Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Kronologi Pembobolan Terbesar League of Legends Oleh Pemuda Autis 21 Tahun

$
0
0

League of Legends adalah game yang tidak membutuhkan perkenalan lagi. Hampir semua orang mengetahuinya. Bagaimana tidak, dengan jumlah pemain mencapai 27 juta, League of Legends adalah game yang paling banyak dimainkan di dunia. Dengan jumlah pemain sebanyak itu, game ini telah berubah dari sebuah game biasa menjadi sebuah game dengan tanggung jawab yang besar dalam menjaga pengalaman bermain dan juga segala data pribadi para pemainnya. Sayangnya ini juga menjadikan mereka sasaran empuk para hacker yang mencoba untuk mengambil keuntungan dari perputaran uang yang mencapai triliunan ini.

Jadi ketika saya membaca bahwa pemuda 21 tahun pengidap Asperger syndrome (salah satu bentuk autisme) berhasil membobol server League of Legends dan mendapatkan penghasilan sekitar 10 juta rupiah sehari saya cukup kaget. Apakah pemuda ini benar-benar jenius? Atau Riot Game tidak terlalu memperhatikan keamanannya? Sangat sulit untuk mendapat kejelasan pastinya karena kedua pihak akan berkata lain, namun mari kita lihat bersama kronologi pembobolan terbesar League of Legends oleh seorang pemuda bernama Shane Duffy ini.

Tahun 2012

Awal Tahun - Server Eropa League of Legends terkena hack dan sang hacker berhasil mengambil catatan transaksi sebanyak 120.000 buah yang berisi informasi pembayaran dan kartu kredit. Riot Games tidak melakukan pemberitahuan umum mengenai kejadian ini.

Juli 2012 - League of Legends mengumumkan bahwa mereka kebobolan. Data yang berhasil diperoleh sang hacker adalah nama, email, tanggal lahir, dan password yang dienkripsi (hacker tidak dapat langsung membaca password). Mereka meminta para pemain mengganti password mereka demi keamanan. Tidak ada informasi pembayaran atau kartu kredit yang tercuri. Pembobolan ini walaupun disayangkan tapi masih tidak berbahaya.

12 Agustus 2012 – Jason, pria yang berada di belakang semua ini menampakkan diri kepada dunia dengan cara menendang keluar James “Phantoml0rd” Varga yang sedang siaran di Twitch TV. Jason kemudian memindahkan akun Varga ke server Brazil. Varga tahu bahwa dirinya sedang di hack namun dirinya tidak mengetahui bahwa hack ini adalah permulaan dari sesuatu yang lebih besar.

Hari itu banyak pemain lain yang mengalami hal yang sama.

13 Agustus 2012 - Muncul banyak laporan di forum dari para pemain yang mengatakan mereka telah kena hack. Salah satu forum admin akhirnya menanggapi dengan mengatakan bahwa ini hanyalah troll dari beberapa pemain dan meminta agar troll seperti ini disudahi.

Beberapa hari kemudian banyak pemain terkenal yang juga dipindahkan ke Brazil. Sebuah pengguna forum dengan username Devil yang sudah tidak aktif selama 4 tahun tiba-tiba mulai aktif di forum dan mengancam akan membeberkan informasi para pemain. Pesan tersebut selalu diakhiri dengan nama Jason.

20 Agustus 2012 - Jason memulai gerakannya dengan mengirim pesan kepada GOPGangster (salah satu user forum) dan mengancam untuk mengambil alih akunnya. GOPGangster tidak percaya dan mengacuhkannya, sampai akhirnya dia menemukan dirinya tidak bisa login dan tiba-tiba berada di server negara lain.

Augustus 2012 – 2013

Jason terus menerus menjual berbagai item seperti Legacy Skins yang sudah tidak tersedia lagi. Ia menjualnya dengan harga $200 sampai dengan $800 dari forum ke forum.

Tahun 2013

Oktober 2013 - Twitter Marc Merrill yang merupakan direktur dari Riot Game di hack oleh Jason. Kemudian Jason membeberkan banyak informasi yang sebelumnya tidak pernah didengar siapa-siapa. Seperti League of Legends: Supremacy yang merupakan game card battle dengan karakter LoL, sama seperti Hearthstone. Game ini juga ternyata sudah selesai namun tidak pernah dirilis.

