Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Review Buku Bold: Memahami dan Menciptakan Teknologi Eksponensial

$
0
0

Dinosaurus punah karena Bumi dihantam asteroid—kita tahu itu. Yang mungkin belum kita tahu adalah: kepunahan itu akan terjadi lagi. Hanya di sini, yang punah adalah perusahaan-perusahaan besar yang lamban bergerak, sementara asteroidnya adalah teknologi yang disebut sebagai “teknologi eksponensial”.

Pertumbuhan teknologi eksponensial biasanya terlihat lambat di awal, namun ada masa saat ia tumbuh secara mengejutkan dan berkali-kali lipat dari nilai sebelumnya hingga akhirnya menghancurkan bisnis perusahaan-perusahaan yang dulu menganggapnya remeh.

Lewat buku berjudul Bold: How to Go Big, Create Wealth and Impact the World, Peter H. Diamandis dan Steve Kotler memperingatkan kita untuk selalu bergerak mencari kesempatan dalam industri atau teknologi yang berpotensi berkembang secara eksponensial, dan menghadapi tantangan-tantangan di dalamnya dengan metode yang sudah terbukti efektivitasnya.

Tentang penulis

Peter H. Diamandis merupakan Founder X-Prize Foundation dan Co-Founder Singularity University. Ia juga adalah seorang entrepreneur, fisikawan, dan pencinta ruang angkasa. Selain Bold, ia menulis buku best seller lain berjudul Abundance, juga bersama Steve Kotler.

Steve Kotler sendiri merupakan seorang jurnalis, entrepreneur, dan penulis yang banyak menciptakan artikel untuk The New York Times dan Wired.

Muncul dalam enam tahap

Teknologi eksponensial diibaratkan sebagai asteroid yang siap menghantam mereka  yang lamban.

Teknologi eksponensial diibaratkan sebagai asteroid yang siap menghantam mereka yang lamban.

Teknologi eksponensial tidak timbul begitu saja, tetapi terjadi setelah sebuah teknologi melewati enam tahap perkembangan yang disebut sebagai 6D: Digitalization, Disruption, Deception, Demonetization, Dematerialization, dan Democratization.

  • Digitalization: tahap pertama adalah terjadinya digitalisasi. Contoh nyata di Indonesia adalah digitalisasi pemesanan ojek — dari yang tadinya harus manual, kini bisa menggunakan handphone. Semua hal yang bisa didigitalkan memiliki potensi untuk menyebar dengan cepat, dan karenanya juga memiliki potensi untuk menjadi teknologi eksponensial.
  • Disruption: tahap selanjutnya, teknologi tersebut berkembang dan mulai mendobrak teknologi yang sudah ada. Contohnya hari ini adalah cryptocurrency. Mata uang ini mungkin masih jauh dari penerimaan massal, tetapi sudah mulai digunakan untuk menggantikan sistem keuangan tradisional.
  • Deception: Pada tahap ini, teknologi sudah menggebrak dan mulai berkembang. Tapi meski perkembangannya cepat, nilai keseluruhan masih terlihat kecil dan tidak signifikan sehingga diabaikan khususnya oleh perusahaan-perusahaan besar. Contoh nyatanya adalah tenaga surya. Meski penggunaannya tumbuh pesat, saat ini penggunaan tenaga surya sangat kecil dibandingkan sumber energi lain. Tenaga surya berpotensi menjadi teknologi potensial di masa depan.
  • Demonetization: Di tahap ini, teknologi yang canggih dan maju menyebabkan beberapa komponen di dalamnya terdemonetisasi—menjadi gratis dan bisa digunakan siapa saja. Contoh nyata yang sedang terjadi adalah demonetisasi sistem operasi. Hari ini baik Windows maupun MacOS diberikan secara cuma-cuma kepada setiap pengguna.
  • Dematerialization: Pada tahap ini, teknologi eksponensial akan menggantikan beberapa teknologi lain yang sejenis. Sebagai contoh, saat ini smartphone telah menggantikan fungsi MP3 player, radio, kamera, buku, bahkan senter.
  • Democratization: Ini adalah tahap terakhir dari teknologi eksponensial. Pada tahap ini, teknologi tersebut sudah diadaptasi secara massal. Hal yang tadinya mewah, sudah menjadi hal biasa dan dimiliki setiap orang. Contohnya adalah handphone. Kurang dari 20 tahun lalu, hanya orang kaya yang memiliki handphone. Saat ini, penetrasi handphone di Indonesia sudah mencapai lebih dari 100 persen.

Baca juga: 10 Buku Tentang Startup dan Entrepreneur yang Harus Saya Baca Tahun 2015

Menciptakan dan mengembangkan teknologi eksponensial

Hal lain yang dapat dipetik dari buku ini adalah ide tentang bagaimana mencari dan mengembangkan teknologi eksponensial. Salah satu metode untuk menciptakan ide adalah dengan menggunakan teknik yang disebut sebagai “skunkworks”.

Teknik ini awalnya digunakan oleh tim di Lockheed pada masa Perang Dunia II. Kala itu, teknologi pesawat AS kalah jauh dibandingkan teknologi yang dimiliki angkatan udara Jerman. Mereka diminta mengembangkan teknologi pesawat yang lebih canggih dari Jerman dalam waktu cepat — dan yang dipertaruhkan adalah nyawa jutaan orang.

Tim Lockheed berhasil menciptakan pesawat ini hanya dalam waktu kurang dari 4 bulan dengan teknik skunkworks.

Tim Lockheed berhasil menciptakan pesawat ini hanya dalam waktu kurang dari 4 bulan dengan teknik skunkworks.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membentuk tim kecil (kurang dari 20 orang) yang terdiri dari ilmuwan-ilmuwan terbaik di kelasnya, menempatkan mereka dalam satu tempat terpencil yang jauh dari birokrasi perusahaan, dan memberikan mereka kekuatan penuh untuk mencoba serta bereksperimen. Hasilnya, hanya dalam 143 hari mereka bisa menciptakan sebuah pesawat terbang yang menjadi pesawat tempur jet pertama Amerika Serikat.

Teknik mengumpulkan orang terbaik dalam tim kecil, memfokuskan mereka pada inovasi, kemudian membebaskan mereka dari birokrasi telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar termasuk Apple. Steve Jobs membentuk divisi khusus inovasi saat ia menciptakan Machintos pertamanya, dan hasil kesuksesan tim tersebut dapat kita rasakan hingga hari ini.

Agar dapat berhasil, skunkworks membutuhkan beberapa persyaratan:

  • Ide dan tujuan besar yang mampu menginspirasi.
  • Isolasi, memberikan ruang kebebasan besar tanpa intervensi.
  • Umpan balik yang cepat. Tim skunkworks perlu diberikan keleluasaan untuk gagal dan mencoba-coba, dan diberikan umpan balik berupa masukan atau kritik dengan cepat agar mereka bisa segera memperbaikinya.
  • Intrinsic reward. Skunkworks harus bekerja untuk sesuatu yang lebih besar daripada uang. Anggota yang terdapat di dalamnya harus memiliki mimpi untuk dapat menciptakan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Baca juga: Hobi Membaca Buku? Coba Pesan Buku Favoritmu melalui 5 Startup Berikut

Untuk pencipta inovasi

Sebagai kesimpulan, Bold merupakan sebuah buku yang dapat memberikan insight baru dalam penciptaaan inovasi. Penulisnya mampu mendefinisikan konsep-konsep dengan baik dan menggambarkannya secara terperinci lewat kasus nyata. Buku ini relevan untuk kita yang memiliki mimpi besar untuk mengubah dunia.

(Diedit oleh Lina Noviandari; sumber gambar pertama: NASA, sumber gambar kedua: U.S. Air Force)

The post Review Buku Bold: Memahami dan Menciptakan Teknologi Eksponensial appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles