Banyak game yang dibuat remake dari versi lamanya ke versi baru, tidak semua berhasil namun tidak semua gagal pula. Membuat game remake memiliki tingkat kesulitan yang mirip dengan membuat game biasa alias non-remake namun game remake memiliki ekspektasi yang lebih besar terutama dari para gamer lawas. Dan mungkin itulah tekanan yang tim Mythic (developer) dan EA (publisher) rasakan melalui Dungeon Keeper ini.
Sebagai informasi awal, Dungeon Keeper yang saya bahas ini adalah remake dari game RTS (Real Time Strategy) berjudul sama yang dibuat pada tahun 1997. Saya tidak memainkan game versi lamanya tersebut dan hanya menonton video gameplay-nya melalui Youtube, tetapi dari sepengetahuan yang saya dengar dan baca mengenai Dungeon Keeper versi 1997, game ini cukup sukses di masa tersebut maka tidak mengherankan versi 2014 kali ini banyak orang yang mengharapkan EA dapat memberikan kepuasan bagi para pecinta game RTS terutama pecinta Dungeon Keeper.
Setelah memainkan kurang lebih 5 menit, saya merasa sedikit ‘tertipu’ dengan gembar gembor yang selama ini ditunjukkan. Selama ini saya hanya tahu bahwa Dungeon Keeper versi baru yang sedang dikembangkan adalah game tower defense murni. Namun ternyata, game-nya dibuat sangat berbau Clash of Clans dengan bumbu tower defense. Sedikit mirip dengan Toy Rush yang juga pernah saya bahas beberapa waktu lalu. Karena tower defense hanyalah ‘bumbu’ maka jangan heran apabila porsi tower defense hanya kamu temui 1/3 dari keseluruhan permainan.
Sisanya yaitu 2/3 permainan akan kamu lalui dengan Clash of Clans style. Secara singkat, kamu harus membangun bangunan resources secara strategis dan juga melatih pasukan militer agar dapat menaklukan wilayah pemain lain. Khusus di game ini, setiap bangunan yang kamu buat juga berfungsi sebagai bangunan defense yang selalu menembakkan serangan setiap ada musuh yang mendekat.
Sesuai dengan konsep Clash of Clans, tiap kali kamu membangun bangunan atau melatih pasukan kamu harus melalui fase ‘menunggu’. Agaknya sistem menunggu di sini dibuat dengan keterlaluan. Bayangkan saja untuk mempunyai pabrik resources kedua kamu harus menunggu hingga 4 jam lamanya. Padahal di game serupa, untuk mempunyai pabrik resources kedua hanya membutuhkan kurang lebih 1-5 menit saja. Saking lamanya waktu untuk mendapatkan pabrik resources, imbasnya adalah untuk memproduksi gold dan stone (2 resources utama) kamu pun juga harus menunggu dengan ekstra sabar dan jangan berharap kamu bisa cepat kaya di sini (well, sebenarnya kamu dapat mengakalinya dengan IAP yang saya jelaskan di bawah).
Yang sedikit keterlaluan lagi adalah kebutuhan akan stone yang terlalu berlebihan. Untuk melakukan upgrade main base ke level dua saja (yang mana masih sangat termasuk early game), saya harus menunggu kurang lebih selama dua jam ditambah melakukan misi melakukan raid pada stone musuh. Bagi saya, hal tadi akan membuat para pemula (terutama yang tidak sabaran) akan kesulitan menikmati game ini.
Dari sederetan keburukan yang saya jabarkan di atas, game ini tentu masih memiliki nilai plus yang tidak ditemukan di game sejenis lainnya. Dalam campaign mode, kamu tidak hanya melakukan penyerangan ke pihak musuh namun terdapat juga di mana kamu harus bertahan dari serangan musuh, tidak seperti game tiruan Clash of Clans yang mana misi campaign-nya hanya sekedar menyerang base musuh.
Dalam mode bertahan inilah rasa tower defense sungguh-sungguh terasa. Perbedaan tower defense Dungeon Keeper dibandingkan tower defense pada umumnya yaitu dapat melakukan deploy pasukan yang kamu punya di tempat-tempat yang menurut kamu strategis. Jadi kamu memiliki double defense yaitu dengan tower dan dengan pasukan yang sudah kamu latih.
Ketika menyerang pun feel yang berkaitan dengan tower defense pun juga terasa. Bedanya, suasana yang tercipta adalah counter-tower defense di mana kamu menjadi pihak yang menyerang dengan pasukan yang harus melalui lika-liku labirin sambil ditembak tower. Tapi sekali lagi, mode tower defense ini akan lebih jarang kamu mainkan karena waktu tunggu yang terlalu lama untuk bangunan dan resources.
Sektor grafis juga termasuk sisi positif dari game ini, saya menyukai gaya grafis 3D yang sedikit kekartun-kartunan. Animasi pertarungan antar pasukan kamu juga enak dilihat. Sama halnya dengan efek-efek beserta animasi dan layar loading yang tampak elegan, semuanya terlihat sedap dipandang mata dan tidak ada masalah berarti mengenai hal-hal tadi.
Mengenai sound, suara-suara yang diberikan di versi 2014 ini memiliki banyak kemiripan dengan suara-suara yang ada pada versi 1997-nya. Terkesan EA ingin membawa kesan lama ke versi barunya ini dan saya rasa EA telah berhasil melakukannya dari sisi sound.
Seperti yang sudah EA lakukan terhadap beberapa game mereka sebelumnya, pastinya tidak bisa lepas dari kata freemium. Dan begitu pulalah yang mereka perlakukan pada Dungeon Keeper ini. Kamu bisa mengunduh game ini secara gratis, namun kamu dibuat menderita oleh EA dengan cara dipaksa menunggu bangunan dan resources secara berlebihan supaya kamu ‘terpaksa’ membeli IAP yang tertera di game untuk terus bermain tanpa waktu tunggu yang lama.
Hanya terdapat satu jenis IAP yang bisa kamu beli, yaitu gem. Gem tersebut dapat digunakan untuk mempercepat pembangunan, membeli gold+stone secara instan, dan yang paling parah adalah digunakan untuk menambah persentase resources sebanyak 40% yang kamu dapatkan hanya selama satu minggu saja dengan harga Rp 69.000 (alamak!!!). Gawatnya lagi, IAP yang terakhir seolah-olah menjadi IAP wajib bagi kamu yang ingin serius memainkan game ini karena apabila kamu ingin serius bermain dan tidak memakai IAP tadi maka resources yang kamu dapat akan sangat terbatas sekali seperti yang sudah saya jelaskan di beberapa paragraf di atas. Kejam, bukan?
Kesimpulannya, setelah saya bermain kurang lebih 4 jam, saya merasa bahwa Mythic dan EA membuat sebuah game remake yang mengecewakan. Unsur IAP yang disediakan seolah-olah bersifat wajib dan sangat membuat kantong dompet kamu menderita. Hal yang mengangkat derajat game ini adalah dari segi grafisnya yang jujur saya sangat suka dan cocok diimplementasikan ke model game seperti ini.
Akhir kata, meskipun banyak aspek yang sangat melenceng dari inti game pertama alias non-remake, toh formula perpaduan Clash of Clans dengan tower defense game ini masih bisa dinikmati secara ala kadarnya (baca: tidak terlalu istimewa) dan jangan berharap banyak memainkan game ini dengan serius karena tembok tebal IAP yang menghalanginya.
Apple App Store Link: Dungeon Keeper, Free
Google Play Link: Dungeon Keeper, Free
Post Review Dungeon Keeper – Perpaduan Clash of Clans + Tower Defense + Penguras Dompet muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.