Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa?

$
0
0

500 Startups merupakan perusahaan VC asal Amerika Serikat yang aktif berinvestasi secara global, termasuk di sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Indonesia. Beberapa startup ternama Indonesia yang telah mendapat kucuran dana investasinya antara lain Bukalapak, Kudo, Malesbanget, dan Qraved. Hari ini (12/11) di acara Tech in Asia Jakarta 2015, Managing Partner 500 Startups, Khailee Ng, membeberkan apa saja yang telah dan akan mereka lakukan di masa depan.

500 Startups bisa dibilang sebagai investor seed stage paling aktif di dunia. Selama lima tahun, perusahaan VC ini telah berinvestasi pada sedikitnya 1.200 startup di 50 negara. Perjalanan di Asia Tenggara dimulai pada 2013, berbarengan dengan bergabungnya Khailee. Ketika itu, 500 Startups masuk dengan nama yang unik, 500 Durians, membawa dana sebesar $10 juta (sekitar Rp135 miliar).

Baca juga: Bagaimana “Pertaruhan” Investasi 500 Startups di Asia Tenggara?
Dalam hal memilih startup untuk diinvestasi, VC ini bisa dibilang menerapkan strategi yang tergolong tidak biasa. Mereka tidak menempatkan semua dananya pada satu perusahaan raksasa yang berpotensi menjadi unicorn, tetapi juga startup centaur dan pony. Centaur adalah perusahaan senilai $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun) atau lebih, sedangkan pony adalah perusahaan yang bernilai kurang dari $100 juta (sekitar Rp1,32 triliun).

Dalam perjalanannya bertemu dengan banyak pendiri startup di Asia Tenggara, Khailee menyadari ada sesuatu yang salah. Ada banyak entrepreneur yang berpotensi, tetapi mereka tidak punya akses ke tiga hal penting: uang untuk membangun perusahaannya, pengetahuan untuk menghabiskan uang itu dengan baik, dan jaringan berisi pihak-pihak yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang. Karena itu, ia berambisi mengatasi isu tersebut lewat pendanaan-pendanaan yang akan terus dikucurkan di masa depan.

Seperti apa perjalanan 500 Startups selama dua tahun terakhir, dan apa langkah berikut yang akan ditempuh oleh Khailee?

100 startup dalam waktu dua tahun

Dua tahun tergolong waktu yang singkat. Namun, 500 Startups benar-benar memaksimalkan waktu yang ada untuk bertemu dengan banyak startup potensial di Asia Tenggara. Menurut Khailee, dalam kurun waktu tersebut, perusahaannya telah mendanai 100 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.

Ada 18 perusahaan di bidang SaaS, sebelas e-commerce, tujuh marketplace, dan sisanya di bidang on-demand service, media, lead gen, app, dan hardware. Sebanyak 29 perusahaan berasal dari Malaysia, 20 Singapura, 20 Indonesia, sepuluh Thailand, delapan Filipina, lima Vietnam, satu Myanmar, dan tujuh perusahaan internasional yang beroperasi di Asia Tenggara.

Ada fakta menarik dari data yang dipresentasikan oleh Khailee. Sebanyak 11 dari 20 perusahaan pertama yang didanai berhasil meraih pendanaan seri A kurang dari satu tahun. Beberapa di antaranya GrabTaxi, BukaLapak, dan Carousell. Dari 50 perusahaan pertama, 52 persen di antaranya sukses mendapatkan pendanaan yang lebih besar setelah putaran pendanaan tahap awal.

Khailee menyebutkan, dari sejumlah startup-startup yang terbukti sukses, semua memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu model bisnis yang telah teruji, produknya menyasar pasar yang tepat, dan terus menunjukkan pertumbuhan.

Langkah di masa depan

Belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil dilakukan selama dua tahun ini, Khailee telah meramu rencana perusahaannya untuk tahun 2016. Rencana tersebut terbagi menjadi lima tahap, yaitu Pre-Deal, Deal, 1 Week Later, Start Spending, dan Next Raise.

Sebelum masuk ke tahap Deal, 500 Startups akan menyuplai dokumen legal yang dibutuhkan, baik untuk equity dan note financing, di semua negara. Semua proses berlangsung secara transparan.

“Registrasinya bisa dilakukan secara online, karena kami ingin memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya,” tutur Khailee.

Satu minggu setelah tahap Deal, para startup akan diberikan dana sebesar $250 ribu (sekitar Rp3,4 miliar) untuk belanja kebutuhan layanan yang diperlukan, seperti AWS, Softlayer, Google, Paypal, dan sebagainya. Pada periode itu, sambil menyusun KPI dan merencanakan bujet serta rekrutmen, startup juga didampingi dalam proses publikasi dan membuka hubungan dengan media.

Dalam tahap Start Spending, startup diberikan kesempatan untuk pelatihan dan konsultasi dengan ahli yang didatangkan langsung dari Silicon Valley. Dalam periode ini, 500 Startups akan melakukan matchmaking dengan korporat yang dapat membantu. Terakhir, pada tahap Next Raise, startup akan dikirim ke sesi khusus yang memungkinkan mereka pitching untuk pendanaan berikutnya.

“Ini akan kami replikasikan ke semua microfund kami di seluruh penjuru dunia,” tutup Khailee.


Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.

(Diedit oleh Lina Noviandari)

The post Dua Tahun 500 Startups di Asia Tenggara: Selanjutnya Apa? appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles