“Google+ ternyata masih hidup,” batin saya saat membaca sejumlah media yang melaporkan bahwa media sosial Google+ lahir kembali dengan desain baru. Secara keseluruhan struktur tampilan baru Google+ tidak jauh berbeda, hanya saja kini telah menggunakan unsur Material Design. Sayangnya tampilan baru Google+ ini belum berlaku bagi semua pengguna. Saat ini, ada dua fitur utama yang menjadi fokus dari Google+, yaitu Communities dan Collection.
Communities merupakan cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan pengguna lain yang memiliki kegemaran sama. Misalnya kamu gemar masakan Italia, kamu bisa dengan mudah membuat komunitas penggemar masakan Italia. Atau kamu bisa bergabung dengan komunitas-komunitas yang telah ada sebelumnya.
Lain halnya dengan Google+ Collection, yang merupakan cara baru untuk mengelompokkan post berdasarkan topik. Misalnya kamu bisa membuat kumpulan post tentang pantai atau Android. Setiap koleksi yang kamu buat bisa dibagikan ke publik—semua orang—, private, atau ke orang-orang tertentu saja. Disamping itu kamu juga bisa mengikuti kumpulan post atau Collection yang telah dibuat oleh orang lain.
Mungkinkah bangkit lagi?
Google+ bisa dibilang merupakan upaya keempat dari Google untuk memasuki ranah media sosial. Sebelumnya raksasa teknologi ini sempat meluncurkan Google Buzz pada tahun 2010 dan ditutup hanya setahun setelah beroperasi. Mundur lebih ke belakang lagi ada Google Friend Connect yang dirilis pada tahun 2009 dan resmi ditutup pada 1 Maret 2012. Terakhir ada Orkut yang sempat bertahan selama 10 tahun, dari tahun 2004 dan ditutup pada tahun 2014 lalu.
Di waktu yang bersamaan kehadiran Google+ juga merupakan upaya dari perusahaan ini untuk bisa bersaing dengan Facebook dan Twitter. Akan tetapi saat Google+ pertama kali diluncurkan pada tahun 2011 lalu, Facebook dan Twitter telah berkembang pesat dan memiliki banyak pengguna royal. Jadi Google+ seolah-olah gagal menarik perhatian netizen untuk beralih dari dua media sosial itu.
Saya pribadi sempat menggunakan Google+ selama beberapa waktu, setelah pertama kali diluncurkan. Fitur menarik dari Google+ adalah Circle, yang memungkinkan pengguna untuk mengelompokkan teman-teman mereka. Akan tetapi fitur itu kurang berhasil menarik pengguna untuk bertahan lebih lama. Selain itu, tidak banyak rekan-rekan saya menggunakan Google+ yang membuat saya tidak lagi aktif menggunakan media sosial tersebut.
Laporan terakhir menyebutkan bahwa jumlah pengguna aktif Google+ mencapai 300 juta pada tahun 2015. Hampir menyerupai pengguna aktif Twitter yang mencapai sekitar 380 juta pengguna aktif. Akan tetapi masih jauh apabila dibandingkan jumlah pengguna Facebook yang telah mencapai 1,5 miliar pengguna aktif.
Bagaimanapun inisiatif Google untuk membangkitkan kembali Google+ patut diapresiasi. Dengan desain baru dan dua fitur unggulan, Google tampaknya sudah semakin paham dengan apa yang benar-benar diinginkan dan diperlukan oleh pengguna mereka. Akan tetapi apakah Google+ bisa bangkit kembali?
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Dengan Tampilan Baru dan Dua Fitur Andalan, Bagaimana Nasib Google+? appeared first on Tech in Asia Indonesia.