Update – 1 Juni 2014
Sudah lebih dari 6 bulan semenjak saya menulis artikel ini, rasanya ini merupakan waktu yang tepat untuk menendang salah satu game yang ada di daftar ini dan menggantinya dengan game baru. Di update yang satu ini, game yang terpaksa harus meninggalkan jajaran game indie terbaik dari Games in Asia adalah game multiplatform yang bahkan tersedia di browser Google Chrome, Bastion. Meskipun keluar, pengganti dari game ini adalah game dari developer yang sama, apalagi kalau bukan Transistor.
Untuk sementara ini, itu dulu update dari saya, begitu ada game baru yang lebih bagus saya mainkan, pastinya daftar ini akan saya update kembali.
Artikel asli – 19 November 2013
Jika developer AAA sangat memperhatikan urusan budget dan market yang akhirnya membatasi kreativitas mereka, maka developer indie tidak peduli dengan hal itu dan menuangkan segala jenis ide dari yang paling wajar sampai paling unik/aneh dalam game mereka
Kemunculan dari berbagai platform digital distribution seperti Steam, Gog, Humble, Google Play, Apple App Store telah berperan besar dalam membuka jalur baru bari para developer game untuk dapat mengenalkan game mereka. Hilangnya keharusan untuk mendistribusikan game secara fisik membuat para game developer mulai berani membuat game dengan skala lebih besar, walaupun hampir seluruh proses development dilakukan dengan biaya sendiri alias independent.
Independent developer atau lebih dikenal dengan istilah developer indie memiliki perbedaan signifikan dalam membuat game dibandingkan dengan developer besar kelas AAA. Jika developer AAA sangat memperhatikan urusan budget dan market yang akhirnya membatasi kreativitas mereka, maka developer indie tidak peduli dengan hal itu dan menuangkan segala jenis ide dari yang paling wajar sampai paling unik/aneh dalam game mereka.
Kebangkitan dari industri game indie sangatlah luar biasa, jika 6 atau 7 tahun yang lalu jumlah developer indie yang ada bisa dibilang sangat kecil, maka sekarang mungkin jumlah developer indie sudah menyamai banyaknya developer AAA. Bahkan perusahaan besar seperti Sony dan Microsoft sudah menyediakan segmen khusus untuk developer indie saat mereka mengumumkan console terbaru mereka.
Di artikel ini kamu bisa menemukan daftar 10 game indie terbaik menurut Games in Asia untuk PC dan console. Daftar ini cocok bagi kamu yang ingin mencoba untuk memainkan game indie untuk pertama kalinya. Ok enough talking, langsung saja kita cek daftarnya.
Super Meat Boy
Genre: Platformer | Available on: Windows, Mac, Linux, Xbox 360
Game buatan Team Meat ini bisa dibilang salah satu game indie paling sukses yang ada sampai sekarang. Kisah tentang perjuangan Team Meat, yang hanya terdiri dari 2 orang saja, sebagai developer indie yang tidak punya apa-apa sampai mencapai kesuksesan mereka lewat Super Meat Boy bisa kamu lihat di film dokumenter Indie Game: The Movie. Team Meat terdiri dari Edmund McMillen sebagai game designer merangkap artist dan Tommy Refenes sebagai programmer.
Super Meat Boy sendiri bisa dibilang adalah game yang memberikan tribute terhadap berbagai game klasik. Tribute yang ada disampaikan melalui genre game ini, referensi-referensi terhadap beberapa game klasik, serta tingkat kesulitannya. Yup kamu tidak salah baca, Super Meat Boy adalah game platformer yang amat sangat sulit. Team Meat mengakui bahwa mereka membuat game ini sulit sebagai semacam nostalgia tentang bagaimana sulitnyaberbagai game yang ada sewaktu mereka kecil. Meskipn memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, level-level dalam Super Meat Boy didesain dengan sangat berkualitas.
