Di gelaran Tech in Asia Jakarta 2015 yang lalu, beberapa tokoh menyebut bahwa pemain di ranah Business to Consumer (B2C) sudah mulai dipenuhi oleh pemain besar. Sedangkan di ranah Business to Business (B2B) masih sangat jarang pemain yang berkecimpung dan keuntungan yang ditawarkan pun lebih besar dibandingkan ranah B2C.
Melirik potensi ini, TelkomTelstra melakukan strategi serupa di ranah B2B. Perlu diketahui bahwa perusahaan baru ini terbentuk dari joint venture antara Telkom Indonesia dengan Telstra, perusahaan penyedia solusi end-to-end bagi korporat asal Australia sejak awal 2013.
Berawal dari kesepakatan awal tersebut, akhirnya 18 bulan setelahnya layanan TelkomTelstra resmi dikenalkan di dalam negeri. Sebagai tambahan informasi, TelkomTelstra menunjuk Erik Meijer sebagai CEO per 1 Desember 2015 mendatang.
Perlunya edukasi cloud security
Sri Safitri, Chief Marketing Officer TelkomTelstra menyebut bahwa masih banyak celah keamanan di perusahaan yang rentan dengan peretasan, karenanya ia menyebut kehadiran penyedia solusi end-to-end bagi korporat sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan data keseluruhan proses di dalamnya. Ini pula yang menjadi alasan layanan dari hadirnya TelkomTelstra. Sayangnya Sri enggan untuk menyebut besarnya angka investasi untuk bisnis ini.
Tim awal di dalamnya pun hanya lima orang, namun seiring dengan pertumbuhan bisnis, kini terdapat 75 orang yang berada di TelkomTelstra Indonesia.
Dalam operasinya, TelkomTelstra menawarkan beberapa layanan utama, yakni Managed Network Service (MNS), SaaS, Cloud Services, dan Security Services. Ia menyebut bahwa perusahaan ini baru mulai beroperasi sejak Agustus 2015 dan telah menangani sekitar 250 lokasi. Kategori korporat yang menjadi konsumen mereka pun beragam, mulai dari perbankan, logistik, edukasi, dan lainnya.
Strategi bisnis yang dilakukan pun terdiri dari bisnis tim dari Telkom dan dari Telstra yang menyasar korporat potensial. Cara marketing lainnya yang ditempuh adalah melalui channel digital, seperti situs resmi dan media sosial. Metode tersebut diklaim efektif untuk mengenalkan layanan yang ditawarkan ke pasar.
Tantangan keamanan data
Lebih lanjut, Sri menyebut bahwa dalam menyediakan layanan tersebut, perusahaan terbentur dengan sumber daya manusia yang mumpuni. Diakuinya, belum banyak tenaga lokal yang memahami seluk beluk cloud.
Di sisi lain, perusahaan lokal belum banyak melirik IT sebagai solusi efektivitas dan meminimalisir biaya saat ada masalah yang dihadapi. Untuk menghadapi hal ini, TelkomTelstra masih harus mengedukasi klien potensial tentang manfaat cloud service.
Tim juga sadar sudah terdapat beberapa kompetitor yang juga menawarkan layanan serupa. Salah satu pemain lainnya di ranah cloud service adalah Ansvia milik Djarum Group. Sri menekankan bahwa poin utama yang ditawarkan TelkomTelstra adalah kelengkapan solusi bagi kebutuhan tiap korporat.
Masalah harga, Sri enggan menyebutkan detail maupun kisaran harga yang harus disiapkan klien. Ia hanya menyebut bahwa besarnya biaya yang harus dikeluarkan tergantung dari kustomisasi layanan yang dibutuhkan oleh korporat.
Sediakan real-time space bagi konsumen
Salah satu keunikan dari kantor TelkomTelstra adalah tersedianya ruangan bagi para konsumen untuk mengetahui layanan yang disediakan secara interaktif. Konsumen bisa merasakan layanan mulai layaknya di rumah, transportasi, kafe, hingga kantor dengan desain menarik.
Di dalam ruangan tersebut, akan disediakan simulasi layanan solusi yang ditawarkan untuk setiap kebutuhan korporat. Dan di akhir dari perjalanan di simulasi tersebut, konsumen akan disediakan profil lengkap dari TelkomTelstra beserta tim yang selalu dapat dihubungi 24/7.
Ketika ditanya mengenai target, di tahun 2016, TelkomTelstra ingin menambah rangkaian layanan baru, mengembangkan fungsi cloud yang lebih dapat dimanfaatkan untuk startup, dan lebih fokus untuk mengedepankan keamanan yang terintegrasi bagi korporat dalam negeri.
Selain korporat, beberapa startup di Indonesia juga telah menawarkan layanan cloud untuk membantu mengembangkan bisnis, seperti Kurawal dan CrazyHackerz. Namun nampaknya ranah B2B masih menjanjikan untuk dimasuki seiring dengan perkembangan teknologi yang dibutuhkan. Menurut kamu, layanan apalagi yang dibutuhkan untuk B2B?
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Lirik Peluang Cloud Security di Indonesia, TelkomTelstra Bidik B2B appeared first on Tech in Asia Indonesia.