Pada hari kedua konferensi teknologi Tech in Asia Jakarta 2015, Strategic Partner Manager Google Singapura, Inge Wong, memberikan gambaran tentang demografi para pengguna platform mobile dan bagaimana para developer dapat melakukan monetisasi secara optimal. Ia juga menjabarkan bagaimana Google sebagai pencipta platform Android dapat membantu developer melalui produk AdMob dan Google Analytics.
AdMob merupakan platform layanan iklan ditampilkan di dalam aplikasi mobile. Developer dapat memasukkan API dari AdMob ke dalam karya mereka agar Google dapat menampilkan tayangan iklan di dalam aplikasi. Dengan demikian, pengiklan dapat mencapai target audiens yang disasar dan developer memperoleh pendapatan dari tayangan iklan.
Sebagai layanan iklan pada platform mobile, AdMob memiliki misi untuk mengoptimalkan manfaat yang didapat baik oleh pihak pengiklan maupun developer aplikasi tempat iklan ditayangkan. Ada tiga strategi iklan mobile yang ia bagikan untuk mencapai hal ini:
Realisasikan Potensi Maksimal dari Setiap Jenis Pengguna
Pengguna aplikasi mobile sangatlah bervariasi dengan potensi masing-masing. Beberapa jenis di antaranya antara lain:
- Pengguna yang mau membeli IAP.
- Pengguna yang bersedia melihat tayangan iklan.
- Pengguna yang senang berbagi kepada orang lain.
Dengan keberagaman jenis pengguna, tentunya tayangan iklan tertentu belum tentu cocok untuk pengguna yang lain. Sebagai contoh, iklan yang mengajak pengguna untuk membeli IAP tidak akan berimpak positif bila ditayangkan pada pengguna yang hanya bersedia melihat tayangan iklan.
Kenali Demografis Pengguna
Menurut Inge, jumlah developer yang telah menggunakan alat analisis pengguna ternyata masih rendah. Data yang ia miliki menunjukkan baru 21 persen dari total developer telah menggunakan layanan ini. Padahal, pengenalan demografis pengguna merupakan hal krusial untuk terus memperbaiki aplikasi dan meningkatkan jumlah pengguna.
Google menjembatani kebutuhan ini dengan layanan lain, yaitu Google Analytics yang terintregrasi dengan AdMob. Sinergi kedua layanan ini memungkinkan AdMob menyasar target audiens berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Google Analytics.
Dengan demikian, AdMob dapat menyesuaikan jenis iklan dengan perilaku para pengguna aplikasi secara otomatis. Tayangan iklan untuk membeli IAP hanya ditayangkan pada pengguna yang memiliki potensi membeli, iklan tentang berbagi kabar akan diberikan pada pengguna yang senang melakukan posting di media sosial, dan begitu seterusnya.
Maksimalisasi Pendapatan dari Berbagai Jenis Iklan
Pendapatan yang diperoleh dari iklan, atau dikenal dengan istilah ad yield, memiliki perbedaan tarif tergantung dari jenis iklan yang ditayangkan. Sebagai contoh, iklan berbentuk tayangan penuh pada layar perangkat memiliki tarif yang berbeda dengan tampilan banner.
Selain perbedaan tarif pendapatan ini, perilaku pengguna juga memiliki peranan tidak kalah penting sebagai pengali total ad yield. Semakin besar jumlah pengguna yang melakukan interaksi dengan iklan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh developer.
AdMob telah didesain untuk optimalisasi ad yield dari developer. Dengan menampilkan jenis iklan yang sesuai kepada pengguna yang tepat, ad yield yang akan diperoleh developer juga akan semakin besar.
Dengan semua teknologi dan fitur pada kedua layanan ini, kedua produk Google di atas terdengar sebagai sebuah solusi yang menguntungkan semua pihak di dalamnya. Apakah menurut kamu AdMob dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan utama bagi developer? Sampaikan pendapatmu di bawah ya.
Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech in Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Baca semua artikel terkait acara tersebut di sini.
(Diedit oleh Mohammad Fahmi)
The post Bagaimana Google Dapat Membantu Developer Meningkatkan Pendapatan Iklan pada Aplikasi Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.