Saat sedang bosan dengan hal-hal yang sifatnya serius, situs jenis apa yang biasanya Anda akses? Kalau saya, situs humor atau situs yang mencoba mengangkat sebuah hal dari kacamata yang berbeda. Belakangan, situs semacam ini cukup banyak bermunculan, seperti Mojok.co dan Hipwee.
Baru-baru ini, muncul lagi situs yang menjuluki diri sebagai situs biasa yang seru banget, Apaan.co. Co-Founder Gabha menceritakan perihal startup yang berdiri sejak April 2015 ini kepada Tech in Asia.
Meramu hal sederhana
Mungkin bagi sebagian orang, hal-hal sepele seperti mengapa saat makan bubur ayam ada yang diaduk dan ada yang tidak, bukan sebuah topik menarik untuk dijadikan bahan diskusi. Namun tetap saja, ada sebagian orang yang penasaran dengan hal-hal semacam itu. “Kadang tidak terpikir, tapi menarik untuk diobrolkan,” ujar Ghaba mengawali pembicaraan mengenai Apaan.co.
Menurut Ghaba, ide awal mendirikan situs ini justru lahir dari rekannya Muhammad Sofyan yang melempar ide untuk membuat situs yang bisa membuat orang tertawa dan melupakan berbagai berita yang membuat sedih dan mengesalkan. “Saat ini jumlah staf Apaan.co berjumlah tujuh orang, yang terdiri dari desainer, editor, penulis dan ilustrator.
Dari fantasi sampai jasa konsultasi
Ketika mengunjungi laman situs Apaan.co, saya menemukan ada lima fitur utama dari situs ini. Artikel Apaan, Review Apaan, Socmed Apaan, Gambar Apaan, dan Pak Aan. Tiga fitur pertama sudah bisa ditebak sesuai namanya, “Artikel, Review, dan Socmed adalah bahasan yang berbentuk tulisan. Sementara Gambar Apaan adalah gambar absurd yang digarap oleh comic artist kami, Radityo. Sementara Pak Aan adalah jasa konsultasi yang membahas beberapa pertanyaan, khususnya masalah cinta dan hubungan,” jelas Ghaba.
Apaan.co berencana untuk menambahkan sejumlah fitur seperti Apaan Mengudara, layanan streaming radio yang akan memutar lagu-lagu favorit pendengar dan sekaligus menambah interaksi antara penikmat konten. “Bisa berkirim salam, selain memberikan komentar nantinya,” tambahnya.
Kelucuan menjadi sandungan
Sebagai media yang mengusung konten hiburan humor, menurut Ghaba kesulitan yang mereka hadapi adalah ketika memproduksi konten sendiri. “Ngelucu itu susah, terkadang sering bingung harus menulis artikel yang menarik itu seperti apa. Setiap hari kami menerima e-mail dari kontributor yang ingin tulisannya diterbitkan di Apaan.co. Tapi pastinya tidak semua tulisan sesuai dengan karakter situs ini sendiri,” beber Ghaba.
Dengan kondisi seperti ini, Apaan.co mengaku bila mereka harus bersaing ketat dengan sejumlah kompetitor. “Jelas banyak kompetitor yang lain sih ya. Mereka juga banyak yang lebih cerdas dalam fitur dan konten. Belum lagi kompetitor yang punya modal investor dengan modal berlimpah. Kadang kami minder dengan mereka. Tapi karena tim memiliki mental baja dan tekad kuat, maka kami terus menjalankannya,” jelas Ghaba.
Monetisasi dan aplikasi
Setelah berjalan dua bulan, Apaan.co mengklaim mendapatkan total pageview 100.500 dengan follower Twitter 800 dan subscriber di Line Official sebanyak 200. “Kebanyakan pengunjung situs adalah remaja berusia 18 hingga 24 tahun yang biasanya sedang tersandung masalah percintaan dan memerlukan motivasi,” lanjut Ghaba.
Di awal perintisannya, Ghaba berharap bisa memonetisasi Apaan.co dari banner iklan. “Namun kami juga berencana untuk membangun kerja sama dengan banyak pihak, selama masih sesuai dengan tujuan kami, bersenang-senang,” katanya.
Sistem monetisasi startup yang masih bootstrap ini dilakukan dengan metode Pay Per Click (PPC). Meski demikian, Ghaba tidak menutup kemungkinan bila ke depan mereka menggunakan metode lainnya. “Untuk sekarang kami mengupayakan untuk tetap konsisten dengan core dan kontennya,” jelasnya.
(Diedit oleh Lina Noviandari)
The post Apaan.co, portal hiburan alternatif yang mencoba meramu hal-hal sederhana menjadi menggelitik untuk dibaca appeared first on Tech in Asia Indonesia.