Persaingan aplikasi transportasi roda dua antara GrabBike dan Go-Jek kian memanas. Kedua perusahaan ini telah tumbuh dengan pesat baik dari sisi pengguna maupun jumlah armada yang mereka milliki.
Beberapa waktu yang lalu, pihak Go-Jek mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai 1 juta pesanan. Sementara itu, baru-baru ini GrabBike juga mengumumkan telah menerima 500.000 pesanan semenjak layanan mereka diluncurkan. Jadi siapakah yang mendapat pertumbuhan paling cepat?
Armada Go-Jek lebih banyak, tapi GrabBike berkembang dengan pesat
Hi GO-JEKERS!Kami dari team GO-JEK Indonesia ingin mengucapkan sejuta terima kasih karena GO-JEK telah melayani 1 JUTA ORDER! Ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan dan semoga kami bisa terus meningkatkan layanan kami untuk kebutuhan para GO-JEKERS.#satujutaorder#gojekindonesia#karyaanakbangsa
Posted by Go-Jek on Sunday, 5 July 2015
Go-Jek bisa dibilang sebagai salah satu pelopor aplikasi pemesanan ojek di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 2011. Kemudian resmi meluncurkan aplikasi Go-Jek pada awal tahun 2015 dan dengan cepat melakukan ekspansi ke kota-kota lain di tanah air seperti Bandung, Surabaya, hingga Bali. Hingga sekarang Go-Jek memiliki lebih dari 10.000 armada di seluruh Indonesia.
Sedangkan GrabBike merupakan lini bisnis baru yang dikembangkan oleh GrabTaxi, perusahaan penyedia aplikasi pemesanan transportasi asal Malaysia. GrabBike sendiri baru resmi diluncurkan pada akhir bulan Mei lalu dan baru beroperasi di Jakarta dengan lebih dari 2.000 armada.
Walau telah berdiri dari tahun 2011, Go-Jek baru resmi meluncurkan aplikasinya pada awal tahun 2015. Jadi, bisa dibilang Go-Jek berhasil memperoleh 10.000 armada dalam waktu sekitar enam bulan. Sedangkan GrabBike mengklaim berhasil menggaet 2.000 armada dalam waktu 8 minggu atau kurang lebih dua bulan.
Meski kedua perusahaan tersebut memiliki jumlah armada yang banyak, tapi hingga sekarang masih tetap ada jasa ojek konvensional berkeliaran yang menentang dan mungkin belum paham dengan keberadaan dua aplikasi tersebut. Sehingga masih ada potensi besar untuk meningkatkan jumlah armada mereka.
Pertumbuhan pesat yang dialami GrabBike tersebut kemungkinan terjadi karena beberapa faktor. Pertama, GrabBike masuk di waktu yang tepat di saat Go-Jek mulai naik daun dan masyarakat mulai aware dengan aplikasi pemesanan transportasi dan perusahaan teknologi. Kedua, karena aplikasi GrabTaxi juga telah lama hadir di Indonesia, sehingga pengguna yang sudah mengunduh aplikasi GrabTaxi secara otomatis bisa menggunakan GrabBike.
Faktor ketiga, di awal peluncurannya GrabBike dengan berani menawarkan promo goceng, dimana pengguna cukup membayar Rp5.000 untuk menggunakan layanan GrabBike. Sedangkan Go-Jek menerapkan promo yang sedikit lebih mahal yaitu Rp10.000 dan menerapkan tarif peak hour. Selain itu, karena masuk sebagai pendatang baru, tentunya GrabBike telah belajar kekurangan-kekurangan yang dimiliki Go-Jek dan berupaya menyediakan layanan yang lebih baik.
Kedua aplikasi masih bermasalah
Beralih ke traksi pengguna, kedua aplikasi telah lama diluncurkan dan tersedia di platform Android maupun iOS. Dilihat dari Google Play Store, aplikasi Go-Jek telah diunduh sekitar 1 juta kali. Sedangkan GrabBike, mengingat aplikasi ini menjadi satu dengan aplikasi GrabTaxi, tidak heran apabila jumlah unduhan aplikasi ini mencapai angka lebih dari 5,5 juta kali.
Menyambung pertanyaan sebelumnya, beberapa waktu lalu pihak Go-Jek mengklaim bahwa mereka telah berhasil mencapai 1 juta pesanan dari bulan Januari hingga sekarang. Sedangkan GrabBike mencapai 500.000 pesanan hanya dalam waktu dua bulan.
Ada apa dengan @gojekindonesia, sih? Beberapa hari lalu kredit lenyap dan hari ini driver-nya main “end trip” padahal ketemu aja gak.
— IG: @Truntum (@FaDompas) July 14, 2015
Bagaimanapun masih belum jelas apakah angka-angka tersebut 100 persen akurat atau tidak, mengingat kedua aplikasi tersebut masih sering mendapat masalah. Misalnya untuk Go-Jek, dari pengalaman menggunakan aplikasi ini, saya beberapa kali mengalami double order. Setelah melakukan pemesanan Go-Jek, saya kembali ke tombol Home, dan aplikasi secara otomatis melakukan pemesanan lagi. Selain itu, terkadang ada pihak armada Go-Jek yang melakukan trik curang dengan melakukan “end trip” yang menandakan bahwa penumpang mereka telah sampai, padahal sebenarnya penumpang belum mereka jemput sama sekali.
Sedangkan untuk GrabBike, beberapa masalah yang saya dengar adalah pihak armada yang menolak permintaan dari penumpang. Sehingga mau tidak mau pengguna harus melakukan pemesanan berulang-ulang untuk mendapatkan armada GrabBike.
(Diedit oleh Lina Noviandari)
The post GrabBike VS Go-Jek, Siapa yang Mencapai Pertumbuhan Paling Cepat? appeared first on Tech in Asia Indonesia.