(Update 13 November 2015: Kami telah memperbaiki kesalahan informasi jumlah brand yang telah tersedia di situs Sociolla).
Dua hari lalu, startup travel Tripvisto memperoleh investasi Seri-A sebesar $1 juta (sekitar Rp13,6 miliar). Kali ini giliran situs e-commerce yang menjual berbagai produk kecantikan di Indonesia, Sociolla mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi Seri-A yang tidak disebutkan jumlahnya dari Venturra Capital, East Ventures1, dan salah satu Co-Founder KapanLagi Group.
Dana segar tersebut akan digunakan mempercepat pembuatan infrastruktur teknologi, menambahkan fitur-fitur baru, dan membangun tim. Sociolla sendiri dibentuk oleh tiga Co-Founder, yaitu Christopher Madiam (Chris), John Rasjid, dan Chrisanti Indiana (Santi).
Sebelum mendirikan Sociolla, Chris menjalankan bisnis keluarga di bidang pengolahan dan penyimpanan ikan, dan berhasil mengembangkan bisnis tersebut hingga memiliki lebih dari 400 staf. Ia juga sempat bekerja sebagai manajer rantai pasokan (supply chain manager) pada perusahaan pengemasan produk skala besar di Sydney, Australia.
John merupakan pekerja keuangan di perusahaan korporat sebelum bergabung dengan Sociolla. Bersama dengan UBS Investment Bank, ia bekerja di pasar modal internasional dan juga transaksi M&A (Merger & Acquisition). Sedangkan Santi merupakan desainer profesional di salah satu brand agency di Sydney, Australia sebelum kembali ke Jakarta.
Tawarkan produk-produk kecantikan bersertifikat
Ketiganya tidak berasal dari industri teknologi dan kecantikan, bahkan mereka memiliki latar belakang berbeda-beda. “Kami memiliki latar belakang yang berbeda-beda, tapi kami sangat tertarik dan percaya bahwa produk kecantikan dan e-commerce merupakan niche vertical yang akan menjadi fokus kami,” ungkap John kepada Tech in Asia.
Disamping itu, berdasarkan hasil riset yang telah mereka lakukan, dari sudut pandang brand ternyata infrastruktur ritel di masih Indonesia kurang baik, “Kami belum melihat banyak kota yang memiliki department store yang layak untuk bagi para brand untuk menjual produk mereka. Sementara untuk mendirikan toko baru diperlukan dana investasi yang besar.” tutur Chris.
Di saat yang bersamaan, John mengungkapkan banyaknya perusahaan e-commerce yang telah menjual produk-produk dari brand tertentu secara online tanpa melakukan kerja sama sebelumnya. Hal ini tentunya akan membuat harga produk-produk tersebut tidak sesuai dengan harga pasar. Sedangkan dari sisi konsumen, mereka merasa tidak menemukan satupun situs e-commerce kecantikan yang dapat dipercaya.
Melalui Sociolla, pengguna mendapatkan informasi berbagai produk kecantikan bersertifikat BPOM dengan harga yang kompetitif. Menjalin kerja sama dengan brand merupakan tantangan tersendiri dalam mendirikan situs e-commerce.
Saat ini John mengklaim telah melakukan kerjasama dengan sekitar 140 brand dan semuanya telah memiliki sertifikat BPOM. 130 brand telah tersedia di situs. Dan dari jumlah tersebut, 20 brand di antaranya dijual secara eksklusif secara online hanya di Sociolla.
Pasokan produk dan juga sertifikasi BPOM merupakan strategi Sociolla untuk bisa bersaing dengan beberapa situs e-commerce kecantikan lainnya, seperti Luxola, Sephora, dan Moxy.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar dari Fimela)
- Keterangan: East Ventures juga berinvestasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk informasi lebih lanjut.↩
The post Dengan investasi Seri-A, Sociolla Ingin Menjadi Destinasi Utama Produk Kecantikan di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.