Kepopuleran Clash of Clans sebagai game freemium tampaknya menarik perhatian banyak developer untuk membuat game yang serupa. Salah satunya adalah Rival Kingdoms: Age of Ruin yang dikembangkan oleh developer Space Ape Games.
Uniknya Space Ape sebelumnya juga pernah membuat game dengan genre yang sama bernama Samurai Siege: Alliance Wars. Kalau saya boleh katakan sendiri Samurai Siege adalah versi “Jepang” dari Clash of Clans, karena mengambil tema kesatria samurai di Negeri Sakura tersebut.
Tidak seperti Samurai Siege, Rival Kingdoms mengambil tema western fantasy seperti franchise game The Elder Scrolls atau Dragon Age. Gaya gambar dari Rival Kingdoms juga lebih realistis dan dewasa, yang secara pribadi saya lebih sukai ketimbang gaya kartun dari Clash of Clans dan Samurai Siege. Gambar yang realistis tersebut juga berpadu dengan grafis 3D yang indah dan membuat markas saya terlihat keren.
Tujuan utama dari Rival Kingdoms sama seperti dua game yang disebutkan di atas, di mana kamu diminta untuk membangun markas dan kerajaan terkuat untuk dapat menghancurkan saingan-sainganmu. Bagi saya yang baru pertama kali bermain game sejenis Rival Kingdoms, membangun markas merupakan hal yang sulit di dalam game, karena kamu harus menentukan posisi strategis dari bangunanmu.
Kenapa? Karena Rival Kingdoms adalah game strategi MMO di mana kamu dapat diserang dan menyerang markas milik pemain lain. Tujuan dari menyerang markas milik pemain lain tentu saja untuk mendapatkan uang yang merupakan hal terpenting untuk memperkuat markas milikmu.
Dengan uang, kamu dapat melakukan upgrade atau membangun bangunan baru lainnya seperti tower untuk melindungi markas dari serangan musuh, menambah jumlah pasukan dengan melakukan upgrade barak, kemudian membangun tambang emas sebagai sumber ekonomi tambahan selain bertempur dengan pemain lain.
Nah disinilah letak keasyikan Rival Kingdoms. Keinginan untuk membuat markas dengan pasukan terkuat membuat saya ketagihan memainkannya. Apalagi setelah bertemu pemain yang membangun markas miliknya dengan strategis dan unik, sehingga saya kesulitan untuk menembus benteng pertahanannya. Ada rasa semangat di dalam diri saya untuk dapat melampauinya dengan terus memainkan Rival Kingdoms.
Tapi perasaan adiktif dalam membangun markas terkuat bukanlah satu-satunya kelebihan dari Rival Kingdoms. Selain membangun markas, kamu juga membutuhkan strategi yang ampuh dalam pertempuran. Kamu diberi maksimum tiga unit pasukan dalam pertempuran.
Jenis pasukannya sendiri dapat kamu pilih bebas tergantung level markasmu (soldier, archer, mage, dan monster). Awalnya satu unit terdiri dari tiga pasukan, namun jumlah pasukan dapat ditambah apabila kamu melakukan upgrade barak milikmu.
Untuk memunculkan pasukanmu cukup drag foto dari unit pasukan milikmu ke dalam layar, maka secara otomatis mereka akan muncul. Tujuanmu di dalam pertempuran adalah menghancurkan benteng musuh. Bangunan lainnya tidak wajib dihancurkan, namun apabila kamu menghancurkannya juga maka kamu akan mendapat harta jarahan (loot) penuh dari musuh.
Kamu juga dapat mengeluarkan kemampuan khusus seperti sihir dari para Ancients. Mereka adalah sekumpulan dewa, kesatria, dan monster legendaris yang disembah oleh orang-orang di dalam dunia Rival Kingdoms. Untuk mengeluarkannya sama seperti memunculkan pasukanmu yaitu dengan cara drag ke tempat yang diinginkan. Namun untuk mengeluarkan kemampuan khusus ini, kamu membutuhkan mana yang didapatkan apabila kamu menghancurkan bangunan.
Untuk mendapatkan Ancients baru cukup sulit karena mereka bisa didapat secara acak dari peti harta seusai pertempuran atau dengan menyelesaikan Story Mission. Sama seperti multiplayer, Story Mission dapat kamu pilih secara bebas di dalam peta dunia.
Sayangnya Story Mission kurang memberikan kesan, karena kamu hanya diminta bertempur dengan tujuan mencari Ancients baru. Pada akhirnya kamu akan dituntut untuk membeli IAP agar dapat melewati stage yang semakin lama semakin sulit.
Gameplay pertempuran dari Rival Kingdoms memang terdengar mudah, namun jangan salah, di sinilah letak keahlian strategi dibutuhkan. Pasalnya apabila kamu menaruh unit pasukanmu sembarangan, maka dapat dipastikan kalau mereka tidak akan bertahan lama. Dijamin kamu akan dihajar habis-habisan oleh berbagai mekanisme pelindung dari markas musuh.
Saya harus akui kalau gameplay strategi ini memang tidak mirip dengan game strategi pada umumnya, karena unit pasukanmu akan lepas kendali setelah kamu mengeluarkan mereka. Namun justru hal ini menurut saya sangat menantang karena kamu seakan dipaksa bertaruh untuk memenangkan pertarungan dalam sekali coba.
Hanya saja saya kadang menginginkan kontrol sedikit lebih banyak dari unit pasukan saya. Pasalnya AI unit pasukan tidak menyerang bangunan yang saya inginkan, seperti benteng yang merupakan tujuan utama untuk memenangkan sebuah pertempuran.
Oh ya, kamu membutuhkan Battles Stones untuk dapat bertempur, baik di dalam Story Mission maupun multiplayer. Mereka adalah kumpulan kredit yang bisa kamu dapatkan setiap lima belas menit sekali. Maksimum Battle Stones yang bisa kamu dapat adalah lima, dan hal tersebut, sepanjang pengalaman saya bermain, tidak dapat diubah.
Rival Kingdoms juga memiliki rentetan kemenangan (streak) seperti serial game Call of Duty. Di mana setiap kali kamu memenangkan pertarungan dalam jumlah genap, maka kamu akan mendapatkan peti harta yang berisi uang atau item seperti pasukan tambahan. Semakin banyak kemenangan yang kamu peroleh maka semakin sulit juga level pemain yang akan kamu hadapi. Apabila kamu kalah dalam sebuah pertempuran, maka jumlah streak tersebut akan kembali menjadi nol; membuatmu kembali melawan pemain dengan level rendah.
Rival Kingdoms memiliki fitur co-op multiplayer yang unik bernama Kingdom Mode. Di dalam mode ini kamu bergabung dengan pemain lainnya untuk membentuk sebuah kerajaan. Setiap pemain nantinya dapat menempati posisi tertentu seperti Sentinels yang bertugas untuk melindungi kerajaan dari serangan musuh, Champions yang bertugas untuk menyerang musuh, dan Lords pemimpin dari kerajaan ini.
Sepanjang permainan kamu juga dapat melakukan upgrade markas pribadimu, dengan uang masih tetap menjadi faktor utama. Kamu juga dapat membuka peran baru di dalam Hall of Champions beserta peningkatan lainnya di Harbor (pelabuhan).
Saya tidak banyak bermain Kingdom Mode mengingat peran saya sebagai penyerang (Champions) hanya dapat digunakan apabila kerajaan tempat saya bergabung menyerang kerajaan lain. Namun saya sempat merasakan hasil kemenangan yang lumayan berupa uang dan item lainnya berkat kemenangan yang diperoleh teman-teman kerajaan saya. Untuk memenangkan sebuah invasi, setiap pemain harus dapat memenangkan pertandingan sembari mengumpulkan poin kemenangan yang ada.
Asyiknya di dalam Kingdom Mode kamu dapat meminta bantuan rekan-rekan seperjuanganmu untuk bertarung. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sebuah portal khusus bernama Kingdom Portal. Dengan bangunan ini kamu dapat meminta mereka untuk menyumbangkan tentara dan begitu juga sebaliknya. Namun hal ini baru bisa berfungsi apabila kamu juga sudah bergabung dengan sebuah kerajaan.
Meski memiliki beberapa kelemahan, Rival Kingdoms adalah sebuah game yang adiktif, menantang, dan seru untuk dimainkan. Tentu bagi kamu yang ingin membangun markas terhebat dengan cepat, kamu harus merogoh kocek untuk fitur IAP yang ada. Namun mencoba membangun markas tanpa bantuan IAP justru lebih menyenangkan, hemat (hehe…), dan menantang.
Apabila kamu menyukai game freemium MMO strategi seperti Clash of Clans, maka kamu harus mencoba Rival Kingdoms sekarang juga di gadget iOS atau Android milikmu.
The post Review Rival Kingdoms: Age of Ruin – Clash of Clans Versi Lebih Dewasa appeared first on Tech in Asia Indonesia.