Pada Jumat (27/11) Mister Aladin, situs pemesanan hotel yang berada di bawah naungan MNC Media Investment, resmi diluncurkan. Dibandingkan situs pemesanan hotel lain seperti Traveloka, Trivago, atau Tiket.com, Mister Aladin menawarkan fitur unik dengan nama Chose Your Mood. Dengan fitur ini, pengguna bisa memesan hotel berdasarkan kebutuhan mereka.
Misalnya kamu ingin memesan hotel untuk keperluan keluarga, kamu tinggal memilih paket keluarga. Nantinya Mister Aladin akan memberikan rekomendasi hotel-hotel yang sesuai atau menawarkan paket untuk liburan keluarga.
Teddy Pun, pendiri situs ini, mengklaim bahwa Mister Aladin memiliki lebih dari 12.000 hotel di Asia Tenggara dan Australia yang siap dipesan. Hal menarik yang saya lihat dari situs ini adalah informasi hotel yang lengkap. Mulai dari foto, ulasan, kualitas, fasilitas, bahkan kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam hotel tersebut.
Potensi travel dan perubahan tren
Berdasarkan hasil riset, Teddy, yang juga menjabat sebagai CEO Mister Aladin, mengungkapkan kalau Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata dunia hanya memiliki 190.000 kamar hotel. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara tetangga Malaysia yang memiliki sekitar 260.000 hotel. Hal ini membuat jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia masih belum maksimal.
“Turis yang datang ke Indonesia hanya mencapai sembilan juta orang, sedangkan wisatawan yang datang ke Malaysia mencapai 27 juta orang,” ungkap Teddy kepada Tech in Asia.
Di samping itu, tren pemesanan perjalanan yang biasa dilakukan melalui kantor-kantor agen travel mulai pindah ke ranah digital dengan cepat. Orang-orang lebih memilih layanan online untuk melakukan pemesanan tiket pesawat maupun hotel.
Alasan inilah yang menguatkan minat Teddy untuk mendirikan situs pemesanan hotel Mister Aladin.
Dukungan konglomerat MNC
Teddy berasal dari HongKong. Ia merupakan lulusan dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Teddy memiliki latar belakang keuangan yang kuat, sempat bekerja di sejumlah perusahaan kuangan di New York, Amerika Serikat, dan Hong Kong.
Pada tahun 2002, Jakarta adalah kota pertama di Indonesia yang ia kunjungi. Ketika itu, ia bekerja di PT. Perusahaan Gas Negara (PGAS), sambil mencari-cari peluang investasi apa yang bisa dilakukan di Indonesia. Hingga akhirnya Teddy memutuskan untuk pindah dan menetap di Indonesia pada tahun 2011.
Teddy kemudian berlabuh ke MNC dan bekerja di sana selama lebih dari tiga tahun. Pada awal tahun ini, ia berhasil meyakinkan CEO dan direktur agar MNC memiliki situs travel online. Teddy akhirnya memulai proyek tersebut pada bulan Maret 2015. Enam bulan kemudian, situs Mister Aladin lahir.
Dengan dukungan MNC, Teddy akan melakukan tiga hal utama untuk bisa bersaing dengan situs travel online lain. Pertama adalah dari segi marketing offline maupun online. Marketing offline dilakukan melalui iklan-iklan komersial. Sedangkan marketing online dilakukan melalui media sosial dan iklan-iklan digital.
Kedua adalah kualitas produk. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saat ini Mister Aladin telah bekerja sama dengan 12.000 hotel. Ke depannya Teddy mengungkapkan akan menawarkan lebih banyak hotel.
Ketiga adalah teknologi. Menurut Teddy, banyak kompetitor dari Mister Aladin menawarkan produk yang sama dan tidak memiliki inovasi. Selain memberikan ulasan dan cara memilih hotel yang lebih mudah. Dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan, Teddy akan meluncurkan fitur-fitur tambahan di Mister Aladin.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
The post Dengan Dukungan MNC, Mampukah Mister Aladin Bersaing dengan Startup Travel Lainnya? appeared first on Tech in Asia Indonesia.