Di penghujung bulan November lalu, Tech in Asia Campus Visit kembali mengunjungi Universitas Mercu Buana. Kali ini, para mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan ilmu dari Willy Thomas, Co-Founder dari FlowerAdvisor. E-commerce yang menawarkan bunga dan beragam hadiah lainnya ini didirikan pada tahun 2008 oleh seorang pengusaha asal Singapura bernama Adrian Khoo.
Uniknya, setelah lulus kuliah, Willy Thomas bekerja di FlowerAdvisor. Namun pada tahun 2011, ia membeli saham startup tersebut bersama rekan-rekannya. Bagaimana cerita perjalanan entrepreneur-nya? Simak penuturan lengkapnya.
Tidak “membunuh” pasar
Toko bunga merupakan sebuah model bisnis yang sudah ada sejak dulu, namun teknik penjualannya masih tradisional dan jangkauan penjualannya pun masih terbatas. Berawal dari sinilah, FlowerAdvisor bertekad untuk membawa bisnis bunga ini ke ranah Internasional.
Bekerja sama dengan ribuan toko bunga di banyak negara, FlowerAdvisor dapat mengirimkan bunga ke 100 negara di dunia. Kemudahan transaksi dan jangkauannya yang luas menjadi andalan untuk memasuki rancah bisnis online.
Berdirinya startup yang bermain di dunia bunga tidak lantas mematikan toko-toko bunga lokal. Justru dengan menghubungkan konsumen dengan toko bunga lokal, mereka akan terbantu dengan bertambahnya order setiap hari. Merasa bisnis bunga tradisional dapat berkembang di dunia online, Willy bertekad untuk membuat perubahan.
Mengejar passion
“Mungkin sebagian besar orang masih merasa aneh melihat seorang laki-laki berbisnis bunga, namun saya menyukainya dan memutuskan untuk mengejar passion.” ujar Willy.
Tidak ada perjalanan yang selamanya mulus dan mudah, apalagi dalam membangun sebuah startup. Willy juga tidak menampik hal itu. “Pasti awalnya sulit, dan perjalanan ke depannya jauh lebih sulit lagi. Namun, satu saran dari saya adalah do what you love,” katanya.
Willy menambahakan, dengan mengejar passion , alam bawah sadar kita akan memberikan usaha terbaik kita untuk sukses. Lalu setelah tahu apa passion kita, apa yang harus dilakukan?
“Mulailah untuk mencari tahu lebih dalam mengenai hal tersebut dan dapatkan pengalaman sebanyak mungkin. Hal itu akan membantu kita untuk melangkah ke depannya,” tutur Willy. Lebih lanjut ia mengatakan kebanyakan masalah orang yang ingin membangun startup adalah banyak ide dan rencana yang sudah ada di kepala, tetapi tidak berani untuk memulai.
“Give 110% for it, karena waktu tidak akan pernah bisa terulang, dan tidak selamanya kita memiliki kesempatan kedua. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan agar tidak ada penyesalan,” jelasnya.
Soal hasil akhir…
Bagaiamana jika kamu telah berusaha namun akhirnya tetap gagal? Jika kita gagal, Willy menekankan bila kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. “Sesungguhnya setiap kegagalan adalah kesempatan bagi kita untuk belajar dan berkembang. Tidak ada tindakan yang sia-sia, pilihannya hanyalah sukses atau belajar.” tuturnya.
Ia menambahkan, tentunya saat usaha kita sudah mulai berjalan, masih akan banyak rintangan yang harus dihadapi. “Menjadi founder tidaklah semudah yang dibayangkan. Kita harus mampu menyatukan visi misi rekan tim, mengambil keputusan yang tepat di titik tertinggi dan terendah startup, serta memiliki mental yang kuat untuk beradaptasi di dunia startup yang dinamis.
Singkatnya, kita diharapkan untuk menjadi superman.
Willy mencontohkan ketika salah satu kurir pengantar barang sedang sakit dan tidak ada yang bisa menggantikan, kita harus siap untuk menjadi kurir pengganti. “Intinya siap dengan apa pun.” ujarnya.
Di akhir presentasi, Willy juga menekankan untuk tidak mengutamakan uang bila sudah memutuskan mendirikan startup. “Pikirkan apa yang dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup orang, profit akan dengan sendirinya mengikuti,” tandasnya.
Baca Juga: Mengapa Jurusan Kuliah Kamu Tidaklah Penting di Dunia Startup
Bagi kamu mahasiswa yang tertarik dengan Campus Visit dan ingin menjadi bagian dari komunitas ini, kami mempersilakan kamu untuk bergabung ke dalam grup Facebook Tech in Asia – Campus Visit. Dalam grup ini, kamu akan bertemu dengan mahasiswa lainnya yang berjiwa entrepreneur dan dapat saling berbagi informasi yang menarik dan berguna.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Willy Thomas: Mengejar Passion Lewat Bunga appeared first on Tech in Asia Indonesia.