Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Growbox, mencoba hadirkan konsep bercocok tanam yang praktis dan menyenangkan

$
0
0

Apakah Anda seorang pecinta tanaman, namun kerap terkendala dengan minimnya lahan untuk bercocok tanam? Bila jawabannya ya, maka sistem pertanian modern adalah solusi yang bisa dijajal. Berangkat dari kondisi itu, empat anak muda kreatif asal Bandung mendirikan Growbox.

Menurut Founder yang juga menjabat sebagai Chief Marketing & Finance, Annisa Wibi Ismarlanti, Growbox adalah sebuah penyedia layanan creative agriculture yang berdiri sejak Januari 2013 lalu. Produk andalan mereka adalah Edible Growing Mushroom Kit, yang berarti adalah sebuah layanan untuk memberikan kemudahan dalam menumbuhkan jamur sendiri di tempat tinggal Anda.

Dari makanan sampai karya

Growbox mencoba menghadirkan kemasannya dalam bentuk yang unik, hanya seukuran kotak tisu. Annisa menuturkan sampai saat ini ada tujuh jenis jamur yang menjadi andalan mereka, jamur tiram kuning, jamur tiram putih, jamur tiram merah muda, jamur tiram biru, jamur tiram cokelat, dan jelly mushroom. “Setiap jamur bisa diolah menjadi makanan dan dijadikan karya seni,” jelasnya.

Tiap-tiap jamur juga diklaim tidak hanya sekadar bisa dimakan, melainkan juga bisa dipakai untuk pencegahan penyakit dan pengobatan. Seperti misalnya jamur tiram cokelat yang bermanfaat untuk mengobati flu dan asma, serta menurunkan tekanan darah. Selain itu, jelly mushroom juga bisa dipakai untuk menyembuhkan rasa sakit akibat luka bakar.

Jaring pengguna di berbagai belahan dunia

Harga yang dipatok untuk tiap-tiap jamur bervariasi, mulai dari Rp45.000 sampai Rp75.000 per boks. Growbox menyediakan layanan pembelian online dengan minimal pembelian dua boks jamur untuk setiap transaksi.

Growbox_1

Meski pasar layanan seperti ini bisa dibilang terbatas, Annisa mengklaim bila saat ini Growbox sudah menjangkau pasar yang cukup luas, bahkan sampai di luar Indonesia. “Sejauh ini sudah ada sekitar 18.000 petani jamur urban yang tersebar Singapura, Inggris, Jerman, Hongkong, Shanghai, Jepang, Korea Selatan, Norwegia, Italia selain tentunya di tanah air,” jelasnya. Ia menambahkan, untuk Indonesia, mayoritas pelanggan berada di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Growbox juga membuka layanan konsultasi seputar budidaya jamur dan produk Growbox yang akan dijawab tim mereka melalui channel YouTube dalam format video web series Mycotalk. Selain itu, mereka juga tengah menggarap aplikasi Mushroom Hunter yang nantinya bisa digunakan untuk menganalisis jamur. “Kami kerap mengadakan mushroom hunting, namun kesulitan yang terjadi adalah mengidentifikasi jamur yang ditemukan. Nantinya, lewat aplikasi ini pengguna bisa mengidentifikasi jenis jamur yang mereka temukan, apakah bisa dikonsumsi atau masuk kategori beracun. Juga akan dilengkapi dengan cara pengolahannya,” jelas Anissa.

Pola pikir dan edukasi kreatif

Saat ini yang menjadi tantangan bagi Growbox adalah menghadapi pola pikir kebanyakan orang yang masih berpikir bila agrikultur adalah hal yang membosankan. “Salah satu yang rencananya akan kami lakukan untuk menyiasati ini adalah dengan membuat program edukasi kreatif,” jelas Annisa.

Lebih lanjut Annisa menuturkan bila program edukasi ini bisa dijadikan sebagai salah satu celah monetisasi Growbox. “Saat ini pemasukan kami masih mengandalkan penjualan produk. Nantinya kami berharap bisa menjual paket program edukasi kreatif dan riset kami dalam mengolah limbah media tanam jamur untuk menjadi material terbarukan yang bernama Mycotech,” ujarnya. Selain itu, ia mengaku bila pihaknya juga tengah menggarap sektor kuliner yang ditargetkan bisa berjalan di awal tahun depan.

Growbox_3

Dengan tim yang berjumlah tujuh orang, termasuk Scientist, Admin Executive, Creative Strategist, Education Program Developer, dan Operational Ranger, Growbox masih berjalan secara bootstrap dan masih terus mengeksplorasi berbagai macam kemungkinan yang bisa dimunculkan dari produk agrikultur khususnya jamur di luar bidang pertanian massal konvensional.

Baca juga: Dengan big data analytic dan Internet of Things, CI-Agriculture bantu tingkatkan produktivitas petani

Selain Growbox, beberapa startup yang juga bergerak di ranah agrobisnis adalah 8Villages dan CI-Agriculture.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Growbox, mencoba hadirkan konsep bercocok tanam yang praktis dan menyenangkan appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles