Estonia adalah sebuah negara di Eropa. Di industri game global sendiri, negara ini bukanlah negara yang begitu populer, tidak seperti beberapa negara Eropa lainnya yang mampu melahirkan berbagai studio papan atas seperti Ubisoft, Gameloft, atau bahkan Mojang (developer Minecraft) sekalipun.
Meski begitu, kondisi tersebut tidak mengurungkan niat GameFounders, sebuah akselerator khusus video game, untuk melakukan ekspansi ke belahan dunia lainnya yaitu Asia, tepatnya di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bagaimana tim dari bagian utara Eropa ini bisa sampai ke salah satu bagian paling selatan dari Asia. Simak kisahnya di bawah.
Membangun Iklim Game di Daerah Tropis
“Y Combinator untuk video game,” saya rasa itulah cara paling mudah untuk mendeskripsikan apa itu GameFounders kepada orang-orang yang cukup familier dengan dunia startup. Sebagai akselerator, GameFounders mengundang berbagai developer indie untuk mengikuti program tiga bulan mereka.
Selama tiga bulan, GameFounders akan membawa developer-developer terpilih untuk bergabung di program intensif dan memberikan bimbingan dalam berbagai aspek dari pengembangan game seperti urusan teknis dan arahan game, masalah marketing, latihan pitch, serta membantu para developer dalam melakukan networking dengan calon partner potensial.
Ketika ditanya mengapa mereka memilih Asia, perwakilan dari sekaligus COO dari GameFounders, Andrew Walker, dalam sebuah sesi wawancara dengan Tech in Asia mengatakan bahwa itu bukanlah pilihan berat.
Kami ingin menciptakan akselerator berskala global, dan kami juga sudah mengamati Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir sebagai ekspansi pertama kami dari Eropa. Ditambah lagi kami telah menemukan partner yang luar biasa di Malaysia yaitu MDeC.
Walker juga optimis dengan pasar game di Asia. “Pertumbuhan pasar industri ini berkembang sangat baik di sini, bersamaan dengan itu talenta-talenta yang ada pun juga berkembang dengan sangat pesat. Sudah banyak studio game di daerah ini, namun baru sekarang kita mulai melihat generasi baru dengan semangat independen yang ingin menciptakan game mereka sendiri daripada sekadar mengerjakan pekerjaan outsourcing,” jelasnya.
Lebih lanjut Walker menambahkan bila pihaknya ingin bisa membantu developer dari seluruh dunia. “Kami percaya metode yang kami gunakan akan sangat cocok di sini, dan kami tidak hanya bisa membantu developer-developer dari Asia, tapi juga developer dari belahan dunia lainnya yang ingin merasakan pengalaman langsung mengamati industri game di region ini,” tambahnya. Hal inilah yang menyebabkan peserta GameFounders Asia yang diadakan tahun 2015 tidak hanya diikuti oleh studio game dari Asia, tapi juga dari benua lain seperti Amerika Selatan.
Walker memprediksi dalam lima tahun ke depan, banyak negara di Asia yang akan menyusul kesuksesan Jepang, Cina, dan Korea di ranah game.
Kita akan melihat perkembangan besar dari game mobile dan penggunaan internet. Kedua hal tersebut bisa membuka peluang untuk membuka studio besar yang bisa menggapai industri pengembangan game di seluruh region Asia.
Saat ini Walker melihat Cina sebagai salah satu negara yang berhasil mengembangkan industri game di Asia. “Tapi saya pribadi merasa ada peluang besar untuk menciptakan pusat pengembangan game di tempat seperti Kuala Lumpur atau daerah lainnya dengan populasi besar dan talenta yang tengah berkembang pesat,” katanya lagi.
Apakah Ini Semua Berharga?
Selain memberikan bimbingan intensif kepada para developer yang mewakili studio, GameFounders juga akan memberikan dana antara €10.000 sampai €15.000 (sekitar Rp 152 juta sampai Rp227 juta, dikonversikan dari euro) untuk sembilan persen saham dari studio yang mereka bimbing.
Beberapa orang mungkin akan langsung merasa bahwa persentase saham yang diminta dengan jumlah pendanaan yang diberikan sangatlah rendah, tapi salah satu developer Indonesia yang mengikuti program ini, Viananda Andrias dari Nightspade, berkata lain.
“Apa yang saya pelajari dari GameFounders selama tiga bulan terakhir betul-betul berharga. Mentor-mentor yang didatangkan pun sangat menguasai materi mereka, memiliki pengalaman banyak di industri game, dan bersedia untuk terus membantu bahkan setelah masa pendidikan intensif selesai. Segala ilmu dan pengalaman yang didapatkan dari mengikuti GameFounders jelas sangat worth dengan nilai saham yang mereka minta,” ujar Andrias.
Dilihat dari nilai valuasi yang digunakan GameFounders, bisa ditebak kalau studio game yang mereka incar bukanlah studio dengan jajaran game yang bisa dibilang sukses besar atau memiliki investasi dengan nilai tinggi. Namun, untuk bisa tergabung dalam GameFounders, studio yang berminat harus sudah cukup mapan dan siap melakukan bisnis.
Kami berusaha untuk menyeleksi tim yang dinamis dan berkomitmen serta siap untuk bekerja keras dan mendengarkan saran-saran yang diberikan selama mereka mengikuti program ini. Kami mencari tim yang sudah mapan dari segi pengembangan game dan kualitasnya, namun butuh bantuan dalam urusan pembangunan strategi bisnis yang baik. Mungkin saja mereka sudah merilis game, dapat jumlah unduhan yang banyak, tapi belum menghasilkan laba yang signifikan, hal-hal seperti itulah yang dapat kami bantu.
Bersiap untuk Perjalanan Berikutnya
Pertengahan November lalu, GameFounders baru menyelesaikan program perdananya di Malaysia. Program yang diikuti oleh studio game dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan bahkan Brazil serta Ukraina ini menjadi pembuktian bahwa GameFounders bisa membawa apa yang telah mereka lakukan di Estonia, dan menerapkannya di Asia dengan bantuan pemerintah Malaysia.
Saat ini GameFounders tengah menyiapkan gelombang kedua dari program akselerasi mereka yang akan dimulai pada bulan Maret 2016. Jika kamu memiliki studio game dan berminat untuk menjadi bagian dari program ini, kamu bisa langsung mengunjungi tautan di bawah. Meskipun ada pepatah yang mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina,” kalau ilmunya bisa didapatkan di negeri jiran, apa salahnya mencoba bukan?
Tautan Pendaftaran: GameFounders Spring 2016 Asia
Bagaimana pendapat kamu tentang program akselerator asal Estonia ini? Selain itu bagaimana kamu bereaksi melihat besarnya dukungan pemerintah Malaysia yang membantu perusahaan asal Estonia untuk membangun industri game di negara tersebut? Sampaikan pendapatmu di bagian komentar ya.
The post Bagaimana Akselerator Asal Estonia Ini Hendak Membantu Perkembangan Industri Game di Asia appeared first on Tech in Asia Indonesia.