Startup dengan layanan cloud computing (komputasi awan) di tanah air boleh jadi sudah menjamur, misalnya CloudKilat dan DewaWeb. Namun bagaimana dengan layanan yang mampu menangani semua platform untuk berbagai model aplikasi mobile? Masalah ini yang coba dipecahkan oleh Kurawal, startup asal Malang yang memulai debutnya di awal tahun ini.
Teguh Hardiansah selaku CEO dan CTO Kurawal mengatakan bahwa kebanyakan layanan yang menawarkan cloud computing tidak mempunyai backend yang beragam dan personal bagi pengguna. Melalui Kurawal, ia bersama dengan Vierda Andriyani dan Lahandi Baskoro akhirnya mulai mendalami solusi untuk masalah ini sejak tahun 2012 silam.
Perlu waktu lama agar solusi sempurna
Meski memulai membentuk Kurawal sejak tahun 2012, produk mereka baru diluncurkan secara resmi di tahun ini. Alasannya, menurut Teguh, ia dan tim harus benar-benar menguasai semua ilmu untuk masalah backend bagi beragam platform, baik software maupun hardware yang dibutuhkan pengguna.
Teguh menambahkan, target yang ingin dicapai Kurawal adalah merangkul setidaknya 10 persen dari total 76.000 developer di Asia hingga tahun 2017 nanti. Hingga saat ini, sudah ada beberapa startup dan perusahaan yang menggunakan layanan mereka, salah satunya adalah perusahaan alat berat terkemuka Trakindo. Menurutnya, mayoritas pengguna bergerak di ranah Internet of Things.
“Komponen ini nantinya dapat disesuaikan pengguna untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya seperti percobaan membuat prototipe payment tool (sistem pembayaran) yang cukup disambungkan dengan USB pada smartphone, alat ini dapat menjadi solusi pembayaran bagi UKM dan vendor lainnya,” ungkapnya.
Meski menjanjikan, fokus utama yang dijalankan saat ini lebih pada startup dan UKM lokal di dalam negeri. Menurutnya, banyak bisnis lokal yang masih harus mendapat bantuan untuk mengembangkan produk agar lebih dikenal luas.
Sayangnya Teguh enggan memberikan detail besarnya omzet dan biaya operasional Kurawal. Sejauh ini ia dan para co-founder masih menjalankan bisnisnya secara bootstrap. Untuk makin mengembangkan bisnisnya, Teguh mengatakan bahwa Kurawal tengah mencari pendanaaan sekitar $1 juta (sekitar Rp13 miliar).
Pendekatan intensif dengan program inkubasi Telkom
Produk yang disediakan Kurawal memang terbilang menjanjikan, namun masih terbentur dengan distribusi dan marketing yang belum optimal. Teguh menjelaskan bahwa saat ini timnya sedang berdiskusi dengan program inkubasi Telkom untuk menyediakan layanan backend bagi startup didikannya.
Ia menilai kerja sama tersebut menjadi peluang bagi Kurawal. Lebih lanjut, ia juga melihat bila pasar developer di Indonesia terbilang positif, dengan menyumbang 40 persen dari total developer di Asia Tenggara dan merambah regional di awal 2017.
Di Indonesia, beberapa startup lain yang bergerak di ranah IoT adalah CrazyHackerz asal Jakarta dan Geeknesia asal Bandung.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Sediakan Platform untuk Berbagai Solusi Aplikasi, Kurawal Fokus Bantu Startup dan UKM di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.