Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Review Tiki Taka Soccer – Super Sulit Namun Super Adiktif

$
0
0

Di tengah kemunculan berbagai game sepak bola yang semakin realistis dan memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, hadirlah sebuah game yang jauh dari grafis indah dan manajemen tim yang kompleks. Game itu adalah Tiki Taka Soccer yang dibuat oleh Panic Barn. Walau tak serealistis FIFA 15, Tiki Taka Soccer menghadirkan gameplay baru yang betul-betul unik untuk game sepak bola.

Keunikan tersebut berupa kontrol yang memakai tap dan swipe, bukannya mengandalkan tombol-tombol. Terdapat dua mode kontrol, yaitu ketika menyerang dan ketika bertahan. Sewaktu menyerang, kamu dapat melakukan tap ke daerah ke mana pemainmu ingin digerakkan. Untuk mengoper, cukup tap pemain lain yang ingin kamu oper. Lalu untuk melakukan tembakan, tinggal swipe layar sesuai arah tembakan yang kamu inginkan.

Pada saat bertahan, pemain-pemainmu secara otomatis akan mengejar pemain lawan yang memiliki bola jika masuk ke dalam area posisinya. Selain itu, kamu bisa tap pemainmu agar ia lebih agresif lagi mengejar, atau tap pemain lawan agar pemain terdekatmu mengejarnya. Terdapat pula kontrol tingkat lanjut, seperti melakukan umpan terobosan dan sliding, yang bisa kamu pelajari melalui loading screen atau melihat video tutorial yang dapat diakses dari menu utama.

Tiki Taka Soccer | Screenshot 1

Keunikan kontrol dari Tiki Taka Soccer ini merupakan kelebihan sekaligus kekurangannya. Untuk menguasai kontrol ini, saya memerlukan waktu yang cukup lama agar bisa menang dan menikmati permainan. Ketiadaan partai ekshibisi membuat saya hanya bisa membiasakan diri di turnamen liga. Setidaknya terdapat lima pertandingan di liga yang harus saya korbankan agar akhirnya bisa menang. Untuk liga ini, akan saya jelaskan nanti.

Akan tetapi, justru kesulitan inilah yang membuat saya penasaran dan ingin menguasainya. Mungkin bagi kamu yang kurang sabar akan langsung bosan karena terus kalah dan menghapus Tiki Taka Soccer dari memori perangkatmu. Namun, bagi para pencinta game sepak bola dengan sedikit kesabaran, game ini akan terasa adiktif. Ya … setidaknya untuk musim pertama.

Bangun Karir Manajerial dari Liga Terendah

Tiki Taka Soccer | Screenshot 2

Tiki Taka Soccer sebenarnya memiliki dua mode utama, yaitu mode karir yang bisa kamu akses dari tombol “Play” dan mode latihan yang langsung bisa kamu mainkan di menu utama. Betul, di menu utama kamu bisa memainkan tiga orang pemain yang dipilih secara acak oleh game. Di sini kamu bisa melatih gerakan-gerakan yang ada. Sayangnya, tidak ada opsi untuk menambahkan lawan.

Jika kamu sudah merasa sudah puas berlatih, saatnya menekan tombol “Play” dan masuk ke dalam gameplay utama. Di sini kamu akan berperan sebagai manajer dan juga memainkan tim saat bertanding. Kamu bisa memilih avatar dari manajermu, membuat tim sendiri, dan memilih liga dari negara mana tempat kamu akan bertanding (tentunya saya pilih Liga Inggris). Kamu akan mulai dari liga terbawah (conference) dan perlahan merangkak naik ke liga utama dan bahkan Liga Champs (pelesetan dari Liga Champions), dengan syarat perjalananmu lancar-lancar saja ya. Kalau saya sih … silakan baca terus ke bawah.

Sebagai manajer, kamu bisa melakukan beberapa hal seperti merekrut pelatih dan akuntan, membeli pemain, membeli item, menentukan formasi dan kesebelasan, serta banyak hal lainnya. Setiap kegiatan sangat penting agar kamu bisa bersaing di kompetisi. Kamu juga memiliki level yang bisa ditingkatkan seiring bertambahnya jumlah pertandingan. Jika kamu mencetak kemenangan, clean sheet, atau gol, maka semakin cepat pula kamu naik level. Semakin tinggi levelmu, maka semakin tinggi pula pendapatan dan pemain yang tertarik untuk bergabung.

Musim Pertama Begitu Menggoda, Selanjutnya?

Tiki Taka Soccer | Screenshot 3

Musim pertama saya di Tiki Taka Soccer bagaikan sebuah roller coaster, dengan bagian terbaik berada di ujungnya. Seperti yang saya katakan tadi, beberapa pertandingan awal tidak berjalan baik untuk tim saya dan kami pun terpuruk di peringkat kedua dari bawah (mungkin bahkan pernah terbawah). Seiring dengan meningkatnya kemampuan bermain, mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli pemain, dan terbentuknya pola permainan yang ampuh, saya pun mulai merangkak naik meninggalkan zona ujung dunia (karena tidak ada degradasi di tingkat terbawah).

Tidak lupa pula saya membeli item bernama NRG yang dapat mengembalikan stamina pemain. Item ini penting sekali karena jika stamina pemainmu di bawah standar, maka mereka akan jauh lebih lambat dan lemah. Mereka juga akan lebih beresiko terkena cedera yang tentunya sangat mengganggu.

Tiki Taka Soccer | Screenshot 4

Seiring meningkatnya level kamu, maka semakin banyak formasi yang bisa dipakai. Walaupun begitu, saya tidak melakukan perubahan sama sekali pada formasi 4-4-2 yang sudah terbuka dari awal dan saya pakai dengan nyaman. Pernah saya mencoba formasi lain, namun hasilnya malah nihil. Bagi kamu yang suka bereksperimen, mungkin kamu bisa menemukan formasi lain yang lebih cocok, tidak seperti saya.

Di penghujung musim, akhirnya saya berhasil menempati peringkat lima besar dan berhak mengikuti play-off untuk promosi ke liga di atasnya. Saya pun berhasil memenangkan play-off dan menjadi salah satu klub yang mendapatkan promosi ke League 2. Sepertinya saya akan menikmati musim kedua ini, tapi ternyata kenyataan pahit menghampiri saya.

Tertampar Kenyataan di Musim Kedua

Tiki Taka Soccer | Screenshot 5

Lihat nasib saya yang terpuruk di dasar klasemen pada musim kedua

Di awal musim kedua, saya diberi dua pilihan secara tiba-tiba. Saya harus memilih antara meninggalkan klub yang telah saya beri nama dengan penuh cinta, pemain-pemain yang telah saya rekrut dengan pertimbangan matang, dan fan yang mencintai saya (agak berlebihan sih), demi menukangi klub lain yang lebih menggiurkan. Dengan dasar kesetiaan, akhirnya saya memilih untuk bertahan.

Musim kedua bersama klub saya pun dimulai dan kepanikan melanda. Pemain-pemain yang sudah uzur menyatakan diri pensiun. Pemain berumur di atas 30 tahun statusnya menurun dengan drastis. Uang hadiah yang saya kumpulkan pun hanya bisa membeli dua pemain berkualitas. Hasilnya, saya seperti kembali ke awal musim pertama, babak belur. Yah, berakhirlah bulan madu saya bersama Tiki Taka Soccer.

Mungkin ini kesalahan saya tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk. Mungkin juga seharusnya saya memilih melatih klub lain. Akan tetapi, alangkah baiknya jika game memberitahukan saya terlebih dahulu tentang beberapa pemain yang akan pensiun sebelum musim dimulai, penurunan status pemain uzur yang drastis, atau informasi klub selanjutnya yang akan dilatih. Mood yang baik tiba-tiba sirna karena hal tersebut.

Jangan Takut Sebelum Mencoba

Tiki Taka Soccer | Screenshot 6

Akhirnya rela mengganti formasi yang lebih bertahan

Setelah membaca cerita pilu saya di atas, jangan berkecil hati dulu dan menjadi malas untuk mencoba. Bagi kamu yang membaca review Tiki Taka Soccer ini, pengalaman saya tadi menjadi peringatan sebelum kamu terkena masalah yang sama seperti saya. Dengan begitu, kamu bisa mempersiapkan klub kamu agar tidak mengalami masalah yang sama.

Secara keseluruhan, Tiki Taka Soccer adalah game yang sangat menarik dan wajib kamu coba, terutama bagi para pencinta game sepak bola. Di sini kamu akan memulai kembali dari nol seperti pertama kali memainkan Winning Eleven atau FIFA di PlayStation. Kamu akan jatuh, tapi terus mencoba dan mencoba lagi seperti saya yang semoga akan bangkit di musim kedua ini. Sekali lagi, jangan takut bermain game ini karena membaca pengalaman saya di atas (karena bisa jadi saya saja yang payah). Jika kamu belajar dari kesalahan saya, maka kamu tidak akan bisa lepas dari Tiki Taka Soccer.

The post Review Tiki Taka Soccer – Super Sulit Namun Super Adiktif appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles