Di Indonesia, video game sangat identik dengan hiburan anak-anak, terutama video game dengan art direction ala anime seperti yang banyak ditemukan di game bergenre JRPG. Padahal mindset tersebut jelas sangat salah, contoh terbesarnya bisa kamu temukan di sebuah RPG untuk PlayStation yang berjudul Xenogears.
Xenogears merupakan game buatan Squaresoft (sekarang Square Enix) yang dirilis pada tahun 1998. Game ini dirilis pada masa keemasan Squaresoft yang di era itu merilis berbagai RPG berkualitas seperti Chrono Cross, Final Fantasy VII - IX, Legend of Mana, dan lain sebagainya. Meskipun sedikit tertutup cahaya terang yang dipancarkan seri Final Fantasy, Xenogears tetap bisa berkilau dengan pesonanya sendiri. Tanpa panjang lebar lagi langsung saja kita bahas game legendaris yang satu ini.
Fiksi Epik Yang Mendahului Zamannya
Jika kamu tanya para penggemar Xenogears tentang apa hal yang paling menarik dari game ini, bisa dijamin kebanyakan akan menjawab ceritalah hal yang paling menarik dari Xenogears. Xenogears memiliki kisah yang dimulai dengan beberapa klise cerita fiksi fantasi standar. Namun seiring dengan berjalannya permainan, kamu akan disajikan dengan sebuah cerita edan yang bisa memecahkan otak dan pikiran kamu.
Cukup sulit untuk membahas mengenai cerita dalam Xenogears tanpa memberikan spoiler, oleh karena itu saya coba berikan beberapa alasan kenapa cerita dalam Xenogears bisa dianggap sebagai cerita terbaik dalam video game.
Pertama, game ini memiliki dunia dan sejarah yang luar biasa detail. Saking detailnya, bahkan ada sebuah buku setebal lebih dari 400 halaman berjudul Xenogears Perfect Works yang membahas cerita, sejarah, dan dunia dalam game ini dengan teramat sangat detail. Saking luasnya cerita yang dimiliki dunia Xenogears, dijamin jika kamu hanya memainkan game-nya saja tanpa membaca penjelasan lebih lanjut, kamu tidak akan mengerti cerita dalam game secara keseluruhan. Betul-betul sebuah mahakarya dunia fiksi.
Kedua adalah kualitas writing yang dimiliki. Saya tidak akan betah menikmati game dengan cerita yang ribet dan panjang jika kualitas writing game ini tidak menarik. Dialog-dialog yang kamu temukan di game ini betul-betul berkualitas. Bahkan di bagian paling membosankan di dalam game, yaitu bagian narasi disc 2 (yang akan saya jelaskan lebih detail di bawah), saya tetap bisa menikmati cerita dalam game ini.
Bagian ketiga adalah keberanian game ini untuk menyentil isu-isu sensitif. Game ini menggunakan banyak sekali istilah-istilah dalam agama, terutama dalam kepercayaan Yahudi, dan hal itu dibuat karena memang objek-objek dalam game yang menggunakan istilah tersebut memiliki arti tersembunyi sendiri dari peran dan namanya. Xenogears juga dengan berani menggambarkan beberapa agama yang ada di dunia nyata ke dalam game, dan game ini bisa dibilang menyentil beberapa kepercayaan tersebut. Jika kamu penasaran dengan apa yang saya maksud, mungkin kamu harus mencoba memainkan ulang game ini dan memahami sindiran apa yang disisipkan dalam Xenogears.
Hal keempat yang membuat kisah Xenogears begitu luar biasa adalah tema cinta yang diusung. Jika banyak orang mengatakan bahwa Final Fantasy VII atau VIII adalah RPG dengan kisah paling romantis, maka saya bisa bilang Xenogears merupakan kisah cinta paling romantis yang ada di video game. Hubungan antara Elhaym Van Houten dan Fei Fong Wong betul-betul merupakan sebuah tragedi yang bahkan mengalahkan kisah Romeo dan Juliet sekalipun. Saya sudah sempat membahas mengenai hubungan kedua karakter ini melalui link di bawah, jika kamu tidak masalah dengan yang namanya spoiler, cek saja pembahasan singkat saya tersebut.
Lihat Juga: [Spesial Valentine] Hubungan Karakter Terbaik Yang Ada Di Video Game
Yang jelas sebagai sebuah game, Xenogears betul-betul menyajikan sebuah pengalaman narasi yang teramat sangat luar biasa. Isu-isu sensitif yang berhubungan dengan agama, peperangan, cinta, politik, pengorbanan, bahkan kanibalisme sekalipun dibahas dalam game ini. Jika kamu merupakan seorang yang suka dengan cerita berkualitas, Xenogears adalah game yang sangat tidak boleh dilewatkan.
Gameplay Yang Penuh Dengan Combo Strategis
Tentunya kita tidak bisa membahas tentang cerita saja saat membicarakan tentang sebuah RPG. Bagian gameplay juga tidak kalah penting, dan di Xenogears pun bagian gameplay juga tidak kalah bersinar.
Dalam dunia Xenogears, penggunaan robot raksasa yang disebut Gear sangatlah umum, terutama untuk urusan militer. Seluruh karakter utama yang bisa dimainkan memiliki Gear mereka masing-masing yang bisa kamu kendarai. Gear ini bisa bermanfaat saat eksplorasi di dungeon, tapi lebih bermanfaat lagi saat di dalam battle.
Tidak banyak hal yang bisa dibahas kalau urusan eksplorasi di game ini, karena pada dasarnya bagian eksplorasi Xenogears cukup mirip dengan eksplorasi yang biasa ditemukan di JRPG lain pada masanya. Tapi untuk urusan battle, game ini jelas memiliki gameplay yang perlu dibahas sedikit lebih dalam.
Xenogears memiliki battle bergaya turn-based. Secara sepintas mungkin battle di game ini nampak mirip dengan battle dari RPG turn-based lainnya. Bedanya, saat kamu hendak mengeksekusi serangan, kamu harus memencet semacam kombinasi combo spesial. Setiap tombol yang kamu pencet memerlukan energi, jadi kamu tidak bisa seenaknya saja asal memencet combo.
Terkadang musuh yang kamu lawan memiliki ukuran raksasa, dan saat ini terjadi kamu harus segera masuk ke dalam Gear milikmu. Pertarungan dengan Gear bisa dibilang cukup mirip dengan saat kamu mengendalikan karakter biasa. Bedanya hanya jika kamu mengendarai Gear, kamu harus bertarung menggunakan fuel (bensin) yang jadi energi untuk menggerakkan Gear.
Game ini juga memiliki banyak karakter yang bisa dimainkan, beserta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap karakter juga memiliki Gear mereka masing-masing yang biasanya memiliki karakteristik yang sama dengan pilotnya (kecuali Chu-chu, dia tidak perlu Gear karena bisa berubah jadi raksasa langsung dan merupakan satu-satunya karakter yang dapat melakukan heal pada Gear).
Adanya Gear ini juga memberikan dimensi baru pada kustomisasi karakter. Kamu tidak hanya bisa berbelanja equipment untuk karakter, tapi juga bisa berbelanja onderdil untuk Gear. Mulai dari mesin, armor, sampai komponen tambahan bisa kamu pasangkan di robot raksasa milikmu ini. Betul-betul membuat gameplay yang ada di Xenogears jadi semakin seru dan dalam.
Alunan Musik Indah di Dunia Gabungan 2D dan 3D
Untuk ukuran game yang dirilis tahun 1998, Xenogears jelas memiliki kualitas grafis papan atas. Lingkungan dalam game ini dibuat dengan model 3D yang jelas sangat bagus untuk ukuran PlayStation. Lingkungan 3D ini juga membuat Xenogears memiliki sudut pandang kamera yang lebih fleksibel karena kamu bisa melakukan rotasi sesuka hati kepada dunia yang sedang kamu jelajahi.
Jika lingkungan dalam game dan Gear dibuat dengan model 3D, maka sprite karakter dibuat dengan animasi 2D yang apik. Sepintas mungkin terlihat lucu untuk melihat karakter-karakter 2D yang hidup di dunia 3D, tapi lama kelamaan dijamin kamu akan merasa kombinasi ini sangatlah cocok.
Berbeda dengan RPG umumnya pada masa itu yang menggunakan animasi 3D cantik untuk menyajikan cutscene ekstra, Xenogears menyajikan cutscene dengan menggunakan animasi bergaya anime yang keren. Melihat cutscene anime Xenogears betul-betul memberikan saya perasaan layaknya sedang menonton anime seperti Gundam atau Macross saja.
Terakhir, musik untuk game ini dikerjakan oleh Yasunori Mitsuda, musisi muda berbakat yang mulai populer setelah mengerjakan musik untuk Chrono Trigger. Saya tidak perlu membahas panjang-panjang mengenai musik game ini, yang jelas musik dalam Xenogears merupakan salah satu musik paling favorit saya yang ada di video game. Betul-betul sebuah masterpiece.
Kecacatan di Paruh Akhir Game
Jika jawaban penggemar akan bagian terbaik dalam Xenogears adalah tentang cerita, maka saya bisa jamin jika ditanya tentang bagian terburuk dari game ini mereka akan menjawab “disc 2 dari game”. Jawaban yang cukup luas bukan.
Jika kamu belum pernah memainkan Xenogears, biar saya jelaskan secara singkat. Disc 2 dari Xenogears itu merupakan bagian game yang betul-betul berbeda 180 derajat dari disc 1. Saya menghabiskan waktu kurang lebih 40 jam di disc 1, sedangkan disc 2 yang merupakan bagian yang menjawab semua misteri dalam game, berhasil saya selesaikan dalam waktu kurang dari 20 jam. Hal ini disebabkan karena banyaknya potongan yang dilakukan di disc 2. Jika di disc 1 kamu diharuskan melakukan banyak sekali eksplorasi, serta banyak juga cutscene keren baik dalam bentuk render in-game maupun cutscene anime, maka sebagian besar bagian disc 2 hanya diceritakan dengan teks saja.
Terdengar membosankan bukan? Memang. Kamu tidak akan menemukan banyak eksplorasi di bagian ini, beberapa cutscene yang nampak keren pun di potong hanya menjadi sekedar narasi melalui teks saja. Hal ini terjadi karena ada masalah dalam proses pengembangan Xenogears yang memaksa game ini mengalami pemotongan budget besar serta waktu perilisan yang dipercepat. Jadi meskipun masih memiliki cerita yang sangat bagus, banyak sekali aspek dalam game dipotong karena masalah biaya.
Sebagai fans dari Xenogears, saya (dan saya yakin banyak fans lainnya) sangat menginginkan agar suatu saat nanti kita bisa mendapatkan versi remake Xenogears, dengan disc 2 yang dikembangkan dengan budget dan waktu penuh. Yah, bermimpi tidak dilarang kan?
Verdict: Saatnya Mengalahkan Deus
Secara keseluruhan, Xenogears jelas merupakan maha karya yang luar biasa. Sampai saat ini pun tidak banyak video game yang bisa menyaingi kualitas dunia fiksi yang dimiliki Xenogears. Proyek ambisius ini jelas memiliki potensi yang sangat-sangat besar untuk dikembangkan, sayangnya hal itu tidak akan bisa kita dapatkan karena kreator dari seri ini sekarang sudah tidak di Square lagi dan malah bekerja sama dengan Nintendo untuk membuat JRPG epik lainnya dengan judul Xenoblade Chronicles X.
Banyak sekali aspek yang membuat Xenogears bersinar, dan meskipun memiliki kecacatan di paruh akhir game, jangan jadikan ini sebagai penghalang untuk mencoba memainkan maha karya JRPG yang belum tergantikan ini. Meskipun sekarang ini banyak game yang mencoba membuat dunia fiksi yang besar, serta game yang menyinggung isu-isu yang berat, tetap saja tidak akan ada yang bisa mengalahkan Xenogears.
Jika kamu ingin memainkan Xenogears namun sudah tidak memiliki PS1 lagi, jangan khawatir karena game ini bisa kamu mainkan juga di PS3, PSP, dan PS Vita.
PlayStation Store US: Xenogears, $9,99 (sekitar Rp 120.000)
PlayStation Store Asia: Xenogears, Rp 54.000
Post Nostalgia Review Xenogears – Kisah Epik Tentang Perang, Agama, dan Cinta muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.