Quantcast
Channel: Tech in Asia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Kapan Startup Sudah Tidak Bisa Lagi Disebut Sebagai Startup?

$
0
0

Di Tech in Asia, kami sudah sering menemui perusahaan yang memiliki dana besar dan sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi memulai bisnis mereka sebagai sebuah startup. Saya sendiri sering menganggap bahwa istilah startup itu merujuk pada perusahaan teknologi yang belum dewasa, atau perusahaan kecil yang memulai langkah mereka dari bawah dan berupaya menaiki “tangga” untuk menggapai kesuksesan.

Meski begitu, deskripsi tersebut rasanya akan kurang relevan lagi bagi nama besar seperti Xiaomi, Didi Kuaidi, dan perusahaan Amerika seperti Airbnb dan Uber. Mereka semua pernah disebut sebagai startup. Tapi di satu titik mereka jelas sudah pantas disebut sebagai sebuah perusahaan besar yang mapan. Tentunya ada beberapa cara untuk membedakan perusahaan rintisan dengan mereka yang sudah mapan dan terus mendominasi media.

Untuk menjawab itu, kita harus mempertimbangkan beberapa detail mengenai apa sebenarnya startup itu.

Apa perbedaan antara startup dan perusahaan biasa?

Ketika Anda melihat cerita berdirinya sebuah perusahaan besar, mereka semua pasti punya cerita saat mereka masih kecil dan bukan siapa-siapa. Meskipun para jurnalis teknologi sering mengaku bahwa komunitas startup-lah yang menemukan metode bootstrapping, berusaha mendirikan perusahaan dengan uang tabungan sendiri adalah hal yang lumrah bagi semua perusahaan rintisan. Jadi, jika startup dan perusahaan biasa mulai dari titik yang sama, yakni berfokus mencari uang dan mengembangkan bisnisnya, di mana letak perbedaannya?

kapan startup bukan startup 2

Menurut serial entrepreneur terkenal dunia dan dosen Steve Blank, perbedaannya ada pada mentalitas awal. Perusahaan rintisan biasanya fokus pada membuat profit secepat mungkin, dan tujuan utama mereka adalah menjadi perusahaan yang berkelanjutan untuk mensejahterakan hidup dan karier sang pemilik perusahaan. Di sisi lain, startup adalah sebuah eksperimen yang lebih berisiko karena dibuat untuk mencoba model bisnis baru atau aspek pasar yang punya potensi pertumbuhan yang jauh lebih besar.

Perbedaan pentingnya adalah di saat perusahaan kecil mungkin mencari pertumbuhan yang signifikan berkat ekspansi organik, sebuah startup sejak awal didesain agar menjadi scalable. Startup ingin membuat pasar baru atau menggebrak pasar yang sudah ada, dan untuk itu, mereka berharap bisa mendapatkan pertumbuhan atau perkembangan yang signifikan.

Satu lagi perbedaan pentingnya adalah strategi pertumbuhan yang dilakukan oleh keduanya. Di saat perusahaan kecil fokus meningkatkan pendapatan dengan visi jangka pendek untuk meningkatkan profitabilitas, startup tidak bergantung pada satu cara untuk berkembang.

Salah satunya adalah dengan akuisisi pengguna secara alami, berbeda dengan perusahaan yang berinvestasi (misalnya menggunakan uang) untuk mendapatkan pengguna dan kemudian menghasilkan pendapatan — biasanya dengan cara beriklan. Contoh untuk yang satu ini antara lain YouTube dan Facebook. Ada juga contoh lain yang fokus pada meningkatkan pendapatan tanpa memikirkan profitabilitas (misalnya yang dilakukan Amazon).

kapan startup bukan startup 3

Facebook, contoh startup bagi kebanyakan orang.

Jadi, kapan startup sudah tidak bisa disebut sebagai startup?

Karena tidak adanya aturan yang ketat di dunia startup, tidak ada jawaban pasti kapan sebuah startup bisa dinyatakan “lulus”. Tapi, di bawah ini kami memberikan daftar indikasi umum yang bisa Anda gunakan untuk menentukan posisi bisnis sebuah startup.

Momen yang sangat jelas

Jika Anda memiliki pendapatan sekitar $20 juta, Anda mungkin masih dalam tahap percobaan pasar dan dalam jalur yang tepat untuk mencapai rencana bisnis yang berkesinambungan.

Salah satu indikasi yang cukup jelas adalah ukuran fisik startup tersebut dalam hal pegawai. Jumlah pegawai tetap antara 80 hingga 100 orang adalah indikasi dasar sebuah startup sudah tidak bisa lagi disebut sebagai startup.

Pertanda lain yang juga tak kalah jelas adalah ketika startup tersebut exit. Jika startup itu dibeli, atau startup tersebut terdaftar di pasar saham, startup tersebut sudah tidak bisa lagi disebut sebagai startup.

Kurva pertumbuhan

Ketika Paul Graham dari Y Combinator menjelaskan bahwa startup sudah bukan lagi startup ketika mereka sudah mencapai fase puncak dari kurva S. Menurutnya, pertumbuhan sebuah startup memiliki tiga titik penting:

  • Tumbuh sangat lambat bahkan sama sekali tidak bertumbuh karena masih berkutat dengan proses pengembangan produk.
  • Tumbuh dengan cepat ketika target pasarnya sudah teridentifikasi dan startup tersebut dengan cepat melakukan scaling terhadap produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
  • Fase puncak: Sebuah posisi yang mengindikasikan pertumbuhan startup-nya sudah melambat karena berkurangnya kebutuhan pasar.

kapan startup bukan startup 4

Meski begitu, hal ini tetap menimbulkan pertanyaan: bagaimana cara mengetahui bahwa pertumbuhan cepat sebuah startup berhenti dan fase puncaknya mulai muncul? Jika Anda menggambarkannya dalam sebuah grafik, jawabannya cukup jelas. Meski begitu, penurunan tingkat pertumbuhan yang konsisten berkisar dari lima hingga tujuh persen per tahun (menurut Y Combinator) hingga akhirnya tumbuh kembali tujuh persen per tahun.

Mencapai kondisi product/market fit

Konsep ini mengarah pada kesinambungan produk Anda terhadap target pasar. Setelah calon target pasar untuk sebuah produk ditentukan, jumlah permintaan atas produk tersebut perlu diukur dengan tepat untuk memastikan bisnis yang dijalankan bisa berkesinambungan.

Ada beberapa metode untuk mengetahuinya, mulai dari mengevaluasi posisi dan operasional perusahaan, atau melalui polling/pemungutan suara.

Apakah Anda menjual semua saham Anda? Apakah Anda memperoleh pengguna baru lebih cepat daripada kemampuan Anda menambah kapasitas server? Apakah Anda kesulitan merekrut pegawai sales/support untuk mengimbangi permintaan pasar? Beberapa pertanyaan tersebut adalah indikator populer yang disarankan oleh Marc Andreessen dari VC bernama Andreessen Horowitz.

kapan startup bukan startup 5

Marc Andreessen dari VC Andreessen Horowitz.

Metode populer lain seperti yang dijelaskan di sebuah blog oleh Sean Ellis, seorang ahli pemasaran dan serial entrepreneur, menyarankan startup untuk mengenali pelanggan melalui survei mengenai reaksi mereka ketika tidak bisa lagi mengakses produk Anda.

Jika paling tidak 40 persen pelanggan memberi respon sangat negatif — atau dengan kata lain mereka akan sangat kecewa jika tidak bisa lagi mengakses produk Anda — ia mengatakan bahwa startup Anda sudah mencapai kondisi product/market fit.

Ketika sebuah startup menjadi tidak tergantikan di mata penggunanya serta masuk ke dalam metrik di atas, hampir dipastikan bahwa startup tersebut sudah tidak bisa lagi disebut sebagai startup.

Mentalitas

Poin terakhir: banyak orang yang menganggap bahwa startup lebih mengarah ke mentalitas daripada sebuah kategori bisnis, atau dengan kata lain sebuah perusahaan sudah menjadi perusahaan yang dewasa ketika sudah tidak lagi menggunakan budaya startup-nya.

Tapi sekali lagi, bila melihat perbedaan umum antara startup dan perusahaan besar. Perusahaan besar memiliki pemegang saham yang harus dipertimbangkan serta dilayani, dan ini berarti pandangan mereka cenderung lebih fokus pada jangka pendek dan lebih konservatif.

kapan startup bukan startup 6

Google[x]: Proyek mobil otomatis dari Google.

Di sisi lain, startup biasanya memiliki ruang gerak yang lebih luas dan lebih bebas mengambil risiko dan bertindak cepat tanpa harus memikirkan protokol atau birokrasi perusahaan. Meski begitu, tidak jarang juga kita melihat sebuah perusahaan besar punya badan internal yang bergerak dengan lebih mandiri dan fleksibel yang mirip dengan cara startup — misalnya saja Google X.

Baca juga: Mengapa Fenomena Bubble Tidak Akan Terjadi Pada Industri E-commerce di Indonesia

Perlu diketahui pula bahwa perbedaan antara startup dan sebuah perusahaan biasanya kebanyakan ada pada detail, dan saat ini tidak ada patokan jelas yang menentukan kapan sebuah startup bisa disebut sebagai perusahaan besar. Terakhir, mengutip kalimat dari sebuah kontributor Quora: bagi founder-nya, sebuah perusahaan selalu disebut startup, dan akan berhenti disebut startup jika sang entrepreneur sudah merasa demikian.

(Diterjemahkan oleh Yasser Paragian dan diedit oleh Pradipta Nugrahanto, sumber gambar dari atas ke bawah: Heisenberg Media, Mike, Robert Scoble, e27singapore, Joi Ito)

The post Kapan Startup Sudah Tidak Bisa Lagi Disebut Sebagai Startup? appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6222

Trending Articles