Tidak hanya gameplay dan desain level yang berkualitas tinggi, game ini juga memiliki kualitas grafik 2D yang cantik. Gaya ilustrasi dari Super Meat Boy betul menggambarkan gaya ilustrasi Edmund McMillen yang terkesan unik dan menyeramkan. Selain gameplay, musik dari game ini juga memiliki kualitas tinggi. Musik-musik dalam game ini dibuat oleh Danny Baranowsky, musisi yang sudah biasa menangani musik untuk game indie seperti Canabalt. Jadi, kalau kamu merupakan penggemar game platformer, atau kamu seorang masochist yang senang disiksa dengan tantangan yang berat, jangan lewatkan game yang satu ini.
Thomas Was Alone
Genre: Puzzle Platformer | Available on: Windows, Mac, Linux, PS3, PS Vita, iPad
Thomas Was Alone adalah sebuah game platformer buatan Mike Bithell. Game ini bisa dibilang termasuk salah satu game dengan puzzle yang membuat gamer berpikir tapi tidak menyusahkan sampai membuat frustrasi. Game ini memiliki soundtrack dan narator yang luar biasa, sehingga gamer bisa betah melatih ringan otak mereka ditemani dengan suara-suara yang enak didengar.
Untuk ceritanya sendiri, sebenarnya bisa dibilang cukup standar, namun yang membuat game ini spesial adalah karakter-karakter yang ada di dalamnya. Dalam game ini, gamer akan menggerakkan beberapa program yang direpresentasikan dalam wujud berbagai jenis kotak dalam berbagai warna. Setiap kotak memiliki nama, karakteristik, dan kemampuan spesial masing-masing. Cerita dalam game dinarasikan oleh komedian sekaligus salah satu pengisi suara dari seri Assassin’s Creed, Danny Wallace.
Petualangan kotak-kotak dengan karakteristik yang berbeda-beda ini disajikan dengan sangat baik melalui narasi Danny Wallace. Hebatnya lagi, Thomas Was Alone dengan sukses dapat memberikan efek yang saya sebut dengan istilah digital empathy kepada pemainnya, meskipun karakter dalam game tidak memiliki ekspresi sama sekali, heck, mereka bahkan tidak punya wujud yang jelas. Thomas Was Alone merupakan contoh bagaimana kualitas writing dalam suatu game adalah hal yang sangat penting, sampai bisa membuat objek simpel menjadi sesuatu yang luar biasa.
The Binding of Isaac
Genre: Action Adventure, roguelike | Available on: Windows, Mac
The Binding of Isaac adalah game Flash buatan Edmund McMillen dari Team Meat dan Florian Himsl. Game ini dibuat Edmund setelah kesuksesan Super Meat Boy. Genre dari game ini sendiri adalah roguelike action adventure. Roguelike adalah istilah yang dipakai untuk menyebut game yang desain levelnya dihasilkan secara random sehingga pengalaman pemain setiap memainkan game ini akan selalu berbeda, kata roguelike diambil dari game yang pertama kali mengenalkan fitur ini, Rogue.
Jadi sesuai dengan penjelasan di atas, dalam game ini kamu akan mengendalikan Isaac yang berusaha kabur dari ibunya melalui ruangan-ruangan menyeramkan yang selalu berbeda setiap kali kamu memainkan game ini. Yang membuat game ini spesial adalah variasi dari item yang ada serta betapa acaknya kamu bisa mendapatkannya. Hal ini begitu spesial karena setiap kali kamu menemukan item yang baru, kemungkinan besar kamu tidak akan tahu apa fungsi dari item tersebut, sehingga betul-betul memberikan elemen surprise yang besar saat bermain. Layaknya Super Meat Boy, game ini juga memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, namun sangat adiktif. Saya pribadi sering sekali berniat bermain game ini dengan cepat sebelum tidur dan tanpa sadar sudah melewatkan 2 jam di depan komputer memainkan game ini.
Sama seperti Super Meat Boy, ilustrasi dan aset dalam game ini dikerjakan oleh Edmund sendiri, dan musiknya juga masih dikerjakan oleh Danny Baranowsky. Dalam game ini Edmund betul-betul menunjukan kemampuannya dalam menggambarkan karakter dan objek yang terlihat menyeramkan dan agak menjijikan, hal ini semakin menambah kental suasana Lovecraftian horror yang bercampur dengan komedi dalam The Binding of Isaac. Musik-musik buatan Danny Baranowsky di game ini juga masih tetap berkualitas tinggi meskipun game ini memiliki atmosfer yang cukup berbeda dibandingkan dengan berbagai game yang dia kerjakan sebelumnya.
