Developer Stage merupakan wahana baru yang kami hadirkan untuk pertama kali di Tech in Asia Jakarta 2015. Developer bisa dibilang merupakan salah satu kunci utama pada sebuah startup. Akan tetapi, merekrut developer menjadi tantangan tersendiri di Indonesia. Selain karena persediaan yang minim, kualitas developer di Indonesia juga masih diragukan.
Demi menjawab tantangan tersebut, pada Developer Stage kami telah mengundang Ken Ratri Iswari, Founder dan CEO dari Geek Hunter, konsultan perekrutan IT asal Bandung.
Sebelum mendirikan Geek Hunter. Ken sempat bekerja di P&G sebagai sales person setelah lulus dari ITB pada tahun 2010. Tidak mau berhenti sampai di situ, ia kemudian bergabung dengan Shell sebagai Hiring Manager untuk wilayah Asia Pasifik. Kemudian, ia bergabung di sebuah startup teknologi asal Denmark yang berbasis di Bali, yaitu Liv.it.
Saat bekerja di sana ia menemukan bahwa merekrut talenta IT sangat susah. Ken kemudian melakukan sejumlah interview dengan berbagai perusahaan teknologi, untuk mencari tahu mengapa mereka kesulitan merekrut talenta di Indonesia. Dari hasil interview tersebut, terdapat dua masalah yang dimiliki oleh programmer di Indonesia.
Pertama, kemampuan teknis developer di Indonesia yang masih kurang. Banyak dari mereka kurang mengikuti perkembangan teknologi, sehingga tertinggal dibandingkan developer-developer luar. Kedua adalah masalah mentalitas. Programmer di Indonesia banyak yang kurang percaya diri dengan kemampuan mereka.
Lalu bagaimana solusinya?
Ken mengungkapkan ada tiga solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas developer di Indonesia.
Pertama adalah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasalnya kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Apalagi kurikulum tersebut baru bisa diperbarui setiap tahun ajaran baru. Maka akan lebih baik apabila pemerintah menerapkan mata pelajaran pemrograman dari awal.
Kedua adalah meningkatkan ekosistem developer di Indonesia melalui meetup, menyediakan mentor-mentor yang mau mengarahkan komunitas tersebut, serta berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi.
Ketiga adalah meningkatkan kemampuan komunikasi para developer-developer tersebut. Karena berdasarkan pengalaman Ken, beberapa developer bahkan gagal memperoleh pekerjaan karena kemampuan bahasa Inggris mereka yang kurang.
Artikel ini merupakan bagian dari liputan Tech Asia Jakarta 2015 yang berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November. Ikuti seluruh liputannya di sini.
(Diedit oleh Lina Noviandari)
The post Masalah Kurangnya Talenta dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja IT di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.