cara yang kreatif, IoT sebetulnya tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat modern seperti smart city, smart public transportation system, digital payment, atau semacamnya. CI Agriculture menghadirkan layanan IoT untuk pertanian.

CI Agriculture adalah salah satu startup yang memanfaatkan IoT dan big data untuk membantu petani dalam mengelola lahan garapan. Melalui layanan yang diberikan CI Agriculture, para petani kecil dapat meningkatkan jumlah hasil taninya, bekerja lebih efektif, dan meningkatkan kualitas hidup para petani ini.

Ada tiga produk yang dimiliki oleh CI Agriculture untuk mengolah pertanian dan menangani permasalahan yang seringkali muncul di bidang pertanian. Produk-produk tersebut adalah Crop Accurate, sistem pemandu kegiatan bertani untuk mengatur waktu penanaman benih, pemupukan, penggunaan obat untuk produk tani, dan sebagainya. Ada juga Agritrack yang berbentuk mobile application untuk memantau supply chain pertanian dari petani ke distributor, dilanjutkan ke pasar, hingga akhirnya sampai di pembeli akhir. Yang terakhir, layanan bantuan asuransi pertanian yang dinamai Crop Insurance.

Berawal dari sebuah proyek kecil di Mediatrac, perusahaan big data analysis di Indonesia, CI Agriculture tampaknya berhasil membawa terobosan baru di bidang teknologi untuk meningkatkan pertanian di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa IoT memang benar-benar dapat dimanfaatkan di berbagai ranah dan industri, bahkan yang tradisional sekalipun. Lalu seperti apakah perkembangan IoT di Indonesia dan seperti apa masa depan IoT di Indonesia?

Di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, CEO dan founder CI Agriculture, Regi Wahyu, akan memberi tahu kamu fakta-fakta dan informasi menarik seputar IoT yang tidak boleh kamu lewatkan!

Regi Wahyu memiliki banyak pengalaman yang menarik di ranah entrepreneur. Dari mulai mendirikan startup hingga membangkitkan kembali perusahaan yang hampir jatuh. Berbagai pengalaman kerja baik nasional maupun internasional dimiliki oleh Regi, di antaranya bekerja di Development Dimension International (DDI), General Electric (GE) dan Dupont Company.

Mau tahu lebih banyak tentang IoT dan hal-hal menarik yang bisa kamu lakukan dengan IoT? Saksikan langsung pemaparan dari Regi Wahyu di Main Stage konferensi Tech in Asia Jakarta 2015.

Kamu bisa mendapatkan tiket konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 yang akan berlangsung pada 11 hingga 12 November dengan diskon 15 persen sampai tanggal 25 Oktober 2015 nanti. Klik tombol di bawah ini untuk mendapatkan tiket dan masukkan kode tiajkt15 untuk mendapatkan diskon.

button-tia-jkt-conf-ticket

Jangan sampai kamu melewatkan acara ini dan kehilangan penawaran khusus dari kami. Sampai bertemu di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015!

Diedit oleh Pradipta Nugrahanto

The post Seperti Apa Masa Depan Internet of Things di Indonesia? CEO CI Agriculture Akan Menjawabnya di Tech in Asia Jakarta 2015! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Review Deer Hunter 2016 – Tidak “Sejinak” yang Saya Kira

$
0
0

Berburu hewan liar bukanlah hal yang familier bagi kebanyakan orang Indonesia. Akan tetapi, di beberapa negara seperti Amerika Serikat, hal ini bukanlah sesuatu yang asing. Mereka memiliki waktu tertentu bernama Hunting Season yang memperbolehkan orang untuk berburu beberapa hewan seperti rusa, kelinci, bahkan beruang.

Tentunya aktivitas perburuan ini diatur dengan ketat oleh undang-undang pemerintah setempat. Pasalnya, perburuan tak terkendali akan membuat hewan-hewan ini terancam punah.

Aksi berburu hewan ini pun hadir dalam game Deer Hunter 2016, sebuah seri yang pertama kali muncul pada tahun 1997 sebagai game PC. Seri ini pun mulai merambah ke platform mobile pada tahun 2004 dan terus menelurkan iterasi baru hampir setiap tahun.

Deer Hunter 2016 sendiri adalah iterasi pertama dari seri Deer Hunter yang saya mainkan. Apakah game ini akan menjawab perasaan skeptis saya saat berpikir, “Masa sih berburu rusa sebegitu menariknya?” Berikut adalah jawabannya.

