Minggu lalu, pada tanggal 20 Maret 2014, tim Games in Asia Indonesia melakukan perjalanan ke Bandung. Perjalanan ini diadakan dalam rangka Meetup Games in Asia yang kedua setelah yang pertama diadakan di Jakarta bulan lalu (ulasan Meetup Games in Asia pertama di Jakarta bisa kamu baca di majalah Games in Asia edisi kedua).
Meetup kedua ini memiliki tema tentang crowdfunding. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mengundang perwakilan dari Digital Happiness, tim dibalik DreadOut yang tahun lalu berhasil mengumpulkan dana untuk pengembangan DreadOut melalui situs Indiegogo.
Tur Ke Kantor Digital Happiness
Sebelum pergi menuju ke lokasi meetup, kami mengunjungi kantor Digital Happiness terlebih dahulu. Mau tahu bagaimana tempat dikembangkannya game horor DreadOut? Langsung cek saja kumpulan foto di bawah.
Meetup Games in Asia – Crowdfunding: Your Alternative To Find Investment
Setelah mengunjungi kantor Digital Happiness, tim Games in Asia pun segera bergegas menuju Bober Cafe Tropica yang menjadi tempat diadakannya meetup ini. Acara yang didatangi oleh kurang lebih 100 pengunjung ini dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.
Acara dibuka oleh Glenn sebagai co-founder dari Games in Asia. Setelah itu pun acara langsung dilanjutkan ke bagian utama, yaitu sesi sharing dari Digital Happiness yang diwakilkan oleh Rachmad Imron, produser dari game DreadOut.
Beberapa hal yang dibahas oleh Rachmad Imron antara lain adalah pengenalan tentang apa itu crowdfunding, beserta penjelasan tentang 2 situs crowdfunding paling populer, Kickstarter dan Indiegogo. Setelah itu, dia melanjutkan dengan saran tentang kapan waktu yang tepat untuk memulai crowdfunding. Kemudian, presentasi pun dilanjutkan dengan penjelasan tentang hal-hal yang perlu dilakukan agar crowdfunding dari kamu berhasil. Hal – hal tersebut antara lain adalah:
- Siapkan demo/prototype dari game yang hendak kamu kerjakan.
- Aktif di media sosial dan siapkan segala urusan marketing
- Memberikan impact melalui visual
- Rajin update progres
- Rajin berkomunikasi dengan fans
- Anggap pemberian uang dari backer bukan sebagai sumbangan, tapi sebagai bisnis
- Ucapkan terima kasih dan do’a
Tidak berhenti di situ saja, Rachmad Imron juga berbagi kisah tentang apa saja yang perlu dipikirkan setelah mendapatkan dana. Dia juga berbagi semacam post-mortem untuk proses pengembangan DreadOut serta sejarah singkat dari Digital Happiness. Setelah itu, acara pun dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari para pengunjung.
Selesai sesi sharing dari Digital Happiness, giliran Ray Suryadiptya dari Ekuator Games naik ke panggung untuk berbagi cerita. Jika tadi Digital Happiness bercerita tentang crowdfunding yang mereka lakukan di Indiegogo. Maka kali ini Ray dari Ekuator bercerita pengalaman timnya dua kali mencoba menggalang dana melalui Kickstarter.
Ekuator Games dengan game mereka yang berjudul Celestian Tales, sebelumnya pernah mencoba mencari dana melalui Kickstarter. Pada saat itu mereka mengaku masih belum terlalu mengerti bagaimana bisa menyukseskan kampanye mereka. Namun seiring berjalannya waktu pengembangan, Ekuator Games pun mencoba mempelajari seluruh feedback dari fans mereka. Hasil dari feedback itu adalah Celestian Tales yang akhirnya berhasil kembali dengan wujud lebih baik. Saking suksesnya, bahkan mereka berhasil mendapatkan target dana mereka dalam waktu 10 hari saja. Sesi sharing dari Ekuator Games ini dilanjutkan dengan beberapa detail lainnya sebelum akhirnya acara ditutup dengan sesi networking dan ngobrol-ngobrol seperti Meetup Games in Asia Jakarta.
Acara di Bandung ini bisa dibilang cukup sukses dengan jumlah pengunjung yang banyak dan terlihat sangat berminat. Tapi kalau dari penjelasan ini saja tentunya kamu kelewatan banyak informasi menarik yang ada di acara ini kan. Jangan khawatir, karena dalam waktu dekat ini kami akan mengunggah rekaman lengkap acara Meetup Games in Asia kedua ini, jadi, stay tuned ya!
Post Tur Studio Digital Happiness Serta Laporan Games in Asia Meetup Bandung muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.