Li-Fi (Light-Fidelity), teknologi yang memungkinkan transmisi data melalui cahaya kembali mengambil alih perhatian netizen. Velmenni, sebuah startup asal Estonia baru-baru ini menampilkan demo implementasi komersial dari Li-Fi.
Jugnu, nama sebuah lampu LED pintar yang telah dikembangkan Velmenni mampu mengirim data dengan kecepatan 1Gbps. Dikutip dari BBC, hasil pengujian laboratorium secara teori membuktikan bila kecepatan benda tersebut bisa mencapai 224Gbps. Berikut adalah video demo dari lampu pintar itu.
Demo – Visible Light Communication Device for Smartphones from Velmenni on Vimeo.
Pengujian dilakukan di dalam sebuah kantor, yang memungkinkan para pekerja untuk mengakses internet, dan di sebuah ruang industrial yang menyediakan lampu-lampu pintar. Deepak Solanik, CEO dari Velmenni mengungkapkan bahwa teknologi Li-Fi akan mulai digunakan dalam 3 sampai 4 tahun ke depan.

Cara kerja Li-Fi
Sebuah alat bernama Lamp Driver akan mengkonversi data digital ke lampu LED pintar tersebut. Sementara penerima nantinya akan dilengkapi alat photo-detector untuk mengkonversi cahaya menjadi cahaya digital yang akan dibaca oleh komputer

Sumber gambar dari BBC
Contoh sederhana yang bisa kamu rasakan sekarang adalah cahaya infra-merah tak terlihat pada remot TV mampu mentransmisikan data kurang dari 1.000 bps. Sedangkan lampu LED pintar masa kini—cahaya terlihat—mampu mentransmisikan data yang lebih dari cukup untuk membuat koneksi yang stabil, tapi tetap terlihat seperti cahaya lampu pada umumnya.
Li-Fi diciptakan oleh pakar Fisika asal Jerman, Harald Haas pada sebuah acara TED Talk tahun 2011 lalu. Ia memiliki ide untuk menggunakan lampu sebagai router nirkabel.
Setahun kemudian, Harald kemudian mendirikan perusahaan riset teknologi Li-Fi bernama pureLiFi dengan sejumlah grup yang telah melakukan riset tentang Li-Fi semenjak tahun 2008.

Harald Haas
Selain mampu mentransmisikan data dengan kecepatan tinggi, kelebihan lain Li-Fi adalah tidak berpengaruh terhadap sinyal radio. Sehingga bisa dimanfaatkan di tempat-tempat yang rentan terhadap gangguan sinyal radio seperti di dalam pesawat.
Bagaimanapun bukan berarti Li-Fi tidak memiliki kekurangan. Cahaya terlihat tidak mampu menembus tembok, seperti apa yang bisa dilakukan oleh sinyal radio di Wi-Fi. Selain itu, untuk saat ini cahaya Li-Fi masih belum bisa diaplikasikan di luar ruangan yang terkenal sinar cahaya matahari langsung, karena akan mempengaruhi sinyal Li-Fi.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar fitur dari Wired)
The post Li-Fi, Teknologi Lampu yang Mampu Mengirim Data 100 Kali Lebih Cepat Dibandingkan Wi-Fi appeared first on Tech in Asia Indonesia.