First Person Shooter Kasual yang Menantang

Deer Hunter 2016 | Screenshot 1

Ready… Aim…

Deer Hunter 2016 mengajak kamu untuk berburu dengan sudut pandang orang pertama (first person). Untuk mengarahkan tembakan, kamu bisa melakukan drag pada layar sesuai arah yang kamu inginkan. Kamu juga bisa bergerak ke kiri dan ke kanan, namun fitur ini sebenarnya tidak terlalu berguna.

Untuk membidik dengan baik, tentunya terdapat fitur untuk mengeker dan melakukan zoom-in pada target. Fitur ini sangat-sangat penting dalam game dan bisa kamu upgrade dari waktu ke waktu untuk zoom yang lebih jauh. Ada pula fitur inframerah yang memungkinkan kamu melihat jeroan hewan yang kamu buru.

Secara keseluruhan, kontrol yang dimiliki Deer Hunter 2016 cukup responsif, namun tetap membutuhkan kesabaran. Wajar saja, karena hal itulah yang menjadi tantangan di sini. Deer Hunter 2016 bukan game yang mendorong kamu bak Rambo menembaki target dengan sesuka hati, walaupun hal itu bisa saja dilakukan pada level-level tertentu.

Deer Hunter 2016 | Screenshot 2

Fire!

Di sini kamu harus memperhitungkan setiap tembakan, karena satu saja tembakan meleset maka buruanmu akan panik dan kabur. Membidik sasaran akan jauh lebih sulit, apalagi jika kamu memiliki misi untuk menembak bagian tertentu dari buruan, maka sudah hampir pasti kamu gagal.

Deer Hunter 2016 menawarkan permainan yang pendek pada setiap sesinya, cocok untuk kamu yang memiliki waktu senggang yang sempit. Ketika kamu berhasil menjalankan misi, sejumlah uang akan kamu dapatkan yang bisa digunakan untuk membeli senjata baru dan juga upgrade senjata yang sudah ada.

Beruang dan Serigala Menguji Kecekatan, Shotgun Memberikan Sensasi Kepuasan

Deer Hunter 2016 | Screenshot 3

Walaupun judulnya Deer Hunter, akan tetapi kamu tidak hanya akan memburu rusa saja di sini. Ada kambing, serigala, hingga beruang. Kedua hewan terakhir ini cukup menarik, maksud saya, menakutkan untuk diburu.

Serigala dan beruang akan menyerang jika mereka melihatmu. Jika mereka sudah sangat dekat, maka akan ada gerakan slow motion yang memungkinkan kamu melakukan beberapa kali tembakan. Gerakan ini dapat menyelamatkanmu di saat genting, kecuali jika kamu harus melakukan pengisian ulang amunisi di tengah-tengah itu.

Adanya serigala dan beruang yang bisa kamu buru memberikan tantangan lebih yang tidak saya sangka-sangka di game yang berjudul “jinak” ini. Kini tidak hanya kesabaran, namun kecekatan jarimu juga diuji ketika menghadapi mereka, apalagi kalau disuruh memburu lebih dari satu.

Keseruan lain hadir dalam bentuk ragam senjata. Selain senapan biasa yang merupakan senjata utama, kamu juga bisa memakai shotgun atau senapan otomatis untuk berburu. Jika memakai senjata ini, maka seluruh hewan dari awal secara otomatis akan langsung kabur. Di sinilah kamu bisa beralih menjadi brutal dan menembaki apa pun yang ada di depanmu.

Saya sendiri cukup menikmati memakai senjata ini (senapan otomatis belum sempat saya gunakan). Level-level yang menggunakan shotgun menjadi sumber yang relatif mudah dan menyenangkan untuk mengumpulkan uang demi sebuah upgrade.

Pilihan Senjata Sedikit dan Kebutuhan Upgrade Selangit

Deer Hunter 2016 | Screenshot 4

Dalam memainkan sebuah game, terkadang mengoleksi berbagai item atau senjata yang ada merupakan kesenangan tersendiri. Tetapi tidak di Deer Hunter 2016, karena pada dasarnya kamu hanya bisa memiliki satu senjata di setiap area, dengan senjata lain hanya bisa didapatkan melalui IAP.

Hal yang memungkinkan kamu untuk meningkatkan kekuatan senjata hanyalah dari upgrade. Berbagai bagian dari senjata bisa kamu upgrade di sini, seperti laras, amunisi, teropong, inframerah, dan lain sebagainya. Berbagai upgrade ini mempengaruhi daya hancur, stabilitas saat kamu mengeker, kekuatan zoom, jumlah amunisi, dan juga lamanya inframerah dapat digunakan.

Semakin tinggi level yang kamu tempuh, maka kemampuan senapanmu juga harus semakin tinggi pula. Akan ada peringatan jika senjatamu tidak cukup mumpuni untuk berburu di level tertentu. Jika hal itu terjadi, maka melakukan grinding di level shotgun adalah pilihan yang baik.

Menurut saya alangkah baiknya jika pemain diberikan pilihan senjata yang lebih banyak. Toh semakin banyak hal yang bisa dibeli, maka semakin sering pula pemain melakukan grinding bukan? Semakin banyak pula iklan-iklan yang bisa ditawarkan untuk menambah energi.

Satu lagi yang cukup mengganggu adalah harusnya kamu online ketika bermain Deer Hunter 2016.

Kesimpulan: My Dear Deer Hunter

Deer Hunter 2016 | Screenshot 5

Mengena di hati

Setelah memainkan Deer Hunter 2016 selama beberapa waktu, game ini harus saya akui berhasil menepis perasaan skeptis saya di awal. Ternyata game dari Glu ini sangat seru untuk dimainkan dan cukup membuat penasaran.

Kombinasi gameplay shooter penuh akurasi dengan nuansa kasual dan durasi waktu singkat membuat Deer Hunter 2016 cocok untuk para penggemar FPS yang ingin tetap bermain di sela-sela waktu mereka. Sistem energi yang diterapkan tidak pelit, memiliki kuota besar, dan juga ada energi ekstra melalui iklan atau ketika naik level.

Isu yang ada mungkin berasal dari minimnya pilihan senjata serta besarnya memori yang dihabiskan oleh Deer Hunter 2016. Tetapi di luar itu saya rasa game ini sangatlah layak untuk dimainkan oleh para penggemar FPS. Oh iya, tidak ada hewan asli yang dilukai di sini!

App Info
DEER HUNTER 2016
Glu -  Sep 24, 2015
Genre:  Action
Size:   41M
Installs:   1,000,000 - 5,000,000
Gratis

Download

The post Review Deer Hunter 2016 – Tidak “Sejinak” yang Saya Kira appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Raiders Quest – Karya Terbaru Alkemis Games di iOS Siap Memasuki Masa Beta Tertutup

$
0
0

Developer game lokal asal Kota Pahlawan, Alkemis Games, mengumumkan bahwa mereka siap memasuki tahap pengujian beta tertutup untuk karya terbarunya di iOS. Game berjudul Raiders Quest yang memadukan unsur action dan strategi ini tengah mencari seribu tester beta dengan reward berupa in-game item bernilai lebih dari $10 (sekitar Rp130.000) serta seorang hero rare yang akan diberikan pada saat pengujian beta selesai.

Raiders Quest akan mengajakmu untuk mengendalikan sekelompok hero di dunia fantasi bernama Sartosa. Layaknya game free-to-play sejenis lainnya seperti Summoners Wars, kamu dapat mengoleksi, memperkuat, serta meningkatkan kemampuan para hero di sini. Alkemis mengklaim akan menyediakan lebih dari 50 hero yang terbagi ke dalam 6 kekuatan elemen berbeda, dengan jumlah hero yang akan terus bertambah ke depannya.

Raiders Quest | Screenshot 1 Raiders Quest | Screenshot 2 Raiders Quest | Screenshot 3 Raiders Quest | Screenshot 4 Raiders Quest | Screenshot 5

Pemain Raiders Quest tidak perlu khawatir akan lekas bosan berkat beberapa fitur keren seperti ratusan dungeon untuk dijelajahi, kemampuan untuk menciptakan guild, hingga mode PvP untuk berhadapan dengan sesama pemain lain. Alkemis juga akan mengadakan event spesial secara rutin di dalam game serta memberikan reward harian yang akan membantu usahamu menaklukkan para monster di Raiders Quest.

Saya sendiri telah mendaftar sebagai tester Raiders Quest yang tahap betanya akan dimulai pada tanggal 17 Oktober mendatang. Kamu juga bisa ikut menjadi tester dengan mendaftarkan email kamu di situs resmi Raiders Quest yang saya sertakan di bawah ini. Saya akan terus mengikuti sepak terjang Alkemis Games dengan Raiders Quest yang terlihat menjanjikan ini.

Situs Resmi: Raiders Quest

The post Raiders Quest – Karya Terbaru Alkemis Games di iOS Siap Memasuki Masa Beta Tertutup appeared first on Tech in Asia Indonesia.


[Updated]Tech in Asia Giveaway Bersama EOS Gaming dan Dat Autotunes Guy!

$
0
0

Update – 14 Oktober 2015

Selamat kepada @valentinusrk! Kamu berhak mendapatkan satu buah kode untuk Football Manager 2016 di Steam. Kami juga ingin mengucapkan selamat kepada @ibnualhusein yang berhak mendapatkan satu buah kode untuk Heileen 3 di Steam.

Selain itu, berikut ini adalah lima pemenang yang berhak mendapatkan masing-masing satu buah kode untuk Uncrowded. Selamat kepada @alifrahmaat, @devan_milanisti, @micknickmick, @satr_ryo, dan @NafiHanafi.

Bagi yang memenangkan dua puluh kode Frankenstein: Master of Death, kami akan menghubungi kalian secara langsung lewat Twitter. Begitu juga dengan yang memenangkan hadiah utama Football Manager 2016Heileen 3, dan Uncrowded.

Seusai dengan artikel asli, kami akan memulai gelombang kedua dari Tech in Asia Giveaway ini. Minggu ini, kami akan membagikan 20 kode Frankenstein: Master of Death, 5 kode Uncrowded, 1 kode Heileen 3, dan 1 kode Assassin’s Creed IV: Black Flag sebagai hadiah utama.

Untuk mengikuti giveaway gelombang kedua ini, kamu cukup menjawab pertanyaan ini:

Apa yang membuat kamu ingin memainkan Assassin’s Creed IV: Black Flag?

Jawab melalui Twitter dengan mention @Techinasia_ID dan sertakan hashtag #TIA_Giveaway. Selain itu, kamu juga harus memberikan jawabannya di komentar pada post Facebook EOS Gaming tentang program ini. Kamu juga harus sudah melakukan syarat yang tertera pada artikel asli di bawah untuk dapat mengikuti giveaway ini.

Kami tunggu jawaban kamu sampai dengan hari Selasa, 20 Oktober 2015, pukul 23.59 WIB. Pemenang akan kami umumkan pada hari Rabu, 21 Oktober 2015. Kami juga akan menghubungi pemenang secara langsung lewat direct message pada Twitter.

Semoga beruntung!


Artikel Asli – 7 Oktober 2015

Halo pembaca setia Tech in Asia!

Kami memiliki pengumuman yang menggembirakan untuk kamu. Bekerja sama dengan penjual game orisinal EOS Gaming dan channel YouTube Dat Autotunes Guy, kami mengadakan Tech in Asia Giveaway dengan total lebih dari seratus game untuk Steam.

Game yang akan kami bagikan adalah sebagai berikut:

  • 80 kode Frankenstein: Master of Death
  • 20 kode  Uncrowded
  • 4 kode Heileen 3
  • 1 kode Mitsurugi Kamui Hikae
  • 1 kode PAYDAY 2
  • 1 kode Assassin’s Creed IV: Black Flag
  • 1 kode Battlefield 4
  • 1 kode Football Manager 2016

Berapa lama periode Tech in Asia Giveaway?

Judul-judul game tersebut akan kami berikan kepada kamu secara berkala selama empat minggu lamanya. Minggu ini, kami akan membagikan 20 kode Frankenstein: Master of Death, 5 kode Uncrowded, 1 kode Heileen 3, dan 1 kode Football Manager 2016.

Apa saja syarat untuk mengikuti Tech in Asia Giveaway?

Untuk mengikuti program ini, syaratnya mudah. Pastikan kamu sudah follow akun Twitter @Techinasia_ID dan Instagram @Techinasia_ID yang keduanya bisa kamu lakukan di bawah ini:

Twitter @TechinAsia_ID


Instagram @TechinAsia_ID

Instagram Photo

Facebook Page EOS Gaming

Selain itu, kamu juga harus memberikan like kepada halaman Facebook resmi EOS Gaming. Tidak hanya itu, pastikan juga kamu telah mengatur like yang kamu berikan menjadi see first.

EOS – Gaming
EOS Gaming Giveaway Like See First

Lakukan seperti yang ada di gambar ini ya

 

YouTube Dat Autotunes Guy

Syarat terakhir adalah, kamu harus subscribe channel YouTube Dat Autotunes Guy.

 

Bagaimana caranya untuk berpartisipasi?

Setelah kamu memenuhi tiga syarat di atas, kamu cukup menjawab pertanyaan ini:

“Apa yang akan kamu lakukan dengan Football Manager 2016 yang akan kami berikan?”

Jawab melalui Twitter dengan mention @Techinasia_ID dan sertakan hashtag #TIA_Giveaway. Selain itu, kamu juga harus memberikan jawabannya di komentar pada post Facebook EOS Gaming tentang program ini.

Jawaban terbaik akan mendapatkan sebuah kode Steam untuk Football Manager 2016. Bagi yang belum beruntung, jangan berkecil hati. Karena kami akan membagikan 1 kode Heileen 3, 5 kode Uncrowded, dan 20 kode Frankenstein: Master of Death kepada kamu yang telah berpartisipasi.

Kami tunggu jawaban kamu sampai dengan hari Senin, 12 Oktober 2015, pukul 23.59 WIB. Pemenang akan kami umumkan pada hari Selasa, 12 Oktober 2015. Kami juga akan menghubungi pemenang secara langsung lewat direct message pada Twitter.

Semoga beruntung!


EOS – Gaming adalah toko online yang menjual game digital dan fisik, software, perangkat gaming, mainan, dan suvenir game. Kami menjual produk berkualitas dengan harga yang cukup terjangkau. Kami sudah berdiri lebih dari dua tahun dan akan terus melayani para dedicated gamer seluruh Indonesia.

Dat Autotunes Guy adalah channel YouTube yang didirikan oleh Sultan Jepi (nama disamarkan) untuk menghibur para rakyatnya yang haus akan hiburan. Channel ini merupakan parodi yang menggabungkan trailer film dan game dengan musik Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga menciptakan trailer yang biasa saja, menjadi sedikit absurd namun menghibur.

The post [Updated]Tech in Asia Giveaway Bersama EOS Gaming dan Dat Autotunes Guy! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Kumpulan Perusahaan Pembuat Drone yang Perlu Kamu Ketahui

$
0
0

Ya! Drone bisa dibilang merupakan perangkat yang mungkin masih tergolong mahal dan sedang berkembang pesat belakangan ini. Drone biasa digunakan untuk membuat merekam video dari tempat-tempat tinggi yang sulit dijangkau oleh manusia. Ada juga yang digunakan untuk keperluan riset seperti CI Agriculture. Untuk itu, kami merangkum beberapa perusahaan yang secara khusus memproduksi drone secara masal.

Baca juga: Wearinasia, E-commerce Hybrid untuk Penggemar Drone dan Produk Wearable

DJI Drone

DJI Drone bisa dibilang merupakan salah satu produsen drone yang paling dikenal dengan produk Phantom mereka. Perusahaan ini dibentuk oleh Frank Wang pada tahun 2006 di Shenzhen, Guangdong, China. Frank merupakan seorang insinyur elektronik, sekalius penggila aeromodeling.

DJI Ronins

DJI Ronin

Awalnya perusahaan ini hanya memproduksi perangkat Drone dan alat khusus untuk keperluan-keperluan khusus seperti pembuatan film. Salah satu produk DJI yang banyak digunakan untuk produksi film Hollywood adalah Spreading Wings dan Ronin. Spreading Wings merupakan drone yang didesain khusus untuk membawa kamera video yang berukuran besar dan berat. Sedangkan Ronin adalah alat khusus yang dapat membantu para videografer mengambil video.

DJI Phantom

DJI Phantom

Hingga sekarang produk andalan mereka Phantom sudah masuk dalam iterasi ketiga. DJI Drone dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti Automatic Flight Assistant yang dapat mengikuti sebuah objek secara otomatis dan juga controller yang telah terintegrasi dengan kamera di perangkat tersebut.

Selain Phantom, produk terbaru dari DJI adalah Inspire 1 yang didesain khusus untuk mengambil foto atau video dengan sudut pandang 360 derajat. Hal ini dimungkinkan karena kaki-kaki Inspire 1 akan berputar ke atas saat terbang, sehingga kamera video memiliki sudut pandang 360 derajat.

DJI Inspire 1

DJI Inspire 1

DJI Phantom 3 Drone dibanderol dengan harga mulai dari $799 (sekitar Rp10 juta) sedangkan untuk versi Inspire 1 dibanderol dengan harga mulai dari $3.000 (Rp40 juta).

3D Robotics

Chris Anderson

Chris Anderson

Perusahaan ini adalah pembuat drone yang berawal dari sebuah komunitas pecinta perangkat ini. Chris Anderson yang sekarang menjabat sebagai Co-Founder dan CEO dari 3DR awalnya ingin tahu segala hal tentang Drone. Ia kemudian mendirikan sebuah situs bernama DIY Drones, yang berisi segala informasi tentang drone. Tanpa disadari situs tersebut dikunjungi banyak orang dan pengunjung sangat aktif berdiskusi tentang perangkat ini.

Suatu hari komunitas tersebut mulai berkolaborasi memulai sebuah proyek pengembangan hardware untuk drone. Singkat cerita, Chris merupakan seorang entrepreneur kemudian memberikan sejumlah donasi ke komunitas tersebut untuk mengembangkan sejumlah hardware untuk Drone yang berkembang hingga sekarang menjadi 3D Robotics atau disingkat 3DR.

3DR Solo

3DR Solo

Produk massal pertama dari perusahaan ini adalah 3DR SOLO. The Verge menyebut perangkat ini sebagai drone paling pintar yang pernah ada. Hal ini karena 3DR SOLO memiliki sebuah sistem Autopilot bernama Pixhawk 2 Flight Controler yang akan mengambil alih kontrol dari drone tersebut dalam kasus-kasus tertentu.