Untuk cerita, The Binding of Isaac menyajikan cerita dengan tema religius yang cukup kental, sehingga menyebabkan batalnya rencana untuk port game ini ke Nintendo 3DS karena seleksi Nintendo yang sangat ketat untuk game dengan tema dewasa atau tema yang mungkin menyinggung orang lain, walaupun setelah menamatkan game ini sebenarnya The Binding of Isaac bukanlah game yang berusaha menghina kepercayaan apapun. Edmund juga sudah mengkonfirmasi bahwa pada tahun 2014 dia akan merilis versi remake dari The Binding of Isaac yang akan mengalami peningkatan besar, remake ini berjudul The Binding of Isaac: Rebirth dan akan dirilis untuk Windows, Mac, PS4, dan PS Vita.
Transistor
Genre: Turn-based Action RPG | Available on: Windows PC, PS4
Supergiant Games sebagai sebuah developer indie betul-betul memaksimalkan kemampuan mereka di game ini. Meskipun Bastion merupakan game yang memiliki kualitas sangat tinggi, Supergiant berhasil mengalahkan game mereka sendiri dengan game terbaru lain yaitu Transistor.
Banyak hal yang membuat Transistor begitu luar biasa, dan itu semua sudah saya bahas di review saya tentang game ini. Mulai dari gameplay keren gabungan dari turn-based dan action RPG, kualitas audio dan visual yang betul-betul papan atas, sampai ke hal-hal minor yang tidak akan bisa kamu temukan di game apapun selain Transistor.
Saya rasa saya sudah terlalu panjang membahas game ini di review yang saya tulis, jadi kalau kamu betul-betul penasaran dengan Transistor, silahkan pilih mau baca review saya lebih dulu, atau beli game ini langsung, kamu tidak akan menyesal memilih yang manapun di antara dua pilihan tersebut.
Review Transistor
Fez
Genre: Platformer | Available on: Windows, Mac, Linux, Xbox 360, PS Vita, PS3, PS4
Fez adalah sebuah game platformer buatan Polytron Corporation. Seperti Team Meat, Polytron hanya terdiri dari 2 orang saja, yaitu Phil Fish sebagai game designer dan Renaud Bédard sebagai programmer. Waktu pembuatan Fez memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun, sampai akhirnya game ini dirilis eksklusif di Xbox 360 pada Mei 2012. Setahun setelah perilisannya, yaitu pada Mei 2013, Fez dirilis lagi untuk PC melaui Steam dan Gog. Sepintas jika melihat dari screenshot saja, Fez nampak seperti game platformer biasa dengan grafis yang enak dilihat, tapi begitu kamu melihat videonya, siap-siap terpukau oleh gameplay unik yang ada di game ini.
Seperti yang bisa kamu lihat pada trailer di atas, Fez merupakan 2D platformer yang bersetting di dunia 3D. Selain platformer biasa, game ini juga dilengkapi dengan berbagai puzzle yang membuat kamu terkadang harus berpikir out of the box. Musik yang dikarang oleh Disasterpeace untuk game ini juga sangat enak didengar, betul-betul sesuai dengan nuansa klasik yang disajikan melalui grafis pixel art Fez.
Jika kamu merasa tertarik setelah melihat trailer dari Fez atau mungkin kurang tertarik setelah melihatnya, maka kamu tetap harus mencoba game ini karena efek rotasi yang ada dalam game terasa jauh lebih luar biasa saat kamu memegang controller daripada sekedar melihat trailer atau orang lain bermain.
Hotline Miami
Genre: Action | Available on: Windows, Mac, Linux, PS3, PS Vita
Hotline Miami adalah sebuah game besutan developer Denneton Games. Game ini memiliki unsur kekerasan yang sangat kental di dalamnya. Sesuai judulnya, game ini bersetting di kota Miami pada tahun 1989. Hotline Miami bisa dibilang merupakan game action dengan tempo yang sangat cepat. Game ini cukup sulit, tapi kamu memilki kesempatan untuk mengulang permainan kamu tanpa batas dan dengan cepat jika seandainya karaktermu mati.
Grafis dalam game ini menggunakan gaya pixel art dengan sudut pandang dari atas, memberikan kesan 80an yang sangat kental, sesuai dengan setting dari game ini sendiri. Tidak hanya grafik saja, musik dari game ini juga memberikan kesan 80an yang sangat kental dengan irama-irama disko yang dijamin bisa menghipnotis otak kamu. Kombinasi dari gameplay yang cepat, grafis yang unik, dan musik yang menghipnotis betul-betul merupakan kombinasi epik yang dijamin bisa membuat kamu kecanduan memainkan game ini sampai tamat.
Selain 3 aspek diatas, Hotline Miami juga memiliki cerita yang sangat bagus. Cerita dari Hotline Miami bisa dibilang cukup surealis, tapi saya tidak mau membahas mengenai hal ini lebih lanjut supaya tidak memberikan bocoran kepada gamer yang ingin memainkannya, yang jelas siap-siap saja memutar otak kalau mau memahami betul-betul cerita game ini. Untungnya, meskipun memiliki cerita yang cukup dalam dan membingungkan, Hotline Miami hanya menyampaikan cerita dengan cutscene sangat pendek serta dari objek-objek yang ada di dalam game saja. Jadi seandainya ada gamer yang tidak tertarik dengan ceritanya, bisa menikmati game ini tanpa harus dibuat pusing atau harus menunggu cutscene panjang lebar.
Mark of the Ninja
Genre: Action-Stealth, Side-scrolling | Available on: Windows, Mac, Linux, Xbox 360
Jika kamu cukup mengikuti perkembangan game indie, mungkin kamu pernah mendengar nama Klei Entertainment, developer dibalik kesuksesan judul seperti Eets, Shank, atau sekuelnya yaitu Shank 2. Di Mark of the Ninja ini, Klei mencoba membuat sebuah game yang bisa dibilang cukup unik, yaitu sebuah game side-scrolling dengan elemen stealth yang sangat kental di dalamnya. Hal ini bisa dibilang unik karena selama ini game stealth dikuasai oleh game 3D. Selain Mark of the Ninja, judul lain yang terlintas di pikiran saya kalau kita bicara soal game 2D stealth hanyalah Stealth Bastard dan Gunpoint.
Bukan hanya game ini mengusung genre yang cukup jarang ada, Mark of the Ninja juga mengeksekusi genre ini dengan sangat bagus. Pemain diberi pilihan yang sangat bervariasi soal bagaimana mereka menyelesaikan level yang sedang dijalani, membuat game ini memiliki desain level yang kualitasnya sejajar dengan game stealth 3D yang dirilis di tahun yang sama, Dishonored. Selain gameplay yang matang, grafis dalam game ini juga sangat menarik. Kualitas animasi baik dalam game maupun dalam cutscene berkualitas sangat tinggi. Tidak hanya nampak bagus secara visual, game ini juga memanfaatkan grafis untuk lebih memperkuat unsur stealth yang ada dalam game ini.
Jadi, kalau merupakan penggemar game stealth seperti seri Metal Gear, Tenchu, atau Splinter Cell, maka kamu wajib memainkan game yang membawa angin segar ke dunia game stealth ini.
Braid
Genre: Platformer | Available on: Windows, Mac, Linux, Xbox 360, PS3
Braid adalah sebuah game platformer yang merupakan salah satu pionir berkembangnya dunia game indie. Menurut sang kreator, Jonathan Blow, dia membuat game ini sebagai kritik terhadap tren yang ada di game development saat itu. Artwork serta aset-aset yang ada dalam game ini dibuat oleh David Hellman, seorang ilustrator webcomic yang karya-karyanya bisa kamu cek di sini.
