Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

USB-C dan Thunderbolt 3: Akankah Teknologi “Satu Lubang” Menjadi Tren di Masa Depan?

$
0
0

Publik heran saat Apple merilis The New MacBook yang hanya menyertakan satu konektor USB-C pada bulan Maret lalu. Raksasa teknologi ini, seperti biasa, melakukan apa yang selalu mereka lakukan: membuang teknologi yang (menurut mereka) mulai usang, lalu menggantinya dengan yang lebih relevan.

meme-USB

Dengan desain USB-C yang reversible, tak akan ada lagi insiden salah colok

Berkat teknologi konektor yang reversible pada USB-C, satu “lubang” pada varian MacBook terbaru ini bisa mengakomodasi beragam fungsi. Sebutlah saat kamu akan melakukan charging laptop atau memindahkan data dari hardisk eksternal.

hub-usb-c-macbook

Menggunakan aksesori hub, pengguna dapat menyambungkan berbagai perangkat kompatibel, termasuk USB model lama

Bila kamu membeli laptop MacBook terbaru saat ini, kamu harus membeli konverter atau hub USB.

Langkah Apple yang terburu-buru ini sempat membuat The New MacBook dinilai terlalu futuristis. Tampaknya memang benar, USB-C akan menjadi standar konektor di masa depan.

Thunderbolt 3, fitur ekstra dari Intel

Pada bulan Juni lalu, Intel mengumumkan kalau Thunderbolt 3 akan menggunakan konektor USB-C, meninggalkan konektor Mini DisplayPort yang kurang populer—kecuali bagi pengguna produk Apple dan kalangan profesional.

thunderbolt-3

Ya, fungsi konektor USB kini bukan sekadar buat transfer data atau mengisi daya baterai gadget kamu saja. Kita juga bisa menyambungkannya dengan monitor eksternal. Walau, sayangnya, Thunderbolt 3 “terikat” pada komputer berbasis Skylake, prosesor seri Core generasi terbaru dari Intel.

Tanpa Thunderbolt 3, USB-C, yang mengusung standar USB 3.1, mampu mentransfer data dengan kecepatan 10 GB per detik, meski anehnya Apple membatasi kecepatan transfer pada The New MacBook di 5 GB per detik. Dengan Thunderbolt 3, kecepatannya terdongkrak menjadi 40 GB per detik, dua kali lebih cepat dari Thunderbolt 2 atau empat kali lebih cepat dari USB 3.1.

Dell melalui tiga varian laptop terbarunya, XPS 12, XPS 13, dan XPS 15 menjadi laptop pertama yang membenamkan konektor USB-C/ Thunderbolt 3.

Pengganggu di segmen laptop gaming

Kecepatan transfer data USB-C tidak hanya memungkinkan kita menghubungkan komputer dengan dua monitor 4K sekaligus, tetapi juga dengan kartu grafis eksternal. Sekarang ini, untuk bisa bermain game di laptop, kita harus membeli laptop khusus buat gaming yang rata-rata dijual di atas Rp10 juta.

Laptop gaming, umumnya bongsor dan berat. Meski konsepnya portabel, agak repot ketika kita membawa-bawa laptop gaming kemana-mana. Untuk urusan pekerjaan, kebanyakan orang akan memilih laptop biasa atau laptop tipis dan ringan macam MacBook Air.

thunderbolt-graphics-dock

Thunderbolt 3 membuat kita bisa mendapatkan “best of both worlds.” Kita bisa membeli laptop ringan dengan prosesor ala kadarnya, walaupun disarankan minimal Core i5 atau i7, lalu menggunakan alat tambahan berupa graphics dock atau sasis Thunderbolt 3 berisi kartu grafis dekstop.

Tidak seperti chip grafis pada laptop yang tersolder permanen pada motherboard, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade kartu grafis. Kemampuan ini bisa dipastikan akan menganggu pasar laptop gaming. Graphics dock ini juga akan mendukung kartu grafis mobile

Prototipe graphics dock tersebut sempat didemonstrasikan pada bulan Agustus oleh Intel dan Inventec. MSI, produsen komputer asal Taiwan, juga mengaku sedang menyiapkan dua Thunderbolt 3 graphics dock, tanpa menyebutkan kapan akan merilisnya ke pasaran.

Dugaan saya, para produsen ini masih menunggu pasarnya terbentuk. Laptop dengan Thunderbolt 3 sampai saat ini belum banyak tersedia. Apple sendiri kabarnya baru akan melakukan penyegaran lini MacBook mereka dengan Thunderbolt 3 pada WWDC 2016, sekitar bulan Juni 2016.

Adopsi Thunderbolt 3 juga terkendala dari sisi Intel, sebagai produsen prosesor, yang belum bisa memproduksi Skylake sesuai permintaan. Suplai prosesor Skylake diprediksi baru akan normal pada pertengahan 2016.


Seperti semua teknologi baru, USB-C dan Thunderbolt 3 perlu waktu sebelum digunakan secara masal. Keputusan pengguna untuk beralih ke standar konektor ini juga bergantung pada seberapa banyak peripherals pendukung, seperti flash drive, hardisk eksternal, hingga kabel-kabel yang kompatibel, tersedia di pasaran. Juga, apakah harga aksesori-aksesori tersebut akan sama atau malah lebih mahal?

Saya pribadi lebih tertarik dengan kemampuan di sektor gaming yang ditawarkan oleh Thunderbolt 3. Nah, bagaimana dengan kamu?

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar The Next Web, Kickstarter dan AnandTech.)

The post USB-C dan Thunderbolt 3: Akankah Teknologi “Satu Lubang” Menjadi Tren di Masa Depan? appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles