Tak bisa lepas dari bayang-bayang kesukesan Monument Valley merupakan masalah yang sulit dihindari beberapa game mobile yang memiliki konsep serupa dengan game buatan Ustwo tersebut.
Awalnya saya mengira Ghosts of Memories akan menghadirkan hiburan seru di mana saya kemudian berhenti membandingkan game puzzle semacam ini dengan Monument Valley.
Sayangnya, setelah saya mendalami kelima belas chapter yang ada, saya berani menyimpulkan bahwa Ghosts of Memories nasibnya kurang lebih sama seperti Back to Bed yang akhirnya harus puas berada di bawah kesuksesan Monument Valley sebagai salah satu game puzzle terbaik sepanjang dua tahun belakangan ini.
Game Potensial yang Terhalang Mindset Puzzle Tradisional
Seperti pembahasan saya pada pertengahan September kemarin, Ghosts of Memories merupakan game yang mengandalkan model penyelesaian puzzle dengan perspektif bidang isometrik dan sedikit sentuhan impossible object.
Di sini kamu bermain sebagai seorang pengembara yang memiliki kemampuan mengubah lingkungan sekitar berkat tongkat sihir miliknya. Berbekal kemampuan tersebut, di setiap chapter tugasmu adalah menggerakkan karakter utama tadi dari titik A ke titik B. Hal ini kamu lakukan sambil mencermati teka-teki apalagi yang menghadang di hadapan mata, mulai dari tuas, obor cahaya, orb, dan lain sebagainya.
Meski inti permainannya terlihat begitu familier, namun Ghosts of Memories lebih menekankan penyelesaian puzzle dengan proses yang jauh lebih kaku dan tidak dikemas sedramatis Monument Valley. Hal ini membuat permainan saya terasa didominasi aktivitas backtracking (berjalan dari satu titik menuju titik lain) demi menyelesaikan teka-teki yang memerlukan lebih dari satu kunci jawaban di lokasi berbeda.
Ambil contoh seperti ini, saya berada di sebuah level di mana tujuan saya adalah menyalakan empat pilar dengan warna yang berbeda. Untuk bisa mendapatkan warna yang saya butuhkan, saya perlu bergerak menuju sebuah teleporter, mengaktifkan orb dari warna yang saya mau, kemudian kembali ke pilar tersebut. Semuanya harus saya lakukan berulang kali satu demi satu pilar semuanya aktif, barulah saya bisa menuju level berikutnya. Terdengar seperti penyelesaian puzzle yang begitu generik bukan?
Aktivitas menyelesaikan puzzle yang terasa tradisional ini tidak dibarengi dengan desain level yang cerdas, animasi menawan, dan kejutan kecil yang mengundang decak kagum saya ketika bermain. Hasilnya, game ini tidak meninggalkan kesan yang begitu membekas di kepala saya, sehingga pemain akan cenderung merasa cepat jenuh dan berharap ada kejutan di bagian akhir level yang sayangnya tidak ada.
Dunia Asing yang Sebetulnya Layak Diacungi Jempol
Walau dari segi gameplay tidak terlihat begitu cemerlang, tapi saya akui detail dari dunia yang dihadirkan Paplus Games ke dalam Ghosts of Memories terbilang cukup menarik untuk diperhatikan. Sepanjang permainan berjalan, saya yakin siapapun bisa merasakan sensasi “keterasingan” yang diusung game ini, mulai dari pola lantai, tekstur tembok, bola raksasa dengan ukiran ganjil, dan lainnya.
Meski hal itu terdengar seperti sesuatu yang positif, namun apalah artinya tampilan dunia yang unik tadi bila tidak dibarengi desain level yang sanggup membuat saya berdecak kagum.
Di satu sisi saya cukup kagum melihat detail ornamen yang ditampilkan Ghosts of Memories, namun di sisi lain saya juga mengeluhkan dangkalnya permainan yang disajikan game ini, sehingga berat rasanya menentukan apakah keunikan grafis yang dihadirkan bisa mengangkat nilai keseluruhan Ghosts of Memories di mata saya.
Kesimpulan
Pada akhirnya Ghosts of Memories hanya akan dianggap sebagai salah satu dari sekian game puzzle isometris yang kurang bersaing akibat minimnya inovasi dan eksplorasi gameplay dibanding genre sejenis.
Walau dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, terus terang agak sulit bagi saya untuk merekomendasikan game ini kepada kamu, khususnya yang tahun kemarin sudah merasakan ajaibnya petualangan Ida dalam Monument Valley.
Jika kamu tetap berniat untuk membeli Ghosts of Memories, saya harap kamu tidak berharap terlalu tinggi karena saya yakin ekspektasimu akan membuatmu menyesal telah membeli game ini.
The post Review Ghosts of Memories – Game Puzzle yang Tak Akan Bisa Lepas dari Bayang-Bayang Monument Valley appeared first on Tech in Asia Indonesia.