Gagal bukan berarti lantas menyerah. Setidaknya itulah yang tertanam di pikiran Founder Jelasin.com, Taufhswara Diasriandanu. Berbekal rasa penasaran dan tekad kuat, pria yang akrab disapa Ufan ini mencoba berbagai jalan sebelum menemukan langkah yang tepat di ranah entrepreneur. Banyak hal sudah dicobanya, lalu apa yang membuatnya kembali pada passion? Simak penuturannya kepada Tech in Asia.
(Sempat) jarang kuliah
Seperti layaknya anak muda lainnya, Ufan juga sempat mengalami masa-masa pencarian jati diri. “Yang pasti sejak dulu sudah tertarik pada IT dan animasi,” ujarnya. Sejak awal kuliah Ufan memang sudah bekerja di software house “Di sana saya mengerjakan beragam proyek animasi di sela kuliah. Malahan kuliahnya yang jarang, “jelas Ufan seraya terkekeh. Meski begitu, pengalaman Ufan di masa mudanya itu membantunya dalam menemukan passion.
Dari sanalah Ufan mulai memantapkan diri untuk menjalankan bisnis yang sesuai dengan apa yang dia suka. “Apa (bisnis) yang bisa mengakomodasi passion saya? Ya membuat web animation studio,” ujarnya. Lewat bisnis rintisannya ini, Ufan tidak hanya membuat sesuatu yang ia suka, namun juga membantu mereka mensosialisasikan ide keren para _founder startup_ lewat animasi. “Saya jadi bisa sekaligus membantu mereka, kebetulan juga saya sudah cukup lama aktif di komunitas startup di Surabaya,” tambahnya.
Mencicipi ini dan itu
Mencoba adalah salah satu cara untuk mengetahui jalan mana yang harus dilalui. Ufan pun mengaku sempat mengalami fase pencarian jati diri sebelum menjadi entrepreneur. “Saya pernah bekerja di studio animasi Infinite Frameworks di Batam dan mengerjakan proyek animasi Meraih Mimpi,” ujarnya. Dari sana ia sempat bekerja di salah satu portal berita di tanah air sebagai Marketing Communication. “Itulah momen pertemuan saya dengan Andrias Ekoyuono yang banyak memberikan arahan pada saya, dan kini ia menjadi VP Ideosource.
Ufan menjajaki ranah entrepreneur setelah memutuskan kembali ke Surabaya dan merintis usahanya sendiri. “Awalnya itu saya menjadi agen iklan baris untuk sebuah media online,” tuturnya. Lalu ia sempat membuat bisnis online pernak-pernik pernikahan dari undangan, suvenir, sampai hias mahar. “Inginnya sih waktu itu bisa menjadi marketplace vendor pernikahan. Tapi ternyata gagal,” kenangnya.
Jiwa entrepreneur membuat Ufan tidak gentar menghadapi satu kegagalan. Ia mencoba mendirikan direktori bisnis pelabuhan. Lagi-lagi langkahnya kurang mulus dan ternyata masih belum berhasil. “Bisnisnya mati sebelum berkembang,” ujarnya. Kegagalan kedua membuat Ufan banting setir menjajaki bisnis kuliner. “Saya sempat mendirikan mySiomay, tapi belum lama ini saya tutup setelah sadar saya tidak memiliki passion di ranah itu,” imbuhnya.
Kegagalan-kegagalan itu memberikan banyak pengalaman bagi Ufan. “Pola pikir saya mulai terasah sebagai seorang entrepreneur. Dari banyaknya salah langkah itu, saya sadar untuk kembali pada passion, yaitu teknologi dan animasi dan akhirnya jadilah Jelasin.com.” katanya.
Modal PC pinjaman
Bagi seorang entrepreneur, tak jarang dihadapkan pada memulai kondisi dari nol, bahkan minus. Ufan pun sempat mengalami hal itu. Kondisi finansial yang serba pas-pasan membuatnya harus mencari cara untuk bisa bertahan hidup dan menjalankan bisnisnya. “Waktu itu kantor terakhir tempat saya bekerja bangkrut sehingga saya harus merintis dari nol,” ujar Ufan.
Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya fasilitas yang dimilikinya. “PC yang ada di rumah tidak bisa digunakan untuk membuat animasi, untungnya ada teman yang memberi pinjaman PC. Saya mulai mengerjakan proyek freelance yang menjadi cikal bakal Jelasin.com,” kenangnya.
Kerja keras Ufan mulai berbuah, bisnis rintisannya mulai berkembang dan ia berhasil mengumpulkan uang untuk membuat studio dan perlahan mulai merekrut partner. “Mulai bisnis dengan PC pinjaman ini jelas pengalaman paling berkesan buat saya,” tambahnya lagi.
Berkat “memilih teman”
Mungkin Anda pernah mendengar pepatah untuk berteman dengan siapa saja dan tidak memilih-milih. Tidak salah memang, namun tentunya siapa orang-orang yang terdekat dengan kita akan menentukan seperti apa jadinya kita nanti. Ufan mengaku pemikirannya banyak terbuka setelah mendapat arahan dari teman-teman terdekatnya.
Mereka adalah teman, inspirator dan mentor. Namun mungkin yang paling berkesan adalah Andrias Ekoyuono, yang sempat bertemu dengan saya saat masih bekerja kantoran, dan memberikan wejangan, seperti apa kamu 5 tahun mendatang itu tergantung dari buku apa yang kamu baca saat ini, teman, dan komunitas seperti apa yang kamu miliki, serta pertemuan apa yang sering kamu hadiri.
Ucapan itu membuat Ufan berpikir ulang, setelah ia kembali ke Surabaya di tahun 2010, ia perlahan mulai mengubah bacaan, teman dan komunitas. “Saya mulai menghadiri pertemuan dengan entrepreneur lokal dan lima tahun setelahnya saya menjadi entrepreneur,” jelasnya.
Internet, meja, dan sepeda
Ruang kerja dan produktivitas seolah dua hal yang tidak terpisahkan. Namun sedikit berbeda bagi Ufan, ia mencoba membentuk pola pikir agar dapat berja di mana saja. Ufan yang setiap harinya selalu mengawali hari dengan bersepeda usai membuka situs 9gag ini mengaku tidak memilik meja kerja tetap di kantor. “Kebetulan juga kami berkantor di co-working space GERDHU (Gedung Creative Digital Hub). Ini memudahkan interaksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang,” jelasnya. Selain itu Ufan juga membiasakan anak buahnya tetap produktif tanpa kehadirannya. “Saya juga kadang kerja di rumah atau cafe, ketika ada internet dan meja maka di sana saya bisa bekerja,” jelas pria yang gemar bekerja sembali ditemani musik instrumental soundtrack film dan game.
Di waktu luang, Ufan biasa menghabiskan waktu bersama keluarga untuk sekadar jalan-jalan atau menonton film bersama-sama. Beberapa tontonan favoritnya adalah Game of Thrones dan Sherlock Holmes. “Saya suka film yang tidak hanya menghibur tapi juga membuat penonton berpikir,” ujarnya.
Tak lupa ia juga menyempatkan diri memperluas pengetahuannya dengan membaca. “Saat ini saya tengah membaca Kambing Putih Bukan Kambing Hitam, karena saya tertarik untuk sebisa mungkin membuat bisnis secara syariah,” jelasnya.
Takut ketinggalan
Bicara soal dunia entrepreneur nyaris tidak lepas dari apa yang disebut sebagai ketakutan. Ufan yang sempat berkali-kali keliru melangkah juga mengaku terkadang masih diselimuti ketakutan. Lalu apa yang membuatnya takut?
Kalau suatu saat ada orang lain yang melihat peluang serupa dan melakukan apa yang saya lakukan saat ini dengan intuisi yang lebih baik dan efisien. Mereka akan mendapatkan growth yang lebih baik dan tentunya melesat jauh meninggalkan saya, dan tidak menyisakan apa-apa bagi saya dan tim
Untuk menyiasati rasa takut itu, pria yang pernah tidak gajian dan mendapat THR demi mendahulukan gaji tim-nya ini mengaku menggunakan metode sederhana. “Kuncinya adalah banyak belajar, terus membaca, dan membuka jaringan,” jelasnya. Kepada pelaku startup baru atau mereka yang ingin memasuki ranah entrepreneur, Ufan menitip pesan agar menikmati semua proses. “Di dalamnya ada jatuh bangun, pencarian network, yang secara tidak langsung akan membuat penggemblengan mental,” tandas Ufan.
The post Founder Stories Jelasin.com: Perjalanan Kembali ke Passion appeared first on Tech in Asia Indonesia.