Dragon Quest merupakan salah satu seri RPG tertua di industri video game. Seri ini dimulai tahun 1986 di console NES, dan telah mendapatkan setidaknya sepuluh iterasi hingga saat ini, belum termasuk berbagai spin-off yang pernah dirilis.
Dari sekian banyak iterasi tersebut, satu-satunya RPG yang pernah saya mainkan dari seri Dragon Quest adalah Dragon Quest V: Hand of the Heavenly Bride yang dirilis belasan tahun silam untuk console SNES. Kalau ditanya sekarang pun, memori yang membekas di ingatan saya sudah terlalu kabur hingga sulit untuk mengingat seperti apa cerita di dalamnya.
Kini, setelah sekian lama tidak bersinggungan dengan Dragon Quest, saya mendapat kesempatan untuk bermain Dragon Quest Heroes yang memberikan pengalaman benar-benar berbeda dari seri RPG yang saya kenal. Apakah ini pengalaman yang baik atau buruk? Mari simak ulasan selengkapnya di bawah!
Kedamaian Dunia Arba Mendadak Terusik
Game yang berjudul lengkap Dragon Quest Heroes: The World Tree’s Woe and the Blight Below ini berkisah tentang dua orang sahabat, Luceus dan Aurora, yang menjadi kapten pengawal Kerajaan Arba. Dunia di mana mereka hidup begitu damai dan tenteram, manusia bahkan dapat hidup berdampingan dengan para monster tanpa terjadi konflik.
Kedamaian tersebut tiba-tiba terusik pada suatu hari. Sebuah letusan misterius di tengah laut membawa perubahan drastis terhadap perilaku monster. Mereka sontak berubah menjadi ganas dan mulai menyerang manusia.
Di tengah-tengah kekacauan tersebut, Luceus dan Aurora bergegas menuju raja mereka di dalam istana yang dikepung oleh para monster. Sang raja yang juga merupakan petarung tangguh bergabung dengan usaha kedua sahabat ini untuk memukul mundur para monster. Di saat itu pula petualangan mereka bertiga untuk mengembalikan kedamaian Kerajaan Arba dimulai.
Dragon Quest yang Berbeda
Sebagai veteran di genre musou, Koei Tecmo yang ikut serta mengembangkan Dragon Quest Heroes mampu menghadirkan sensasi menebas ribuan monster yang ada di setiap level dengan brilian. Berbagai serangan maupun jurus terlihat sangat mantap. Bila dibandingkan dengan Dynasty Warriors 8: Xtreme Legends pun, Dragon Quest Heroes bisa dibilang tampil dengan lebih terpoles.
Perkenalan sebentar saya dengan Dragon Quest Heroes bersama Kevin membawa kesan yang begitu mendalam. Saya dibuat penasaran dengan genre musou yang pertama kali disematkan ke dalam seri RPG Dragon Quest. Begitu banyak hal yang saya temukan setelah bermain lebih jauh, namun tidak semuanya bagus.
Pertempuran Dahsyat Sarat Jurus Mematikan
Sungguh sial nasib para monster yang ada di Dragon Quest Heroes. Mereka seolah dibuat tidak berdaya menghadapi bermacam serangan yang dilontarkan oleh para jagoan di sini. Layaknya game musou lainnya, para hero di Dragon Quest Heroes dirancang overpowered sehingga mampu mendobrak banyak musuh sekaligus layaknya sedang menebas dedaunan rontok.
Setiap hero memiliki serangan dasar yang dapat dipadupadankan serta empat jurus khusus yang membutuhkan MP untuk dilancarkan. Terdapat juga sistem skill tree yang dapat diperkuat seiring peningkatan level. Masing-masing hero memiliki sifat dan efektivitas yang berbeda, sehingga variasi penggunaan tipe serangan juga menjadi salah satu strategi yang perlu diperhatikan.
Selain tokoh Luceus dan Aurora yang memiliki pola serangan hampir sama, setiap karakter di Dragon Quest Heroes memiliki spesialisasi sendiri-sendiri. Ada yang efektif dalam pertarungan jarak dekat, ada yang mampu menghujani musuh dengan anak panah dari jauh, dan ada pula yang memiliki ketahanan fisik lemah namun mampu melepaskan sihir dengan efek area maha dahsyat.
Musou dengan Strategi
Kamu dapat membentuk sekelompok party yang terdiri dari empat hero secara bebas. Tentunya kamu tidak ingin membentuk sembarang party, karena masing-masing hero memiliki karakteristik unik yang perlu kamu pertimbangkan sinerginya dengan strategi keseluruhan yang ingin kamu lancarkan.
Keempat hero yang tergabung dalam party ini bisa dikendalikan sesuka hati di medan laga. Kamu bisa berpindah-pindah mengendalikan hero lain secara bebas, sehingga dapat mengeksploitasi kelebihan masing-masing hero secara maksimal.
Walau terdiri dari banyak karakter, anehnya sistem party di Dragon Quest Heroes tidak terlalu dieksplorasi oleh developer. Padahal menurut saya, bila anggota party dapat dipecah-pecah atau diberi instruksi untuk melakukan aksi spesifik, elemen strategi di sini akan menjadi berkali lipat lebih seru.
Dragon Quest Heroes juga memiliki fitur Summon. Dengan fitur ini, kamu bisa memanggil monster yang telah dikalahkan untuk berpihak kepadamu. Masing-masing monster juga memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Ada yang berperan menjadi penjaga pos, melakukan sekali serangan dahsyat kepada musuh, atau memberi efek khusus kepada musuh maupun party.
Timing dan penempatan monster kawan ini membutuhkan pertimbangan tersendiri. Bila dieksekusi dengan tepat, bukan tidak mungkin si monster dapat membendung aliran musuh seorang diri, atau seketika membalikkan keadaan saat situasi sedang genting.
Minim Variasi Objektif
Walau mekanisme pertarungan di Dragon Quest Heroes disajikan dengan sangat seru, sayangnya objektif utama yang harus dicapai di game ini tidak memiliki banyak variasi. Secara garis besar, hanya ada dua objektif yang bisa ditemukan selama permainan.
Objektif pertama adalah menjaga sebuah objek agar tidak dihancurkan monster. Untuk menyelesaikan objektif ini, saya cukup bertahan di dekat objek tersebut sambil membabat musuh yang berdatangan. Sama sekali tidak perlu beranjak ke mana-mana.
Objektif kedua adalah tentunya membabat semua musuh yang ada di level tersebut. Berbeda dari objektif pertama, saya harus menjelajahi setiap jengkal yang ada di map untuk mencari keberadaan monster yang belum tumbang. Level akan selesai bila tidak ada lagi monster yang masih hidup di akhir permainan.
Dari awal game hingga tamat, kurang lebih hanya ada dua jenis objektif di atas yang perlu saya selesaikan. Memang ada beberapa variasi objektif yang hadir di Dragon Quest Heroes, seperti mengalahkan karakter bos atau membendung pergerakan monster raksasa, tapi jumlah misi tersebut sangat sedikit dibandingkan dua objektif utama.
Beberapa Fitur Pelipur Gameplay Monoton
Kekurangan variasi objektif pada Dragon Quest Heroes dikompensasi dengan berbagai hal yang bisa dilakukan di luar cerita utama. Game menyediakan banyak quest sampingan, fitur crafting equipment, hingga tantangan untuk melengkapi keterangan pada buku informasi yang berisi semua hal di dalam Dragon Quest Heroes.
Quest sampingan yang ada menyediakan bermacam jenis reward, mulai dari yang bersifat kosmetik seperti kostum baru hingga hal yang sangat berguna seperti slot monster tambahan. Keberadaan quest sampingan ini sangat membantu saya untuk menyelesaikan quest utama.
Dengan bermodal berbagai item drop yang diperoleh selama pertempuran, saya bisa menemui ahli kimia untuk minta dibuatkan bermacam equipment langka. Sayangnya drop rate yang diberikan oleh monster di sini tergolong rendah, sehingga kadang saya merasa seperti sedang melakukan grinding yang tidak efektif ketika mencari suatu item dari monster lemah.
Presentasi Jempolan, Sesuai Nama Besar Dragon Quest
Harus saya akui, saya pada awalnya cukup skeptis dengan tampilan Dragon Quest Heroes dalam visual 3D. Hal ini cukup berbeda dengan presentasi seri Dragon Quest yang saya kenal bernuansa gambar tangan Akira Toriyama. Namun, ternyata yang diperlukan hanyalah waktu sampai saya merasa terkesima dengan sajian visualnya.
Visualisasi Dragon Quest Heroes terlihat sangat keren di PS4. Setiap monster mampu digambarkan dengan jenaka, detail lingkungan terlihat nyata, serta karakter pun tampak meyakinkan. Pertarungan seru di tengah-tengah kepungan monster berjalan cepat dan mulus dalam 60 fps, dan hanya sesekali mengalami penurunan frame rate di saat mengeluarkan jurus pamungkas.
Kesimpulan: Rasa Berbeda yang Tidak Sempurna
Dragon Quest Heroes menurut saya merupakan sajian alternatif dari seri Dragon Quest yang bagus. Aksi musou di dalam game ini disajikan dengan mantap serta mampu memacu adrenalin pemainnya. Dunia Dragon Quest yang ditampilkan juga tampak berbeda namun tetap terasa familier.
Sayangnya Square Enix dan Koei Tecmo terkesan tanggung dalam mengeksplorasi potensi sesungguhnya dari Dragon Quest Heroes. Beberapa aspek gameplay seperti variasi objektif yang cenderung monoton, sistem strategi party setengah hati, hingga mekanisme grinding yang terkadang melelahkan membuatnya menjadi game yang tidak sempurna.
Meskipun demikian, para penggemar genre musou secara umum maupun pengikut setia seri Dragon Quest saya pikir tetap akan terhibur dengan Dragon Quest Heroes. Asalkan puas dengan hanya mode single player untuk mengikuti cerita utama serta replay value yang rendah saat telah menamatkannya ya.
PlayStation Store Link (PS3): Dragon Quest Heroes, Rp589.000
PlayStation Store Link (PS4): Dragon Quest Heroes, Rp599.000
The post Review Dragon Quest Heroes – Perpaduan RPG, Strategi, dan Musou yang Apik appeared first on Tech in Asia Indonesia.