Tak terasa tahun 2015 sudah hampir berakhir. Melihat kembali perjalanan gaming saya setahun ke belakang, entah sudah berapa banyak game yang saya mainkan. Walaupun begitu banyak kenangan, satu hal yang saya sesali adalah sebagian besar tidak bisa saya tamatkan.
Dari sekian banyak game yang sempat saya cicipi, hampir semuanya merupakan game mobile yang terdapat di platform iOS. Hal ini menasbihkan iPad milik saya sebagai perangkat gaming favorit di tahun 2015, mengalahkan koleksi console lain yang mulai berdebu di sudut ruangan.
Dari kenyataan tersebut, tidak mengherankan bila sebagian besar game favorit saya tahun ini didominasi oleh game mobile. Mulai dari racing, shooter, puzzle, hingga horor ada di daftar game pilihan saya. Penasaran apa saja game yang saya maksud? Silakan lihat sendiri di bawah ini.
Horizon Chase
Developer: Aquiris Game Studio | Penerbit: Aquiris Game Studio
Platform: Android, iOS
… menghadirkan gameplay khas game racing klasik yang dikemas dengan grafis nan indah
Dari semua game racing yang saya mainkan tahun ini, Horizon Chase adalah yang pertama langsung terlintas di benak saya. Karya perdana developer game asal Brasil, Aquiris Game Studio, ini begitu memesona, hingga membangkitkan kenangan saya semasa kecil yang begitu gemar memainkan Top Gear dan OutRun.
Horizon Chase menghadirkan gameplay khas game racing klasik yang dikemas dengan grafis nan indah. Balapan seru di dalamnya berpadu dengan performa game yang optimal hingga mampu menampilkan aksi kebut-kebutan dalam 60 fps. Waktu bermain yang mencapai belasan (atau bahkan puluhan) jam berkat banyaknya lintasan di sini merupakan value yang sangat besar dibandingkan dengan banderol Rp45.000 yang ditetapkan oleh developer.
Review Horizon Chase – Sarana Bernostalgia yang Sempurna
Lara Croft GO
Developer: Square Enix Montreal | Penerbit: Square Enix
Platform: Android, iOS
… puzzle turn-based yang hadir dalam Lara Croft GO mampu membawa sensasi survival … khas seri Tomb Raider
Tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk bermain sebagai Lara Croft dalam sebuah game puzzle. Namun gebrakan yang dihadirkan Square Enix melalui Lara Croft GO ternyata sangat membekas di pengalaman gaming saya tahun 2015.
Lara Croft GO merupakan game yang dikembangkan oleh Square Enix Montreal, studio game sama dengan yang merilis Hitman GO tahun 2014 silam. Gameplay puzzle turn-based yang hadir dalam Lara Croft GO mampu membawa sensasi survival di tengah-tengah monster yang berkeliaran serta mekanisme puzzle cerdas khas seri Tomb Raider.
Gameplay menarik tersebut dikemas dalam grafis berkualitas dengan nuansa cerah. Kesemuanya itu membuat saya tidak perlu berpikir ulang untuk menempatkan Lara Croft GO ke dalam jajaran game favorit saya pada tahun 2015.
Review Lara Croft GO – Petualangan Minimalis sang Tomb Raider dalam Genre Puzzle
Lost Within
Developer: Amazon Game Studios | Penerbit: Amazon Game Studios
Platform: iOS, Fire OS
… dipenuhi dengan misteri yang seolah-olah meledakkan otak ketika mencapai konklusinya
Harus saya akui, awalnya saya merasa tidak acuh dengan rencana ekspansi Amazon Game Studios ke Apple App Store. Namun semua itu berubah ketika saya memainkan game pertama mereka di iOS, yaitu Lost Within.
Sebagai penggemar genre horor, kehadiran Lost Within membahagiakan sisi masokis saya yang rindu diteror oleh game menyeramkan. Sudut pandang orang pertama yang memukau, kontrol game yang telah disesuaikan dengan perangkat berlayar sentuh, hingga efek suara mencekam yang terdengar di sepanjang game, semuanya membuat bulu kuduk saya merinding tanpa henti.
Tidak hanya itu saja, konklusi kisah di dalam game ini juga sangat tidak disangka-sangka, hingga seolah-olah meledakkan kepala saya ketika mencapai akhir ceritanya. Benar-benar sebuah pengalaman horor fantastis dalam genggaman!
Review Lost Within – Survival Horror Terbaik untuk Platform Mobile Hingga Saat Ini
Uncharted: The Nathan Drake’s Collection
Developer: Naughty Dog | Penerbit: Sony Computer Entertainment
Platform: PS4
Perbaikan yang dilakukan tidak main-main, hingga saya enggan bermain game orisinalnya.
Saya termasuk salah satu gamer yang kurang beruntung belum memainkan seri Uncharted di console PlayStation generasi sebelumnya. Namun, Naughty Dog selaku developer ternyata merilis ulang ketiga iterasi Uncharted dalam format remaster di PS4 yang membuat saya mampu mengejar ketertinggalan.
Layaknya edisi remaster pada game lainnya, Naughty Dog memperindah visual seri Uncharted klasik agar tampil sesuai dengan kemampuan console generasi kini. Perbaikan yang dilakukan tidak main-main, hingga saya enggan bermain game orisinalnya.
Visual yang tampak di mata saya begitu cerah, hidup, dan tajam. Gemericik air, goyangan dedaunan, hingga efek cuaca yang tampil betul-betul mencerminkan kemampuan console PS4 yang begitu powerful. Rasanya saya tidak menyesal telah melewatkan seri Uncharted orisinal, karena suguhan Uncharted: The Nathan Drake’s Collection begitu memesona!
Review Uncharted: The Nathan Drake’s Collection – Kompilasi Esensial
Tap Quest: Gate Keeper
Developer: IDLE Idea Factory | Penerbit: NANOO COMPANY Inc
Platform: Android, iOS
… setiap level terasa seru, penuh kekacauan, serta ledakan di mana-mana
Saya cukup sering memainkan game bergenre clicker pada perangkat mobile tahun ini, seperti Century City, Bitcoin Billionaire, atau Clicker Heroes. Di antara semuanya, ada satu game yang masih setia saya mainkan hingga kini, yaitu Tap Quest: Gate Keeper.
Tap Quest: Gate Keeper sukses memadukan unsur tower defense, action, dan genre clicker secara harmonis. Usaha saya membendung gempuran monster di setiap level terasa seru, penuh kekacauan, serta ledakan di mana-mana.
Mekanisme free-to-play yang diterapkan oleh developer terasa sangat bersahabat. Saya selalu dapat memperoleh koin maupun gem ekstra dengan menonton iklan berdurasi sekian detik. Energi yang dibutuhkan untuk memulai permainan terisi dengan relatif cepat, dengan interval pas untuk mengistirahatkan jari-jari saya yang kelelahan melakukan ratusan tap di setiap level.
Her Story
Developer: Sam Barlow | Penerbit: Sam Barlow
Platform: PC, iOS
Sepuluh orang bisa saja memainkan game yang sama, namun bisa jadi kesimpulan yang diperoleh masing-masing berbeda
Saya telah mengetahui keberadaan Her Story sejak pertengahan tahun. Namun, saya baru mencicipinya di awal Desember ini saat versi iOS mendapatkan potongan harga. Hasilnya? Her Story langsung masuk ke jajaran game favorit saya di tahun 2015.
Dengan tema unik tentang rekaman wawancara saksi pada sebuah kasus pembunuhan, Her Story mengajak pemainnya menjalin sebuah cerita sepotong demi sepotong dalam urutan acak. Tidak ada urutan yang benar dalam menyelesaikan kisah yang ada pada Her Story. Bahkan, kapan game ini berakhir juga sepenuhnya berada di keputusan pemainnya.
Yang membuat Her Story sangat menarik adalah beragam penafsiran yang dapat diperoleh darinya. Sepuluh orang bisa saja memainkan game yang sama, namun bisa jadi kesimpulan yang diperoleh masing-masing berbeda. Game tidak memberikan secara gamblang apa yang terjadi di akhir kisah, hanya kamu dan imajinasimu sendiri batasnya.
Review Her Story – Menyusun Cerita dalam Kepala
Geometry Wars 3: Dimensions
Developer: Lucid Games | Penerbit: Sierra Entertainment
Platform: PC, Mac, Linux, PS3, PS4, PS Vita, Xbox 360, Xbox One, Android, iOS
… salah satu porting terbaik yang pernah dilakukan oleh developer game AAA
Lucid Games memutuskan untuk melakukan porting Geometry Wars 3 ke platform mobile pada tahun ini. Setelah memainkannya langsung pada iPad yang saya miliki, saya bisa bilang bahwa ini adalah salah satu porting terbaik yang pernah dilakukan oleh developer game AAA.
Semua aspek pada Geometry Wars 3: Dimensions mampu memanjakan saya yang merupakan penggemar genre shooter. Aksi tembak-menembak bergaya arcade yang intens, performa game yang mampu konstan berada di 60 fps, serta efek visual dan audio yang sungguh berwarna, membuat saya tidak percaya sedang memainkan sebuah game mobile.
Review Geometry Wars 3: Dimensions – Dual Stick Shooter Paling Seru yang Pernah Saya Mainkan!
Agent A: An Puzzle in Disguise
Developer: Yak & Co | Penerbit: Yak & Co
Platform: iOS
… plot cerita yang lebih mendalam, serta mendesainnya sebagai game episodik yang membuat saya penasaran …
Karya perdana Yak & Co di platform mobile begitu memesona dengan grafis cemerlang serta desain puzzle yang cerdas. Terlebih lagi, Agent A: A Puzzle in Disguise memiliki tema spionase di era 70-an, sama seperti game No One Lives Forever, FPS favorit saya di masa silam.
Agent A: A Puzzle in Disguise memiliki gameplay puzzle kurang lebih sama dengan seri The Room yang menjadi favorit saya dulu. Namun, developer Yak & Co memberikan plot cerita yang lebih mendalam, serta mendesainnya sebagai game episodik yang membuat saya penasaran dengan kelanjutan kisah sang agen dalam usahanya mengejar buronan La Rouge.
Please Don’t Touch Anything
Developer: Four Quarters | Penerbit: BulkyPix
Platform: PC, Mac, Linux, Android, iOS
… contoh dari desain sebuah game yang cerdas, karena tetap dapat dinikmati walaupun disertai penjelasan yang minim
Satu lagi game puzzle yang masuk ke jajaran game favorit pribadi saya di tahun 2015. Please Don’t Touch Anything merupakan contoh dari desain sebuah game yang cerdas, karena tetap dapat dinikmati walaupun disertai penjelasan yang minim. Bila kita sering bingung saat tidak mendapatkan tutorial yang cukup, Please Don’t Touch Anything justru menjadikannya tantangan yang membuat penasaran.
Saya dihadapkan dengan sebuah panel dengan sebuah tombol merah yang terletak di tengah-tengahnya. Tidak jelas apa yang harus saya lakukan. Menekan tombol sembarangan malah akan membumihanguskan kota yang tampak melalui layar monitor di depan. Berbagai petunjuk tersedia di game, namun dibutuhkan imajinasi serta daya nalar tinggi untuk memecahkannya.
Ketika berhasil memecahkan satu demi satu kode yang ada di dalam game, yang saya dapatkan selanjutnya adalah kepuasan serta peningkatan kecerdasan, atau setidaknya itu yang saya yakini.
Fallout Shelter
Developer: Bethesda Game Studios | Penerbit: Bethesda Softworks
Platform: Android, iOS
… tingkat kesulitannya terasa cukup menantang, namun juga tidak sampai membuat saya frustasi
Persinggungan pertama saya dengan seri Fallout yang begitu melegenda justru melalui game spin-off yang dirilis Bethesda secara tidak terduga pada ajang E3 2015. Walaupun pengetahuan saya tentang Fallout pada saat itu bisa bilang nol besar, namun hal tersebut tidak menghalangi saya untuk menikmati Fallout Shelter selama perjalanan mudik tahun ini.
Fallout Shelter memberikan saya kepuasan bermain game simulasi pada perangkat portabel secara offline, sesuatu yang cukup langka untuk ditemukan di antara jajaran game free-to-play lainnya. Saya diberi kebebasan untuk mengelola bungker dan menyejahterakan penduduknya dari ancaman radiasi nuklir serta berbagai hal buruk yang dapat menimpa.
Yang membuat game ini sangat berkesan adalah tingkat kesulitannya terasa cukup menantang, namun juga tidak sampai membuat saya frustasi. Mencari titik keseimbangan antara kebutuhan penghuni dengan ketersediaan sumber daya merupakan hal yang tricky di sini. Anehnya, saya sama sekali tidak merasa keberatan harus mengulang beberapa kali karena desain game yang sangat fun.
Review Fallout Shelter – Sisi Lain Dunia Post-Apocalypse di Jagat Fallout
Itulah kesepuluh game yang meninggalkan kesan kuat di memori saya selama 2015. Apakah kamu juga memiliki kesamaan game favorit pada tahun ini? Atau punya pilihan sendiri yang tidak termasuk dalam daftar di atas? Mari berbagi lewat kolom komentar!
The post 10 Game Favorit Selama 2015 Versi Iqbal Kurniawan appeared first on Tech in Asia Indonesia.