Hari yang sama Riot meminta izin akses kepada Yahoo dan Google di bawah perintah pengadilan untuk melihat informasi email Jking dan Jasonking999. E-mail yang diduga terkait dengan semua hal ini.

November 2013 - Polisi di Quennsland, Australia mengeluarkan daftar pencarian orang atas nama Shane Duffy. Pria berumur 21 tahun yang mengidap penyakit Asperger syndrome yang sejak umur 9 tahun bersekolah di rumah karena sekolah umum yang ada tidak dapat membantu kebutuhan khususnya.

Tahun 2014

Maret 2014 - Unit Kejahatan Cyber Australia akhirnya menggeledah rumah Duffy dan menyita komputer sebagai barang bukti. Polisi lalu memberikan konfirmasi bahwa Shane Duffy, pria berumur 21 tahun yang masih tinggal dengan ibunya ini adalah benar Jason. Untuk pertama kalinya Riot tahu siapa yang selama ini menggerogoti mereka.

Shane Duffy

Shane Duffy

Tidak lama setelah itu Shane Duffy dibebaskan dengan jaminan dan sidang akan digelar pada tanggal 24 Juli 2014 nanti dengan 9 perkara yang dituduhkan kepada dirinya.


Ketika ditanya Duffy menyampaikan bahwa inilah kejadian yang sebenarnya terjadi:

Catatan: Duffy nampaknya mempunyai kebencian tersendiri terhadap Riot sehingga pengakuan dirinya mungkin dilebih-lebihkan atau bahkan bohong, untuk membuat Riot terlihat lebih buruk lagi.

Tahun 2012, Duffy dan temannya (ya dia tidak sendiri) melakukan serangan brute force dan berhasil mendapatkan password dari beberapa staf League of Legends. Riot menyadari hal ini dan lalu meminta seluruh staff untuk mengganti password. Namun Duffy mengatakan bahwa ada satu staf yang tidak melakukan hal tersebut dan lewat akun ini Duffy dan kawan-kawan memasang backdoor yang bisa terus memberikan akses ke server. Riot tidak mendeteksi adanya hal ini untuk waktu yang sangat lama.

Dalam jangka waktu ini grup Duffy berhasil mendapatkan 24.5 juta data pemain. Dengan data ini Duffy membuka jasa khusus seperti LoLip-op.com dimana kamu dapat membuat lawan kamu terputus dari game dengan membayar sejumlah uang. Dengan jasa seperti ini Duffy diduga mendapatkan penghasilan sekitar 10 juta rupiah perhari.

Fiuhhh … apa yang Duffy mulai adalah sesuatu yang sangat serius dan berbahaya mengingat semua sudah serba digital. Namun apa yang membuat saya sedikit takut adalah fakta bahwa siapapun dapat melakukan hal ini. Tidak perlu seorang ahli hacker dengan 3 monitor dan peralatan hacker canggih, bahkan pemuda yang tidak mendapatkan pendidikan standar sejak SD ini dapat melakukan ini dari kamarnya. Lebih parah lagi Duffy mengatakan bahwa hack yang pertama dilakukan dengan metode brute force yang sebenarnya dapat dilakukan siapa saja. Hack kedua bahkan tidak memerlukan banyak usaha dan bahkan tidak dapat disebut hacking karena itu adalah kesalahan dari Riot dengan sistemnya yang tidak aman.

Penggunaan media digital memang tidak terhindari dan saya sendiri menggunakan banyak servis yang mengharuskan saya menggunakan data pribadi dan bahkan informasi kartu kredit saya. Intinya bukanlah berhenti menggunakan jasa seperti itu tetapi lebih sadar kepada resikonya dan juga menggunakan password yang aman dan berbeda untuk setiap jenis servis. Bayangkan saja jika kamu menggunakan 1 password untuk semua akun kamu, begitu satu ketahuan maka semua akan kena. Jadi mari jadi gamer yang lebih pintar!

Sumber: DailyDot

Post Kronologi Pembobolan Terbesar League of Legends Oleh Pemuda Autis 21 Tahun muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles