Game balapan jelas banyak bisa kamu temukan di berbagai platform mulai dari PC, console, handheld, sampai ke mobile sekalipun. Game balapan yang nyeleneh pun juga tidak kalah banyak bisa ditemukan di platform-platform tersebut. Tapi bagaimana dengan game balapan futuristis? Sekarang mungkin balapan seperti ini cukup banyak bertebaran di mana-mana, tapi dulu balapan seperti ini cukup sulit ditemukan.
Pada tahun 1990 Nintendo memutuskan untuk merilis game dengan tema balapan futuristis di console terbaru mereka yaitu SNES (atau dikenal juga dengan nama Super Famicom atau Super Nintendo). Game berjudul F-Zero ini merupakan game pertama dari seri yang kemudian bertahan sampai di era GameCube dan Gam Boy Advance pada tahun 2004. Tidak hanya temanya saja yang futuristis, game ini juga menggunakan teknologi yang termasuk sangat modern di era console SNES. Lalu apakah segala hal futuristis cukup untuk membuat F-Zero menjadi game yang menyenangkan? Cek pembahasannya di bawah.
Mimpi Buruk Tentang Masa Depan Bagi Anak Kecil
Layaknya game balapan lainnya, peraturan dalam F-Zero sangatlah simpel, kamu hanya perlu berusaha menjadi terdepan setelah melewati lima putaran di trek yang ditentukan, dan balap siapapun yang ada di depan kamu. Sejauh ini semuanya masih terdengar normal bukan. Namun berbeda dengan balapan biasa, di sini kamu akan mengendalikan mobil melayang, sebuah mimpi yang sudah didambakan manusia dari entah kapan dan sudah digambarkan melalui film-film serta karya literatur klasik lainnya.
Karena balapan biasa tentunya akan sangat membosankan, kamu harus menghadapi tantangan khusus di game ini. Tantangan tersebut muncul dalam bentuk trek yang penuh bahaya. Setiap kali menyentuh pinggiran trek maka kamu akan melihat efek setrum menyerang mobil kamu. Setiap kali terkena efek ini maka bar berlabelkan Power yang ada di ujung kanan atas layar akan berkurang, dan saat bar tersebut kosong maka mobil kamu akan meledak. Untungnya kamu bisa mengisi bar tersebut di bagian tertentu setiap trek.
Bahaya tidak hanya muncul dari pinggiran trek saja. Jika kamu tiba-tiba keluar dari trek, maka mobil kamu otomatis akan langsung hancur. Untungnya cukup sulit untuk bisa keluar dari trek, kecuali di beberapa bagian game di mana trek memang terputus dan kamu harus melompat. Tidak sampai di situ saja, setiap kali kamu bersenggolan dengan musuh, mobil kamu dan musuh akan terpental cukup jauh dan kemungkinan akan terbentur pinggiran trek. Hal ini semakin diperparah dengan lihainya AI dalam game ini dalam mengendalikan mobil mereka.
Oh iya perlu diingat juga, trek dalam F-Zero didesain dengan sangat kejam. Dengan banyak mobil yang terlibat dalam balapan, tidak jarang kamu harus beraksi di atas trek yang sangat sempit dan memiliki banyak sekali tikungan yang tajam.
Selain hal-hal di atas, kadang kamu juga akan menemukan jebakan-jebakan khusus seperti ranjau atau mobil tidak jelas yang kalau kamu senggol akan langsung meledak. Intinya sih, F-Zero jelas merupakan game yang memaksa kamu untuk memiliki kemampuan mengendalikan mobil dalam kecepatan tinggi dengan lihai. Dan sebagai anak kecil yang sangat tidak lihai dalam bermain game, tulisan “You Lost” merupakan kata-kata paling sering muncul saat saya memainkannya dulu.
Seandainya balapan di masa depan memang akan menjadi seperti ini, saya pasti akan melarang keras jika anak saya nantinya bercita-cita ingin jadi pembalap.
Grafis Futuristis Di Akhir Abad 20
Grafis 3D bukanlah hal yang umum ditemukan di video game ketika F-Zero pertama dirilis. Meskipun begitu, Nintendo dengan lihainya bisa membuat sebuah teknik grafis komputer yang menyajikan tampilan 3D palsu. Teknik yang diberi nama Mode-7 ini membuat kamu tertipu dengan visual 3D menawan meskipun sebenarnya seluruh objek dalam game adalah objek 2D.
Di luar teknik grafis super canggih, art direction yang dimiliki F-Zero juga betul-betul memberikan nuansa futuristis yang sangat kental. Trek didesain dengan background yang mengingatkan saya akan film seperti Blade Runner, dan mobil-mobilnya sedikit mengingatkan saya akan mobil yang keluar dari kapsul milik Bulma di Dragon Ball, namun dengan desain lebih keren saja.
Segala hal berbau futuristis ini tentunya juga diiringi dengan musik elektronik yang sangat sesuai dengan level yang sedang kamu jalani. Musik-musik yang ada di F-Zero bisa dibilang merupakan akar dari musik bergenre chiptune atau sejenisnya di zaman sekarang. Karena berbeda dengan game lain yang menggunakan musik chiptune dengan alasan batasan hardware, musik elektronik di F-Zero memang terdengar seperti didesain sesuai dengan batasan yang ada saat itu.
Kombinasi antara musik grafis dan musik pseudo-futuristis ini membuat pengalaman kebut-kebutan di F-Zero semakin mendebarkan saja.
Verdict: Ini Bukan Game Balapan, Ini Game Tabrakan Dan Ledakan
Sebagai sebuah game yang dirilis 24 tahun yang lalu (wah sama dengan usia saya!), F-Zero jelas menjadi gambaran dari teknologi video game di masa depan. Meskipun game ini memiliki gameplay yang sangat cepat dan seru untuk dimainkan, jujur saja tingkat kesulitan yang dimiliki game ini terkadang membuat saya amat sangat kesal. Tapi layaknya game lain yang dirilis pada era itu, tingkat kesulitan tinggi adalah suatu hal yang wajar. Kalau memang takut kalah, sebaiknya jangan jadi gamer … kira-kira begitulah keadaan industri video game 25 tahun yang lalu.
Sayangnya saat ini saya tidak tahu bagaimana caranya kamu bisa mendapatkan F-Zero secara legal. Tapi kalau kamu memang ingin bernostalgia dengan menggunakan game ini, saya tidak perlu (dan tidak bisa) menjelaskan di mana kamu bisa menemukan game ini (baca: bukan hal yang legal untuk dilakukan sepertinya). Semoga saja dalam waktu dekat Nintendo memutuskan untuk mengembangkan game F-Zero baru sehingga kita tidak perlu lagi menempuh jalur haram hanya untuk bersenang-senang di atas mobil futuristis saja.
Post Nostalgia Review F-Zero – Imajinasi Tentang Masa Depan Dari Abad 20 muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.