Kabar gagal masuknya OnePlus Two ke Indonesia lantaran aturan TKDN sebesar 30 persen bagi smartphone 4G sudah santer terdengar. Meski demikian, produsen asal Cina ini masih ingin merebut kue potensi pasar negara ini. Kemarin (29/10), vendor ini meluncurkan OnePlus X di Jakarta.
Apakah seri ini termasuk flagship killer seperti jargon yang sebelumnya sempat mereka gaungkan? Saya berkesempatan untuk mencoba sekilas produk ini. Penasaran? Simak ulasan berikut ini.
Bodi mengilap dan ringan, tapi…
Kesan pertama menggunakan OnePlus X adalah… seri ini sangat mirip dengan iPhone 5, namun dengan berat yang lebih ringan. CEO OnePlus, Pete Lau, mengatakan bahwa di seri ini mereka mengusung material kaca Onyx dan kaca keramik untuk bodi. Inilah mengapa bodi seri ini nampak mengilap.
Tidak hanya menilik bodinya yang mengilap, saya juga mencoba beberapa layanan hiburan di OnePlus X. Dengan posisi pengeras suara di bagian bawah bodi, akan sangat mengurangi kenyamanan menggenggam perangkat.
Sementara terkait performa, saya bisa memainkan game kasual seperti PAC-MAN 256 dengan lancar. Dengan keterbatasan waktu peluncuran, saya tidak dapat mencoba game lainnya yang lebih haus resource.
ONEPLUS X | |
---|---|
OS | Android 5.0 Lollipop |
Layar | AMOLED 5 inci 1.080 x 1.920 piksel (441 ppi) |
Dimensi | 140 x 69 x 6,9 mm (138 gram) |
Prosesor | Quad-core 2,3 GHz Snapdragon 801 dari Qualcomm |
RAM | 3 GB |
Kapasitas penyimpanan | 16 GB |
Kamera depan | 8 MP |
Kamera belakang | 13 MP |
Kapasitas baterai | Li-Po 2.525 mAh |
Harga | Rp4 juta |
Sayangnya, penggunaan material bodi tersebut membuat perangkat ini terasa licin dan memerlukan case pelindung agar nyaman digenggam.
Dari segi spesifikasi, seri OnePlus X dibekali dengan prosesor quad-core Snapdragon 801 dengan RAM 3 GB. Selain itu, smartphone ini sudah dipersenjatai dengan layar 5 inci, kamera belakang 13 MP, dan kamera depan 8 MP. Baterai OnePlus X sendiri berkapasitas 2.525 mAh LiPo.
Meski demikian, seri ini belum menggunakan teknologi NFC. Saat ditanyai tentang ini, Pete hanya mengatakan bahwa teknologi tersebut belum secara maksimal digunakan dan masih bisa dikorbankan agar menghemat ruang dan menjadikan seri ini tetap compact sesuai target.
Selain isu NFC, bila ditilik dari prosesor yang digunakan, terlihat bahwa seri ini menargetkan seri menengah, bukan flagship. Shannedy Ong, Sr. Director and Country Manager Qualcomm Indonesia, mengatakan bahwa pihak OnePlus memang tidak mengandalkan sisi prosesor.
Dengan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, OnePlusX dibanderol dengan harga Rp4 juta. Untuk pemasarannya sendiri, OnePlus menggandeng raksasa e-commerce Lazada. “Sistemnya bukan dengan undangan, melainkan pre-order di Lazada,” tambah Pete.
Pre-order One Plus X akan secara resmi dibuka pada 12 Desember 2015 dan bertepatan dengan ajang tahunan Promo Belanja Akhir Tahun dari Lazada. Selanjutnya, menurut Pete, produk ini juga akan dijual secara offline di pasaran.
Apakah layak dibeli?
Meski bukan seri yang diunggulkan, OnePlus X menjadi pesaing baru di kelasnya. Kehadirannya di Indonesia sendiri terbilang terlambat, mengingat telah banyak vendor lainnya yang menawarkan spesifikasi lebih menjanjikan dari yang OnePlus tawarkan di seri ini.
Dengan kelas harga Rp4 juta, pesaing tangguh lainnya adalah Zenfone 2 yang telah menggunakan konektivitas 4G dan RAM 4 GB. Terdapat pula Lenovo P90 yang menawarkan prosesor 64-bit dengan harga serupa.
Namun bila kamu penasaran dengan varian baru OnePlus, sekaligus mencari “obat penawar” dari urungnya OnePlus Two masuk ke Indonesia, OnePlus X bisa menjadi pertimbangan.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post OnePlus X, Mampukah Jadi “Penawar” Kekecewaan Batalnya OnePlus 2 Masuk ke Indonesia? [HANDS-ON] appeared first on Tech in Asia Indonesia.