Game tester atau game quality assurance adalah profesi yang mungkin menjadi mimpi bagi kamu. Ide bahwa kita bisa bermain game yang belum dirilis sepanjang hari dan dibayar mahal adalah sesuatu yang ajaib. Dan siapa yang akan menolaknya, bukan? Namun nampaknya profesi ini akan menjadi semakin langka di masa depan. Kenapa? Karena akan ada bot yang dapat menggantikan kita. Bot atau bahkan kecerdasan buatan ini jauh lebih cepat, teliti, tidak perlu dibayar, dan tidak pernah minta naik gaji.
Apakah kamu pernah mendengar The Talos Principle? Ini adalah game first person puzzle yang dibuat oleh Croteam, kreator Serious Sam. Konsep dasar dari The Talos Principle adalah memecahkan teka-teki dengan menggunakan alat-alat yang tersedia. Kamu harus berkeliaran ke sana-sini, mengambil benda, meletakan laser, menggunakan alat penyedot energi, dan banyak lainnya. Karena game seperti ini menawarkan pemainnya untuk melakukan apa saja untuk memecahkan puzzle, maka kombinasi dan kemungkinan munculnya bug akan semakin tinggi.
Oleh karena itu sang developer memutuskan untuk menciptakan sebuah pemain virtual yang mereka beri nama Bot. Awalnya Bot hanya akan melihat dan mengamati pemain manusia yang sedang bermain. Setelah itu mereka akan belajar dari manusia dan mulai memainkan game ini sendiri (terdengar seperti cerita horor). Ketika Bot bermain dan menemukan sebuah masalah maka dia akan melaporkannya kepada developer.
Bot akan bermain game ini dalam mode fast-forward yang artinya aksi yang bisa dipercepat seperti berjalan akan langsung dilewat. Dengan begini Bot bisa menyelesaikan permainan hanya dalam 30 menit. Sampai sekarang Bot sudah bermain 15.000 jam, setara dengan 5 tahun uji coba jika dilakukan manual oleh manusia.
Nilai terbesar yang ditawarkan oleh Bot adalah kecepatan. Biasanya jika developer menambahkan fitur baru atau mengubah sesuatu maka dia akan bertanya-tanya apakah ini akan mempengaruhi hal lain. Dibutuhkan 2 sampai 3 hari bagi game tester untuk menjajalnya secara intensif. Dengan Bot, proses ini hanya berlangsung beberapa jam saja.
Sebenarnya penggunaan bot, program, atau kecerdasan buatan bukanlah sesuatu yang baru. Facebook contohnya sudah menggunakan automated testing. Jadi ketika Facebook membuat sebuah fitur baru, maka akan ada sebuah program yang menjajalnya untuk mencari bug dan hal yang tidak diinginkan. Hampir tidak ada manusia yang terlibat dalam hal ini.
Untuk sekarang tantangannya mungkin membuat program pintar tersebut. Jelas tidak semua studio game mau atau bisa melakukannya. Namun jika ada yang membuat bot pintar yang bisa dipasang di game mana saja maka ceritanya akan berbeda lagi. Selamat datang di masa depan.
Sumber: Venture Beat
Post Di Masa Mendatang Game Tester Mungkin Tidak Akan Ada Lagi muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.