Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Demam E-Commerce Melanda Indonesia, CEO MNC Shop Andalkan TV shopping

$
0
0

Berdasarkan hasil riset Nielsen, sembilan dari 10 orang di Asia Tenggara masih menonton siaran TV gratis. Fakta ini sedikit mengejutkan, mengingat layanan streaming video juga makin diminati. Bagi Anda yang mengikuti perkembangan ranah e-commerce di Indonesia, pasti cukup kaget bila salah satu rakasasa media di tanah air, MNC Group, juga memiliki situs bernama MNC Shop.

Bila hanya mendengar sekilas, mungkin Anda akan mengira bila MNC mencoba bersaing dengan Lazada atau MatahariMall di ranah perdagangan online. Namun ternyata dugaan tersebut keliru. CEO MNC Shop Reino Barack berkata bila mereka yang setia pada brand MNC bukanlah penggila teknologi, melainkan kebanyakan ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi.

MNC Shop adalah salah satu jaringan televisi yang menawarkan layanan berbelanja selama 24 jam non-stop. Beragam produk ditawarkan di sana, dan bisa melakukan kontak melalui sambungan telepon bila tertarik. Meski begitu, MNC juga membuat situs untuk melayani pembelian secara online. Untuk masalah logistik dan pengiriman barang, MNC Shop bekerja sama dengan sejumlah perusahaan pihak ketiga. Kepuasan konsumen juga senantiasa dijaga dengan diberikannya garansi seminggu bila pembeli tidak puas dengan produk yang dijual.

MNCShop_1

“Kebanyakan produk kami memang membidik pasar wanita,” jelas Reino, yang sebelumnya menjabat sebagai CMO Rakuten Belanja Online. “MNC masuk dalam jajaran saluran yang paling diminati di Indovision. […] Kami berbeda dengan e-commerce lainnya, karena strategi pendekatan terhadap konsumen juga tidak sama. Kebanyakan e-commerce menggunakan strategi ‘menarik’ pembeli, sedangkan kami ‘mendorong’ pembeli.”

TV lebih mempengaruhi konsumen

Yang dimaksud Reino dengan “mendorong” pembeli adalah strategi MNC Shop yang lebih ke arah hard selling. Televisi menjadi media untuk menjelaskan detail produk “langsung di rumah sang konsumen”. Banyak orang yang tidak begitu peduli terhadap sebuah produk, hingga produk tersebut akhirnya ditampilkan di TV. Metode ini mungkin terdengar terlalu kuno. Namun menurut Reino, pemain e-commerce lain seperti Tokopedia atau Lazada Indonesia harus berusaha keras membenahi SEO dan SEM untuk menarik pengunjung berbelanja online.

“Kami menggunakan metode pendekatan yang lebih tradisional, namun bisa dipercaya,” jelas Reino. “Saya rasa, keunggulan TV adalah kami bisa menjelaskan mengapa produk tersebut layak dibeli. Kami juga pernah memamerkan langsung produk-produk kami dan mendapat apresiasi positif. Namun kami ingin orang benar-benar tahu apa yang kami jual dengan cara yang efektif. […]Mengapa Anda hanya menargetkan 200 orang bila bisa menjangkau jutaan orang?

MNCShop_2

Reino menambahkan, vendor harus memiliki produk-produk yang unik dengan harga bersaing untuk bisa dijual di MNC Shop. Saat ini, e-commerce MNC Shop telah memiliki 10.000 Stock Keeping Unit (SKU), dan jumlah tersebut masih dirasa kurang. Untuk SKU di MNC Shop, Reino melihat bila ada tiga ratus sampai empat ratus yang diperbarui setiap minggunya. Perputaran barang setiap minggunya berkisar dari 15.600 sampai 20.800 SKU yang berkelanjutan. Sejauh ini, Reino mengatakan bila MNC Shop telah mendapatkan 10.000 pengguna aktif setiap bulannya, dengan asumsi satu orang setidaknya telah melakukan satu transaksi. Rata-rata nilai transaksi yang diproses di MNC Shop adalah Rp1 juta.

Dana investasi dan masa depan MNC Shop

Beberapa waktu belakangan, terdengar rumor bahwa MNC baru mulai mendirikan perusahaan investasi baru. Meskipun begitu, menurut Reino, MNC Media Investments sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Terkait adanya isu pembaruan itu, MNC memang tidak terlalu aktif di ranah startup lokal. Malahan, mereka berencana melihat pasar lain. Reino menambahkan:

Kami nyaris tidak pernah terdengar [di Jakarta], namun ini bukan berarti kami tidak terbuka terhadap investasi di Indonesia. Hanya saja kami harus berinvestasi di perusahaan yang tepat. Managing partner kita berasal dari Singapura, dan kami tengah melirik China. VC ini telah berinvestasi di perusahaan game LeTang. […] Sejak 2014, kami telah mendapat lebih dari 20 juta unduhan setiap bulannya. Tak hanya itu, VC ini juga membeli banyak kekayaan intelektual, seperti karakter unik untuk dijadikan game. Perusahaan ini juga telah berinvestasi di perusahaan game China, Joymeng.

MNCShop_3

Terkait fokus teknologi dan ranah e-commerce di Indonesia, Reino mengatakan bila MNC Shop akan terus melakukan apa yang selama ini dirasa sebagai strategi terbaik, televisi komersial tradisional. Ia juga menjelaskan bila MNC Shop tengah mencoba untuk mengubah situs e-commerce miliknya menjadi e-catalogue sederhana tanpa opsi pembelian online. Hal ini sangat menggambarkan bagaimana Reino sangat optimis dengan TV shopping (penjualan melalui televisi). “Menurut kami, yang utama adalah interaksi antar manusia,” kata Reino. “Konsumen kami percaya dengan apa yang kami tawarkan, ketika ada keluhan, mereka akan bicara dengan orang, bukan mesin,” jelas Reino.

Baca juga: Peluang dan tantangan e-commerce di Asia Tenggara dan Indonesia

Sayangnya, ia enggan mengatakan seberapa besar nilai transaksi MNC Shop dalam beberapa bulan terakhir. Ia hanya mengatakan MNC Group telah menginvestasikan $7,5 juta (sekitar Rp99,1 miliar) pada bisnis ini. MNC Shop akan berhadapan dengan sejumlah perusahaan lain seperti FastWorld, Jaco, Lejel, dan GogoMall.

(Diterjemahkan oleh Pradipta Nugrahanto dan diedit oleh Lina Noviandari)

The post Demam E-Commerce Melanda Indonesia, CEO MNC Shop Andalkan TV shopping appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles