Heroes Reborn merupakan mini seri untuk melengkapi seri televisi Heroes yang terakhir kali ditayangkan pada tahun 2010 silam. Walaupun seri ini hadir sebagai cerita sampingan dan bukan merupakan kelanjutan kisah dari season keempat, namun kehadirannya terasa begitu istimewa berkat perilisan game yang merupakan prekuel dari mini seri tersebut.
Imperative Entertainment yang dimiliki oleh kreator seri Heroes, Tim Kring, bekerja sama dengan studio game Phosphor untuk mengembangkan tidak hanya satu, namun dua game yang menjadi prekuel dari Heroes Reborn. Dua game tersebut adalah Heroes Reborn: Gemini untuk PC dan console serta Heroes Reborn: Enigma untuk iOS dan Android.
Sebagai orang yang mengikuti kisah para manusia super di dunia Heroes bertahun-tahun lalu, saya pun tidak sabar untuk mencoba game resmi Heroes yang dirilis di platform mobile untuk pertama kali. Apakah game tersebut akan berisi gameplay dan kisah yang penuh kejutan, sama seperti seri televisinya? Simak ulasan saya di bawah ini.
Kisah Kelam Dahlia
Heroes Reborn: Enigma menempatkan saya sebagai Dahlia, salah satu karakter dalam seri Heroes yang memililki kemampuan telekinesis dan pengendalian waktu. Seperti yang pernah dijelaskan dalam salah satu episode web Heroes, Dahlia tidak sejak awal memiliki kedua kekuatan tersebut.
Hari demi harinya dihabiskan dengan menuruti perintah dari seorang ilmuwan kepala di sebuah fasilitas penelitian bernama The Quarry. Ilmuwan kepala tersebut, dr.Mason, meminta Dahlia untuk melewati serangkaian tes sebelum akhirnya menyuntikkan obat eksperimen yang ia sebut Gemini.
Gemini adalah obat yang ia kembangkan berdasarkan kemampuan milik saudara perempuan Dahlia, Cassandra. Ia memiliki kemampuan untuk memanipulasi waktu, dan seharusnya Gemini akan membuat orang yang disuntik memilki kemampuan sama. Namun, ternyata tidak semua orang kompatibel dengan Gemini karena semua manusia yang disuntik oleh dr.Mason tidak bertahan hidup, kecuali Dahlia.
Dahlia yang bertahan hidup setelah mendapat injeksi Gemini harus membuktikan bahwa ia dapat mengendalikan kekuatan baru tersebut melalui serangkaian tes. Di sinilah saya sebagai Dahlia diberikan puluhan tantangan puzzle untuk dipecahkan.
Puzzle yang Salah Tempat
Sebagai seri yang menghadirkan berbagai manusia berkekuatan super, saya memiliki ekspektasi bahwa Heroes Reborn: Enigma setidaknya akan menghadirkan aksi seru. Saya telah membayangkan aksi pertempuran dengan sudut pandang orang pertama, di mana Dahlia dapat menggunakan kekuatan supernya untuk mengenyahkan para tokoh jahat.
Betapa kecewanya saya ketika mengetahui bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukan Dahlia dengan segala talentanya hanyalah memecahkan puzzle saja. Saya diajak bernavigasi dari ruang ke ruang menggunakan kekuatan telekinesis dan manipulasi waktu hanya untuk berpindah ke ruangan selanjutnya … sungguh mubazir!
Sebenarnya latar game sudah didesain sedemikian rupa untuk mendukung plot di sini. Dahlia dikisahkan masih berumur 14 tahun dan berada di dalam fasilitas penelitian, sehingga tidak masuk akal bila ia serta-merta harus berhadapan dengan musuh.
Namun, saat progres cerita di dalam game sudah penuh dengan kekacauan dan tidak aneh bila satu-dua tokoh musuh datang, yang ia lakukan hanyalah memecahkan puzzle seperti sedia kala. Kontras yang terjadi antara situasi genting yang berlangsung dengan apa yang dilakukan Dahlia membuat saya mengernyitkan dahi menjelang permainan berakhir.
Kontrol pada Layar Sentuh Masih Perlu Dipoles
Sebagai sebuah game puzzle dengan perspektif orang pertama, Heroes Reborn: Enigma mencoba hadir dengan skema pengendalian yang memanfaatkan potensi layar sentuh secara maksimal. Pengendalian tokoh di sini mengingatkan saya pada karya perdana Amazon Game Studios di iOS, Lost Within.
Dahlia dapat bergerak serta melompat ke platform yang dituju hanya dengan melakukan tap pada lokasi yang dimaksud. Saya bebas mengarahkan pandangan Dahlia ke segala arah dengan melakukan swipe pada layar. Berbagai kekuatan Dahlia dapat diaktifkan dengan hanya melakukan tap, hold, dan swipe yang simpel.
Sayangnya, kesederhanaan kontrol di sini sekaligus menjadi kelemahannya. Game mengalami kesulitan untuk membedakan mana sentuhan untuk berpindah tempat serta sentuhan untuk mengubah sudut pandang. Tidak jarang saya dibuat frustrasi karena Dahlia bergerak tidak sesuai keinginan di saat saya hanya sekadar ingin menoleh.
Sebenarnya Phospor telah menyediakan opsi pengendalian menggunakan tombol virtual. Namun kemunculan alternatif kontrol ini tidak berdampak signifikan karena game masih dapat salah menafsirkan sentuhan pada layar untuk bergerak dan menoleh.
Grafis dan Sulih Suara Berkualitas
Untuk urusan audio visual, Phospor telah melakukan pekerjaan yang cukup pantas untuk disandingkan dengan kesuksesan seri televisinya. Penyajian Heroes Reborn: Enigma di platform mobile sama sekali tidak bisa dibilang jelek.
Grafis 3D yang membungkus tampilan Heroes Reborn: Enigma bisa disejajarkan dengan game papan atas serupa di platform mobile seperti Lost Within. Detail tekstur maupun ambience dari setiap ruangan terpoles dengan baik. Hanya saja, pergerakan dari tokoh manusia di dalam game ini masih terlihat kaku seperti robot.
Setiap percakapan pada Heroes Reborn: Enigma diisi oleh aktor dan aktris profesional yang mampu memberikan nyawa kepada setiap karakter. Kesan frustrasi, marah, maupun keputusasaan dapat saya rasakan walaupun sambil menutup mata dari intonasi setiap karakter di sini.
Kesimpulan: Hanya bagi yang Penasaran dengan Prekuel
Di samping segala hal tentang game yang saya utarakan di atas, saya rasa Heroes Reborn: Enigma memiliki cerita yang cukup menarik untuk disimak para penggemar seri Heroes yang ingin mengetahui latar belakang kisah seri ini secara utuh. Kamu akan mengerti mengapa Dahlia menjadi begitu tangguh dan dapat bersimpati kepadanya saat menonton seri Heroes Reborn di televisi.
Namun, dengan keadaannya sekarang, saya tidak bisa merekomendasikanmu untuk membeli Heroes Reborn: Enigma pada harga normalnya. Bug pada skema pengendalian serta minimnya replay value dari total 32 level di sini membuat banderol yang dipatok oleh developer kurang sepadan dengan pengalaman yang diberikan.
Kalau kamu merupakan penggemar setia Heroes yang ingin mendukung kelanjutan kisah ini, maka saya persilakan kamu untuk mengunduhnya di Google Play Store maupun Apple App Store sekarang juga. Bagi kamu yang penasaran dengan kisahnya tapi tidak menginginkan puzzle monoton serta banderol harga di atas rata-rata, saya sarankan kamu menonton video Let’s Play saja di YouTube.
The post Review Heroes Reborn: Enigma – Kemampuan Super yang Mubazir appeared first on Tech in Asia Indonesia.