Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, baru-baru ini memberikan pernyataan yang menarik. Ia mengungkapkan bahwa kementeriannya berencana membangun situs e-commerce yang sekaliber dengan milik Cina, Alibaba. E-commerce milik negara ini diperkirakan akan dibangun di atas salah satu portal belanja Indonesia, Blanja.
Baca juga: Prestasi Apa Saja yang Telah Ditorehkan Kemenkominfo Tahun Ini?
Bagaimana Ebay masuk ke Indonesia
Blanja, marketplace belanja online, memiliki rekam jejak yang menarik. Blanja diluncurkan pada tahun 2013 sebagai perusahaan gabungan antara perusahaan telekomunikasi nasional, Telkom, dengan Ebay.
Di penghujung tahun 2014, Ebay dikabarkan berencana menambah kepemilikan sahamnya di Blanja dari 40 persen menjadi 49 persen. Ini semakin menguatkan kabar kalau Ebay ingin menjadi pemegang saham mayoritas Blanja. Namun, kabar itu meredup dan mayoritas saham Blanja tampaknya masih dimiliki Telkom.
Baca juga: Ebay Membeli Lebih Banyak Saham Blanja milik Telkom Indonesia
Para pedagang di Blanja menjual berbagai produk khas e-commerce, seperti gadget, produk busana, dan peralatan bayi. Blanja tak memberlakukan fitur pelelangan macam Ebay, yang berarti tak ada proses tawar menawar di situs e-commerce ini.
Kehadiran Blanja di ranah e-commerce tak menuai sukses. Situs e-commerce tersebut kini menghadapi persaingan ketat dari marketplace lain yang lebih populer macam Tokopedia dan Bukalapak. Perkembangan Blanja mungkin terhambat oleh pelarangan yang diberlakukan atas afiliasinya dengan PT. Telkom sebagai perusahaan BUMN.
Sebagai contoh, para pedagang di Blanja hanya diperbolehkan menjual produk baru, bukan bekas, dan membutuhkan izin pemerintah untuk berjualan di situs tersebut.
Kehilangan esensi
Menurut Gatot Trihargo, lewat penuturannya kepada portal berita Detik, Blanja akan berubah menjadi portal perdagangan bagi usaha kecil menengah dari seluruh wilayah Indonesia. Salah satu perusahaan BUMN, PT Sucofindo, akan bertanggung jawab untuk menyortir dan melakukan sertifikasi produk. Sementara itu untuk kemasan dan pemasarannya akan ditangani oleh PT Sarinah. Tujuannya adalah agar produk lokal dapat dengan mudah diakses oleh semua orang dari berbagai penjuru dunia.
Meskipun konsep tersebut dianggap serupa dengan konsep dari Alibaba, rencana Gatot Trihargo untuk mengubah status Blanja menjadi milik pemerintah seperti Alibaba masih melewatkan hal penting.
Pertama, Jack Ma mendirikan Alibaba sebagai perusahaan pribadi. Ini dilakukan setelah ia keluar dari proyek e-commerce yang digarap pemerintah. Kedua, Jack Ma suka “menganggu” perusahaan BUMN. Ia juga pernah melakukan hal serupa terhadap China Post dan bank-bank China yang punya layanan e-payment. Ketiga, kemenangan terhadap Ebay lah yang membuat Alibaba jadi nomor satu di China seperti saat ini.
Terlepas dari hal itu, pengumuman Gatot Trihargo sukses membuat saya penasaran. Apa peran Ebay jika nanti Blanja menjadi perusahaan BUMN?
Ditambah lagi, apakah rumor bahwa Menkominfo Rudiantara yang mungkin akan berganti posisi menjadi menteri BUMN ada hubungannya dengan ini? Menteri BUMN saat ini, Rini Soemarno, mengatakan sendiri kepada media bahwa ia tahu Rudiantara dikabarkan akan menggantikan dirinya.
Rudiantara telah menyita cukup banyak perhatian di tahun 2014 dengan melobi berbagai menteri untuk mengusulkan ide roadmap e-commerce gabungan, kendati roadmap tersebut belum rampung sepenuhnya.
Tech in Asia telah menghubungi Telkom dan Blanja untuk klarifikasi lebih lanjut dan hasilnya CEO Blanja, Auilia Ersya Marinto, mengonfirmasi rencana menteri BUMN untuk masuk ke ranah e-commerce. Ia juga mengonfirmasikan bahwa Telkom melalui anak perusahaannya, Metraplasa, menguasai 60 persen kepemilikan saham Blanja, sementara sisanya yang 40 persen dimiliki oleh Ebay.
Lebih lanjut Aulia mengatakan fitur utama Blanja tak akan diubah, mereka akan tetap menjadi marketplace untuk konsumen lokal. Dia juga mengklarifikasi bahwa keingininan menteri BUMN adalah untuk menjual produk ritelnya ke pasar internasional lewat Ebay, bukan Blanja.
(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
The post Benarkah Indonesia Sedang Menyiapkan Perusahaan E-Commerce Milik Pemerintah? appeared first on Tech in Asia Indonesia.