Saya percaya setiap startup teknologi dibentuk untuk memecahkan masalah nyata. Salah satunya adalah masalah keuangan yang menimpa 203 juta penduduk Indonesia yang termasuk dalam kategori kelas bawah.
Kelompok konsumen ini bukan bagian dari piramida yang menjadi prioritas bagi bank dan juga perusahaan asuransi, walau mereka merupakan sebagian besar dari jumlah populasi di Indonesia. Sehingga secara tidak langsung kelompok ini sulit memiliki akses ke layanan-layanan pinjaman uang saat mereka benar-benar membutuhkan.
Masalah inilah yang ingin dipecahkan oleh sejumlah startup teknologi yang menyediakan layanan pinjaman uang online, seperti UangTeman, Tunaiku, dan Taralite. Berikut adalah tabel perbandingan ketiga layanan tersebut.
Seperti bisa dilihat pada tabel di atas, UangTeman dan Tunaiku merupakan layanan pinjam uang online tanpa jaminan. Sedangkan Taralite sedikit berbeda karena mengharuskan pengguna untuk memberi jaminan berupa BPKB motor atau dokumen-dokumen lain sebelum bisa mendapat jaminan uang.
Bunga yang “membunuh”?
Tabel di atas juga menggambarkan bahwa UangTeman memberikan pinjaman mulai dari Rp1,5 – Rp2 juta, dengan durasi waktu 10 – 30 hari dan bunga 1 persen per hari. Angka tersebut belum termasuk biaya tambahan seperti biaya perpanjangan Rp180.000, biaya keterlambatan Rp50.000 ditambah Rp10.000 per hari, dan biaya debt collector sebesar 10 persen dari total pembayaran.
UangTeman sempat menjadi kontroversi karena jumlah bunga yang dikenakan terkesan mencekik para peminjam. Berikut adalah ilustrasi contoh perhitungan pinjaman yang terdapat pada situs UangTeman. Misalnya kamu melakukan pinjaman Rp2 juta dengan durasi 10 hari.
Hari pertama: Rp2.000.000 x 1% = Rp20.000, maka total pinjaman hari pertama Rp2.020.000
Hari kedua: Rp2.020.000 x 1% = Rp20.200, maka total pinjaman hari kedua Rp2.040.200.
Begitu seterusnya sampai hari ke-10. Sehingga total biaya yang harus dibayar adalah Rp2.209.000.
Beralih ke Tunaiku yang merupakan layanan pinjam uang dari PT. Bank Amar Indonesia. Tunaiku memberi pinjaman mulai dari Rp2 juta sampai Rp10 juta dengan durasi 6 – 12 bulan dan bunga datar 3 persen dari jumlah pinjaman awal. Artinya bunga yang harus dibayar jumlahnya tetap sampai kamu melunasi pinjaman tersebut.
Di samping itu, Tunaiku juga mengenakan biaya administrasi pengajuan pinjaman sebesar Rp540.000 dan biaya keterlambatan Rp100.000 yang ditambah bunga keterlambatan 0,16 persen per hari. Artinya, semakin lama kamu terlambat membayar, maka bunga keterlambatan akan semakin meningkat tiap harinya, serupa dengan dua layanan pinjam online lain dalam artikel ini.
Selanjutnya ada Taralite yang menyediakan pinjaman uang sesuai dengan kebutuhan seperti untuk pendidikan, pernikahan, persalinan, renovasi rumah, dan lainnya. Pada tabel di atas saya mengambil contoh pinjaman uang untuk keperluan pendidikan.
Taralite berani memberi pinjaman pendidikan sampai Rp300 juta, bunga 1 dan 3 persen dengan durasi pinjam 1 – 5 tahun sesuai dengan jenis jaminan yang diberikan. Akan tetapi ada sejumlah syarat dan dokumen yang diperlukan untuk bisa melakukan pinjaman, seperti Kartu Keluarga, Slip Gaji, NPWP, dan dokumen lain.
Biaya lain yang akan dikenakan oleh Taralite adalah biaya pelunasan yang dipercepat sebesar 5 persen dari sisa pokok pinjaman, bukan dari total pinjaman. Artinya walau kamu sudah memiliki niat baik untuk mempercepat pelunasan, kamu tetap dikenakan biaya tambahan yang lebih besar dibandingkan bunga yang harus dibayar.
Kesimpulan
Saran terbaik yang mungkin bisa saya berikan adalah jangan menggunakan layanan pinjam apabila kamu tidak benar-benar memerlukan uang untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak. Kenapa?
Pertama adalah masalah jumlah bunga yang harus dibayarkan. Bunga 1 sampai 3 persen mungkin terdengar rendah. Akan tetapi itu harus kamu bayar secara rutin setiap kali kamu melakukan cicilan pelunasan.
Belum lagi tambahan biaya dan bunga keterlambatan. Saya paham fungsi biaya-biaya tambahan tersebut untuk membuat para peminjam lebih disiplin. Akan tetapi tetap saja ada beban biaya ekstra yang harus kamu bayar di samping jumlah utang pokok yang harus dikembalikan.
Kedua adalah biaya tambahan seperti biaya administrasi dan biaya perpanjangan yang diterapkan oleh ketiga layanan peminjaman online di atas. Misalnya Tunaiku yang mengenakan biaya administrasi sebesar Rp540.000 untuk pinjaman yang dibayar satu kali. Begitu juga dengan UangTeman yang mengenakan biaya perpanjangan Rp180.000 dan biaya debt collector sebesar 10 persen dari total pembayaran.
Jadi intinya, ketiga layanan di atas memang dapat membantu menyelesaikan masalah orang-orang yang sangat-sangat membutuhkan uang. Akan tetapi, di saat yang bersamaan, layanan tersebut memanfaatkan kesempatan untuk merogoh kocek lebih dalam dengan bunga dan biaya-biaya tambahan. Ini, menurut saya, malah memberatkan para peminjam.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar fitur dari pengguna Flickr GotCredit )
The post Layanan Pinjam Uang Online: Solusi atau Malah Menambah Masalah Keuangan Masyarakat Kelas Bawah? appeared first on Tech in Asia Indonesia.