Tidak seperti game platformer biasa, dalam Braid karakter kamu tidak akan bisa mati. Setiap mengalami kegagalan atau kesalahan kamu hanya perlu memundurkan waktu saja. Puzzle dalam Braid bisa dibilang cukup sulit, meskipun karakter kamu tidak bisa mati, kamu harus bisa memanfaatkan kemampuan mengendalikan waktu ini untuk memecahkan berbagai puzzle yang ada. Desain level di Braid juga dibuat dengan sangat rapi. Game ini dibagi dalam 6 dunia dan masing-masing dunia memiliki implmentasi pengendalian waktu yang berbeda, membuat pengalaman bermain game ini menjadi sangat luas meskipun rata-rata playtime dari game ini hanya 4 jam saja.
Gameplay Braid yang luar biasa mungkin merupakan nilai jual utama dari game ini, tapi selain gameplay, game ini juga memiliki cerita yang sangat menarik. Blow menulis cerita dalam Braid dengan gaya tersendiri sehingga membuat game ini sangat terbuka untuk berbagai macam interpretasi. Sepintas cerita dalam game ini nampak seperti kisah cinta biasa, tapi berbagai pengamatan menunjukan game ini bisa jadi bercerita tentang hubungan cinta yang tidak sehat atau bahkan ada teori bahwa game ini bercerita mengenai seorang ilmuwan bom atom dan hasil karyanya, yaitu bom dan kehancuran. Yang jelas, bagaimanapun kamu mau mengartikan game ini, atau bagian manapun yang mau kamu nikmati, Braid merupakan sebuah game yang wajib kamu mainkan dalam hidupmu.
Journey
Genre: Adventure | Available on: PS3
Journey adalah sebuah game dari developer indie yang terkenal dengan game yang unik dan eksperimental, thatgamecompany. Game ini bisa dibilang merupakan game yang paling menunjukan bukti bahwa game adalah suatu karya seni. Apa saja sih hal yang membuat Journey ini begitu spesial? Pertama-tama mari kita lihat dari aspek-aspek yang biasanya dinilai dari sebuah game. Untuk masalah visual, Journey berhasil memikat banyak gamer dengan grafis yang luar biasa cantik dan enak dilihat mata, meskipun setting dari game ini bukanlah tempat yang bisa dibilang meyenangkan, tapi melihat game ini dari layar TV saja sudah bisa membuat seseorang merasa terhisap ke dalamnya.
Kemudian untuk urusan audio, game ini merupakan game yang berhasil dinominasikan di ajang penghargaan bergengsi, Grammy Awards. Jadi sudah pasti musik-musik hasil karya Austin Wintory dalam game ini terjamin akan bisa menemani anda dengan sempurna dalam perjalanan spiritual di game ini.
Untuk urusan gameplay, Journey memiliki hal yang cukup unik karena karakter kamu memiliki batasan gerak yang cukup mengikat, karakter kamu tidak bisa sembarangan melompat-lompat layaknya game platformer atau adventure lainnya, satu-satunya cara untuk mengisi kemampuan melompat adalah dengan menyentuh objek tertentu atau berinteraksi dengan karakter lain yang kamu temui dalam petualanganmu. Keterbatasan gameplay ini betul-betul membuat kita lebih sabar untuk mengatur strategi. Seperti sempat saya singgung, karakter kamu akan berkelana sendirian menuju tempat tujuannya, namun jika kamu cukup beruntung ada kemungkinan kamu akan bertemu dengan karakter lain di perjalananmu. Awalnya saya berpikir karakter yang saya temui adalah AI, namun saya dikejutkan dengan fakta bahwa sebenarnya karakter-karakter lain yang ada dalam game adalah gamer lain yang juga sedang memainkan Journey!
Mungkin beberapa dari kamu merasa ini adalah hal yang biasa dari game modern jaman sekarang, namun perlu diingat, Journey adalah sebuah game dengan komunikasi verbal yang sangat minim. Maksud dari komunikasi verbal yang sangat minim di sini adalah begitu jarangnya game ini menyajikan kata-kata baik dalam bentuk tulisan maupun suara, jadi saat kamu bermain game ini dan bertemu dengan pemain lain, segala interaksi yang terjadi antara kamu dan pemain itu adalah interaksi non-verbal.
Luar biasanya, meskipun dengan keterbatasan gerak dan komunikasi yang dapat dilakukan, game ini mampu membuat gamer begitu peduli dengan pemain lain yang tidak dia kenal sama sekali. Hal ini merupakan sesuatu yang saya rasa masih baru di game dengan fitur multiplayer.
Dari poin-poin yang saya sebutkan di atas, mungkin kamu masih sulit untuk melihat hal yang membuat Journey luar biasa. Satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa game ini adalah game yang luar biasa, adalah dengan memainkan game ini sendiri. Begitu kamu mulai bersiap-siaplah untuk menjalani perjalan spiritual yang menghanyutkan.
Minecraft
Genre: Sandbox | Available on: Almost everything (Windows, Mac, Linux, Xbox 360, Xbox One, PS3, PS4, PS Vita, Android, iOS, Java, Raspberry Pi!!)
Jika berbicara soal game indie, tentu saja kita tidak boleh melewatkan salah satu game terbesar yang ada saat ini, Minecraft. Minecraft adalah sebuah game sandbox buatan Markus “Notch” Persson yang dirilis pada tahun 2009. Minecraft bisa dibilang adalah game indie paling sukses yang ada sampai sekarang. Game ini merupakan game yang sangat bebas dan hampir tidak memiliki aturan. Ciri khas paling bisa dilihat dari Minecraft adalah grafisnya yang terlihat kotak-kotak dan kaku. Hebatnya lagi, semenjak Minecraft dirilis gaya grafis kotak-kotak seperti ini semakin populer dicontoh oleh banyak game baru seperti Ace of Spades dan beberapa game kecil yang dirilis di berbagai platform.
Gameplay dalam Minecraft terbagi dalam berbagai jenis, yaitu survival mode, creative mode, adventure mode, dan multiplayer. Dalam survival mode, kamu akan memulai game di siang hari dan memiliki tugas untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat perkakas dan membangun tempat berlindung. Pada malam harinya akan banyak monster yang menyerang kamu dan kamu harus bisa melindungi diri dengan menggunakan apapun yang sudah kamu siapkan di siang harinya.
Dalam creative mode, kamu bebas melakukan apapun untuk membuat karya menggunakan berbagai feature yang ada di Minecraft. Jika kamu mencoba mencari di Google tentang creative mode dari Minecraft, siap-siap terkesima dengan karya-karya unik buatan fans yang dibuat dengan menggunakan Minecraft. Mode yang ketiga dalam game ini adalah adventure mode, di sini kamu dapat memainkan map yang sudah dibuat oleh pemain lain. Gameplay dari adventure mode ini berbeda tergantung apa yang dirancang oleh desainer map yang bersangkutan.
Mode terakhir yang ada di Minecraft adalah multiplayer. Penjelasan dari mode ini cukup simpel, bayangkan saja tiga mode yang ada di atas dimainkan secara bersama-sama dengan teman kamu (atau dengan musuh mungkin). Pemain dapat bermain mode ini dalam berbagai macam jenis gameplay, kamu bisa bermain PvP (player versus player), tim versus tim lain, atau bermain ala battle royal dengan pemenangnya adalah orang terakhir yang bertahan.
Dengan variasi gameplay yang begitu luas, tidak mengherankan Minecraft bisa menjadi game indie terbesar yang pernah ada. Saat ini Minecraft sudah tidak lagi dipegang oleh developer aslinya, Notch. Namun pengembangan game ini masih terus berlansung sampai sekarang.
Demikian daftar 10 game indie yang harus kamu coba menurut Games in Asia. Tentu saja masih banyak game indie lain yang patut kamu coba juga, oleh karena itu terus stay tuned di Games in Asia untuk ulasan berbagai game indie yang harus kamu mainkan atau yang harus kamu tunggu rilisnya. Kalau kamu ada komentar mengenai list ini, langsung saja tulis komentar di bawah ya.
Header image by Steve Courtney Minecraft image via Minecraft GalleryPost [Updated] 10 Game Indie Terbaik Untuk PC dan Console muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.