Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

5 Pro Kontra Bekerja di Startup dan Perusahaan yang Sudah Mapan

$
0
0

Sudah lulus kuliah, tapi masih bingung menentukan ingin bekerja di mana? Sebenarnya ini pilihan yang simpel. Ada dua perusahaan yang bisa kamu pilih. Pilihan pertama adalah startup, yaitu perusahaan yang baru merintis. Atau korporasi, perusahaan besar yang sudah mapan.

Bekerja di masing-masing tempat itu tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Apa saja? Berikut adalah lima pro dan kontra bekerja di startup dan korporasi yang bisa menjadi referensi buat kamu.

Waktu kerja

Waktu kerja

Sumber gambar Steven Zwerink

Korporasi: Perusahaan  besar biasanya menerapkan waktu kerja yang fix, misalnya sistem kerja delapan jam, atau yang dikenal dengan istilah 9-to-5. Artinya mulai aktif kerja pukul sembilan pagi dan berakhir pada pukul lima sore.

Sistem seperti ini mungkin terlihat menarik, karena waktu kerja sangat teratur. Di lain sisi, karyawan korporasi terikat dengan jam kerja tersebut. Karyawan, kecuali yang bekerja di bagian lapangan, harus selalu berada di kantor saat jam kerja.

Kesimpulan: Waktu kerja teratur, tapi tidak fleksibel.

Startup: Sebagian besar startup tidak memiliki waktu kerja yang teratur seperti perusahaan besar. Meski tidak semua, banyak yang menerapkan sistem kerja remote, yang mengizinkan karyawan bekerja tanpa harus ke kantor.

Tolak ukur sebuah startup biasanya adalah jumlah tugas yang bisa diselesaikan, bukan berapa lama waktu kerja. Jadi, selama tugas yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan selesai, mereka punya keleluasaan waktu untuk melakukan hal lain.

Kesimpulan: Waktu kerja tidak teratur, tapi fleksibel.

Gaji dan tunjangan

Gaji dan tunjangan

Sumber gambar Money

Korporasi: Perusahaan besar pada umumnya menggaji karyawannya dengan nominal yang relatif tinggi. Begitu juga dengan berbagai tunjangan yang diberikan, seperti asuransi kesehatan dan sebagainya. Ini menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk memilih bekerja di korporasi. Akan tetapi, perlu diingat kalau gaji dan tunjangan tinggi diperoleh sesuai dengan posisi dan lama bekerja.

Kesimpulan: Gaji relatif tinggi plus tunjangan, tapi berbanding lurus dengan posisi dan lama bekerja.

Startup: Sebagai perusahaan rintisan, tidak semua startup memberikan tunjangan. Untuk masalah gaji, startup yang telah memperoleh investasi besar mampu menggaji karyawannya dengan nominal tinggi. Beberapa startup berani memberi gaji yang angkanya bersaing dengan gaji korporasi.

Namun, hal yang paling menarik dari bekerja di startup adalah kesempatan karyawan untuk mendapatkan jatah saham. Ini berlaku apabila sang Founder memberikan opsi tersebut.

Kesimpulan: Ada kemungkinan gaji besar dan opsi saham, tapi bergantung pada dana yang dimiliki dan keputusan Founder-nya

Keseimbangan hidup dan kerja

hidup dan kerja

Sumber gambar pengguna Flicker Mohit

Korporasi: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan besar biasanya menggunakan sistem 9-to-5 dan lima hari kerja dalam seminggu. Sistem tersebut membuat hidup pekerjanya juga teratur, sehingga mereka bisa bersenang-senang setelah pulang kerja dan berlibur saat akhir pekan.

Akan tetapi, yang biasanya menjadi masalah adalah tempat kerja yang kurang fleksibel. Setiap hari karyawan harus pergi ke kantor untuk bekerja, yang mungkin terdengar membosankan bagi sebagian orang.

Kesimpulan: Keseimbangan hidup dan kerja lebih baik, tapi rutinitas yang berulang cenderung membosankan.

Startup: Di sebuah startup, keseimbangan ini tergantung dari budaya kerja yang diterapkan. Startup tahap awal mungkin akan menguras sebagian besar waktu karyawannya untuk fokus mengembangkan produk. Bekerja sampai larut malam, bahkan seringkali lanjut di akhir pekan, cenderung membuat hidup dan kerja jadi tidak seimbang.

Khusus bagi startup yang mengizinkan karyawannya bekerja secara remote, keseimbangan hidup dan kerja bisa disiasati. Sehingga ini menjadi keuntungan tersendiri.

Kesimpulan: Hidup dan kerja di startup kadang tidak imbang, tapi ada pilihan bekerja secara remote.

Pengalaman dan keahlian kerja

Kemampuan

Sumber gambar Mr Seb

Korporasi: Perusahaan besar biasanya akan mencari orang-orang yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus. Ada juga yang menerima lulusan baru, kemudian dilatih dulu sebelum benar-benar mulai bekerja.

Bekerja di korporasi juga akan memberikan kamu beragam ilmu manajemen yang telah diterapkan bertahun-tahun, yang terbukti dan teruji telah membangun perusahaan tersebut dari kecil menjadi besar.

Kesimpulan: Bekerja di korporasi akan memberikan banyak ilmu,

Startup: Sebagian startup lebih memilih merekrut lulusan baru, sehingga kesempatan bagi fresh graduate untuk diterima bekerja lebih tinggi. Namun, kemungkinan besar kamu tidak akan mendapat banyak pelatihan sebelum bekerja. Sehingga seringkali kamu harus melakukan improvisasi saat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan.

Kesimpulan: Bagi lulusan universitas, peluang bekerja di startup lebih tinggi ketimbang di korporasi, tapi tantangan pekerjaannya juga besar.

Masa depan

Masa Depan Jack Ma

Jack Ma, salah satu orang terkaya di Cina. Sumber gambar Unfccc

Korporasi: Masa depan yang terjamin, karena gaji yang stabil dan uang pensiun, menjadi salah satu alasan bekerja di korporasi tampak lebih menjanjikan. Sehingga masa depan pekerja perusahaan besar cenderung lebih bisa diprediksi.

Namun, tiap orang memiliki rencana masa depan yang berbeda-beda. Bagi kamu yang berencana menjalankan bisnis sendiri, akan lebih berat kalau kamu melakukannya sambil bekerja di korporasi dengan waktu kerja yang terikat.

Kesimpulan: Masa depan terjamin, tapi kamu bekerja buat impian orang lain.

Startup: Sebagai perusahaan rintisan, masa depan bekerja di startup sulit diprediksi. Startup bisa tutup kapan saja, entah karena seperti kehabisan dana atau alasan lainnya.

Akan tetapi, apabila kamu bergabung dengan startup yang menjanjikan, yang dapat dilihat dari siapa Founder-nya dan seperti apa kondisi keuangan atau investasi yang masuk, masa depan kamu bisa dibilang cukup cerah. Opsi stok saham, jika kamu mendapatkannya, bisa membuatmu menjadi jutawan—dengan catatan apabila startup tersebut berhasil exit dengan nilai jual yang tinggi.

Kesimpulan: Masa depan di startup tidak bisa diprediksi, tapi, sekali lagi, peluang mendapatkan saham bisa dijadikan pertimbangan.


Setelah melihat pro kontra di atas, kira-kira mana yang lebih kamu pilih? Bekerja di startup atau korporasi?

Baca juga: Tip Mempersiapkan Diri Terjun ke Dunia Startup untuk Mahasiswa
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar utama Nicholas Wang)

The post 5 Pro Kontra Bekerja di Startup dan Perusahaan yang Sudah Mapan appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles