Melalui rekanan terbatas, venture capital (VC) korporat, dan venture capital pribadi, para pemodal dari Jepang atau yang dikenal dengan istilah “Japanese Money”, telah mengucurkan dana mereka ke Indonesia selama tiga tahun belakangan.
Pada hari kedua konferensi Tech in Asia Jakarta 2015 (12/11), kami menghadirkan tiga VC asal Jepang yang didampingi oleh Leighton Cosseboom dari Tech in Asia sebagai moderator, mereka berdiskusi tentang hubungan khusus antara ekosistem teknologi Indonesia dan Jepang.
Leighton memulai diskusi dengan menanyakan latar belakang ketiga investor tersebut. Taruhide Sato memang warga negara Jepang merupakan seorang entrepreneur yang sempat mendirikan BEENOS, grup inkubator perusahaan internet dan e-commerce di Jepang.
Perjalanannya berlanjut dengan mendirikan BEENEXT, VC asal Jepang yang kini cukup aktif di Indonesia. Salah satu startup yang telah mereka beri investasi adalah HappyFresh.
Kemudian ada Steven Venada orang Indonesia yang sempat tinggal dan bekerja di perusahaan keuangan di Jepang sebelum akhirnya bergabung dengan CyberAgent Ventures.
Yang terakhir adalah Teddy Himler, seorang pria asal Amerika Serikat, lulusan Universitas Harvard. Sebelumnya ia sempat bekerja di Goldman Sachs, perusahaan pemberi investasi asal Amerika Serikat. Saat ini ia bergabung dengan SoftBank untuk wilayah Asia dan India.
Tokopedia merupakan salah satu portofolio dari SoftBank di Indonesia. Selain itu SoftBank juga melakukan kerja sama dengan Indosat melalui SB-ISAT VC yang telah memberikan investasi ke startup lokal seperti Dealoka.
Mengapa Indonesia berpotensi untuk dilirik?
Jepang adalah negara maju, yang mana terdapat banyak perusahaan-perusahaan besar di sana. Taruhide mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di Jepang sudah biasa melakukan investasi di negara-negara lain.
Satu hal pasti mengapa Indonesia menjadi perhatian para investor adalah jumlah populasi besar, yang berarti bahwa potensi pasar sangat luas. Indonesia bahkan dipercaya akan menjadi seperti Cina dalam beberapa tahun ke depan, dengan jumlah pengguna internet dan daya beli tinggi.
Faktor lain yang menjadi alasan ketiga investor tersebut memilih Indonesia adalah negara ini memiliki banyak masalah yang perlu dipecahkan. Beragam hal umum seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi merupakan masalah besar yang hingga sekarang belum terselesaikan.
Investor atau VC merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam ekosistem startup teknologi, tak terkecuali di Indonesia. Mereka tidak hanya memberikan bantuan modal tapi juga dukungan terhadap startup yang mereka beri investasi.
Salah satu contohnya SoftBank dengan SB-Isat akan membantu startup melalui jaringan pengguna operator seluler Indosat yang mereka miliki. Sedangkan BEENEXT dan CyberAgent Ventures sebagai VC asal Jepang menawarkan jaringan yang luas di luar Indonesia. Kondisi ini tentunya juga memudahkan startup dalam melakukan ekspansi ke negara lain.
Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Bagaimana Venture Capital Jepang Mendukung Perkembangan Eksosistem Teknologi di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.