Misalnya saat kamu tiba-tiba terjatuh saat mengontrol drone tersebut. Analoginya remote kontrol yang kamu pegang juga akan terjatuh dan menggerakkan drone tersebut secara sembarangan. Akan tetapi dengan sistem Autopilot, secara otomatis drone agar tetap stabil di udara.

Dari segi kamera, SOLO merupakan drone pertama yang didesain khusus untuk GoPro. Jadi kamu bisa mengontrol penuh kamera tersebut saat drone berada di udara. SOLO juga telah dilengkapi beberapa fitur otomatisasi. Misalnya, apabila kamu ingin mengambil foto selfie atau ingin mengambil video dari objek yang terus bergerak. Kami tinggal memilih dan menekan beragam menu, tanpa melakukan kontrol secara manual.

3DR SOLO sudah bisa ditemukan di beberapa toko kamera online maupun offline di Indonesia. Perangkat ini dibanderol dengan harga mulai dari $1.000 (sekitar Rp13 juta).

Parrot

Parrot AR Drones

Perusahaan ini terkenal dengan produk AR.Drone 2.0, perangkat ini bisa dikontrol melalui smartphone berbasis Android atau iOS. Fitur utama dari perangkat ini adalah GPS Flight Recorder yang memungkinkan pengguna untuk mengatur Drone ini untuk mengikuti serangkaian jalur dari titik A ke titik B. Layaknya DJI Phantom, perangkat ini juga telah dilengkapi video kamera khusus yang mampu merekam video dengan resolusi 720p dengan kecepatan 30 FPS.

Parrot sendiri merupakan perusahaan dari Perancis. Produk pertama mereka pertama kali diperkenalkan pada ajang CES 2011. Semenjak itu perusahaan ini telah berhasil menjual sekitar setengah juta unit perangkat drone.

Drone dari Parrot dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau dibandingkan perangkat Drone lain daftar ini. AR.Drone 2.0 dibanderol dengan harga mulai dari $300 (sekitar Rp4 juta).

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Kumpulan Perusahaan Pembuat Drone yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Skatelander Hadir di Android untuk Menemanimu Berseluncur Ria

$
0
0

Yup, setelah hampir enam bulan eksklusif menjadi game iOS, hari ini UnderDOGS Gaming Studios telah merilis game arcade andalan mereka, Skatelander, untuk platform mobile Android.

Sedikit informasi bagi kamu yang tidak tahu apakah itu Skatelander, ini adalah game arcade dengan elemen endless runner yang mengajakmu bermain papan skateboard dalam dunia voxel ala Crossy Road. Dengan sudut pandangnya yang bergaya 2,5D, kamu akan diminta untuk melakoni trik skateboard sambil menghindari bermacam rintangan seperti kotak, rambu-rambu jalan, dan lain sebagainya.

Supaya kamu tidak bosan, Skatelander juga dilengkapi fitur mengoleksi karakter seperti yang juga diterapkan oleh Crossy Road. Di sini kamu bisa mengoleksi lebih dari enam puluh karakter skater, masing-masing dengan tampilan gaya dan latar suasana level yang berbeda-beda.

Skatelanders | screenshot 1

Skatelanders | screenshot 2

Cara mendapatkan karakter barunya pun juga dipermudah dengan sistem perolehan uang yang cukup bersahabat, mulai dari sekadar bermain sambil memungut uang, mendapatkan hadiah harian, dan menonton video iklan. Saat saya mengerjakan tulisan ini, saya sudah berhasil mengantongi tiga karakter baru dalam kurun waktu sepuluh menit saja.

Sebagai penutup, sama halnya seperti versi iOS, Skatelander untuk Android bisa kamu unduh secara gratis dengan segala kelebihan permainannya yang simpel dan monetisasi yang begitu bersahabat. Tak heran jika Iqbal memberikan nilai yang cukup positif saat mengulasnya di bulan Mei kemarin. Selamat berseluncur di jalanan!

Review Skatelander – Serupa tapi Tak Sama dengan Crossy Road

App Info
Skatelander
Spil Games -  Oct 14, 2015
Genre:  Arcade
Size:   30M
Installs:   5 - 10
Gratis

Download

The post Skatelander Hadir di Android untuk Menemanimu Berseluncur Ria appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Campus Visit Bina Nusantara: Tip Pendanaan Pada Startup dari Founder Bilna

$
0
0

Kamis, 8 Oktober 2015 lalu, Tech in Asia kembali mengadakan Campus Visit di Universitas Bina Nusantara. Setelah sebelumnya membawa mantan COO OLX, Alif Priyono, kali ini Founder Bilna Ferry Tenka berbagi pengalamannya dalam membangun startup kepada mahasiswa Binus.

Baca juga: Campus Visit Binus: 3 Tip untuk Entrepreneur Pemula dari Mantan COO OLX

Pada kesempatan kali ini, Ferry berbicara mengenai tahapan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan startup, terutama dalam hal pendanaan. Alumni electric engineering dari Purdue University ini pertama kali memutuskan untuk membuat Disdus, yang kemudian diakuisisi oleh Groupon pada tahun 2012.

Setelah keluar dari Disdus, Ferry kembali berencana untuk membuat startup dengan target sasaran adalah perempuan dan bayi. Akhirnya, ia bersama rekannya Jason Lamuda membuat Berrybenka dan Bilna.

Saat itu Ferry bercerita bahwa dalam mengembangkan startup diperlukan fundraising dan untuk melakukan hal tersebut diperlukan fokus pada satu satu perusahaan. Hal inilah yang membuat Ferry memutuskan untuk melepas Berrybenka dan fokus pada Bilna. Ia menambahkan bahwa tantangan yang paling besar dalam membangun startup adalah mencari modal.

Tahapan dalam penggalangan dana pada startup

Ada lima tahapan dalam investment startup dalam penjelasannya, yaitu prototype, product development, development, seri A, dan seri B. Pada tahapan awal yaitu prototype dan product development, pelaku startup dapat memilih untuk mulai mencari investor atau berjalan menggunakan uang sendiri yang biasa disebut dengan cara bootstrap.

Bila tidak mau menggunakan metode bootstrap, startup bisa saja mencari seed investment (pendanaan tahap awal) sejak awal pengembangan startup-nya. Tentu saja, baik cara bootstrap atau mendapat pendanaan harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Ferry Tenka Bilna-Featured
Dalam pemaparannya, Ferry menekankan bahwa dalam membangun startup, diperlukan juga rencana atau proyeksi untuk beberapa bulan ke depan dengan perkiraan waktu perkembangan dari satu tahapan pendanaan ke tahapan berikutnya. Dalam setiap tahapan tersebut, akan ada resiko yang harus dipertimbangkan.

Tip agar dilirik oleh investor

Dari sekian banyak startup, hanya beberapa saja yang kemudian berhasil dilirik dan diberikan sejumlah dana oleh investor. Menurut Ferry, ada beberapa faktor penting yang harus dimiliki oleh startup untuk mendapatkan investor. Diantaranya adalah potensi pasar, kredibilitas founder, pengalaman atau regulasi, dan traksi.

Untuk mendapatkan investor, kita harus meyakinkan mereka tentang seberapa besar potensi pasar sasaran startup kita. Ferry menekankan bahwa investor juga akan memperhitungkan berapa persen return of investment yang akan kembali ke mereka dilihat dari ukuran pasarnya. Setelah itu, kredibilitas founder juga merupakan hal penting lainnya yang dilihat oleh investor.

Semakin baik meyakinkan bahwa founder startup kita dapat mengeksekusi rencana dengan baik, maka akan semakin besar kemungkinan kita untuk mendapatkan dana dari investor. Yang ketiga dan tidak kalah penting adalah traksi.

Traksi ini berbeda tergantung dengan jenis atau kategori bisnis yang kita jalankan. Misalnya, startup e-commerce maka traksinya didapatkan dari tingkatan penjualan. Selain itu, jenis traksi lainnya adalah jumlah user atau pengguna startup. Hal tersebut akan menjadi beberapa faktor penentu keberhasilan mendapatkan dana dari investor.

Selain hal diatas, faktor penting yang perlu dimiliki oleh startup adalah company value. Sebuah startup harus bisa menentukan “nilai” perusahaannya dengan baik agar dapat dilirik oleh para investor. Semakin tinggi “nilai” yang dimiliki maka akan semakin tinggi dan besar peluang untuk mendapatkan investor.

Baca juga: Halo Mahasiswa! Kamu Suka Sesuatu yang Gratis? Kami Akan Membagikannya di Sini!


Bagi kamu mahasiswa yang tertarik dengan Campus Visit dan ingin menjadi bagian dari komunitas ini, kami mempersilakan kamu untuk bergabung ke dalam grup Facebook Tech in Asia – Campus Visit. Dalam grup ini, kamu akan bertemu dengan mahasiswa lainnya yang berjiwa entrepreneur dan dapat saling berbagi informasi yang menarik dan berguna.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Campus Visit Bina Nusantara: Tip Pendanaan Pada Startup dari Founder Bilna appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Halo Mahasiwa! Kamu Suka Sesuatu yang Gratis? Kami Akan Membagikannya di Sini!

$
0
0

(Update 15 Oktober 2015: Kami menambahkan informasi cara pendaftaran untuk kampus yang tidak terdaftar dalam artikel ini.)

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 (sebelumnya dikenal dengan nama Startup Asia Jakarta), tahun ini menghadirkan banyak hal baru! Tidak hanya menghadirkan 6 stage baru, tempat yang lebih luas, dan kejutan-kejutan lain yang lebih seru. Untuk para mahasiswa, kami juga telah menyiapkan sesuatu yang spesial buat kamu!

1. Student Pass GRATIS

Kamu memiliki minat di bidang teknologi atau startup dan ingin tahu lebih banyak tentang startup dan teknologi? Kalau begitu, konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 cocok sekali untuk kamu hadiri. Di sini, kami menghadirkan banyak pembicara yang merupakan figur-figur top di dunia startup, bisnis, dan teknologi, baik nasional maupun internasional.

Kabar baik untuk kamu, mahasiswa! Kami memberikan Student Pass untuk menghadiri konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 pada tanggal 11-12 November mendatang secara gratis!

Caranya:

1. Pastikan kamu adalah mahasiswa aktif dari salah satu universitas di bawah ini:

  • UI
  • UIN
  • UMN
  • BINUS
  • MERCUBUANA
  • BAKRIE
  • GUNADARMA
  • IPB
  • ITB
  • UNIKOM
  • WIDYATAMA
  • UNY
  • BRAWIJAYA
  • ITS
  • MA CHUNG
  • ITHB
  • MARANATHA
  • CIPUTRA SURABAYA
  • TELKOM UNIVERSITY
  • AL AZHAR

2. Daftarkan diri kamu dengan mengisi formulir bit.ly/daftartia-(nama kampus), contoh: bit.ly/daftartia-uin atau bit.ly/daftartia-binus di tautan berikut ini: bit.ly/daftartia-studentpass.

Untuk universitas selain yang kami sebutkan di atas, dapat langsung menghubungi tim Tech in Asia Campus Visit melalui campus@techinasia.com.

Universitas kamu tidak ada dalam daftar di atas? Jangan khawatir, kami memberikan 100 tiket gratis bagi mahasiswa dari kampus-kampus di Jabodetabek dan Bandung.

Caranya:

  • Like akun Facebook Fanpage Tech in Asia Campus Visit
  • Temukan post tentang ‘Cara Dapatkan Tiket’ di timeline TIA Campus Visit lalu share di timeline kamu
  • Berikan komentar kamu di post tersebut yang berisi “Alasan kamu ingin hadir ke Tech in Asia Conference Jakarta 2015″. Jangan lupa, sertakan juga alamat e-mail dan nama kampus kamu di komentar tadi, ya!

Selain bisa mendapatkan Student Pass gratis, kamu juga mendapatkan fasilitas lain berupa transportasi dari meeting point yang sudah ditentukan ke lokasi acara (pulang-pergi).

2. Booth gratis untuk Student Startup

Kamu mahasiswa yang juga memiliki startup? Mau ikut merasakan keseruan Bootstrap Alley di Tech in Asia Jakarta 2015? Kami senang karena dapat menemukan anak muda pemberani seperti kamu yang berani terjun ke dunia startup. Maka, kamu layak mendapatkan hadiah spesial dari kami:

  • Booth gratis di Bootstrap Alley
  • Satu tiket student pass untuk menghadiri Tech in Asia Jakarta 2015

Kamu mau dapat booth gratis? Syaratnya gampang. Pastikan kalau kamu:

Pemenang booth untuk startup akan dihubungi oleh tim Tech in Asia sebelum tanggal 25 Oktober 2015. Bagi para pendaftar yang tidak dihubungi setelah tanggal tersebut, maka dianggap gugur.


Caranya mudah, kan? Kapan lagi kamu bisa menghadiri salah satu konferensi teknologi dan startup terbesar di Asia secara gratis? Ayo, daftarkan diri kamu sekarang juga!

Kalau kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, kamu bisa menyampaikannya via e-mail ke divika@techinasia.com.

Kamu juga bisa mengunjungi Fanpage Tech in Asia Campus Visit untuk informasi-informasi lainnya seputar startup dan mahasiswa, serta update terbaru tentang Tech in Asia Jakarta 2015.

Belajar juga bisa di luar kelas, lo! Ayo, networking dan gali ilmu sebanyak-banyaknya dari tokoh-tokoh inspiratif dan startup keren di konferensi Tech in Asia Jakarta 2015!

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Halo Mahasiwa! Kamu Suka Sesuatu yang Gratis? Kami Akan Membagikannya di Sini! appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Viewing all 6222 articles
Browse latest View live