Coba tebak tempat yang paling berbahaya apabila kamu tersesat. Di perkotaan? Di pedesaan? Di lautan? Di hutan? No. Jawabannya adalah di luar angkasa. Saya bisa membuktikannya dengan membawa kamu semua ke sana. Err… jangan takut dahulu sebab saya tidak akan menghubungi NASA lalu menyuruh mereka membuang kamu ke luar angkasa. Saya cukup menyarankan kamu bermain Out There maka kamu akan tahu betapa sulitnya bertahan hidup di luar angkasa.
Diceritakan di Out There, sumber daya alam di bumi semakin menipis sehingga satu-satunya jalan untuk menyelamatkan bumi adalah mengirim astronot untuk mencari tahu keberadaan sumber daya alam di planet Jupiter. Kamu akan berperan sebagai astronot tersebut untuk menyelamatkan bumi dari krisis tadi. Namun kecelakaan fatal terjadi, tiba-tiba kamu terdampar ke galaksi antah berantah dan yang tersisa hanyalah diri kamu seorang diri beserta pesawat luar angkasa kamu.
Nah, tugas kamu di sini sangat sederhana yaitu kembali planet bumi tercinta. Caranya adalah dengan berpindah dari satu sistem bintang terdekat kamu ke sistem bintang yang lain secara terus menerus hingga mencapai sistem bintang bumi. Namun, bukan perkara yang mudah untuk melakukan hal tersebut. Setiap kamu berpindah dari sistem bintang ke sistem bintang lain, kamu memerlukan fuel(H), oksigen(O), dan hull(Fe) dalam jumlah tertentu sedangkan ketiga elemen tadi jumlahnya terbatas.
Supaya kamu tidak kehabisan, kamu disediakan pilihan mengunjungi planet-planet yang terdapat di tiap sistem bintang. Kalau beruntung, planet yang kamu kunjungi akan memberikan kamu kesempatan untuk menambang salah satu dari ketiga elemen tersebut. Kalau kamu sedang sial, kamu bukannya menambang sumber daya tambahan namun malah membuat sumber daya alam kamu semakin berkurang drastis karena radiasi buruk dari planet yang kamu kunjungi.
Untuk menambang sumber daya di sebuah planet, kamu perlu mengorbankan sumber daya lain yang kamu miliki. Sebagai contoh, untuk menambang O kamu perlu mengorbankan beberapa H yang kamu miliki. Nantinya O yang kamu dapatkan bergantung pada keberuntungan kamu, bisa banyak dan bisa juga sedikit.
Tidak hanya sekedar berpindah-pindah antar sistem bintang dan menambang saja, hal yang akan kamu temui di game ini. Kamu terkadang akan menemui beberapa event dadakan di mana kamu harus mengambil keputusan dengan tepat. Misalnya seperti bertemu makhluk asing yang berbeda bahasa dengan kamu, apakah kamu ingin bersikap bersahabat atau galak dengannya. Kalau pilihan kamu tepat kamu bisa mendapat script teknologi canggih, jika script tersebut kamu craft maka hasilnya bisa dipasang di pesawat kamu. Salah satu contohnya adalah teknologi yang bisa membuat radius terbang kamu lebih jauh.
Soal grafis, Out There menggunakan gaya komikal Amerika yang khas dengan garis outline yang tebal. Dalam segi sound, suara-suara khas luar angkasa didengungkan dengan cukup pas. Tidak banyak animasi-animasi yang bisa kamu nikmati di game ini. Semua event seperti menambang atau bertemu makhluk asing hanya disampaikan dalam bentuk tulisan saja. Animasi hanya dibuat pada saat pesawat kamu bergerak dari sistem bintang ke sistem bintang lainnya atau pada saat pesawat kamu mendatangi sebuah planet.
Out There akan dibanderol seharga $3.99 untuk versi beta pada platform Android, sedangkan harga ketika nanti rilis di Apple App Store & Android belum ada kepastian. Namun perkiraan saya harganya akan berkisar antara Rp 29.000-Rp 49.000. Selama saya memainkan versi beta-nya, saya tidak menemukan menu pembelian IAP sama sekali.
Untuk penjelasan lebih lengkap dan apakah game ini menurut saya bagus atau jelek, kamu bisa simak di review yang akan saya tulis beberapa hari lagi setelah Out There versi finalnya rilis untuk iOS & Android hari Kamis, 27 Februari 2014 mendatang. Semoga preview ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai game ini. Sampai jumpa di review Out There!
Post Preview Out There – Inilah Rasanya Bertahan Hidup Seorang Diri Di Luar Angkasa muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.