Sementara Lazada masih terus mendominasi ranah ritel online di Indonesia, dan MatahariMall milik Lippo Group masih belum juga diluncurkan, satu lagi pemain baru tampaknya juga akan segara muncul untuk meramaikan perang e-commerce di Indonesia.
Mitra Adiperkasa (MAP) merupakan perusahaan ritel di Indonesia yang memiliki beragam bisnis seperti department store, merek fashion, peralatan olahraga, merek makanan dan minuman, supermarket, dan produk gaya hidup. MAP memiliki sekitar 1.800 gerai ritel, yang menyediakan 150 merek di lebih dari 60 kota di seluruh Indonesia. Perusahaan tersebut kini mempekerjakan sekitar 23.000 orang. MAP juga merupakan pemegang waralaba merek global terkenal seperti Starbucks, Zara, Barbie, dan Adidas.
MAPeMall adalah situs e-commerce milik MAP yang rencananya akan diluncurkan pada awal Agustus mendatang. Situs ini jelas akan bersaing secara sengit dengan raksasa e-commerce lainnya di Indonesia.
“Sebenarnya, strategi kami berbeda dari mereka karena eksklusivitas merek kami,” jelas Head of E-commerce Marketing MAPeMall, Jasmina Dewi Nashya. “Kami akan membuat pengalaman belanja di MAPeMall benar-benar unik, dan kami juga akan mempublikasikan konten inspiratif yang akan membuat pengunjung mendapatkan nilai lebih dari situs ini. […] Juga, saya pikir target pelanggan kami lebih menyasar segmen menengah ke atas, sedangkan situs-situs lain lebih menargetkan segmen mayoritas.”
Klien besar kedua aCommerce di Indonesia
Saat ini, MAPeMall memiliki sekitar 40 karyawan, tidak termasuk staf outsourcing dari digital agensi seperti Mirum (sebelumnya XM Gravity) dan layanan pembuat platform e-commerce Magento. Jasmina juga menegaskan bahwa MAPeMall telah bermitra dengan aCommerce untuk urusan logistik, serta penyedia layanan sejenis Agility. Menurut Jasmina, kantor operasi MAPeMall bahkan akan segera pindah ke gedung yang sama dengan aCommerce untuk memperlancar eksekusi.
Informasi ini menarik karena aCommerce juga merupakan penyedia layanan logistik utama untuk MatahariMall. Dengan menjadi penyedia layanan logistik bagi kedua pemain yang saling bersaing tersebut, aCommerce harus memastikan kedua belah pihak bahwa ada “tembok pemisah” untuk mencegah konflik kepentingan. Jika semua berjalan dengan baik, CEO aCommerce Group Paul Srivorakul dan CEO aCommerce Indonesia Adrian Suherman berada dalam posisi yang baik untuk menguasai pasar di Jakarta, tidak peduli siapa yang akan memenangkan perang e-commerce nanti.
Memperkuat konten eksklusif
Jasmina mengatakan bahwa MAPeMall berencana mengintegrasikan empat kategori utama: fashion, olahraga, travel, dan anak-anak. Menurutnya, fashion dan travel akan menjadi dua sumber penarik traffic terbesar di situs ini, dan penyebaran penuh MAPeMall akan berlangsung dalam beberapa fase terpisah.
“Di tahap awal kami akan memiliki sekitar 50 merek, termasuk Lacoste, Nautica, Marks & Spencer, New Look, Samsonite, Converse, Adidas, Dr. Martin, dan banyak lagi,” kata Jasmina. “Semua merek fashion dan travel [dalam portofolio kami] akan eksklusif untuk MAPeMall.”
Menurut Jasmina, tahap kedua MAPeMall akan mengintegrasikan merek seperti Pull & Bear, Bershka, dan Zara, tapi ia mengakui bahwa MAPeMall masih bernegosiasi dengan Inditex, perusahaan induk dari ketiga merek tersebut.
Selain itu, Jasmina mengatakan bahwa MAPeMall ingin menarik pelanggan melalui konten orisinal. “Kami tidak ingin terlalu hard-selling pada pelanggan, melainkan ingin meningkatkan ketertarikan pada [produk] gaya hidup,” jelas Jasmina. “Kami berencana bekerjasama dengan fashion blogger, figur yang berpengaruh, dan pihak lainnya […] pemasaran digital dan media sosial juga akan menjadi kunci penting bagi kami.”
Karena Jasmina mengklaim bahwa MAPeMall akan diarahkan pada produk gaya hidup, wajar untuk mempertanyakan apakah situs ini nanti akan bersaing secara langsung dengan situs seperti Bobobobo atau Zalora. Terkait ini, Jasmina mengatakan, “semacam itu, tetapi tidak sepenuhnya” karena ia percaya sebagian traffic MAPeMall akan datang dari pembeli yang sudah berburu merek tertentu yang berada di bawah payung MAP. MAPeMall juga berharap mewadahi merek eksternal yang ingin membuka toko online pada platform mereka. Jasmina mengatakan fitur ini akan disebut “toko di dalam toko”. Namun, fitur tersebut baru akan diimplementasikan pada tahap lanjutan.
Ikuti tren O2O
Tampaknya MAPeMall juga menerapkan metode online-to-offline (O2O). Ini berarti konsumen yang membeli secara online bisa mengambil barang mereka di salah satu department store milik MAP yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, strategi MAPeMall identik dengan MatahariMall, tapi tidak dengan Lazada. Jasmina mengatakan bahwa fitur tersebut akan diluncurkan pada fase kedua MAPeMall, yakni setelah situs mendapat validasi.
Jasmina memutuskan untuk tidak mengungkap jumlah investasi yang dimiliki MAPeMall ke publik. Bagaimanapun, jumlahnya relatif jauh lebih kecil dibanding dana yang dimiliki Lazada, apalagi dibanding dana besar milik MatahariMall (Catatan: Masalah pendanaan e-commerce di Indonesia adalah topik yang kontroversial. Kami menyarankan Anda membaca artikel ini untuk mempelajari lebih lanjut).
Jasmina mengatakan bahwa MAPeMall saat ini menyediakan sekitar 5.000 SKU, namun jumlah itu akan “meningkat drastis” setelah situs terbuka untuk masyarakat umum nanti. “Pada pertengahan Juli, situs ini akan beroperasi hanya untuk karyawan internal guna menguji infrastruktur,” jelas Jasmina. “Kemudian, ketika semuanya berjalan baik, kami akan membukanya untuk semua pelanggan pada awal Agustus.”
(Diterjemahkan oleh Lina Noviandari dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post MAPeMall Bersiap Ramaikan Perang E-commerce di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.