Tidur kurang teratur? Ingin mencoba mengatur jadwal tidurmu? Atau ingin mengetahui seberapa nyenyak kamu tidur dan seberapa banyak kamu mendengkur? Aplikasi ini jawabannya. Sleep As Android adalah salah satu aplikasi pengelola tidur yang paling saya sukai karena mudah digunakan, namun memiliki banyak tool untuk membantu memahami pola tidur kita. Berikut review lengkapnya.
Sederhana tapi fungsional
Tampilan aplikasi ini cukup sederhana, namun fungsional. Didominasi tampilan warna hitam, semua fitur yang diberikan membantu kita untuk memahami kebiasaan dan kualitas tidur.
Fitur utama dari aplikasi ini adalah Sleep Tracking. Penggunaannya mudah, kita hanya perlu mengaktifkannya sebelum tidur, kemudian meletakkan smartphone kita di kasur. Secara otomatis, dia akan mengukur kualitas tidur kita.
Indikator kualitas tersebut didapatkan dari gerakan-gerakan yang secara tak sadar kita lakukan saat tertidur. Bila tidur kita nyenyak, kita tidak akan melakukan banyak gerakan. Bila kita terdiam selama beberapa jam, aplikasi akan mengasumsikan bahwa kita telah masuk dalam tahapan rapid eye motion (REM).
REM adalah bahasa medis saat mata kita bergerak cepat ketika tidur. Pada saat REM ini lah kita bermimpi. REM hanya dapat terjadi bila kita mengalami deep sleep atau tidur nyenyak, yang lamanya tergantung dari aktivitas dan kondisi tubuh masing-masing orang. Orang yang sedang lelah tentunya mudah untuk masuk ke dalam tahap deep sleep.
Untuk yang sulit tidur dan mendengkur
Bila kita kesulitan untuk tidur, aplikasi ini juga menyediakan fitur Lullaby, yang berisi suara-suara pengantar tidur seperti suara hujan, suara jangkrik, suara ombak, dan lainnya. Sebagai orang yang mencintai alam, saya cukup menyukai fitur ini. Nyaman sekali mendengar suara jangkrik di malam hari, apalagi setelah sebelumnya meminum cokelat hangat. Serasa tidur di gunung — sangat menenangkan.
Baca juga: Kumpulan Startup Kesehatan Terbaik di Indonesia
Hal lain yang direkam selain gerakan adalah suara dengkuran. Secara otomatis, aplikasi ini aktif bila mendengar noise di sekitarnya.
Suatu hari, saya terkejut menemukan bahwa saya mendengkur tanpa henti selama 4 jam. Setelah mengecek rekamannya, ternyata tanpa sengaja aplikasi ini merekam suara hujan di luar kamar saya. Ya, aplikasi ini cukup sensitif untuk merekam suara-suara yang terdengar seperti dengkuran. Karena itu, sebaiknya tidak diletakkan terlalu dekat dengan peralatan yang mengeluarkan suara bising seperti kipas angin.
Alarm pintar untuk yang senang tidur
Untuk membantu kita bangun, aplikasi ini juga menyediakan alarm. Uniknya, aplikasi ini juga menyediakan fitur tambahan yang disebut sebagai Smart Alarm. Alarm ini diklaim membangunkan kita di saat yang tepat, misalnya setelah saat kita sedang tidak mengalami REM (kata lainnya, saat kita tidak sedang tidur terlalu pulas). Selain itu, Smart Alarm membangunkan kita secara perlahan-lahan sehingga kita tidak bangun karena terkejut. Saya pribadi merasa Smart Alarm ini tidak jauh berbeda dengan alarm biasa, karena toh saya hanya terbangun saat alarmnya mulai berbunyi keras, jadi tetap kaget juga.
Khusus untuk kamu yang tidurnya selalu pulas, aplikasi ini menyediakan fitur Backup Alarm. Sesuai namanya, alarm ini aktif ketika kamu tidak merespon alarm pertama. Ketika menyala, Backup Alarm akan mengeluarkan suara dengan volume paling tinggi, sehingga diharapkan kamu bisa bangun. Jarak antara alarm asli dan Backup Alarm bisa diatur sesuka hati kita.
Pilihan suara alarm juga bisa diganti dengan playlist lagu-lagu favorit. Bila membutuhkan waktu tidur tambahan, kita bisa mengaktifkan fitur Snooze yang durasi dan frekuensinya dapat kita atur, misalnya maksimal 2 kali Snooze selama 10 menit.
Fitur lainnya adalah pengingat jam tidur. Sleep as Android akan memberikan notifikasi bila kita sudah memasuki jam tidur yang telah kita atur sebelumnya.
Tampilkan kualitas tidur lewat grafik
Nantinya, waktu dan kualitas tidur kita akan ditampilkan dalam bentuk grafik yang menunjukkan pukul berapa kita tidur nyenyak dan kapan kita banyak bergerak. Selain itu, aplikasi ini juga menampilkan defisit atau surplus waktu tidur kita, yang nilainya diambil dari target yang kita tentukan.
Misalnya, target tidur kita 6 jam sehari. Bila kita tidur selama 7 jam, aplikasi akan mencatat surplus +1 jam. Begitu pula bila tidur kurang dari 6 jam, aplikasi akan mencatatnya sebagai defisit waktu tidur.
Baca juga: Kegunaan Smartwatch untuk Kesehatan (Infografis)
Aplikasi juga mencatat berapa persen dari total tidur kita yang berstatus sebagai deep sleep. Semakin besar presentasi deep sleep, semakin tinggi kualitas tidur kita.
Terkadang, kita sudah bangun dari tidur, namun lupa mematikan aplikasi sehingga gerakan-gerakan kita di atas kasur terdeteksi sebagai gerakan tidur. Bila itu terjadi, tak perlu khawatir. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk mengedit grafik artikel dan menghapus bagian yang tidak seharusnya terekam.
Aplikasi ini gratis untuk 14 hari pemakaian, setelahnya kita harus membayar Rp40.000 untuk membeli aplikasi dan menggunakannya kembali. Menurut saya, ini harga yang cukup pantas bila melihat deretan fitur yang ditawarkan.
Plus
- Peralatan lengkap dan bervariasi
- Laporan kondisi tidur disajikan lengkap berupa grafik dan data
- Musik pengantar tidur yang efektif
- Sistem pembayaran yang sederhana, hanya cukup membayar sekali (bukan berlangganan)
Minus
- Butuh kedisiplinan untuk menggunakannya
- Smart alarm kurang efektif
Penasaran ingin menjajal aplikasi ini, silakan klik link di bawah ini:
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Sleep as Android, Bantu Kamu Kelola Jam Tidur (REVIEW) appeared first on Tech in Asia Indonesia.