Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Kondisi dan Masa Depan Video Mobile

$
0
0

Mobile dan video merupakan dua hal yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Untuk mengetahui seperti apa seberapa pesat perkembangannya, pada sesi terakhir di mobile Stage Tech in Asia Jakarta 2015, kami menghadirkan Rex Wong, CEO dan Co-Founder dari 8sian Media.

Rex merupakan seorang serial entrepreneur. Beberapa perusahaan yang sempat ia dirikan termasuk Applied Semantic, platform pembuat iklan yang telah diakuisisi oleh Google; DAVE.TV perusahaan IPTV pertama di dunia dan salah satu platform video online pertama yang melayani klien-klien besar seperti Disney, CBS, MGM, dan lainnya. 8sian Media yang didirikannya merupakan platform multi-channel network dan periklanan terbesar di Asia dengan lebih dari 250 juta impresi setiap bulan di saluran YouTube, Amazon, iTunes, Netflix, Hulu, Viki, Google Play, dan DailyMotion.

Menurut Rex, saat ini kita hidup di era teknologi yang fokus terhadap konten-konten untuk mobile. Sebagai contoh, 68 persen pengguna Facebook mengakses dari mobile, begitu juga dengan Twitter yang 86 persen penggunanya menggunakan perangkat mobile. Hal ini tentunya bisa terjadi karena semakin banyaknya pengguna smartphone dan pesatnya penetrasi internet.

Penetrasi internet yang luas telah mendorong tingginya minat terhadap konten video. Bahkan di Amerika Serikat, sebagian besar trafik internet merupakan konten video, seperti Netflix, YouTube, dan Hulu. Sehingga sekarang ini, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menikmati konten video melalui smartphone mereka ketimbang menonton langsung dari televisi. Lalu konten video apa saja yang paling sering dikomsumsi?

Berdasarkan riset yang dipaparkan Rex, ada tiga kategori konten yang mendominasi, yaitu video musik, video lucu, dan trailer dari sebuah film. Yang lebih unik lagi adalah orang-orang di Asia Timur, seperti Cina lebih senang menonton video dengan durasi panjang.

Baca juga: Melihat Perilaku Pengguna Internet Mobile Indonesia dari Perspektif UC Web

Potensi bisnis iklan pada konten video

Pertumbuhan mobile dan video telah mendorong suburnya bisnis iklan pada media tersebut. Berdasarkan hasil riset Business Insider, iklan di dalam video telah menyumbang sekitar 20 persen dari total pertumbuhan iklan di Amerika Serikat. Bahkan harga iklan video juga jauh lebih tinggi dibandingkan media lain seperti media sosial dan perangkat mobile. Hal itu karena sebagian besar penikmat video suka menonton konten yang gratis walau terdapat iklan di dalamnya.

Beberapa jenis iklan video yang bisa kamu temukan adalah cuplikan video singkat yang muncul sebelum video sebenarnya. Atau sebuah box iklan yang muncul di bagian sisi bawah. Namun, perkembangan teknologi telah membantu bagaimana iklan-iklan tersebut ditampilkan.

Seperti apa yang dilakukan oleh 8sian Media melalui teknologi Digital Product Placement, yang mana perusahaan ini mampu mereplikasi atau menambahkan iklan di dalam sebuah video. Misalnya Coca Cola ingin beriklan pada sebuah video singkat, maka 8sian Media akan menambahkan minuman Coca Cola pada salah satu adegan dalam video tersebut.

Ada juga iklan video mobile Interactive In-Video, yang memungkinkan penonton video berinteraksi langsung dengan apa yang terjadi di dalam video tersebut. Misalnya di dalam video tersebut ada seorang karakter yang memakai kemeja. Penonton bisa menyentuh kemeja tersebut dan mendapat informasi berapa harga dan di mana mereka bisa mendapatkan kemeja tersebut. Dengan cara ini, 8sian Media menambah revenue mereka tiga sampai enam kali lipat.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Kondisi dan Masa Depan Video Mobile appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles