Tren e-commerce dan marketplace memang sudah menjamur sejak beberapa tahun belakangan. Dari banyak pemain yang sudah ada, sebagian besar mereka mencoba memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen, mulai dari kebutuhan rumah tangga, fashion, hingga makanan. Kini, ada satu pemain baru yang mencoba memasuki kategori yang belum umum: alat berat di sektor pertambangan dan industri lainnya. Startup e-commerce tersebut bernama Bigalia.
Indra Rukasyah, Noerahmadie, dan Putry Yuli merupakan co-founder di balik berdirinya startup asal Jakarta tersebut. Mereka bertiga merupakan teman sejak masa sekolah. Di Bigalia, Indra bertugas sebagai marketing dan pengembangan bisnis; Adi di sisi teknis; dan Putry memangku tanggung jawab desain website dan promosi.
Terbentur kebijakan pemerintah
Sebagai orang yang telah berpengalaman di bidang pertambangan dan alat berat, Indra mengatakan bahwa ada lima sektor utama yang mendukung perekonomian sebuah bangsa, yakni pertambangan, konstruksi, perhutanan, agrobisnis, dan jasa penyewaan alat di kategori tersebut. Melihat belum adanya marketplace di ranah tersebut, maka ia optimis Bigalia dapat menggali keuntungan.
Bagaimanapun, meski tampak menjanjikan, bisnis di sektor ini kian melemah sejak adanya peraturan dari pemerintah di tahun 2014. Peraturan tersebut melarang ekspor bahan mineral dan tambang yang masih mentah. Bahan diharuskan diolah mencapai kadar konsentrat tertentu menggunakan smelter – semacam alat yang dibutuhkan untuk mengolah barang tambang.
Kebijakan tersebut memukul banyak industri, terutama minyak bumi dan batu bara hingga membuat beberapa vendor gulung tikar. Dari semua faktor hambatan tersebut, Indra mengaku tetap optimis pada sektor konstruksi, terlebih saat ini di dalam negeri sedang gencar dilakukan pembangunan di berbagai wilayah.
Hingga saat ini tersedia sekitar 11 kategori alat berat di Bigalia, yakni Excavator, Dozer, Dump Truck, Tractor, dan lainnya. Berdasarkan pengamatan saya melalui situs Bigalia, kurang lebih terdapat 150 produk yang dijual atau disewakan.
Empat model bisnis untuk monetisasi
Tim Bigalia mengaku bahwa sejak beberapa bulan beroperasi, mereka belum mengumpulkan pundi-pundi rupiah karena masih berfokus menjaring pengguna. Saat ini, situs Bigalia juga masih dalam versi beta dan baru akan diluncurkan secara resmi dalam beberapa waktu mendatang.
Terkait monetisasi, Indra menjabarkan empat strategi yang dimiliki Bigalia. Pertama adalah Digital Ads dengan memajang iklan promosi di berbagai media sosial, newsletter, dan situs.
Lalu terdapat Commission Fee atau komisi sebesar tiga persen dari harga jual sebuah alat. Bigalia sendiri memudahkan konsumen untuk pengaturan leasing dalam pembelian alat berat.
Selanjutnya adalah dengan Premium Membership, para penjual bisa mendapat pengurangan komisi menjadi dua persen dan mendapat badge menjadi trusted seller. Biasanya tahap ini akan diambil bagi para penjual yang sering melakukan transaksi di Bigalia.
Dan yang terakhir adalah Business Partnership. Melalui strategi ini, Bigalia coba melakukan pendekatan terhadap para vendor alat berat skala besar untuk menggunakan situs sebagai lahan promosi mereka. Menurut Indra, keempat cara ini akan aktif dilakukan setelah Bigalia resmi diluncurkan.
Masih butuh suntikan dana segar
Untuk melancarkan strategi mereka, Indra menuturkan bahwa pihaknya tengah berupaya mencari dana segar sebesar $200.000 (sekitar Rp2,7 miliar) hingga $300.000 (sekitar Rp4 miliar). Sejauh ini, seluruh biaya operasional Bigalia masih secara bootstrap dari para co-founder.
Ia menargetkan bahwa dana tersebut juga dapat digunakan untuk menambah jumlah tim Bigalia, memperbaiki sistem, dan upaya marketing yang lebih luas. Selain itu, mereka juga sedang mencoba membangun sistem logistik untuk sektor alat berat melalui mitra dengan beberapa pihak.
Sektor alat berat memang masih belum umum menggunakan sistem online. Rata-rata para vendor di industri ini masih mengandalkan sistem offline sebagai sarana penjualan karena dianggap lebih terjamin, mengingat besarnya biaya transaksi yang dilakukan untuk sebuah alat.
Bagaimanapun, ranah maya untuk sektor ini juga telah diisi oleh beberapa pihak, seperti KlikUT yang merupakan “perpanjangan tangan” wadah promosi dari perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia, United Tractors.
(Diedit oleh Lina Noviandari; Sumber gambar)
The post Lirik Potensi Pertambangan, Bigalia Masuki Ranah Marketplace Alat Berat appeared first on Tech in Asia Indonesia.