Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Brave Wave – Usaha Berani Untuk Melestarikan Musik Video Game

$
0
0

Musik selalu merupakan bagian integral dari video game. Tanpa musik, kenangan akan game yang pernah kita mainkan mungkin tidak akan terlalu memorable seperti yang beberapa dari kita sering alami. Musiklah yang membuat adegan action menjadi semakin menegangkan, adegan sedih jadi semakin menyayat hati, dan adegan horor menjadi semakin menyeramkan.

Kualitas yang dihasilkan dari musik-musik di video game dari waktu ke waktu membuat beberapa komposer ternama jadi memiliki fan base tersendiri. Sebut saja nama-nama besar seperti Nobuo Uematsu, Yasunori Mitsuda, Miki Higashino, Yoko Shimomura, Danny Baranowski, Austin Wintory, Jesper Kyd, Jeremy Soule, dan banyak nama lainnya. Kepopuleran komposer-komposer tersebut tentunya membuat banyak fans ingin menikmati karya mereka lebih banyak lagi, baik dalam bentuk soundtrack game, karya orisinal, ataupun sekedar remix saja.

Lahir dari minat untuk melestarikan musik video game agar bisa dinikmati lebih banyak orang, muncul ide dari Mohammad Taher, seorang gamer dan peminat musik game asal Kuwait, untuk dapat memfasilitasi para komposer agar karya mereka dapat bisa lebih dinikmati banyak orang. Salah satu target utama dari ide Taher ini adalah untuk dapat menjadi jembatan antara komposer game dari Jepang, terutama komposer freelance, dengan developer serta gamer dari seluruh dunia, dengan barat menjadi tujuan utama. Ide inilah yang nantinya tumbuh berkembang menjadi sesuatu yang sekarang kita kenal sebagai Brave Wave.


Brave Wave | Aniel Anton

Alex Aniel (kiri) dengan CEO dari Touchten, Anton Soeharyo (kanan)

Hari itu, saya berkesempatan untuk berjumpa dengan Alexander Aniel, CEO dan business-half dari Brave Wave. Perjumpaan saya lakukan di kantor Touchten yang terletak di Jakarta (untuk cerita eksklusif tentang Touchten, cek pembahasan kami di majalah Games in Asia edisi 2 yang bisa kamu download dengan gratis). Pada kesempatan itu kami berbincang-bincang mengenai banyak hal, mulai dari sejarah berdirinya Brave Wave, cara kerja mereka, masa depan yang ditargetkan oleh Brave Wave, sampai ke etos kerja para developer game di Jepang.

Perbincangan kami dimulai dengan pertanyaan yang selama ini selalu membuat saya penasaran. Bagaimanakah awal pertemanan dari Alex Aniel dan Mohammad Taher, dua orang yang memiliki ketertarikan pada hal yang sama namun tinggal di belahan dunia yang berbeda. Menurut Aniel, perjumpaan mereka diawali dari perkenalan yang dilakukan di internet. Saat itu Taher yang masih bergerak sendirian dengan menggunakan nama Koopa Soundworks menghubungi Aniel yang bekerja pada bagian lokalisasi di sebuah perusahaan game di Jepang.

Taher menghubungi Aniel lewat Twitter untuk meminta bantuan dalam menerjemahkan sebuah e-mail ke bahasa Jepang. Satu e-mail yang Taher kirimkan pun mulai berkembang menjadi banyak e-mail, sampai akhirnya Aniel menawarkan untuk membawa projek Taher ini ke taraf yang lebih lanjut.  Menurut Aniel, apa yang Taher kerjakan ini memiliki potensi cukup besar seandainya dikerjakan dengan lebih serius.

Tawaran ini pun disetujui oleh Taher, sampai akhirnya Brave Wave terbentuk dengan Mohammad Taher sebagai creative-half, dan Alexander Aniel sebagai business-half.


Brave Wave | World 1-2

Cover album World 1-2

Di setiap album atau single yang dirilis oleh Brave Wave, Taher selalu bertindak sebagai creative director, sementara Aniel membantu di urusan marketing, bisnis, dan lainnya. Selain itu, di setiap perilisannya Brave Wave selalu memiliki tema tersendiri. Contohnya seperti album pertama mereka yang bertajuk World 1-2. Pada album ini tema yang diusung oleh Brave Wave adalah remix, jadi di album ini kamu akan menemukan berbagai remix dari lagu-lagu video game ternama. Remix yang ada pun muncul dalam berbagai jenis musik, mulai dari chiptunes, aransemen ulang dengan piano, sampai ke musik bergenre post-rock sekalipun.

Untuk album terbaru mereka, In Flux, tema yang Brave Wave coba usung bisa dibilang cukup ambisius. Di album ini mereka mengangkat tema “east meet west“, barat bertemu timur. Untuk mewujudkan In Flux, Brave Wave menggandeng musisi-musisi game ternama. Sebagai perwakilan dari barat, mereka mengikut sertakan musisi seperti Chipzel yang mengerjakan musik untuk Super Hexagon, Eirik Suhrke yang mengerjakan musik untuk Ridiculous Fishing  dan Spelunky, Jim Guthrie yang populer melalui soundtrack Indie Game: The Movie dan Superbrothers: Sword & Sworcery EP. Sedangkan untuk perwakilan musisi dari timur, kamu bisa menemukan nama-nama seperti Manami Matsumae yang merupakan komposer untuk game Megaman pertama serta Mighty No. 9 yang saat ini tengah dikerjakan, Keiji Yamagashi yang terkenal melalui musik-musik dalam Ninja Gaiden, dan nama legendaris seperti Akira Yamaoka yang merupakan orang dibalik musik dengan atmosfer papan atas yang bisa kamu temukan di seri Silent Hill.

Brave Wave | Project Light

Concept art dari Project Light

Meskipun telah berhasil menggandeng nama-nama besar seperti yang telah saya sebutkan di atas, Brave Wave tidak berhenti di situ saja dalam mengembangkan sayap mereka. Belum lama ini mereka mengumumkan proyek terbaru mereka yang sementara ini disebut Project Light. Dalam proyek ini Brave Wave mencoba untuk menciptakan sebuah story-driven album, album musik yang memiliki cerita. Cerita yang diusung adalah mengenai sebuah tata surya yang akan mengalami kehancuran dan seorang robot humanoid ditugaskan untuk mencari solusi dari masalah ini. Berhubung tema dalam game ini berhubungan dengan humanoid, album ini menyertakan banyak komposer yang sebelumnya pernah mengerjakan berbagai musik untuk seri Megaman. Selain itu, Brave Wave juga telah mengkonfirmasi bahwa untuk mewujudkan Project Light ini, mereka akan menggandeng komposer game legendaris, Yoko Shimomura (Street Fighter II, Legend of Mana, Kingdom Hearts).


Heart Forth, Alicia | Concept Art

Tidak terbatas pada menyediakan musik orisinal dari komposer video game saja, Brave Wave juga saat ini berfungsi untuk memfasilitasi hubungan antara komposer Jepang dengan developer luar Jepang. Menurut Aniel, cukup banyak developer luar Jepang yang berminat untuk menggunakan komposer asal Jepang dalam game mereka, namun hal ini sering kali terhambat karena beberapa hal seperti batasan bahasa.

Kontribusi Brave Wave sebagai jembatan antara barat dan Jepang ini belum lama ini terwujud dengan keikut sertaan Manami Matsumae yang akan berkontribusi mengisi musik untuk game Heart Forth, Alicia. Ke depannya mungkin akan semakin banyak game dari barat, terutama game indie, yang menggunakan komposer Jepang berkat kontribusi Brave Wave yang menyebarkan nama mereka ke seluruh dunia.


Brave Wave | In Flux

Ke depannya, Aniel punya banyak rencana yang hendak dia lakukan untuk mengenalkan Brave Wave kepada lebih banyak orang, serta lebih mempopulerkan musik video game ke masyarakat. Saat ditanya apa saja rencana dia di masa depan, Aniel menyinggung beberapa hal seperti mengusahakan agar musik-musik Brave Wave bisa lebih mudah diakses orang dengan cara memperbanyak tempat penjualan secara fisik dan digital, sampai ke rencana ambisius seperti mengadakan tur di live house yang tersebar di seluruh Jepang, mengingat budaya musik Jepang sangat dipengaruhi oleh eksistensi dari berbagai live house.

Apa yang Brave Wave lakukan untuk menghidupkan musik video game adalah hal yang luar biasa. Tidak hanya mereka mengenalkan musik game ke khalayak yang lebih ramai, mereka juga berkontribusi di industri game melalui peran mereka sebagai jembatan antara Jepang dengan seluruh dunia.

Jika kamu tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang Brave Wave, kamu bisa follow mereka melalui Twitter atau Facebook. Kalau kamu tertarik dengan apa yang mereka lakukan, kamu bisa mendapatkan berbagai produk dari Brave Wave seperti album digital, CD, ataupun merchandise lainnya melalui situs mereka.

Official Website: Brave Wave

Official Store: Brave Wave Store

Post Brave Wave – Usaha Berani Untuk Melestarikan Musik Video Game muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles