Game BEMANI sudah ada di game center Indonesia dari jaman dulu. Seperti Dance Dance Revolution (berbeda dengan Pump it Up), GuitarFreaks dan DrumMania. Game tersebut sudah bertahun-tahun ada, dan banyak yang main, tetapi tidak pernah ada game center yang ingin maju lebih lanjut dan mengambil koneksi eAmuse dari Konami langsung, yang membolehkan pemain bermain online.
Peminat game BEMANI juga banyak, buktinya dari dulu game seperti DDR dan GFDM selalu laku, hanya jarang sekali diupdate dan dirawat mesinnya jadi banyak yang akhirnya bosan dan pindah ke game musik lainnya
Harap dipertimbangkan, karena dengan berakhirnya fitur online di Technika 3, mungkin sudah saatnya game center di Indonesia memberi game BEMANI kesempatan
Permohonan sepenuh hati ini muncul di newsfeed saya beberapa saat yang lalu. Permohonan itu diawali petisi oleh pemain Bemani dari Indonesia, Joshua Pamintori, supaya game center di Indonesia mendukung game Bemani dari Konami.
Bemani adalah nama dari divisi game musik dari Konami dan judul game yang dirilisnya adalah Dance Dance Revolution, Beatmania, Jubeat, GuitarFreaks dan Drum Mania. Konami telah mengabadikan sub-brand ini semenjak 1997 dan banyak pemain dari Indonesia sangat suka dengan Bemani.
Sayangnya game Bemani tidak dirawat dengan baik di game center yang ada di Jakarta, selain itu game-game Bemani tersebut juga tidak diperbaharui. Game terbaru yang dikeluarkan oleh divisi dari Konami ini jarang ditemukan di banyak game center dikarenakan game-game tersebut membutuhkan koneksi internet dan juga kerjasama dengan Konami atau distributor berlisensi.
Dan karena hal tersebut, ada banyak pemain Bemani yang ketinggalan info. Kartu eAmuse dari Konami memungkinkan pemain untuk menyimpan lagu, skor, ranking, dan juga dibutuhkan untuk mengikuti kejuaraan tahunan Konami. Tanpa koneksi internet dan kartu eAmuse, pemain Bemani tidak akan bisa melakukan semua itu apalagi berpartisipasi dalam kegiatan yang membutuhkan kartu eAmuse dan koneksi internet seperti ‘Bemani Gakuen’.
Namun, bukan berarti game center yang ada tidak mau untuk memperbaharui game mereka. Joshua percaya bahwa game center yang ada cuma tidak tahu tentang keinginan konsumen. Dia mengutip Amazone sebagai contoh; game center ini dengan aktif membuka cabang baru, membeli game baru dan memeriahkan komunitas yang ada.
Sebagai contoh, komunitas Mai Mai mendapat dukungan yang baik dari Amazone. ”[Amazone] menyelenggarakan acara, turnamen, atau sekedar acara kecil-kecilan yang berhadiah,” kata Joshua. “Andaikan saja mereka juga melakukan hal seperti ini untuk pemain Bemani.”
Apakah ini pertanda bahwa pemilik game center tidak merangkul komunitas ini? Joshua kemudian melanjutkan penjelasannya tentang komunitas Bemani di Indonesia.
“Komunitasnya sendiri tidak besar tapi sangat berdedikasi,” Joshua berkata. Dia seringkali mengadakan pertemuan di rumahnya, di mana dia memiliki game dan controller yang tidak dimiliki game center di Jakarta. Setidaknya sepuluh hingga dua puluh orang datang ketika ia mengadakan pertemuan tersebut, dan pertemuan komunitas bisa dilakukan hingga seminggu sekali. Joshua sendiri mempertimbangkan untuk menghubungi Konami untuk membeli game untuk kemudian membuat game center sendiri.
Joshua memilih Amazone sebagai game center pertama yang dikirimi petisi semenjak dia merasa bahwa Amazone adalah yang paling aktif dan mendukung dibandingkan dengan semua game center yang lain. Sayangnya, yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah berharap bahwa petisi yang akan mengirimkan e-mail secara otomatis ke Amazone setiap kali seseorang menandatanganinya ini, akan mendapatkan perhatian.
Kami akan menghubungi game center di Indonesia untuk mendengarkan pendapat serta alasan mengapa mereka tidak memperbaharui game Bemani mereka. Untuk sementara ini, kamu bisa ‘mengganggu’ Amazone dengan menandatangani petisinya.
(Foto: Wikipedia, Pacific Place)
Artikel ini diambil dari situs Games In Asia International dan diterjemahkan oleh Kevin Sutanto.
Post Fans BEMANI Indonesia Memberikan Petisi Kepada Game Center Lokal Untuk Memperbaharui Gamenya muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.